Anda di halaman 1dari 10

Makalah Praktikum K3 dan Patient Safety Mikro

Toeti Rahajoe, SKM,M.kes

Nama kelompok 3:

1. Sarifatun Apriyani (G0C018004)


2. Bella Nita Sari (G0C018018)
3. Tomy Adi Saputra (G0C018025)
4. Intan Retnosari (G0C018033)

D3 ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2019
DENAH LABORATORIUM BIOMULEKULER

1 6

8
1 7
1

9
2

Kel.2 Kel.1
10

Kel.4 Kel.3
3
11

Kel.6 Kel.5

12
4
Kel.8 Kel.7

Kel.10 Kel.9 13

16 15 14
Keterangan angka:

1. Pintu depan
2. Rak tas
3. Meja alat
4. Almari mikroskop
5. Pintu belakang
6. Papan tulis
7. Meja dosen
8. Meja
9. Almari
10. Meja alat
11. Saluran air
12. Kulkas
13. Rak alat
14. Ruang reagen
15. Ruang laborat
16. Ruang inokulasi

Keterangan gambar

=posisi kelompok 3

= jalur evakuasi meja 1-5

= jalur evakuasi meja 6-10

Lebar denah: 9,6 cm Rak tas: panjang: 2 cm lebar: 0,5 cm

Panjang denah: 14,4 cm Meja alat: panjang: 2 cm lebar: 0,5 cm

Panjang meja: 2 cm Almari mikroskop: P: 2 cm L: 0,5 cm

Jarak tembok kemeja: 2 cm Pintu belakang: tinggi: 0,5cm L: 0,9 cm

Antar meja: 1,5 cm Meja dosen: tinggi: 0,5 cm L: 1,8 cm

Lebar papan tulis: 2 cm Panjang papan tulis: 0,5 cm


Resiko Bahaya Pembuatan Sediaan

I. Tujuan :
Untuk membuat sediaan dengan dengan benar dan mengetahui bahayanya.
II. Alat dan Bahan :
Alat
 Objek glass
 Jarum ose
 Rak tabung
 Spirtus
 Spidol

Bahan

 Sampel
 Kapas
 Tissue
 Korek api
III. Cara kerja:
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Bersihkan objek glass dengan alkohol secara bolak balik.
3) Fiksasi dibunsen dengan cara bolak balik.
4) Beri label identitas di meja glass.
5) Gambar lingkaran dengan ukuran panjang 3 cm dan lebar 2 cm.
6) Panaskan jarum ose sampai memerah dan didiamkan selama 2-3 menit (jangan
langsung dimasukan kedalam sampel karena bisa mematikan bakteri).
7) Ambil sampel dengan tangan kiri dan membuka tutup sampel dengan jari
kelingking. Suspesikan dulu mulut tabung sebentar lalu ambil sampel sebanyak 1
mata ose. Panaskan dan tutup lagi.
8) Taruh di objek glass yang sudah digambar, ratakan dengan cara membelekangi
bunsen dan diratakan.
9) Panasi/fiksasikan jarum ose sampai merah dan angin anginkan sediaan sampai
kering.
10) Jika sampel yang di objek glass sudah kering fiksasikan di bunsen.
Gambar

Keterangan
G0018033
1. Nama pasien

1 2 2. Tempat suspensi

Bahaya pebuatan sediaan:

1. Bahaya menggunakan pembesaran mikrokop dengan 100+ langsung:


 Mengakibatkan preparat pecah.
 Sampai preparat pecah terbuang sia sia.
 Perubahan preparat dapat terkena mata.
2. Bahaya tidak menggunakan APD lengkap:
 Terjadi percikan pada sampel.
 Mudah terinfeksi sampel yang sedang di kerjakan.
Resiko Bahaya dalam Sterilisasi Autoclave

Tujuan: Untuk mengetahui bagian dan cara kerja autoclave.

Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan perlengkapan
dengan menundukkan material untuk uap tekanan tinggi jenuh pada 121 ° C selama sekitar
15-20 menit, tergantung pada ukuran beban dan isi.
Autoclave yang banyak digunakan dalam mikrobiologi, kedokteran, tato, tindik, ilmu
kedokteran hewan, mikologi, kedokteran gigi, perawatan kaki dan fabrikasi prosthetics.
Mereka bervariasi dalam ukuran dan fungsi tergantung pada media yang akan disterilkan.
Beban khas termasuk laboratorium gelas, instrumen bedah, limbah medis, peralatan
pasangan pasien, tempat tidur hewan kandang, dan kaldu lysogeny.

Bagian auoclave:

Keterangan gambar:
1. Pegangan
2. Lubang uap (katup)
3. Skala suhu
4. Tutup autoclave
5. Pengunci
6. Selang uap
7. Sarangan
8. Dandang

Cara kerja:

1. Menyiapkan semua alat yang akan disterilkan, dan sudah di bungkus dengan kertas
2. Mengecek apakah volume air didalam autoclave tingginya sudah tepat pada batas
yang ditentukan.
3. Semua alat dimasukan ke dalam autoclave.
4. Autoclave harus dikunci bersebrangan yaitu kanan-kiri, agar rapat dan kencang
sehingga uap tidak keluar.
5. Setelah itu menyalakan kompor.
6. Menutup katup agar uap keluar, samapai suhu 100o
7. Katup uap ditutup kembali agar tekanan dan uap naik (karena harus konstant), yaitu
pada suhu 121oC selama 15 menit.
8. Jika alarm berbunyi tanda selesai, tunggu tekanan dalam kompartemen turun sehingga
tekanannya sama dengan udara dilingkungan (angka 0).
9. Angkat isi autoclave dengan hati-hati.

Potensi bahaya menggunakan autoclave


 Terpaparnya panas hingga terbakarnya kulit akibat dari material panas serta dinding
dan pintu autoklaf.
 Uap panas dari dalam autoklaf dan matrial yang disterilisasi dapat menghasilkan uap
panas.
 Cairan yang mendidih dan tumpah di dalam autoklaf.
 Tangan dan lengan dapat terluka bakar terkena uap dari dalam autoklaf atau panas
dari dinding dan pintu autoklaf.
 Tubuh terluka jika terjadi ledakan autoklaf.
Isolasi Bakteri

I. Tujuan
Untuk mempelajari tata cara mengisolasi bakteri, sehingga mendapatkan koloni murni.
II. Metode
Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi
empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel
mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan
pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni
tunggal. Dapat menggunakan metode 1 ose dan 2 ose.

III. Alat dan Bahan


Alat:
 Cawan peteri
 Inokulum loop ( jarum ose)
 Rak tabung
 Spirtus

Bahan

 Suspensi bakteri
 Korek api
 Kapas
 Kertas
 Karet gelang
IV. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mempersiapkan cawan peteri steril dengan media agar yang sudah steril.
3. Cawan diberi label dibagian bawah dan menggambar garis kuadran agar
mempermudah penggoresan pada media dengan spidol dibagian bawah.
4. Lalu jarum ose disterilkan dengan memanaskan ose diatas api spirtus hingga
membara dan kemudian diamkan sebentar jarum ose yang telah dipanaskan.
5. Mengambil suspensi, buka tutup yang ada dimulut tabung, dan fiksasi mulut
tabung tersebut agar steril.
6. Lalu memasukan jarum ose yang telah didiamkan ke dalam tabung ose, dan
mengambil satu mata ose.
7. Tutup kembali tabung suspesi dan sterilkan mulut tabung suspensi lagi.
8. Membuka tutup peteri, kemudian melakukan penggoresan dengan metode
kuadran sesuai dengan garis bagi kuadran. Ketika melakukan penggoresan
hendaknya dilakukan didekat api spirtus agar tidak terkontaminasi.
9. Setelah melakukan penggoresan hingga di kuadran 4, jarum ose disterilkan lagi
menggunakan api spirtus.
10. Jika sudah menutup cawan peteri, memberi nama dan menutupnya menggunakan
kertas.
11. Cawan kemudian diinkubasi, setelah 24jam mengambl cawan kemudian diamati.
V. Hasil pengamatan

1) Menggunakan 1 ose

2) Menggunakan 2 ose
VI. Kesimpulan
Proses isolasi bakteri dengan metode penggoresan diperlukan keahlian dalam
menggores media agar didapatkan biakan murni bakteri yang diinginkan, karena
penggoresan yang semakin melemah pada setaip kuadrannya akan menyaring atau
mengisolasi secara tidak langsung pada jenis bakteri tertentu sehingga metode ini
akan memperoleh biakan murni pada satu titik pada kuadran empat. Adapun metode
yang digunakan selalu memperhatikan kesterilan lingkungan, media, dan alat goresnya
agar tidak terjadi kontaminasi, sehingga pada metode ini cawan dan jarum ose selalu
didekatkan spirtus atau dipanaskan pada spirtus.

Anda mungkin juga menyukai