W1 = W piknometer = 18,0257 g
W2 = W air = 28,1678 g
W3 = W sediaan = 29,573 g
Maka, bobot jenis =
0257 , 18 1678 , 28
0257 , 18 573 , 29
=
10,1421
11,5473
= 1,138
g
/
cm
3
Penentuan pH
Berdasarkan pengukuran, pH sediaan larutan adalah 7,51.
Penentuan viskositas (Hoppler)
Pilih jenis bola yang sesuai.
a. Masukkan sediaan ke dalam alat Hoppler setengah penuh.
b. Masukkan bola ke dalam alat, kemudian isi lagi dengan sediaan
hingga hampir penuh dan tidak terbentuk gelembung udara, tutup rapat
alat.
c. Balikkan alat, amati jatuhnya bola dari satu tanda (m
1
) ke tanda
lainnya (m
3
), catat waktunya.
d. Hitung viskositas bola dengan rumus: ( )B S S t
f b
= q
Pada saat penentuan viskositas dengan alat Hoppler, infusum Piperis
bettle folium tidak bisa ditentukan viskositasnya. Waktu yang diperlukan
untuk bola jatuh adalah sekitar 2 detik.
Pengamatan Cap-locking
Hari Ke- Cap-Locking
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Likuida dan Semisolida
1 Tidak ada cap-locking
2 Tidak ada cap-locking
3 Tidak ada cap-locking
4 Tidak ada cap-locking
Pengamatan volume terpindahkan
Pembuatan sediaan dilebihkan 2% dengan asumsi ada sebagian kecil
volume yang tertinggal di wadah saat penuangan. Setelah diuji, sirop
larutan sejati gliseril guaiakolat memiliki volume 100,5 mL.
V. PEMBAHASAN
Infusum merupakan sediaan cair yang dibuat dengan menyaring simplisia
nabati dengan air pada suhu 90
o
C selama 15 menit. Hal pertama yang dilakukan
adalah merebus 3 gram daun Piperis bettle kedalam 150 ml air. Seharusnya
jumlah yang direbus adalah 15 gram akan tetapi dikarenakan kesalahan persepsi
maka yang digunakan hanya 3 gram. Pada saat direbus selama 15 menit sejumlah
air menguap sehingga diperlukan keahlian khusus yaitu mengecilkan dan
membesarkan apinya agar tersisa jumlah larutan yang dibutuhkan.
Setelah sediaan infusum Piperis bettle selesai dibuat dilakukan beberapa
evaluasi, yaitu:
- Penentuan viskositas larutan dengan alat Hoppler
Pada saat akan dilakukan penentuan viskositas sediaan, ternyata
viskositas sediaan tidak dapat ditentukan, dikarena waktu yang
diperlukan untuk bola jatuh hanya 2 detik, sedangkan batas waktu
agar viskositas dapat diukur adalah 30-300 detik. Hal tersebut
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Likuida dan Semisolida
menandakan bahwa penambahan sorbitol yang dimaksudkan untuk
meningkatkan viskositas kurang kadarnya dalam sediaan.
- Penentuan pH larutan
pH yang didapat adalah 7,51. pH tersebut cukup baik sebab tidak
terlalu asam dan tidak terlalu basa sehingga nyaman untuk
dikonsumsi.
- Pengamatan organoleptik sediaan selama 4 hari
Setelah pengamatan organoleptik selama 4 hari, tidak terjadi
perubahan pada rasa, bau, warna, dan tidak ada kontaminasi
mikroorganisme. Hal tersebut menandakan bahwa kadar pengawet
yang diberikan sudah cukup.
- Pengamatan adanya cap-locking
Setelah diamati selama 4 hari tidak terjadi kesulitan membuka
tutup botol sediaan yang dikarenakan oleh gula. Hal itu
menandakan bahwa zat anti cap-locking yaitu sorbitol yang
ditambahkan kadarnya sudah cukup dalam sediaan.
- Volume terpindahkan yang terukur adalah 101,2 mL. Hal tersebut
disebabkan karena sediaan infusum Piperis bettle folia memiliki
viskositas yang rendah sehingga volume yang tertinggal dalam
botol sediaan hanya sedikit dan menyebabkan volume netto 101,2.
VI. KESIMPULAN
- Usulan formulasi setelah evaluasi sediaan
Rx/ Ekstrak Piper betle L. Folia 15 g / 150
Etanol 10 mL
Sirupus Simpleks 30%
Sorbitol Solutio 70% 30%
Propil Paraben 0,02% b/v
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Likuida dan Semisolida
Mentholum 0,02%
Aquadest ad 100 mL
- Setelah dilakukan evaluasi ternyata sediaan cukup stabil dan tidak
terdapat pertumbuhan mikroba, hanya diperlukan penambahan viskositas
sediaan.
VII. USULAN FORMULASI
Rx/ Ekstrak Piper betle L. Folia 15 g / 150
Etanol 10 mL
Sirupus Simpleks 30%
Sorbitol Solutio 70% 30%
Propil Paraben 0,02% b/v
Mentholum 0,02%
Aquadest ad 100 mL
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia,. edisi III.
Jakarta : Departemen Kesehatan, p. 567
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia,. Edisi IV.
Jakarta : Departemen Kesehatan, p. 1030, 1039, 1089
Rowe, Raymond C..2003. Handbook of Pharmaceutical Excipients,. Fifth edition.
London : Pharmaceutical Press,p. 18-20, 459-461, 629-631, 718- 721, 744-747, 802-
806
Martin, Alfred, dkk. 1993. Farmasi Fisik jilid 2. Edisi III. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia, p. 1100-1101
http://en.wikipedia.org/wiki/Bethel diakses tanggal 8 September 2009