Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR


MENGIDENTIFIKASI MIKROORGANISME PADA BAHAN PANGAN
“TELUR AYAM KAMPUNG”

DISUSUN OLEH :

Kelompok 6A

Maylan Anggun Kusumawardani (G2D021018)


Mahfirotuz Zahra (G2D021019)
Rizki Adji Santoso (G2D021045)

S1 TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021/20222
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat,
mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah.
Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung
telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta
vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur
mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor,
sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak
terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh
bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu
memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat
serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur.

1.2. TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan dan penyiapan media pertumbuhan untuk
identifikasi mikrobia telur ayam kampung
2. Mengetahui cara melakukan pengenceran dan penumbuhan mikrobia pada telur
ayam kampung
3. Mengidentifikasi jumlah koloni, pewarnaan, pengamatan morfologi sel dari
sampel telur ayam dengan mikroskop.
BAB II
ISI

A. Alat dan bahan :


a. Alat
o 14 piring petri seteril o Korek api

o 28 tabung reaksi o Kapas

o Penjepit (pinset) o Jarum ose

o Erlenmeyer o Karet

o Bunsen berisi spirtus o Blue tip

o Mikroskop o Yellow tip

o Autoclave o Kertas

o Rak tabung reaksi o Batang spreader

o Gelas objek o Beaker glass

o Pisau o Pipet mikro 1000µ dan 100µ

b. Bahan
● PCA

● Larutan NaCl dalam erlemeyer untuk pengenceran

● Larutan A : violet

● Larutan B : lugol

● Larutan C : alkohol
● Larutan D : safranin

● Bahan yang diuji ( Telur ayam )

B. Prosedur praktikum
a. Pembuatan media PCA (Plate Count Agar)

Untuk membuat 1 L larutan PCA membutuhkan 17,5 gram PCA padat. Satu kelas (7
kelompok) membutuhkan 700 mL larutan PCA, maka :
- 1.000 mL aquades = 17,5 gram
- 700 mL aquades = x gram

700 mL ×17 , 5 gram


X gram = = 12,25 gram
1,000 mL
Prinsip menimbang : berat cawan petri kosong + berat PCA = berat timbangan
-->>49,6 g + 12,25 g = 62 gram
- Menimbang cawan petri kosong (49,6 gram)
- Menimbang PCA sampai angka neraca mencapai jumlah 62 gram
- Memasukkan PCA dalam beaker glass yang berisi 700 mL aquades lalu
mengaduk – aduknya
- Memanaskan beaker glassdiatas kompor sembari diaduk – aduk hingga berwarna
bening.
- Memindahkan ke dalam Erlenmeyer lalu menutupnya dengan kapas sampai rapat

b. Pembuatan Nacl
- Siapkan cawan untuk menimbang bahan.
- Siapkan timbangan untuk menimbang bahan.
- Menimbang gram NaCl sebanyak 20,4g menggunakan cawan.
- Menyiapkan aquadest sebanyak 1L didalam beaker glass.
- Memasukkan NaCl 20,4g tadi kedalam beaker glass yang ber-isikan aquadest
sebanyak 1L.
- Aduk hingga homogen antara NaCl dan Aquadest.
- Larutan Pengencer NaCl siap digunakan.

c. Persiapan melakukan sterilisasi alat


a. Mensterilisasi menggunakan autoclave dengan alat – alat dibungkus koran
lalu dieratkan dengan karet.
- Sterilisasi cawan petri
- Sterilisasi tabung reaksi berisi 9mL NaCl fisiologis
- Sterilisasi Erlenmeyer berisi 45mL NaCl fisiologis
- Sterilisasi Erlenmeyer berisi PCA
- Sterilisasi pisau
b. Sterilisasi menggunakan autoclave selama 15 menit dengan suhu 121℃
c. Mensterilisasi alat dengan metode jilatan api (flaming)
- Sterilisasi jarum ose dengan jilatan api dari spiritus
- Sterilisasi batang spreader dengan jilatan api dari spiritus
- Sterilisasi gelas objek dengan jilatan api dari spiritus
d. Membuat media agar untuk media penanaman bakteri
- Menuang larutan PCA steril pada keempat cawan petri steril masing -masing
±20 mL

- Membuka penutup kapas pada Erlenmeyer berisi larutan PCA, lalu memberi
jilatan api pada ujung Erlenmeyer untuk menghindari kontaminasi
- Menuang larutan PCA pada cawan petri dengan membukanya setengah
bagian saja untuk menghindari kontaminasi
- Memberikan jilatan api lagi pada ujung Erlenmeyer lalu segera ditutup
dengan kapas
- Melakukannya sebanyak 4 kali, kemudian mendiamkan sampai agar memadat
(mengeras)

e. Kultur bakteri (penanaman bakteri)


- Menyiapkan erlenmeyer dan tabung reaksi berisi larutan NaCl steril serta agar
PCA yang sudah memadat
- Pecahkan ujung telur ayam kampong menggunakan pisau
- Membuka penutup kapas pada Erlenmeyer berisi larutan NaCl, lalu memberi
jilatan api untuk menghindari kontaminasi
- Memasukkan telur ayam kampung menggunakan pipet mikro 100µ sebanyak
1ml ke dalam Erlenmeyer, lalu memberi jilatan api lagi kemudian menutup
rapat dengan kapas kemudian menghomogenkan
- Memipet sebanyak 100µ (1mL) dari erlenmeyer ke tabung reaksi yang
pertama, lalu memberi label 10-2 ( pengenceran kedua) pada tabung reaksi
- Menghomogenkan larutan yang ada pada tabung pertama dengan menyedot
dan menyemprot kembali.
- Kemudian memipet sebanyak 100µ (1mL) dan memindahkannya ke tabung
reaksi kedua, memberi label 10-3 (pengenceran ketiga) pada tabung reaksi
kedua
- Melakukan hal yang sama seperti poin (6) dan (7) sampai tabung reaksi
keempat
- Memipet sebanyak 1000µ (0,1mL) dari tabug reaksi 10 -4 ke cawan petri
pertama, lalu menyebarkannya dengan batang spreader yang sudah
disterilisasi. Kemudian segera menutup cawan petri
- Lakukan hal yang sama seperti poin (9) untuk tabung reaksi 10 -5 dan cawan
petri berikutnya

f. Melakukan inkubasi bakteri selama 1 x 24 jam dengan suhu 37 ℃ dengan posisi


cawan terbalik
g. Identifikasi bakteri
- Mensterilkan preparat dengan menyemprotkan alkohol pada preparat lalu
mengeringkannya dengan melewatkan diatas jilatan api
- Mengoleskan NaCl pada gelas objek (preparat) dengan bentuk melingkar
mengunakan jarum ose
- Mensterilkan jarum ose dengan jilatan api lalu mengambil sebagian kecil
koloni bakteri pada cawan petri menggunakan jarum ose
- Lalu meletakkannya pada preparat dengan membentuk melingkar dan merata
- Menunggu hingga kering
- Memberi larutan Kristal violet pada preparat sebanyak 1-2 tetes, lalu
menunggu selama 1 menit lalu bilas dengan aquades
- Memberi larutan lugol pada preparat lalu menunggu selama 1 menit lalu bilas
dengan aquades
- Memberilarutan alcohol pada preparatlalu menunggu selama 1 menit lalu
bilas dengan aquades
- Memberilarutan safranin pada preparat, menunggu selama 1 menit lalu
membilasnya dengan aquades
- Menunggu preparat hingga kering
- Memberi setetes minyak imersi pada preparat, kemudian amati menggunakan
mikroskop.

C. IDENTIFIKASI

A. Perhitungan Koloni

Menghitung koloni menggunakan Colony Counter yaitu dengan metode lempeng


total cawan (plate count). Teknik ini diawali dengan pengenceran sampel dengan
kelipatan 1:10. Masing – masing suspense pengenceran ditanam dengan metode
cawan tuang ( pour plate) atau cawan sebar (spread plate). Bakteri akan
bereproduksi pada medium agar dan membentuk koloni setelah diinkubasi selama 18
– 24 jam.
Jumlah Koloni
Per
Pengenceran Kelompok
10-4 10-5

11 0 4

92 51 5

TBUD TBUD 6

TBUD 35 7
❖ Kelompok 4
1. 10-4
1 -5
11 X −4 = 0,11 X 10
10
2. 10-5
TBUD
❖ Kelompok 5
1. 10-4
1 -5
92 X −4 = 0,92 X 10
10
2. 10-5
1 -6
51 X −5 = 0,51 X 10
10
❖ Kelompok 6
1. 10-4
TBUD
2. 10-5
TBUD
❖ Kelompok 7
1. 10-4
TBUD
2. 10-5
1 -6
35 X −5 = 0,35 X 10
10

B. Pewarnaan
Pada proses praktikum ini menggunakan Teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaan gram dimulai dari pengambilan specimen, kemudian dilanjutkan dengan
persiapan apusan, pewarnaan gram, dan pemeriksaan slide di bawah mikroskop.
Bakteri gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal (20 – 80 nm),
sehingga akan mengambil kompleks stain-mordnt primer dan akan tampak biru atau
ungu dibawa mikroskop. Sementara itu, bakteri gram negatif memiliki lapisan
peptidoglikan yang tipis (1-3 nm) dan persentase ikatan silang yang rendah diikuti
dengan lapisan membrane luar yang tipis (7-8 nm). Sehingga tidak mengikat
kompleks stain-mordent dan akan tampak merah di bawah mikroskop.
● Melakukan pewarnaan tahap pertama dengan meneteskan pewarna violet lalu

diamkan ± 1 menit, kemudian bilas dengan aquadest.

● Melakukan pewarnaan tahap kedua dengan meneteskan larutan lugol lalu

diamkan ± 1 menit, kemudian bilas dengan aquadest.

● Melakukan pewarnaan tahap ketiga dengan meneteskan larutan alkohol lalu

diamkan ± 15 – 20 detik, kemudian bilas dengan aquadest.

● Melakukan pewarnaan tahap kedua dengan meneteskan larutan safranin lalu

diamkan ± 1 menit, kemudian bilas dengan aquadest.

● Menunggu preparate hingga kering, lalu menambahkan minyak imersi

sebelum mengamati.

● Mengamati preparate menggunakan mikroskop.

C. Pengamatan Mikroskop

1. Menetesi kaca preparat yang sudah dikeringkan menggunakan minyak imersi lalu
memasangkannya pada meja mikroskop
2. Memposisikan lensa obyektif perbesaran 100x dan lensa okuler 10x ke preparat
sehingga perbesarannya menjadi 1000x
3. Mengatur fokus dengan pengatur fokus kasar dan halus secara hati-hati
4. Apabila kurang jelas perlu dilakukan pengaturan cahaya melalui diafragma
5. Melakukan pengamatan dan mendokumentasikan hasilnyA
D. DATA PENGAMATAN

Kelompok 4

Gram Bentuk
Sampel Gambar
Bakteri Bakteri

Telur
ayam
Positif Batang

kampung

Kelompok 5

Gram Bentuk
Sampel Gambar
Bakteri Bakteri
Telur
ayam
Positif Cocus/koki
kampun
g

Kelompok 6

Gram Bentuk
Sampel Gambar
Bakteri Bakteri

Telur
ayam
Positif Kokus/Koki

kampung

Kelompok 7
Gram Bentuk
Sampel Gambar
Bakteri Bakteri

Telur
Positif Batang/basil
Ayam
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
❖ Kelompok 4
a. Sampel : Telur ayam kampung
b. Jumlah Koloni

● Pengenceran ke 10-4 = 11 Koloni

● Pengenceran ke 10-5 = 0 Koloni


c. Gambar

d. Bentuk Bakteri : Batang


e. Warna : Ungu
f. Gram : Positif
g. Susunan : Menyebar

❖ Kelompok 5
a. Sampel : Telur Ayam
b. Jumlah Koloni
● Pengenceran ke 10-4 = 92 Koloni

● Pengenceran ke 10-5 = 51 Koloni

c. Gambar

d. Bentuk Bakteri : cocus / koki


e. Warna : Ungu
f. Gram : Positif
g. Susunan : Menyebar

❖ Kelompok 6
a. Sampel : Telur Ayam
b. Jumlah Koloni

● Pengenceran ke 10-4 = TBUD Koloni

● Pengenceran ke 10-5 = TBUD Koloni


c. Gambar
d. Bentuk Bakteri : Kokus / koki
e. Warna : Biru/ keunguan
f. Gram : Positif
g. Susunan : Menyebar

❖ Kelompok 7
a. Sampel : Telur Ayam
b. Jumlah Koloni

● Pengenceran ke 10-4 = TBUD Koloni

● Pengenceran ke 10-5 = 35 Koloni


c. Gambar

d. Bentuk Bakteri : Batang/basil


e. Warna : Ungu
f. Gram : Positif
g. Susunan : Menyebar

B. Pembahasan

Telur adalah salah satu bahan makanan hewani, umumnya telur berasal dari jenis –
jenis burung, seperti ayam, bebek, dan angsa. Pada uji praktikum kali ini
menggunakan sampel telur ayam kampung, telur ayam yang berasal dari ayam yang
sehat umumnya berada dalam kondisi steril saat setelah telur dikeluarkan. Adanya
pencemaran pada telur dan adanya akses mikroorganisme untuk masuk ke dalam telur
umumnya melalui retakan/pecahan dari kulit telur, sehingga dapat membuat telur
terkontaminsi.

Telur yang baru dikeluarkan mengandung jumlah dan jenis mikroorganisme yang
bervariasi, tergantung jumlah feses, debu atau tanah yang melekat pada permukaan
kulit. Jumlah mikroorganisme pada permukaan kulit telur sekitar 100.000 per butir.
Mikroorganisme yang sering mencemari telur secara transvarial umumnya dari
mikroorganisme pathogen, seperti Salmonella pullorum, Salmonella typhimurium, dan
Salmonella enteridis.

Dalam pengamatan praktikum dilakukan uji mikrobiologis terhadap telur ayam dengan
menggunkan media padat PCA pada cawan petri. Adanya mikroorganisme yang
tumbuh pada cawan menunjukkan bahwa telur tersebut mengandung mikroorganisme.
Pada hasil pengujian praktikum menunjukkan bahwa jumlah koloni pada sampel telur
kelompok 4 yaitu 11 koloni pada pengenceran ke 10 -4, 0 koloni pada pengenceran ke
10-5, kelompok 5 yaitu 92 koloni pada pengenceran ke 10 -4, 51 koloni pada
pengenceran ke 10-5, kelompok 6 yaitu TBUD koloni pada pengenceran ke 10 -4, TBUD
koloni pada pengenceran ke 10-5, kelompok 7 yaitu TBUD koloni pada pengenceran ke
10-4, 35 koloni pada pengenceran ke 10-5.

C. Kesimpulan

Pada praktikum mikrobiologi dasar bab telur ayam dengan menggunakan media
padat PCA pada cawan petri, prinsip dari metode ini adalah pengenceran yang
dilakukan sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme
yang sesuai. Semakin rendah pengenceran, maka semakin positif hasilnya.
Sedangkan jika pengenceran tinggi, maka jarang tabung yang hasilnya positif. Hasil
positif pada tabung dapat tergantung pada probabilitas sel yang terambil oleh pipet
saat dimasukkan ke media. Metode ini sangat dipengaruhi oleh homogenitas.
Frekuensi positif dan negatif menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada
sampel sebelum pengenceran.

Didapati hasil pada pengujian praktikum kali ini yaitu jumlah koloni pada Kelompok
4 yaitu 11 koloni pada pengenceran ke 10 -4, 0 koloni pada pengenceran ke 10-5, gram
positif, bentuk morfologi bakteri yaitu batang dengan susunannya menyebar.
Kelompok 5 yaitu 92 koloni pada pengenceran ke 10 -4, 51 koloni pada pengenceran
ke 10-5, gram positif, bentuk morfologi bakteri yaitu cocus/koki dengan susunannya
menyebar. Kelompok 6 yaitu TBUD koloni pada pengenceran ke 10 -4, TBUD koloni
pada pengenceran ke 10-5, gram positif, bentuk morfologi bakteri yaitu cocus/koki
dengan susunannya menyebar. Kelompok 7 yaitu TBUD koloni pada pengenceran ke
10-4, 35 koloni pada pengenceran ke 10-5, gram positif, bentuk morfologi bakteri yaitu
batang/basil dengan susunannya menyebar.
LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
MENGIDENTIFIKASI MIKROORGANISME PADA BAHAN PANGAN
“SUSU”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

Maylan Anggun Kusumawardani ( G2D021018 )


Mahfirotuz Zahra ( G2D021019 )
Rizki Adji Santoso ( G2D021045 )

S1 TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021/20222
BAB I
PENDAHULUAN

1.3. LATAR BELAKANG


Secara alamiah yang dimaksud dengan susu adalah hasil pemerahan sapi atau
hewan menyusu lainnya, yang daat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan
makanan yang aman erta tidak dikurangi komponen-komponennya atau ditambah bahan-
bahan lain (Saleh,2004)
Susu adalah sekresi yang berasal dari kambing sapi sehat dan bersih, yang
diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi
atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun. Sedangkan susu
segar adalah susu murni yang disebutkan diatas dan tidak mendapat perlakun apapun
kecuali pendinginan tanpa memengaruhi kemurniannya.
Dasar dari ilmu pengetahuan dan teknologi produk susu adalah susu. Karena susu
adalah bahan baku dari semua produk susu. Susu sebagian besar digunakan sebagai
produk pangan. Dipandang dari segi gizi, susu merupakan makanan yang hampir
sempurna, kanungan zat gizi lengkap, mudah dicerna dan diserap darah, serta mutu dan
lemak susu lebih tinggi daripada bahan makanan lain(Sudarwanto,2006)
Bakteri adalah mikroorganisme yang sangat penting karena pengaruhnya yang
membahayakann maupun yang menguntungkan. Bakteri tersebar luas di lingkungan
beberapa diantaranya bersifat “mortal” artinya dapat melakukan pergerakan. Bakteri ini
memiliki struktur yang menyerupai benang panjang yang disebut flagella yang tumbuh
dan membran sel. Pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu
nutrient, temperature, O2, CO2, cahaya, dan pH. Kelompok bakteri yang penting dalam
mikro biologi pangan termasuk susu meliputi Pseudomonas, Basilaceae,
Entrobacteriaceae, Streptococcaceae, dan Micrococcaceae.

1.4. TUJUAN
1. Mengidentifikasi bakteri pada sampel bahan pangan susu
2. Mengetahui klasifikasi bakteri pada sampel bahan pangan susu melalui pewarnaan
gram
3. Mengetahui klasifikasi bakteri pada sampel bahan pangan susu melalui pewarnaan
gram
4. Mengetahui jumlah bakteri pada sampel bahan pangan susu yang sudah mengalami
pengenceran beberapa kali
BAB II
ISI
C. Alat dan bahan :
a. Alat
● 14 Cawan petri ● Korek api

● 28 Tabung reaksi ● Kapas

● Penjepit (pinset) ● Kertas

● Erlenmeyer ● Jarum ose

● Bunsen Spirtus ● Karet

● Mikroskop ● Batang spreader

● Autoclave ● Pipet mikro 1000µ


dan 100µ
● Rak tabung reaksi
● Blue Tip
● Preparat
● Yellow Tip
b. Bahan
● PCA

● Larutan NaCl dalam erlemeyer untuk pengenceran

● Larutan A : violet

● Larutan B : lugol

● Larutan C : alkohol

● Larutan D : safranin

● Bahan yang diuji ( Susu )

D. Prosedur praktikum
a. Pembuatan media menggunakan NA (Nutrient Agar)
⮚ Menimbang semua bahan dan memasukkan ke dalam erlenmeyer, beaker
glass atau wadah lain, lalu menambahkan aquades dan mengaduk dengan
pengaduk gelas sampai larut.
⮚ Memanaskan larutan media dalam pemanas sampai homogen (ditandai dengan
tidak ada gumpalan media sedikitpun dan bewarna kuning pucat/bening)
⮚ Memasukkan media yang sudah larut dan homogen tersebut ke dalam botol
kaca ,kemudian tutup rapat. Jika tidak menggunakan botol kaca, bisa
menggunakan erlenmeyer. Kemudian menutup erlenmeyer tersebut
menggunakan kapas, serta melapisi dengan kertas HVS dan mengikatnya
dengan kencang menggunakan karet.
⮚ Memerikan label pada botol kaca atau erlenmeyer yang sudah berisi media.

⮚ Mensterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu 121⁰ C selama 15 menit.


Jika tidak ada autoklaf, dapat diganti dengan pressure cooker (panci presto).
⮚ Mengeluarka media dan meletakkan pada tempat yang bersih jika waktu
sterilisasi sudah selesai dan suhu pada autoklaf sudah menunjukkan angka nol
(0).
⮚ Media sudah dapat digunakan (suhu jangan terlalu panas dan jangan terlalu
rendah, suhu optimal pada saat akan digunakan antara 45-50ºC).
⮚ Memanaskan ujung erlenmeyer yang berisi larutan PCA menggunakan
bunsen agar tetap steril, lalu tuang larutan PCA yang masih panas ke 4 buah
cawan petri untuk sempel susu, masing-masing sebanyak ½ tinggi cawan
petri.
⮚ Setelah itu diamkan hingga larutan PCA mengeras didalam cawan petri.
b. Pembuatan Nacl
⮚ Menyiapkan cawan untuk menimbang bahan.

⮚ Menyiapkan timbangan untuk menimbang bahan.

⮚ Menimbang gram Nacl sebanyak 20,4 gram menggunakan cawan.

⮚ Menyiapkan aquadest sebanyak 2,268 ml didalam beaker glass.

⮚ Memasukkan Nacl 20,4 gram tadi kedalam beaker glass yang ber-isikan
aquadest sebanyak 2,268 ml.
⮚ Aduk hingga homogen antara Nacl dan Aquadest.

⮚ Larutan pengencer Nacl siap digunakan.

c. Persiapan melakukan sterilisasi alat


⮚ Menyiapkan semua alat yang akan digunakan pada saat kerja.

⮚ Membungkus semua alat (yang terbuat dari gelas kaca dan yang tahan
terhadap pemanasan) menggunakan kertas HVS, dan kemudian mengikat
kencang menggunakan karet.
⮚ Masukan semua alat yang sudah terbungkus rapat ke dalam autoklaf.

⮚ Menyalakan autoklaf dan lakukan proses sterilisasi (dengan suhu 121ºC ,


tekanan 2 atm , selama 15 menit).
⮚ Mengeluarkan semua alat dan meletakkan di tempat yag bersih setelah proses
sterilisasi.
⮚ Jangan membuka pembungkus jika alat tersebut belum akan digunakan
(bungkus dibuka hanya apabila alat tersebut akan digunakan. Hal ini
dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi
terhadap alat-alat yang sudah steril).

E. Penanaman Media dan Pembagian Sempel


• Menyiapkan bahan yang akan di gunakan dalam penelitian, yaitu susu.
• Memasukkan 1 ml sampel susu menggunakan pipet mikro 100 ml ke dalam
Erlenmeyer yang berisi NaCL, sebelumnya Erlenmeyer tersebut dipanaskan
dengan bunsen. Setelah itu, homogenkan.
• Mengambil 1 ml dari Erlenmeyer menggunakan pipet mikro 100 ml kemudian
pindahkan ke tabung reaksi 10-2 yang sebelumnya di panaskan dengan
Bunsen, kemudian Homogen kan
• Lanjutkan pemindahan hingga tabung pengenceran terakhir, cukup sampai
pengenceran 10-5 dengan cara yang sama, ingat bahwa tip ejector collar/plastic
tip pada pipet mikro yang digunakan harus selalu diganti agar tetap steril dan
tidak mengkontaminasi cairan lainnya.
• Selanjutnya pindahkan larutan sampel telur menggunakan pipet mikro 1000
ml sebanyak 1 ml ke cawan petri berisi larutan PCA yang sudah mengeras.
Pengenceran ke 10-4 di masukkan ke cawan petri pertama dengan diberi label
10-4, lakukan hal yang sama pada cawan petri ke 2 dengan di beri label 10 -5.
Lalu ratakan secara merata menggunakan batang spreader yang telah dibakar
dengan bunsen dan didiamkan sebentar, lakukan hal yang sama pada cawan
petri ke 2 dengan di beri label 10 -5. (setiap memindahkan larutan dari tabung
reaksi ke cawan petri harus membakar terlebih dahulu tabung reaksi dengan
Bunsen, dan lakukan pemindahan tersebut di dekat Bunsen untuk
meminimalisir sebuah kontaminasi.
• Setelah permukaan agar-agar mengering, selanjutnya inkubasikan secara
terbalik selama 1 x 24 jam di incubator.
F. Pewarnaan Mikroba
o Mengambil preparate yang masih baru,
o Menyiapkan bakteri yang sudah diinkubasi.
o Mengolesi preparate dengan NaCL menggunakan jarum ose yang sudah
dibakar dengan Bunsen.
o Mengambil sedikit bakteri yang sudah tumbuh di medium menggunakan
jarum ose yang sudah dibakar dengan Bunsen dan di diamkan sebentar, lalu
oleskan ke preparate sampai merata.
o Melakukan fiksasi dengan api kecil sampai sampel bakteri tadi kering.
o Setelah itu lakukan proses pewarnaan dengan tahap pertama yaitu meneteskan
pewarna violet ke preparate dan biarkan selama 1 menit lalu bilas dengan
aquades. Lalu, ditetesi lugol dan dibiarkan selama 1 menit kemudian bilas
dengan aquades. Setelah itu disemprot alcohol dan langsung dibilas dengan
aquades, yang terakhir di tetesi dengan larutan safranin dan dibiarkan selama
1 menit lalu dibilas dengan aquades.
o Setelah proses pewarnaan gram selesai, maka kita akan tau apakah itu gram
positif atau gram negative.
E. DATA PENGAMATAN
Gram Bentuk
Sampel Gambar
Bakteri Bakteri

Bakteri
Susu gram Basil
positif
BAB III
METODOLOGI

A. Hasil
a. Sampel : Susu
b. Jumlah Koloni
● Pengenceran ke 10-4 = TBUD Koloni

● Pengenceran ke 10-5 = 87 Koloni


c. Gambar

d. Bentuk Bakteri : Basil


e. Warna : Biru/Keunguan
f. Gram : Positif
g. Susunan : Menyebar
h. Perhitungan

Jumlah Koloni Per Pengenceran

10-4 10-5

TBUD 87
Pengenceran yang dibuat menghasilkan kurang dari 30 koloni pada cawan petri (<30),
maka hanya jumlah koloni pada pengenceran terendah yang dihitung. Hasilnya “Standar Plate
Count”
<3,0 x 103
(8,7 x 103)
(896,1)
Keterangan : Hitung Pengenceran ke 10-5
B. Pembahasan

Susu merupakan salah satu bahan makanan hewani yang sering dikonsumsi masyarakat, baik
dikonsumsi secra langsung maupun melalui olahan minuman atau makanan terlebih dahulu. Pada
uji praktikum kali ini menggunakan sampel susu pasteurisasi kemasan indomilk. Susu yang
berasal dari sapi yang sehat umumnya berada dalam kondisi yang steril. Adanya pencemaran
pada susu dan adanya akses mikroorganisme untuk masuk ke dalam susu umumnya melalui
udara pada saat susu kemasan tersebut dibuka bebas sehingga dapat membuat susu
terkontaminsi.

Dalam pengamatan praktikum dilakukan uji mikrobiologis terhadap susu dengan


menggunkan media padat PCA pada cawan petri. Adanya mikroorganisme yang tumbuh pada
cawan menunjukkan bahwa susu tersebut mengandung mikroorganisme. Pada hasil pengujian
praktikum menunjukkan bahwa jumlah koloni pada sampel susu yaitu TBUD pada pengenceran
10-4, serta 87 koloni pada pengenceran ke 10-5.

C. Kesimpulan

Pada praktikum mikrobiologi dasar dengan bahan pangan susu dengan menggunakan media
padat PCA pada cawan petri, prinsip dari metode ini adalah pengenceran yang dilakukan sampai
tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai. Semakin rendah
pengenceran, maka semakin positif hasilnya. Sedangkan jika pengenceran tinggi, maka jarang
tabung yang hasilnya positif. Hasil positif pada tabung dapat tergantung pada probabilitas sel
yang terambil oleh pipet saat dimasukkan ke media. Metode ini sangat dipengaruhi oleh
homogenitas. Frekuensi positif dan negatif menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada
sampel sebelum pengenceran.

Didapati hasil pada pengujian praktikum kali ini yaitu jumlah koloni TBUD pada
pengenceran 10-4, serta 87 koloni pada pengenceran ke 10-5. Bentuk morfologi bakteri yaitu basil
atau batang dengan susunannya monokokus atau menyebar.

D. Daftar Pustaka

Lathifah E&Yahya Kusuma A,2014,Laporan Praktikum Mikrobiologi,diakses 18 april 022


<Https://www.academia.edu/11347783/Laporan_Praktikum_Mikrobiologi>

Anda mungkin juga menyukai