Anda di halaman 1dari 6

LULUR BUBUK KAKAO

1. Formulasi
Bubuk Kokoa 10 %
Beras 10 %
Minyak Zaitun 10 %
TEA 2%
Cetyl Alkohol 2%
Asam Stearat 15 %
Propil Paraben 0,1 %
Propilen Glikol 10 %
Metil Paraben 0,1 %
Gliserin 6%
Aroma Coklat qs
Aquades add 100 ml

2. Perhitungan Bahan
Bubuk Kokoa = 10/100 x 100 g = 10 g
Beras = 10/100 x 100 g = 10 g
Minyak Zaitun = 10/100 x 100 g = 10 g
Cetyl Alkohol = 2/100 x 100 g = 2 g
TEA = 2/100 x 100 g = 2 ml
Asam Stearat = 15/100 x 100 g = 15 g
Propil Paraben = 0,1/100 x 100 g = 0,1 g
Propilen Glikol = 10/100 x 100 g = 10 ml
Metil Paraben = 0,1/100 x 100 g = 0,1 g
Gliserin = 6/100 x 100 g = 6 g = 6 ml
Aroma Coklat = qs
Aquades = 100 g - (10 g+5 g+10 g+2 g+2 g+15 g+0,1 g+10 g+0,1 g)
= 100 g - 54,2 g
= 45,8 ml

3. Prosedur Pembuatan

Alat : Bahan :
1. Mortir + stamfer 1. Bubuk kokoa 9. Aquadest
2. Kaca Arloji 2. Beras 10. Methyl paraben
3. Gelas ukur 3. TEA 11. Aroma coklat
4. Kertas perkamen 4. Minyak Zaitun (oleum olive)
5. Batang pengaduk 5. Cetyl Alkohol
6. Cawan porselen 6. Asam stearat
7. Beaker glass 7. Propil paraben
8. Penangas air/waterbath 8. Propilenglikol

Cara Pembuatan :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Mortir dan stamper dipanaskan dengan air panas
3. Ditimbang semua bahan
4. Dibuat fase minyak :
a. Dipanaskan asam sterat, cetyl alkohol, propil paraben dilebur bersamaan pada
suhu 70C diatas penangas air sambil diaduk
5. Dibuat fase Air :
a. Dipanaskan air hingga 70C kemudian metil paraben dilarutkan didalamnya
b. Ditambahkan propilenglikol + TEA dilarutkan dalam air hangat diaduk hingga
homogen
6. Fase minyak ditambahkan ke dalam fase air sedikit demi sedikit sambil diaduk
perlahan di mortir menggunakan stamper selama 2 menit dengan selang waktu
istirahat 20 detik hingga membentuk basis body scrub
7. Ditambahkan pati beras sebagai scrub yang telah diblender dan diayak berulang
kali sampai menghasilkan butiran-butiran yang sangat halus dengan ayakan 16/18
mesh, bubuk kakao dan pengaroma kemudian diaduk hingga homogen
8. Dibiarkan dingin dan dipindahkan ke wadah

4. Evaluasi

1. Organoleptik : Bau, Rasa (pada kulit), Tekstur (bentuk), warna.


Warna Bentuk Bau

2. Uji Homogenitas
Prosedur Evaluasi
a. Oleskan sediaan pada kaca transparan
b. Ambil 3 bagian sediaan yaitu atas, tengah, dan bawah
c. Homogenitas ditunjukkan dengan tidak adanya butiran kasar
Standar Hasil
10 gram

3. Uji pH
Prosedur pengujian
a. Encerkan sediaan
b. Siapkan stik ukur pH universal
c. Celupkan stik Ph universal ke dalam sampel
d. Diamkan beberapa menit
e. Catat hasil yang didapat
pH sediaan yang memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5 6,5
(Tranggono dan Latifa, 2007)

Standar Hasil
4,5 6,5

4. Uji viskositas
Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui kekentalan dari sediaan, karena jika
sediaan terlalu tinggi viskositasnya maka akan sulit diaplikasikan pada saat
penggunaan.
Pengujian viskositas sediaan dilakukan dengan memasukan sediaan lulur kedalam
wadah, kemudian letakan wadah tersebut pada alat viskometer brookvield spindel 4.
Atau spindel yang cocok dengan cara mencelupkannya dalam sediaan lalu ukur
viskositas dan sifat alir dari sediaan.
5. Uji iritasi
Uji iritasi dilakukan dengan menandai daerah permukaan dorsal tangan kiri, lulur
dioleskan pada tangan yang telah ditandai dan citata waktunya. Kemudian diamati
perubahan permukaan kulit yang telah dioleskan lulur akan terjadi iritasi atau tidak.
6. Uji Daya Sebar
Kemampuan menyebar krim pada kulit 15 detik.
Prosedur pengujian :
a. Timbang sediaan sebanyak 1 g
b. Ambil kaca bulat berskala
c. Letakkan sediaan ditengah kaca bulat berskala, tutup dengan penutup kaca
transparan berikan pemberat sehingga berat total 100 g
d. Diamkan 1 menit, kemudian catat hasilnya
Daya sebar = diameter awal diamter akhir
Daya sebar krim yang baik antara 5-7 cm (Gargetal,2002)

Standar Hasil
10 gram

7. Uji daya lekat


Prosedur evaluasi :
a. Ambil sampel sediaan dan letakkan diatas kaca preparat
b. Berikan tali dibagian atas kaca preparat yang lain
c. Tutup kaca preparat yang berisi sampel dengan kaca preparat yang sudah bertali
lalu angkat dan tunggu selama 10 detik.
d. Amati peristiwa yang terjadi
Standar Hasil
10 Ram

8. Uji akseptabilitas sediaan


Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang dikasih suatu quisioner dibuat
suatu kriteria, kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang ditimbulkan,
kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut dibuat skoring untuk masing-
masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut.
9. Tipe emulsi
Dilakukan untuk mengetahui tipe minyak dalam air atau air dalam minyak.
Dilakukan dengan mengoleskan sebagian lulur kekertas perkamen dilihat dibawah
cahaya.
10. Sentrifugasi
Tujuan dari uji sentrifugasi yakni untuk mengetahui seberapa lama kestabilan dari
sediaan lulur. Uji sentrifugasi dilakukan dengan kecepatan 3000 3500 rpm.
11. Uji cemaran mikroba pada kosmetik
Uji yang pertama adalah melakukan uji bebas staphylococcus aureus denga
menggunakan uji koagulasi, dan uji bebas pseudomonas auruginosa menggunakan
uji oksidasi dan pigmen. Uji kedua yang dilakukan adalah uji bebas salmonella
dengan menggunakan singkelit dan uji bebas escherichiacoli dengan menggunakan
singkelit.
Uji ALT Bakteri
1. Disiapkan 3 cawan petri yang steril dan diberi label 10-2, 10-3 dan 10-4
(diambil 3 pengenceran terakhir).
2. Diambil 1 ml dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10-2,10-3 dan 10-4
kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam cawan petri steril.
3. Dituang 10 ml medium Nutrient Agar kedalam cawan petri.
4. Dihomogenkan dengan cara memutar cawan petri membentuk angka 8.
5. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam.
6. Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri.
Uji ALT Kapang
1. Disiapkan 3 cawan petri yang steril dan diberi label 10-1, 10-2 dan 10-3
(diambil 3 pengenceran awal).
2. Diambil 1 ml dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10-1,10-2 dan 10-3
pengenceran dan masing-masing dimasukkan ke dalam cawan petri steril.
3. Dituang 10 ml medium Potato Dextrosa Agar dan dibiarkan setengah
memadat.
4. Dihomogenkan dengan cara memutar cawan petri membentuk angka 8.
5. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 25C selama 3 x 24 jam
6. Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri.
Bakteri Staphylococcus aureus
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dilakukan pengerjaan secara aseptis.
3. Diambil 1 ml dari pengenceran 10-1 dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang berisi 5 ml medium Pepton Water serta dihomogenkan.
4. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam.
5. Diamati jika ada kekeruhan/endapan maka positif untuk penduga
Staphylococcus aureus.
6. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
7. Dilakukan pengerjaan secara asptis.
8. Dituang 10 ml medium Vogel Johnson Agar ke dalam cawan petri steril
dan dibiarkan memadat.
9. Ose bulat tadi diambil sampel uji positif dari medium PW dan digoreskan
pada medium Vogel Johnson Agar.
10. Diinkubasikan pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam.
11. Diamati jika terbentuk koloni hitam zona kuning, maka positif untuk
Staphylococcus aureus.
Bakteri Pseudomonas aeruginosa
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dilakukan pengerjaan secara asptis.
3. Diambil 1 ml dari pengenceran 10-1 dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang berisi 5 ml medium Tryticae Selective Broth lalu
dihomogenkan.
4. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam.
5. Diamati jika ada kekeruhan/endapan maka positif untuk penduga
Pseudomonas aeruginosa.
6. Pengujian ini dilakukan untuk kosmetik.
7. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
8. Dilakukan pengerjaan secara asptis
9. Dituang 10 ml medium Cetreminde Agar ke dalam cawan petri steril dan
dibiarkan memadat.
10. Diambil ose bulat dan dilewatkan diatas lampu spiritus hingga panas
(memijar).
11. Dengan 1 ose bulat tadi diambl sampel uji positif dari medium Tryticae
Selective Broth dan digoreskan pada medium Cetreminde Agar.
12. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37C selama 1 x 24 jam.
13. Diamati jika terbentuk koloni dengan warna hijau biru maka positif
untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa.

Anda mungkin juga menyukai