Anda di halaman 1dari 9

Lampiran Prosedur Kerja 1.

Pengumpulan dan Determinasi Daun Kemangi Sampel daun kemangi dideterminasi di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran. 2. Pembuatan Simplisia Daun Kemangi Dalam pembuatan simplisia daun kemangi dilakukan beberapa tahapan seperti: a. Sortasi basah Memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan daun kemangi. b. Pencucian Menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia dengan air bersih yang mengalir. c. Pengeringan Pengeringan simplisia daun kemangi dilakukan secara alami, yaitu dengan cara dikering anginkan tidak langsung dibawah paparan sinar matahari. d. Sortasi kering Memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tumbuhan yang tidak diinginkan dan pengotor-pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. e. Penggilingan Penggilingan dilakukan dengan cara diblender agar diperoleh serbuk simplisia yang diinginkan. f. Pengayakan dilakukan agar diperoleh serbuk simplisia yg memiliki derajat kehalusan yang sama. 3. Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia Daun Kemangi Skrining fitokimia meliputi pemeriksaan golongan senyawa seperti: a. Alkaloid 1. Sebanyak 500 mg serbuk simplisia dimasukkan kedalam beaker glass. 2. Tambahkan 1 mL asam klorida 2 N dan 9 mL air suling 3. Panaskan di atas penangas air selama 2 menit, lalu didinginkan dan disaring 4. Pindahkan tiga tetes filtrate pada kaca arloji, tambahkan 2 tetes Bouchardat LP 5. Jika pada kedua percobaan tidak terjadi endapan, maka serbuk tidak mengandung alkaloid.

6. Jika dengan Mayer LP terbentuk endapan menggumpal berwarna putih artau kuning yang larut dalam methanol P dan dengan Boucharat LP terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam, maka ada kemungkinan alkaloida. b. Saponin 1. Sebanyak 0,5 g serbuk dimasukkan dalam tabung reaksi 2. Tambahkan 10 mL air panas, lalau didinginkan 3. Kocok kuat-kuat selama 10 detik, akan terbentuk busa yang stabil selama 10 menit setinggi 1-10 cm, menunjukkan adanya saponin, dan jika ditambahkan asam klorida 2 N buih tidak hilang. c. Tannin 1. Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia dimasukkan kedalam beaker glass, lalu ditambahkan 50 mL air suling 2. Didihkan selama 15 menit, kemudian didinginkan 3. Pindahkan 5 mL filtrate pada tabung reaksi. Lalu diteteskan pereaksi besi (III) klorida 1% 4. Bila terjadi warna hitam kehijauan menunjukkan adanya golongan senyawa tannin. d. Flavonoid 1. Serbuk simplisia digerus dalam mortar dan dipanaskan dengan air di atas penangas air, kemudian disaring 2. Filtrate yang dihasilkan dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan serbuk seng, larutan alkohol asam klorida (1:1) dan amil alcohol 3. Campuran dikocok kuat-kuat, adanya flavonoid akan menyebabkan filtrate berwarna merah, kuning atau jingga pada lapisan alcohol. e. Kuinon 1. Serbuk simplisia digerus dan dipanaskan dengan ir, kemudian disaring 2. Filtrate ditetesi dengan larutanNatrium hidroksida 3. Terbentuknya warna kuning hingga merah menunjukkan adanya saponin. f. Triterpenoid dan steroid. 1. Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditambahkan 20 mL eter 2. dimaserasi selama 2 jam 3. Ambil tiga tetes filtrate pada kaca arloji, lalu diteteskan pereaksi LibermanBouchardat.

4. Bila terjadi warna merah atau hijau menunjukkan adanya senyawa steroid atu triterpenoid. Sedangkan untuk Karakteristik simplisia meliputi: a. Penetapan kadar abu 1. Penetapan Kadar Abu Total a. b. c. d. Sebanyak 2 g hingga 3 g zat yang telah digerus dan ditimbang seksama Masukkan kedalam krus yang telah dipijar dan ditara Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, lalu didinginkan dan ditimbang Bila dengan cara ini arang tidak dapat hilang, maka ditambahkan air panas, lalu disaring melalui kertas saring bebas abu e. f. Sisa dan kertas saring dipijarkan dalam krus yang sama Filtrat kemudian dimasukkan kedalam krus, diuapkan, dipijarkan dan ditimbang hingga bobot tetap g. Kadar abu total dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

2. Penetapan Kadar Abu Yang Tidak Larut dalam Asam a. Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total, dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer P selama 5 menit b. Bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas c. d. Dipijarkan dan ditimbang dengan bobot tetap Kadar abu yang tidak larut asam kemudian dihitung bahan yang telah dikeringkan di udara. 3. Penetapan Kadar Abu Yang Larut Dalam Air a. Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total, dididihkan dengan 25 mL air selama lima menit b. Kumpulkan bagian yang tidak larut , disaring melalui kertas saring bebas abu c. Bahan yang tidak larut dicuci dengan air panas, lalu dimasukkan kedalam krus, dipijarkan dan ditimbang hingga bobot tetap d. e. Perbedaan bobot sesuai dengan jumlah abu yang larut dalam air Kadar abu yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang dikeringkan di udara.

b. Penetapan kelarutan 1. Penetapan kadar sari larut air a. Serbuk simplisia sebanyak 5 g dimaserasi selama 24 jam dengan 100 mL air kloroform P menggunakan alat maserasi b. Menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam c. Saring dan 20 mL filtrate diuapkan hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara d. e. Residu dipanaskan pada suhu 105 C dan ditimbang hingga bobot tetap Kadar sari yang laru dalam air dihitung terhadap bhan yang telah dikeringkan. 2. Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol a. Serbuk simplisia sebanyak 5 g dimaserasi selama 24 jam dengan 100 mL etanol (95%), b. Menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kalidikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam c. d. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol (95%) Sebanyak 20 mL filtrate diuapkan hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara e. f. Residu dipanaskan pada suhu 105C dan ditimbang hingga bobot tetap Kadar sari yang larut dalam etanol (95%) dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara dalam. c. Penetapan kadar air dan penetapan susut pengeringan. 1. Serbuk simplisia sebanyak 1-2 g ditimbang dalam botol timbang dangkal bertutup yang ditara 2. Jika zat berupa hablur besar, sebelum ditimbang digerus dengan cepat hingga ukuran butiran lebih kurang 2 mm 3. Ratakan zat dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga merupakan lapisan setebal lebihh kurang 5-10 mm 4. masukkan ke dalam ruang pengeringan, buka tutupnya, keringkan pada suhu penetapan hingga bobot tetap 5. Setiap penegringan biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam desikator hingga suhu kamar

6. Jika suhu lebur zat lebih rendah dari suhu penetapan, pengeringan dilakukan pada suhu antara 50C dan 100C dibawah suhu leburnya selama 1-2 jam, kemudian paa suhu penetapan selama waktu yang ditentukan atau hingga bobot tetap. 4. Pembuatan Ekstrak Etanol daun Kemangi cara ekstraksi yang digunakan adalah cara maserasi dengan tahapan yaitu: a. Sebanyak 165 g simplisia daun kemangi diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan 2475 ml etanol 95% b. Pelarut dibagi menjadi 3 bagian untuk 3 kali penyarian dengan lama masingmasing selama 3 jam c. Ekstrak cair yang didapat kemudian diuapkan dengan rotary evaporator selama 8 jam

5. Dibutuhkan zat tambahan seperti: 1. Larutan PVP dalam etanol a. b. Sinonim Pemerian : povide, polyvidon. : serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tiak

berbau, higroskopik. c. Kelarutan : mudah larut air, dalam etanol (95%) P dan dalam kloroform P, kelarutan tergantung bobot molekul rata-rata, praktis tidak larut dalam eter. d. Khasiat : Suspending agent dan sebagai pengikat (2%-5%).

2. Tween 80 a. b. Sinonim Pemerian khas. c. Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam etil asetat P dan dalam metanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam minyak biji kapas P d. Khasiat 509). 3. Aerosol a. Sinonim b. Pemerian : Colloial Silicon Dioxide, Colloidal Silica. : berbentuk silica, submikroskopik dengan ukuran partikel : pengemulsi minyak dalam air (1%-15%).(Depkes RI, 1979; : Polysorbatum 80. : cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam lemak

15mm berbentuk hablur warna putih, tidak berbau, tidak berasa

c. Khasiat

: Glidan (0,1%-0,5%) (Rowe C, Raymond; et all, 2003; )

4. Sacharum lactis (SL) a. b. c. Sinonim Pemerian : Laktosa. : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.

Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P.

d.

Khasiat

: Pengisi (Depkes RI, 1979; 338).

5. Selanjutnya dilakukan evaluasi pada sediaan granul. a. Prosedur Pembuatan Granul 1. 2. 3. Ditimbang semua bahan sesuai formula Dibuat larutan PVP 5% dalam etanol sebanyak 25 ml. Dimasukkan ekstrak kemangi dan tween 80 kedalam mortir, gerus dengan kuat kemudian tambahkan SL hingga kering gerus hingga homogen. (campuran 1) 4. 5. Dimasukkan aerosil kedalam campuran 1, aduk hingga homogen. Di tetesi sedikit demi sedikit larutan PVP 5%, gerus hingga terbentuk granul. 6. Dikeringkan didalam lemari pengeringan pada suhu 40-70 C selama 2 jam. 7. 8. menggunakan ayakan messh 40. Dilakukan evaluasi pada sediaan granul

b. Prosedur Evaluasi Granul a. Kadar Air (Mouisture Countent) a. Ditimbang sebanyak 10 gram granul, masukkan kedalam piring petri ada alat b. Diatur agar berat granul menjadi konstan, dilihat pada skala persentasi pada terhadap suhu c. Dicatat persentasi yang dtunjukkan. d. Granul yang baik memenuhi kadar tidak kurang dari 1% dn tidak lebih dari 2%

b.

Waktu Alir a. Ditimbang 20 gram granul, tuangkan secara perlahan-lahan melewati tepi corong pengukur yang bagian bawahnya tertutup dan diletakkan silinder penyangga dibawah corong b. Dibuka penutup corong secara hati-hati dan biarkan granul mengalir keluar. c. Dicatat berapa lama waktu yang diperlukan agar semua granul keluar lewat mulut corong. d. Waktu alir yang memenuhi persyaratan di bawah 15% biasanya memberikan sifat aliran yang baik (lachman, leon. 1989; 142).

c.

Sudut diam atau sudut istirahat a. Ditimbang graul sebanyak 100 gram, masukkan secara perlahanlahan lewat tepi corong bagian atas, sementara bagian bawah di tutup. b. Dibuka penutup bagian bawah corong, dan biarkan serbuk mengalir keluar. c. Diukur tinggi kerucut yang terbentuk dan jari-jari lingkar penyangga

6. Pengujian Aktivitas Antioksidan Granul Ekstrak Etanol Daun Kemangi a. Minyak goreng dibagi menjadi 5 kelompok, dimana A0=tanpa antioksidan (kontrol (-)), A1=penambahan BHT 0,02% (kontrol (+)), A2=penambahan granul ekstrak etanol daun kemangi 0,02%, A3=penambahan granul ekstrak etanol daun kemangi 0,06% dan A4=penambahan granul ekstrak etanol daun kemangi 0,1%. b. Kemudian masing-masing kelompok dimasukan ke dalam cawan porselen, yang terdiri dari lima cawan poselen dan selanjutnya dipanaskan dengan penambahan 5 g daging ayam di atas hot plate pada suhu 2100C selama waktu yang dibutuhkan untuk mematangkan daging ayam. c. Setelah daging ayam matang daging ayam diangkat dan minyak goreng (1x pakai) dari masing-masing kelompok (A0B1, A1B1, A2B1, A3B1 dan A4B1) didinginkan di dalam eksikator

d.

Minyak ditimbang dengan seksama menggunakan neraca analitik dan ditentukan bilangan peroksida, bilangan iodium dan asam lemak bebas serta TBA

e.

Dilakukan hal yang sama untuk cawan porselen yang berisi minyak goreng 2x pakai (A0B2, A1B2, A2B2, A3B2 dan A4B2) dan 3x pakai (A0B3, A1B3, A2B3, A3B3 dan A4B3).

f.

Minyak goreng bekas pakai hingga 3x pakai disimpan selama 3 minggu untuk kemudian ditentukan bilangan peroksida, bilangan iodium dan asam lemak bebas serta TBA pada minggu ke-1 (A0BC1, A1BC1, A2BC1, A3BC1 dan A4BC1) , minggu ke-2 (A0BC2, A1BC2, A2BC2, A3BC2 dan A4BC2) dan minggu ke-3 (A0BC3, A1BC3, A2BC3, A3BC3 dan A4BC3).

Penentuan bilangan peroksida Sebanyak 5 gram minyak goreng ditimbang dalam erlenmeyer bertutup, dilarutkan dalam 30 ml campuran asam asetat glasial:kloroform (3:2), tambah 0,5 ml larutan kalium iodida jenuh sambil dikocok, setelah 2 menit dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,01 N sampai terbentuk warna kuning muda, lalu ditambahkan indikator kanji, dititrasi kembali dengan larutan natrium tiosulfat 0,01 N samapai warna biru hilang. Penentuan bilangan iodium Minyak goreng ditimbang seksama sebanyak 0,5 gram dalam erlenmeyer tertutup, larutkan dalam 20 ml larutan karbon tetraklorida, ditambahkan 25 ml larutan Wijs. Erlenmeyer ditutup dan disimpan ditempat gelap pada suhu kamar selama 30 menit, lalu ditambahkan 20 ml larutan kalium iodida 15% dan 100 ml air, tutup kembali dan dikocok hati-hati, dititrasi dengan larutan natirum tiosulfat 0,1 N sampai warna kuning muda, ditambahkan larutan indikator kanji dan dititrasi kembali dengan natrium tiosulfat sampai warna biru hilang. Penentuan asam lemak bebas Minyka sebanyak 10 gram dilarutkan dalam 50 ml alkohol 95% netral, dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air sambil diaduk, ditambahkan indikator febolftalein dalam

alkohol, lalu dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai warna merah jambu yang tidak hilang selama 30 detik.

Anda mungkin juga menyukai