Anda di halaman 1dari 12

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

PEMERIKSAAN SAMPEL USAP ALAT MAKAN DAN MINUM

Disusun Oleh:

Nama : Nada Shafa Nurharyantin

NIM : P1337433117060

Kelas : 1B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

2017/2018
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILINGKUNGAN

Pertemuan ke- : 10

Mater : Praktikum pengambilan dan pemeriksaan Usap Alat Makan dan Minuman

Tujuan : 1. Mahasiswa mampu melakukan Usap Alat Makan dan Minuman

2. Mampu menghitung angka kuman pada usap alat makan dan minum

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Lidi Kapas steril
b. Bunsen
c. Rak tabung reaksi
d. Tabung reaksi
e. Cawan Petri
f. Jendela Usap steril ukuran 10x 50 = 50 cm2
g. Colony Counter
h. Alat minum ( gelas warung makan Bu Ning)
2. Bahan
a. Kapas
b. Alkohol
c. Spirtus
d. Korek api
e. Buffer Phospat
f. Media PCA
g. Label
h. Spidol
i. Selotip
B. Materi Praktikum Pengambilan dan Pemeriksaan Usap Alat Makan dan Minuman
Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan
makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan
demikian, tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan, antara lain menjamin keamanan
dan kebersihan makanan, mencegah penularan wabah penyakit, mencegah beredarnya produk
makanan yang merugikan masyarakat, dan mengurangi tingkat kerusakan atau pembususkan
pada makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani
makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makan dan proses
pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan,
antara lain adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat
dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih (Chandra, 2006).
Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat, salah satunya dari peralatan makanan yang
digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah dibuat dalam
bentuk Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan
makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2. Peranan peralatan makanan dalam
pedagang makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan
makanan (Food hygiene). Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga
kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan bersih
belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan
(piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan (piring,
gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat
penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan
peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring,
gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan
yang dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009).
C. Prosedur Kerja
1. Prosedur Pengambilan Sampel
a. Sarung tangan yang sterildisiapkan untuk mulai mengambil sampel.
b. Ambil alat makan yang akan diperiksa masing masing diambil 5 buah tiap jenis yang
diambilsecara acak dengan menggunakan sarung tangan sterildari tempat pengeringan
/penirisan.
c. Siapkan catatan formulir pemeriksaan alat makan dalam kelompok –kelompok .
d. Siapkan lidi steril ,kemudian menutup botol yang berisi cairan garam buffer phosphate.
e. Masukan lidi kapas steril kedalam botol ,lalu di tekan ke dinding botol untuk
membuang airnya ,kemudian diangkat dan melakukan usapan .
f. Cara melakukan usapan:Gelas dengan usapan mengelilingi bidang permukaan luar
dana dalam bagian bibir setinggi 6mm.
g. Piring ;Usap dilakukan pada bagian permukaan dalam dengan cara melakukan 2
usapan yang satu sama lainya saling menyilang.
h. Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3 (tiga)kali berturut–turut, dan satu
lidi kapas atau 1 (satu) swab digunakan untuk satu kelompok alat makan yang
diperiksa .
i. Setelah semua kelompok alat makan sudah diusap, lidi kapas dimasukan kedalam
botol, lidinya dipatah atau digunting. Sebelum ditutup, bibir botol dan penutupnya
disterilkan dengan memanaskan pada api spirtus.
j. Tempelkan kertas cellotape dan tulis etiket dengan spidol yang menyatakan alat
makan, tempat pengambilan contoh, dan diberi kode sesuai dengan lembar formulir.
k. Masukan boto sampel ke dalam termos dan kirim segera ke laboratorium untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
2. Prosedur Pemeriksaan Sampel
a. Aseptiskan meja kerja dan tangan
b. Ambil suspense (hasil usapan ) sebanyak 1 ml dan 0,1 ml masukan kedalam cawan
petri steril.
c. Tuangkan media PCA steril kemudian homogenkan dengan memutar cawan petri
tersebut menjadi angka delapan atau membentuk bulatan
d. Beri label
e. Inkubasikan pada suhu ±35oC selama 2x24 jam
f. Setelah diinkubasikan selama 2x24 jam lakukan pengamatan koloni pada cawan
𝑃
g. Rumus jumlah koloni per cm2 = Jumlah Koloni x V x 𝑄

Keterangan :
V= Volume media transport
P=Luas bidang yang diusap
Q=Luas alat keseluruhan

D. Hasil
Alat makan gelas di kantin Bu Ning Kampus 7 Poltekkes Semarang

1ml : 85 Koloni 0,1 ml : 22 Koloni

Volume medi transport : 10 ml

Dengan:
Diameter gelas : 8 cm
Tinggi permukaan bibir gelas yang di usap : 0,6 cm
Tinggi gelas keseluruhan : 9 cm
Diusap 2 bagian yaitu bagian luar gelas dan bagian dalam gelas.
Sehingga:
 Luas bidang yang diusap (P) : 2 (2πrt)  luas selimut tabung tanpa tutup
: 2 (2 x 3,14 x 4 x 0,6)
: 2 (15,072)
: 30,144 cm2
 Luas gelas keseluruhan (Q) : 2 (πr2+2πrt)  luas selimut tabung dengan satu alas
: 2 (3,14 x 42 + 2 x 3,14 x 4 x 9)
: 2 (50,24 + 226,08)
: 2 (276,32)
: 552,64 cm2
Jadi ALT pada usap alat makanan:
𝑃
ƩKoloni/cm2 = ƩKoloni x V x 𝑄
((85 + (22.10)) 30,144
= x 10 x
2 552,64
85+220
= x 10 x 0,054
2
= 152,5 x 0,54
= 82,35 Koloni/cm2

E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang saya lakukan untuk pemeriksaan sampel alat makan : gelas
di warung makan Bu Ning dan sampel menggunakan media transport sebanyak 10 ml
selanjutnya dilakukan penanaman menggunakan media PCA sebanyak 1 ml dan 0,1 ml pada
2 petridish selanjutnya dilakukan inkubasi dengan cara menempatkan petridish secara terbalik
selama 2x24 jam dengan suhu ±350C, hasilnya saya menemukan koloni pada hasil
penanamannya. Setelah dihitung jumlah koloninya sebanyak 82,35 koloni/cm2. Sesuai dengan
Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan
tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2, jadi dapat diketahui bahwa sampel gelas pada
warung makan Bu Ning tercemar dan tidak layak digunakan karena jumlah koloni mikroba
melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan Permenkes.
F. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel gelas pada warung makan Bu Ning, kantin kampus
7 Poltekkes Kemenkes Semarang tercemar dan tidak layak digunakan karena jumlah koloni
mikroba melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan Permenkes RI No. 1096 / Menkes /
Per / VI / 2011 yaitu maksimum 0 Koloni/gram.

G. Saran
1. Pada saat praktikum baik sebelum maupun sesudah praktikum harus dalam kondisi steril
baik alat/bahan maupun praktikannya.
2. Praktikan selalu menjaga kebersihan sebelum maupun sesudah melakukan praktik.
3. Praktikan harus berhati-hati dalam menggunakan alat maupun bahan laboratorium.
H. Lampiran
 Cara kerja

1.Masukkan lidi kapas 2.Usapkan lidi kapan 3.Selanjutnya patahkan


dalam media pada bibir dalam dan lidi dan sterilkan
transport 10 ml luar gelas sedalam 0.6 tabung reaksi.
cm
 Penanaman

1.Masukan 2.Masukkan 3.Sterilkan 4.Homogenkan


sampel ke media PCA 10 petridish dengan
dalam petridish ml ke petridish dengan bunsen membentuk
angka 8/bulat

5.setelah PCA mengeras 6. Inkubasi selama


bungkus petridish 2x24 jam dengan suhu
menggunakan kertas ±350C, sampel dalam
payung keadaan terbalik

Purwokerto, 23 November 2017


Pembimbing Praktikum Praktikan

Mela Firdaust, S.ST, M.KL. Nada Shafa Nurharyantin


NIP. 19871124 200912 2 001 NIM. P1337433117060

Anda mungkin juga menyukai