Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Disusun Oleh:

Nama : Elsaria Zendrato

Nim : 192111008

Kelas :A

Semester : V (Lima)

Prodi : Pendidikan Biologi

Mata Kuliah : Mikrobiologi

Dosen Pengampu:

Novelina Andriani Zega, M.Pd

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Gunungsitoli

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA)

Tahun Akademik 2021/2022


PRAKTIKUM I

LAPORAN PRAKTIKUM “PENGENALAN ALAT-ALAT


LABORATORIUM”

A. Judul : Laporan Praktikum “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium”

B. Tujuan

1. Mengenal bagian-bagian dan fungsi dari alat-alat laboratorium seperti


mikroskop autoklaf yang akan mereka gunakan selama praktikum
berlangsung serta memahami cara penggunaannya
2. Melatih penggunaan mikroskop dengan menggunakan preparat awetan
3. Memahami dan mengerti cara sterilisasi dengan menggunakan autoklaf
dalam kondisi yang aseptis

C. Tinjauan Teoritis

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa


alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar
pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam
suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja,
pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan
melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat
berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat
gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting,
2010).

Pengenalan alat- alat praktikum penting dilakukan guna untuk


keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga
pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan
fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat dibutuhkan dalam
proses penelitian ataupun praktikum terutama dalam proses praktikum kimia
banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing
didalam bidang keilmuan atau pun proses penelitian tentu alat-alat ini sangat
dibutuhkan sekali alat-alat laboratorium juga dapat berbahasa jika terjadi
kesalahan dalam prosedurpemakaiannya maka diperlukan pengenalan alat-alat
laboratorium agar pengguanaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi
dan prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat
diminimalisir sedikit mungkin hal ini penting agar mendapatkan hasil
penelitian yang baik dan benar, data–data yang tepat akan meningkatkan
kualitas penelitian seseorang (Hokayuruke, 2013).
Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum karena tidak
mungkin semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.
Untuk memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium, penulisan alat-
alat diurut sesuai dengan abjad. Agar supaya alat-alat laboratorium dapat
digunakan dalam waktu relatif lama dalam keadaan baik, perlu pemeliharaan
dan penyimpanan yang memadai.

D. Alat Dan Bahan

1. Alat : mikroskop, autoklaf, elemenyer, tabung reaksi, cawan petri, pipet


tetes, kaca objek, kaca penutup, minyak imersi, pisau silet, dan kertas.
2. Bahan : preparat awetan, rumput kering, kapas, karet pengikat, plastik,
aquades, dan media.

E. Prosedur Kerja

1. Untuk tujuan 1
a. Meletakkan mikroskop dan autoklaf di atas meja kerja
b. Mendiskusikan dengan teman sekelompok nama bagian-bagian masing-
masing fungsinya
2. Untuk tujuan 2
a. Meletakkan sebuah preparat awetan di meja objek
b. Mengamati dengan perbesaran kecil 40 kali lalu berturut-turut kebesaran
tinggi 100 kali 400 kali 1000 kali
c. Menggunakan minyak imersi untuk memperjelas pengamatan
3. Untuk Tujuan 3
a. Alat yang digunakan dicuci bersih dan dikering anginkan
b. Alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas sehingga semua bagian
tertutup rapat kemudian semua alat dibungkus dengan plastik hdpe dan
ikat dengan karet
c. Sebelum melakukan sterilisasi cek terlebih dahulu banyaknya air dalam
autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan maka dapat ditambah
air sampai batas tersebut.
d. Kemudian memasukkan peralatan dan bahan
e. Menutup atau kelas dengan rapat lalu mengencangkan buat pengaman
agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep Pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu
f. Menyalakan auto kelas di atur timer dengan waktu minimal 15 menit
pada suhu 121 ° Celcius
g. Menunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kom
kompartemen autoklaf dan tak keluar dari klep pengaman. Kemudian
klep pengaman ditutup dan dan tunggu sampai selesai. Perhitungan
waktu 15 menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
h. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kolom
apartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan.
Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan
hati-hati.

F. Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan Di atas adalah gambar-gambar dari alat-alat


laboratorium yang digunakan dalam suatu praktikum di mata kuliah
mikrobiologi di mana disitu kami diperkenalkan bagaimana cara cara
penggunaan dan fungsi dari masing-masing alat tersebut baik seperti
mikroskop autoklaf cara sterilisasi pada bahan-bahan seperti mortar dan alu
pipet tetes cawan petri dan lain sebagainya yang berkaitan dalam praktikum
mikrobiologi

G. Pembahasan

 Praktikum yang berjudul “Pengenalan Alat” ini membahas mengenai alat-


alat yang akan di pergunakan pada praktikum mikrobiologi. Pada
praktikum pertama ini, kami dikenalkan pada beberapa peralatan yang
nantinya akan digunakan di praktikum mikrobiologi, diantaranya yaitu
Gelas kimia, gelas ukur,tabung reaksi, erlenmeyer, hot plate, pipet, sikat
tabung, sentrifuse, loupe, cawan petri, cultur chamber, mikroskop cahaya,
lampu bunsen, jarum ose, timbangan analitik, autoclave, dan shaker water
bath.
 Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil
dengan skala sepanjang dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan
memanaskan suatu koloni. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan,
dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan
dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu
erlenmeyernya larutan, menampung filtrate hasil penyaringan, dan
menampung titran ( larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi. Selain itu
juga labu erlenmeyer juga memiliki fungsi untuk menyimpan koloni pada
saat pengamatan.
 Mikroskop cahaya, berfungsi untuk memperbesar objek 4 hingga 24 kali
sehingga mempermudakan pengamatan pada objek yang tidak dapat
dilihat oleh mata telanjang. Lampu Bunsen, adalah lampu berbahan bakar
spiritus yang digunakan untuk sterilisasi panas dan mempertahankan
sterilisasi ruang inokulasi, isolasi dan transfer mikroba.
 Autoclave yaitu alat yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas
bertekanan. Alat ini terdiri dari bejana tekanan tinggi yang dilengkapi
manometer dan klep bahaya. Autoclave dipakai untuk sterilisasi medium
atau larutan atau alat-alat yang tahan terhadap suhu tinggi.

H. Pertanyaan

1. Apa fungsi dari minyak imersi.....?


Jawaban: Untuk melindungi lensa objek dari pada mikroskop ketika
digunakan saat melakukan pengamatan
2. Jelaskan fungsi dari setiap bagian-bagian dari gambar mikroskop.......?
Jawaban:
a. Lensa Okuler Mikroskop
Lensa okuler berfungsi untuk membentuk banyangan nyata dari
lensa objektif. Jumlah lensa okuler pada mikroskop monokuler berjumlah
satu, sehingga hanya bisa dilihat menggunakan sebelah mata.
b. Lensa Objektif Mikroskop
Merupakan lensa yang terletak dekat dengan objek(sample) yang
akan diamati. Lensa objektif ini membentuk bayangan nyata dari suatu
objek, letak lensa objektif biasanya terpasang pada revolver dengan
jumlah tiga atau empat buah, tergantung jenis mikroskop.
c. Diafragma Mikroskop
Merupakan salah satu komponen di mikroskop yang terletak pada
bagian bawah meja preparat, fungsi dari diafragma ini ialah menentukan
jumlah cahaya yang masuk atau difokuskan ke sample.
d. Meja Preparat Mikroskop
Merupakan bidang kecil pada mikroskop yang digunakan untuk
meletakan sample yang akan diamati. Biasaya pada meja preparat
terdapat capit tau klip yang digunakan untuk memegang sample agar
tidak mudah bergeser.
e. Kaki Penyangga Mikroskop
Merupakan fitur tambahan pada mikroskop, fitur ini biasanya tidak
selalu tersedia pada mikroskop-mikroskop jadul. Fungsi dari kaki
penyangga ini ialah untuk penyangga mikroskop jika diletakan pada
bidang yang tidak datar. Cara menggunakan fitur ini ialah dengan
memutarnya hingga mikroskop mendapatkan posisi yang datar dan stabil.
f. Lengan Mikroskop
Merupakan salah satu bagian penting dari sebuah mikroskop, fungsi
lengan mikroskop ini ialah sebagai rangka atau frame mikroskop itu
sendiri. Lengan mikroskop juga memudahkan penggunakan untuk
memindahkan mikroskop dari satu tempat ke tempat lain, tanpa harus
memegang lensa-lensa secara langsung.
g. Skala Preparat Mikroskop
Merupakan fitur tambahan pada meja preparat, fungsi ini sebetulnya
tidak selalu tersedia pada setiap mikroskop dan bersifat optional. Pada
kenyataannya skala preparat ini digunakan untuk memudahkan
penempatan sample sebelum diamati.
3. Jelaskan fungsi dari bagian-bagian autoklaf sesuai dengan gambar.....?

Jawaban:

a. Tombol ON / OFF
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan Autoclave. Tombol ini ada
pada seluruh jenis Autoclave, baik autoclave manual (bukan autoclave
bakar) atau autoclave yang sudah menggunakan sistem digital
(pemrograman).
b. Tombol Pengatur Waktu
Pada beberapa jenis Autoclave terdapat tombol pengatur waktu. Tombol
ini berfungsi untuk mengaktifkan pengatur waktu. Jadi, ketika tombol ini
diaktifkan, pengatur waktu dapat berfungsi secara otomatis . Tombol ini
terdapat pada jenis autoclave semi otomatis.
c. Pengatur Waktu (timer)
Bagian ini berfungsi untuk mengatur berapa lama yang akan digunakan
untuk sterilisasi. Prosedur sterilisasi menggunakan autoclave umumnya
berkisar antara 15 hingga 30 menit dalam satu periode waktu sterilisasi.
d. Pengatur Suhu (kontrol suhu)
Pengatur suhu pada jenis autoclave digital digunakan untuk menentukan
besarnya suhu sterilisasi. Sekaligus memberikan perintah pada Autoclave
untuk memulai sterilisasi ketika suhu yang diinput sudah tercapai. Pada
Autoclave semi otomatis pengatur suhu digunakan untuk
mempertahankan suhu tetap stabil
e. Penutup Autoclave
Bagian ini memiliki pont yang sangat penting. Tutup ini berperan untuk
menutup autoclave dari bagian atas sedemikian sehingga uap panas dan
tekanan tidak keluar (bocor).
f. Penunjuk Tekanan (Pressure Gauge)
Bagian autoclave yang satu ini terdapat di bagian tutup Autoclave.
Pressure Gauge berfungsi sebagai penunjuk tekanan dalam autoclave saat
proses sterilisasi berlangsung.
g. Katup Pelepas Uap
Selain terdapat pressure gauge di bagian tutup autoclave juga terdapat
komponen berupa katup yang berjumlah dua. Katup ini berfungsi untuk
melepaskan tekanan (uap) ketika proses sterilisasi berlangsung. Katup ini
juga dapat berfungsi sebagai pengatur tekanan ketika terjadi Over
Pressure.
h. Sekrup Pengaman
Di bagian atas body Autoclave terdapat Sekrup yang didesain secara
khusus untuk mengklem dan mengunci tutup autoclave agar kencang,
rapat dan tidak bocor. Jumlah sekrup ini cukup banyak. Melingkar di
seluruh lingkaran dandang atau bejana tekan.
i. Termometer (Penunjuk Suhu)
Komponen ini berfungsi untuk mengukur suhu sterilisasi. Pada autoclave
digital pengatur suhu, penunjuk suhu terhubung dengan timer dan juga
sistem terpadu yang menjadikan autoclave bekerja secara otomatis.
j. Elemen Pemanas
Di bagian bawah Bejana Tekan terdapat elemen pemanas super yang
berfungsi memanaskan air hingga mendidih sehingga terjadilah uap
panas yang mengalir ke seluruh permukaan alat yang disterilkan.
k. Power Cord
Di bagian luar terdapat Slot untuk mengubungkan kabel power dari
autoclave ke stop kontak listrik.
l. Kran Pembuangan
Di sebagian autoclave dilengkapi dengan kran pembuangan yang terdapat
di bagian bawah luar body atau bejana. Komponen ini berfungsi untuk
mengeluarkan sisa air ketika proses sterilisasi telah selesai.
I. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut :

1. Alat yang di gunakan dalam melakukan pratikum ini adalah, gelas


kimia,gelas ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, hot plate, pipet tetes,
mikropipet ,sikat tabung, sentrifuse, loupe, cawan petri, cultur chamber,
mikroskop cahaya, lampu busen, jarum ose, timbangan analitik, autoclave,
shaker water bath.
2. Masing-masing alat pratikum memiliki fungsi dan pengguunaan yang
berbeda-beda. Seperti gelas kimia berfungsi untuk mengukur volume larutan
yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat
kimia, memanaskan cairan dan media pemanasan cairan. Cara
menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan
lap. Gelas Ukur berfungsi untuk mengukur volume segala benda dengan
ketelitian yang tinggi. Tabung reaksi berfungsi sebagai wadah untuk
mereaksikan dua atau lebih larutan

J. Daftar Pustaka

Puspita, Rohima, 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu : untuk SMP/MTs Kelas

VII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Wahyudi, 2011. Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan.Universitas


Padjajaran, Jatinangor.

Modul MK Mikrobiologi.

PRAKTIKUM II

PENGAMATAN KOLONI BAKTERI DAN JAMUR

A. Judul: Pengamatan Koloni Bakteri Dan Jamur

B. Tujuan

1. Mempelajari morfologi koloni bakteri

2. Mempelajari morfologi koloni jamur

C. Tinjauan Teoritis

Di sekitar kita mikroorganisme mudah dijumpai, seperti di udara, di


antara helayan rambut, di sela-sela gigi, di jari tangan, dalam usus, di
permukaan kulit, di debu di lantai, dalam makanan dan mungkin dalam
minuman manusia titik untuk mempelajari morfologi koloni bakteri serta sifat-
sifat manusia kita perlu menumbuhkan pada medium.

D. Alat Dan Bahan

1. Alat : lampu bunsen, korek api, jarum inokulasi, petridish steril.


2. Bahan : medium kaldu nutrisi agar, dan medium kaldu teuge agar.
E. Prosedur Kerja

1. Memanaskan air dalam beaker gelas hingga mencapai suhu kamar 40


sampai 50 derajat Celcius
2. Memasukkan tabung reaksi yang berisi medium atau khusus medium tauge
ke dalam beaker gelas supaya medium cair
3. Membiarkan 5 menit kemudian tuangkan ke dalam petridish
4. Memberi label, nama kelompok, dan nama medium
5. Melakukan perlakuan sebagai berikut:
a. Membiarkan cawan petri yang berisi medium kaldu nutrisi agar selama 1
jam. Segera tutup kembali
b. Mengucapkan kata-kata dengan jarak 5 sampai 10 cm dekat medium
yang terbuka selama 3 menit segera tutup kembali.
c. Mengambil cotton Bud steril, usapkan di atas meja dan goreskan segera
merata pada medium lempeng agar. Segera tutup kembali dengan cawan
petrinya
d. Mengoleskan satu jari tangan di atas medium lempeng agar titik segera
tutup kembali
e. Memasukkan 12 helai rambut ke atas permukaan agar dan segera tutup
kembali

6. Semua lempeng agar tersebut diinkubasi pada suhu kamar selama 1 sampai
3 kali 24 jam, mengamati setiap koloni mikroba yang tumbuh setiap hari.

7. Lakukan pengamatan morfologi koloni bakteri yang meliputi :

a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Tepi koloni
d. Elevasi koloni
e. Kepekatan koloni
f. Mengkilat atau suram
g. Ukuran diameter koloni

8. Menghitung jumlah dan macam koloni bakteri dan jamur yang tumbuh pada
medium.

9. Membuat tabel pengamatan

F. Hasil Pengamatan
Gambar diatas merupakan salah satu gambar yang kami ambil dari
hasil pengamatan bagaimana cara pelaksanaan ataupun kegiatan yang
dilakukan saat membuat kaldu nutrisi agar yang telah kami siapkan untuk
sebagai medium pembuatan ataupun tempat pertumbuhan koloni bakteri dan
koloni jamur pada praktikum kali ini yaitu dipanaskan terlebih dahulu atau
melakukan perlakuan seperti gambar diatas dan seterusnya disimpan dalam
suhu kamar selama beberapa hari untuk mendapatkan hasil.

G. Pembahasan

1. Morfologi Koloni Bakteri

Bakteri yang dibiakan pada pembenihan agar darah dapat


memperlihatkan ada/tidaknya zona pada medium disekeliling koloni. Zona
yang terbentuk adalah :

 Zona jernih tidak berwarna, disebut hemolisis tipe beta (hemolisis)


 Zona berwarna hijau atau keruh, disebut hemolisis tipe alfa (hemodigesti)
 Tidak ada zona, disebut hemolisis tipe gamma (non hemolisis)
2. Morfologi Koloni Jamur

Seperti halnya bakteri, sekumpulan jamur akan membentuk koloni


yang dapat digunakan untk membantu identifikasi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mempelajari koloni jamur adalah:

 Warna : Permukaan dan dasar koloni


 Tekstur : Halus, licin ,menyerupai beludru, menyerupai kapas
 Topografi : Flat, folded, rugose, crateiform, celebriform, dan verrucose

Secara umum koloni morfologi jamur terdiri dari:

 Koloni ragi/khamir/yeast
 Koloni bulat dan cembung bertekstur halus dan licin menyerupai bakteri
 Membentuk koloni basah dan berwarna putih kekuningan
 Contoh: Candida, Cryptococus
 Koloni Kapang/mold
 Membentuk koloni kering dan padat
 Tekstur menyerupai beludru atau kapas

H. Pertanyaan

1. Perbedaan apa yang terlihat pada koloni bakteri dan jamur...?

Jawaban: Perbedaan utama antara koloni bakteri dan jamur adalah bahwa
koloni bakteri adalah massa sel bakteri yang tampak yang timbul dari sel
bakteri tunggal sementara koloni jamur adalah massa tampak jamur yang
timbul dari spora tunggal atau fragmen miselia.

I. Kesimpulan

Berbagai jenis media pertumbuhan bakteri lazim digunakan untuk


tujuan isolasi, transportasi, persemaian dan diferensiasi. Untuk menunjang
pertumbuhan yang optimal, bakteri membutuhkan nutrisi yang amat beragam.
Sebagian bakteri dapat tumbuh dalam medium yang hanya mengandung zat
anorganik, sedangkan bakteri tertentu memerlukan tambahan asam amino,
vitamin dan zat organik lain untuk pertumbuhannya. Media pembiakan bakteri
umumnya terdiri dari ekstrak daging, ekstrak ragi, pepton dan agar.

Berdasarkan fungsinya media dibedakan menjadi media basal (media


dasar), media diferensial, media selektif, media diperkaya (enrichment), media
pengkayaan, media uji (Identifikasi) medium umum, medium khusus
(spesifik), medium penguji (Assay medium), dan medium perhitungan.
Berdasarkan konsistensinya, media pembiakan bakteri dapat dibagi menjadi
media cair, media padat dan semi solid. Berdasarkan komposisi/susunannya
dibedakan atas media alami/nin sintesis, media semi sintesis dan media
sintesis. Kaldu nutrisi (pepton dan ekstrak daging) dan agar nutrisi (pepton,
ekstrak daging dan agar) merupakan contoh medium cair dan padat yang sering
digunakan. Bakteri komponen dapat ditambahkan ke dalam medium untuk
menghasilkan medium dengan sifat tertentu sebagai contoh, penambahan zat
warna dapat digunakan untuk indikator aktivitas metabolisme bakteri.

J. Daftar Pustaka

Modul praktikum mikrobiologi

http://aplonsin.wrodpress.com.pemgamatan-kolonil-bakteri-dan-jamur.id.
PRAKTIKUM III

JAMUR PADA MAKANAN


A. Judul : Jamur Pada Makanan
B. Tujuan : Mengenal dan mengamati bentuk jamur pada bahan makanan
C. Tijauan Teoritis
Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai
klorofil sehingga bersifat heterotroph. Jmur ada yang uniseluler Dan
multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa
dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang, Tubuh vegetatif kapang
berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa
akanmemanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat
hidup jamur).Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler
(berinti satu), bentuknya bulatatau oval. Pengamatan morfologi sangat penting
untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan morfologi ini lebih
penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapacara atau metode
pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop. Untuk
pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan
mikroskopis.Jamur adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa
atau sel tunggal,eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi
seksual atau aseksual. Dalamdunia kehidupan fungi merupakan kingdom
tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme
eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi.

Jamur hidup tersebar dan terdapat ditanah, air vegetasi, badan hewan,
makanan,dibangunan, bahkan pada tubuh manusia. Jamur dapat tumbuh dan
berkembang padakelembaban dan pada suhu yang tinggi. Saat ini di Indonesia
diperkirakan terdapat 4.250sampai 12.000 jenis jamur. Dari jumlah tersebut
dalam kehidupan memiliki peran masing-masing dihabitatnya baik yang
berkaitan langsung maupun tidak langsung bagi manusiaJamur merupakan
organisme yang mirip tumbuhan tetapi tidak memiliki klorofil.

1. Kingdom; Jamur dikelompokkan sendiri terlepas dari kelompok


plantae(tumbuhan) karena jamur tidak berfotosintesis dan dinding selnya
bukan dari selulosa(Yamin, 2013).Dermatophytosis (Tinea pedis).
2. Athele foot; Merupakan infeksi jamur superfisial yangkronis mengenai kulit
terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah
Penyebabnya adalah Trichophyton sp.
3. Penyakit jamur kulit kaki; Adalah penyakit jamur yang biasanya terjadi
pada kulit di antara jari kaki dan di bagian belakang kaki. Tineakaki sering
menyebabkan gatal-gatal, ruam merah, bersisik, kulit mati, terasa terbakar,
lecetringan, dan bau apek atau tidak menyenangkan. Lapisan kulit yang
kering dapat mengelupasatau retak, sering gatal pada daerah antara jari-jari
kaki. Berdasarkan tujuan dari dilaksanakannya praktikum melalui beberapa
masalah yangdibahas pada uraiaan diatas yang melatar belakangi praktikum
yaitu, Pemeriksaan Jamur.

Jamur memiliki ciri-ciri seperti berikut : mempunyai inti sel,


membrane inti sempurna, tidak mempunya klorofil bentuk uniseluler dan
multiseluler, berkembangbiak dengan spora, hidupnya bersifat heterotroph dan
dapat juga sebagai parasit atau saprofit. Jamur dapat menguntungkan dan
dapat juga merugikan. Beberapa microorganisme sangat penting dalam
teknologi makanan seperti pada peristiwa fermentasi yang didalam prosesnya
diperlukan microorganisme seperti jamur Rhizopus sp dalam pembuatan
tempe, tahu dan tape. Hifa merupakan pembentuk jaringan yang
disebutmiselium. Miselium yang menyusun jalinan-jalinan semua menjadi
tubuh.Bentuk hifa menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk
pipa. Dinding inimenyelubungi membran plasma dan sitoplasma. Kebanyakan
hifa dibatasi oleh dindingmelintang atau septa. Septa umumnya mempunyai
pori besar yang cukup untuk dilewatiribosom, mitokondria dan kadang kala inti
sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapiadapula hifa yang tidak bersepta
atau hifa sinostik. Struktur hifa sinostik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma (Aqsha,2013).

Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang-benang yang


disebut hifa, yangsaling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium.
Miselium dapat dibedakan atasmiselium vegetatif yang berfungsi meresap
menyerap nutrisi dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi dalam
reproduksi. Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendahmempunyai ciri khas
yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa.Fungi
dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan
fungiyang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir
merupakan fungi berseltunggal dan tidak berfilamen (Medhy, 2013).Jamur
dibagi menjadi 2 yaitu khamir (Yeast ) dan kapang (Mold). Khamir adalah
bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan.

Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri,


tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yangterbesar.khamir
sangat beragam ukurannya, berkisar antara 1- 5 μm lebarnya dan panjangnya
dari 5- 30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang
memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas,
namun sekalipun dalam biakanmurni terdapat variasi yang luas dalam hal
ukuran dan bentuk.Sel- sel individu, tergantungkepada umur dan
lingkungannya.
Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak
lainnya. Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2
bagianmiselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium
merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa
lebarnya 5- 10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdia
meter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Coyne,
2009).

D. Alat Dan Bahan


1. Alat-alat
 Pipet
 Kaca Objek
 Kaca Penutup
 Mikroskop
 Jarum Pentul
2. Bahan-bahan
 Jamur tempe (Bewarna abu-abu)
 Jamur pada bonggol jagung (Bewarna Kuning)
 Jamur roti (Bewarna hijau abu-abu)

E. Prosedur Kerja
1. Mengambil selembar jamur pada jamur temped an jamur yang terdapat
bonggol jagung dengan menggunakan jarum pentul
2. Meletakkan pada kaca objek yang telah ditetesi dengan air, kemudian
menutup dengan kaca objek.
3. Mengamati dibawah microskop dengan pembesaran lemah
4. Mencatat dan menggambarkan jamur yang telah dilihat dan memberikan
nama pada bagian-bagian yang telah dilihat.
5. Mengulagi lagi dengan jamur roti.

F. Hasil Pengamatan

Jamur pada Tempe, Bonggol Jagung, dan Roti

No Jamur Dari Ciri-ciri Gambar Nama spesies


1 Tempe Koloni bewarna abu- Rhizopus
abu kecoklatan, Oligosporus
Sporangifor tunggal
dengan dinding halus,
klamidomonasnya
banyak, tunggal
berbentuk hifa.
2 Jagung Hifa tidak bersekat Zea mays
(senosit), bersifat
aerobic, berbentuk
benang tunggal, tidak
terdapat radialfuro,
berfilamen, hidup
heterotroph.

3 Roti Hifa pendek Rhizopus


bercabang, sporangia Stolonifer
membentuk ujung
sporangiofeor, dinding
sel dibentuk disekitar
spora, mengandung
banyak inti sel.

G. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada pengamatan jamur pada


makanan maka Fungi (jamur) bias dikatakan sutau organisme eukariotik yang
bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki
dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalam
klasifikasi makhluk hidup, Jamur dipisahkan dalam kingdom nyatesendiri,ia
tidak termasuk dalam kindom protista, monera, maupun plantae Karena tidak
berklorofil, jamur temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof (memperoleh
makanan dariorganisme lainnya), dalam hal ini jamur hidup dengan jalan
menguraikan bahan-bahanorganik yang ada di lingkungannya. Umumnya
jamur hidup secara saprofit (hidup denganmenguai sampah oganik seperti
bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit
(memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup
dengansimbiosis mutualisme (yaitu hidup dengan organisme lain agar sama-
sama mendapatkanuntung).

Fungsi dari alat dan bahan yang digunakan pada praktikum


pemangamatan jamur,digunakan kaca objek dan kaca penutup dipakai untuk
membantu mengamati objek lalu ditetesi dengan aquadest berfungsi sebagai
penjelas untuk mengamati obejek, memperhalus pengamatan objek, dan jarum
preparat digunakan untuk mengambil objek yang akan diamatikarena dalam
mengambil objek atau bahan yang di amati harus seteipis mungkin agar
lebihmempermudah dalam pengamatan dimana bahan-bahan yang digunakan
sebagai objek praktikan adalah. Jamur pada tempe, jamur pada bonggol jagung,
jamur pada roti. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Lalu
mengambil sampel denganmenggunakan jarum ose neddle dan tempatkan di
atas permukaan kaca objek, jikamengambil objek usahakan agar mengambil
objek kemudian dengan setipis mungkin agarmemudahkan dalam pengamatan
jamur. Menetesi sampel dengan aquadest menggunakan pipet tetes sampai
tidak terjadi gelembung agar lebih mudah dalam melihat objek, lebih jelasdan
lebih halus. Menutup preparat dengan menggunakan kaca penutup. Dan
tempatkan diatas meja preparat. Amati semua bahan yang telah diletakkan
dimikroskop.

Dimana yang pertama yaitu mengamati Jamur pada tempe, Jamur


pada bonggol jagung, Jamur pada Roti dan Jamur pada Tempe dengan
semuanya menggunakan perbesaran 4 kali. Serta terakhir memotret hasil
pengamatan dengan baik.Langkah pertama mengambil tempe yang sudah di
siapkan dan terdapat jamur didalamnya. Pada pengamatan tempe dengan
menggunakan perbesaran 10 kali terdapat jamur.

H. Pertanyaan

1. Sebutkan warna jamur yang anda amati ?


Jawaban:
a. Jamur tempe, warna permukaan koloni: putih hingga kelabu kehitaman
b. Jamur pada bonggol jagung, warna permukaan koloni: kuning keorangean dan
hitam
c. Jamur roti, warna permukaan koloni: hijau
2. Mengapa makanan kita dapat berjamur ?
Jawaban:
Karena ketika kita menyimpan makanan kita terlalu lama disuhu hangat dan
lembab, maka jamur itu memerlukan temperatur hangat dan kelembaban tinggi
untuk tumbuh, selain itu juga jamur menyukai makanan yang dapat
memberikannya nutrisi untuk tumbuh.
3. Bagaimana caranya (minimal dua cara) mengatasi agar makanan tidak berjamur ?
Jawaban:
a. Jangan menyimpan makanan ditempat yang lembab
b. Simpan makanan di tempat yang sejuk
c. Bungkus makanan dengan aluminium faoil
I. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Pemeriksaan


Jamur, yaitu:

1. Karateristik perbedaan yang mencolok pada masing-masing jamur yaitu,


pada jamur nasi berwarna keuning atau orange, pada jamur kelapa berwarna
hijau atau abu-abu, pada jamur roti berwarna hijau, sementara pada jamur
tempe warnanya tidak diketahui sebabdalam praktikum ini semua kelompok
gagal dalam mendapatkan hasilnya.
2. Poses mekanisme terbentuknya jamur berawal dari spora mikroskopis yang
terbawaangin. Jamur akan tumbuh dan berkembang subur saat spora
hinggap di area dengan suhuatau kelembapan yang sesuai. Selanjutnya sel-
sel yang serupa dengan benang (hifa) akanterbentuk dan bergerombol
hingga tampak gumpalan kusut seperti kapas (miselium).Terkadang jamur
juga dapat tampak seperti kotoran atau noda, contohnya jamur yangtumbuh
di sela-sela lantai kamar mandi.

J. Daftar pustaka

Chiko, Deni. 2010. Jamur Jurnal jamur roti. vol. 2. no. 2. hh. 26-28 Dharma.
Universitas Indonesia, Depok.

Riandari, Heny. 2009. Penelitian jamur mikroskopik Tiga Serangkai. Jakarta.


Soetrisno, Taksonomi Spermatophyta Untuk Farmasi edisis I.

PRAKTIKUM IV

TAMAN MIKROBA

A. Judul : Taman Mikroba


B. Tujuan : Agar mahasiswa dapat mempelajari dan memahami serta
mengamati mikroorganisme yang umum terdapat pada beberapa media baik
secara makrokopis ataupun secara mikrokopis
C. Tinjaun teoritis
mikroorganisme atau jasad renik atau mikroba terdiri dari beberapa
golongan yang pertumnuhan dan morfologinya beragam. Kita telah mengetahui
bahwa di sekitar-kita banyak mikroba tersebut. Untuk mempelajari keberadaan
mikroorganisme ini lebih lanjut tentu banyak cara yang dapat di lakukan dari
yang sangat sederhana samapi dengan cara yang lebih maju atau modern.
Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya
banyak disekitar kita. Bakteri pun berada di mana-mana. Di tempat yang paling
dekat dengan kita pun juga terdapat bakteri contohnya saja tas, buku,
pakaian, dan banyak hal lainnya. Maka dari itu bakteri merupakan penyebab
penyakit yang cukup sering terjadi. Karena banyaknya manusia yang
mengabaikan penyakit tersebut karena terkadang gejala awal yang
diberikan ada gelaja awal yang  biasa saja. Maka dari itu alangkah baiknya
jika kita masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara bakteri itu menginfeksi
dan gejala-gejala apa yangakan dberikannya.
Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di
alam, hanya sebagian kecil saja yang merupakan patogen. Patogen
adalah organism atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada
organism lain. Kemampuan pathogen untuk menyebabkan penyakit disebut
dengan patogenisitas. Dan patogenesis disini adalah mekanisme infeksi dan
mekanisme perkembangan penyakit.
1 . infeksi adalah inisiasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan
berasosiasi dengan jaringan inang.
2 . infeksi berbeda d e n g a n p e n y a k i t .

"Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah


organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan disemua tempat yang
memungkinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia.
Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer # udara $ serta
makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk
secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia
atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme inidapat
menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga
menimbulkan penyakit.

D Alat dan Bahan :

 Alat :
- Mangkok plastic
- Kertas Label
 Bahan :
- pisang ambon
- Kacang-kacangan
- ayam
- Roti yang telah rusak
- Biji pepaya
- Aquadest

E. Prosedur Kerja

1. Memberi label pada masing-masing mangkok di setiap kelompok praktikan


2. Mangkok 1, memasukkan potongan pisang ambon yang tidak di kupas, lalu
memberi aquadest sampai permukaan pisang tersebut
3. Mangkok 2, memasukkan sobekkan daun bayam atau kangkung lalu perciki
dengan aquadest
4. Mangkok 3, memasukkan biji-biji kacangan dan memberi air aquadest
sampai permukaan biji terendam
5. Mangkok 4, memasukkan biji pepaya lalu memberi air aquadest
6. Mangkok 5, memasukkan potongan roti yang telah rusak lalu perciki dengan
air aquadest
Selanjutnya Inkuibasi kelima mangkok tersebut dan melakukan
pengamatan setiap hari. Memperlajari dan mencatat serta menggambarkan apa-
apa saja yang anda dapatkan. Dalam pengamatan ini praktikan dapat
menggunakan istilah-istilah untuk setiap mikroorganisme yang anda amati
seperti : bubuk, berlendir, licin, mengkilat, kasar dan padat dan lainnya.
Apabila mikriba yang ada tersebut sudah jelas sekali, mengamati
dengan menggunakan mikroskop, menggambarkan apa saja yang anda peroleh
di sertai dengan keterangan gambar yang jelas. Selanjutnya mencoba untuk
menggolongkan mirkoba yang praktikan amati.

F. Hasil Pengamatan

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4

Hari 5 Hari K 6

Hasil Pengamatan di Bawah Mikroskop

Pisang Bayam Kacang-kacangan Roti

Biji Pepaya

G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan Yaitu :
1. Pada hari ke- 1, semua hasil pengamatan di letakkan di atas mangkok,
dengan percikan dan ditambahkan aquadest, dan hasilnya masih belum ada
perubahan yang terjadi.
2. Hari ke 2, pisang ambon sudah mulai berlendir licin dan masih mengkilat,
sedangkan biji pepaya licin, mengkilat, berlendir, bayam sudah mulai kasar,
biji kacang hijau dalam keadaan padat, roti dalam keadaan padat dan kasar.
3. Hari ke 3, pisang ambon sudah mulai berlendir licin dan masih mengkilat,
sedangkan biji pepaya licin, mengkilat, berlendir, bayam sudah mulai kasar,
biji kacang hijau dalam keadaan padat, roti dalam keadaan padat dan kasar.
4. Hari ke 4, pisang ambon sudah mulai berlendir licin dan masih mengkilat,
sedangkan biji pepaya licin, mengkilat, berlendir, bayam sudah mulai kasar,
biji kacang hijau dalam keadaan padat, roti dalam keadaan padat dan kasar.
5. Hari ke-5, pisang ambon sudah mulai berlendir licin dan masih mengkilat,
sedangkan biji pepaya licin, mengkilat, berlendir, bayam sudah mulai kasar,
biji kacang hijau dalam keadaan padat, roti dalam keadaan padat dan kasar.
6. Hari ke 6, pisang ambon sudah mulai berlendir licin dan masih mengkilat,
sedangkan biji pepaya kasar, bayam teksturnya kasar, biji kacang hijau
dalam keadaan padat, roti terdapat bubuk.

H. Pertanyaan

1. Dari hasil pengamatan anda apakah anda menemukanmikroorganisme yang


sama pada setiap mangkok ? jika ada, pada media yang mana mikroba atau
mikroorganisme tersebut tumbuh dengan baik?
Jawaban :
Pada hasil pengamatan yang telah saya lakukan saya menemukan
mikroorganiisme yang sama setiap mangkok, misalnya pada mangkok 1
pisangterdapat mikroorganisme yang berwarna keputihan, dan kekuning-
kuningan dan juga pada roti terdapat mikroorganisme yang kemerah-
merahan, coklat dan kehijauan.
2. Golongan mikroorganisme apa yang paling dominan yang anda dapatkan
pada mangkok-mangkok percobaan anda? Kenapa?
Jawaban :
Golongan mikroorganisme pada hasil pengamatan yang telah saya lakukan
terdapat pada mangkok 1 dan 2

I. Kesimpulan

Definisi mikroba adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang


organisme mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani, mikros kecil,
bios hidup dan logos ilmu. lmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme
sudah dikenal lebih kurang juta tahun yang lalu dari senyawa organik
kompleks yang terdapat di laut, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat
besar yang mengelilingi bumi. " s e b a g a i m a k h l u k h i d u p  pertama di
bumi, mikroorganisme diduga merupakan nenek moyang dari semua makhluk
hidup. Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya
banyak disekitar kita. Bakteri pun berada di mana-mana.

J. Daftar Pustaka

Adriani.Novelina. 2021. Modul Praktikum mikrobiologi. IKIP. Gunungsitoli


https://id.scribd.com/document/347397782/makalah-mikroba

PRAKTIKUM VI

FERMENTASI PADA PEMBUATAN TEMPE

A. Judul: Fermentasi Pada Pembuatan Tempe


B. Tujuan: percobaan ini bertujuan agar praktikan mampu menganalisis dan
memahami prinsip fermentasi yang terjadi pada kedelai hingga menjadi
tempe (pembuatan tempe).
C. Tinjuan Teoritis
Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab
fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat
menybabkan perubahan sifat bahan pangan, sebagai akibat dari pemecahan
kandungan-kandungan bahan pangan tersebut. Jika cara-cara pengawetan
pangan yang lain misalnya pemanasan, pendinginan, pengeringan, iridiasi dan
lainnya ditunjukkan untuk mengurangi jumlah mikroba, maka proses
fermentasi adalah sebaliknya, yaitu memperbanyak jumlah mikroba dan
menggiatkan metabolismenya di dalam makanan. Tetapi jenis mikroba yang
digunakan sangat terbatas yaitu disesuaikan dengan hasil akhir yang
dikehendaki.
Beberapa contoh makanan hasil fermentasi adalah tempe, tauco, dan
kecap yang dibuat dari kedelai, oncom dari bungkil kacang tanah, ikan peda,
terasi, sayur asin, keju dan yoghurt dari susu, anggur minum, brem dan lain-
lainnya. Pada proses pembuatan tempe fermentasi berlangsung secara aerobik
dan non-alkoholik. Mikroorganisme yang berperan adalah kapang (jamur),
yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus oligosporus, Rhizopus arrhizus.
Kapang banyak digunakan dalam fermentasi makanan. Kapang adalah
fungi yang mempunyai filamen (miselium). Kapang juga merupakan fungi
multiseluler. Pertumbuhan pada makanan mudah dilihat karena
penampakannya berserabut seperti kapas. Kapang memiliki thallus (jamak:
thalli) yg tersusun dari filamen yg bercabang yg disebut hifa (tunggal: hypha,
jamak: hyphae). Kumpulan hifa disebut miselium.
Kelemahan makanan yang dfermentasikan menggunakan kapang
(jamur) dibandingkan dengan yang difermentasikan menggunakan bakteri
atau khamir adalah karena pertumbuhan miselium kapang pada permukaan
makanan yang mempengaruhi penampilan makanan. Dalam fermentasi
makanan oleh kapang, enzim yang berperan terutama adalah enzim
Amilolitik dan Proteolitik, masing-masing untuk memecah pati dan protein
yang terdapat dalam substrat.
D. Alat dan Bahan
1. Alat: panci, kompor, tambah, tapisan (niru), sendok, ember, pembungkus
(plastik dan daun pisang), jarum, serbet, korek api, dan lilin.
2. Bahan: kacang kedelai 1 kg, dan ragi tempe 2-3 gr.

E. Prosedur Kerja
1. Biji kedelai yang telah dipilih, dibersihkan dan dicuci dengan air bersih
dan direndam selama 12 jam.
2. Merebus kedelai yang telah direndam 30 menit hingga setengah matang.
3. Kedelai setengah matng diangkat lalu tiriskan dan kemudian dinginkan.
4. Selanjutnya kedelai digosok-gosok untuk menghilangkan kulit bijinya.
5. Mencuci kedelai sampai bersih dari kulitnya.
6. Merebus kembali kedelai kurang lebih 30 menit sampai kedelai benar-
benar empik dan matang
7. Kedelai yang telah matang ditiriskan, tebarkan diatas tapisan dan biarkan
sampai dingin.
8. Setelah rebusan kedelai dingin, taburkan bibit tempe sebanyak 2 gr atau 1
kg kedelai secara merata dengan alat pengaduk.
9. Kedelai yang sudah dicampur ragi tempe, dibungkus dengan plastik dan
daun pisang yang sudah ditusuk-tusuk dengan jarum hingga ketebala 2-3
cm. Setelah itu disimpan selama 2-3 hari.
10. Menyusun bungkus pada rak dan meletakkan pada ruangan dengan suhu
kamar 380C hingga 400C dan agak gelap.
11. Pengamatan dilakukan selama 2-3 hari berturut-turut guna melihat proses
berlangsungnya fermentasi.
F. Hasil Pengamatan

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3


Tempe dengan pembungkus plastik

No
Hari ke- Suhu Ruagan 0C Warna Bau
.
1 1 380C - -
2 2 380C - Tempe
3 3 380C Putih Bersih Tempe

Tempe dengan pembungkus daun pisang

No
Hari ke- Suhu Ruagan 0C Warna Bau
.
1 1 380C - -
2 2 380C Agak putih Tempe
3 3 380C Putih Bersih Tempe

G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa dalam
tiga hari kedelai yng dibungkus dengan plastik dan daun pisang sudah muncul
perubahan dan menjadi tempe. Kedelai tersebut diinkubasi dengan suhu 38 0C
dan tetap. Pada haru pertama dan keduauntuk kedelai dengan pembungkus
plastik belum mengalami perubahan apapun. Selanjutnyapada hari ketiga
kedelai sudah menjadi tempe, sedangkan pada hari keempat hingga
keenamtempe sudah menghitam atau kecoklatan dan mengeluarkan bau
busuk.
Adapun pada hari pertama untuk kedelai dengn pembungkus daun
pisang belum ada perubahan. Pada hari kedua mulai ada perubahan. Hari
ketiga sudah menjadi tempe. Pada hari keempat hingga keenam tempe
berubah warna menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Maka kesimpulan
berdasarkan hasil pengamatan setelah dilakukan proses fermentasi maka
diketahui bahwa secara umum dapat dikatakan percobaan berhasil.
H. Pertanyaan
1. Apakah tempe dapat dibuat dengan bahan baku selain kacang kedelai?
Jawab: Ya, bisa. Tempe dapat dibuat dengan bahan baku selain kacang
kedelai. Contohnya biji kacang hijau, biji lamtoro, kacang koro pedang,
kacang koro benguk, dll.
2. Mengapa pada daun pembungkus tempe perlu diberi lubang-lubang kecil?
Jawab: Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan uap air hasil
dari respirasi bakteri dalam tempe. Karena jika tidak dilubangi tempe akan
lembab kemudian membusuk.
3. Jelaskan kandungan gizi tempe berdasarkan informasi yang Anda peroleh!
Jawab: Kandungan gizi pada tempe sbb:
 Kalori (kcal) = 192
 Jumlah lemak = 11 gr
 protein = 18-20 gr
 lemak jenuh = 2,2 gr
 karbohidrat = 8 gr
 serat = 1,4 gr
 natrium = 10 mg
 zat besi = 2,7 mg
 magnesium = 80 mg
 kalsium = 110 mg
I. Kesimpulan
Fermentasi merupakan proses pembuatan sebuah produk dengan
memanfaatkan mikroorganisme. Fermentasi dapat terjadi karena adanya
aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai.
Beberapa contoh makanan hasil fermentasi yaitu tempe, oncom, tauco, kecap,
yoghurt, dll. Adapun mikroorganisme yang berperan yaitu kapang (jamur).
Berdasarkan percobaan fermentasi yang dilakukan maka pembuatan tempe
berhasil dan mengalami perubahan pada hari ketiga.
J. Daftar Pustaka
Modul Praktikum Mikrobiologi
https://www.femina.co.id/Teknik-pengolahan-tempe/
https://www.alodokter.com/kandungan-gizi-pada-tempe/

PRAKTIKUM VII

A. Judul: Fermentasi pada pembuatan tape (ketela pohon / ketan)


B. Tujuan: Mengetahui cara pembuatan tape dengan baik dan benar serta
mengetahui karakteristik tape yang memiliki kualitas yang baik.
C. Tinjau Teoritis
Tape merupakan hasil proses fermentasi dari bahan-bahan yang
mengandung karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam proses
fermentasi yang melibatkan aktifitas mikroorganisme ini terjadi proses
pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan makanan hasil
fermentasi menjadi lebih enak rasanya. Tape mempunyai rasa sedikit manis
dan sedikit rasa alkohol dan rasa aroma senermak yang khas. Tekstur lunak
yang berair serta menghasilkan cairan yang merupakan efek dari efek
fermentasi. Rasa manis pada tape di pengaruhi oleh kadar gula dari tape
sendiri.
Tetapi kadang-kadang pada sejenis tape tertentu timbul rasa asam
agak menyegat, hal ini biasanya di sebabkan oleh perlakuan selama proses
pembuatan yang kurang teliti, misalnya penambahan ragi yang terlalu banyak.
Penutupan yang kurang sempurna selama proses fermentasi adalah konsentrasi
dan jenis mikroba pada ragi serta keseragaman pada tahap pencampuran ragi
dengan bahan yang telah di masak.
Tape ketan merupakan salah satu produk makanan hasil fermentasi
khas indonesia yang terbuat dari beras ketan. Menurut winarno (1980)
makanan yang mengalami fermentasi biasanya mempunyai nilai gizi yang
lebih tinggi daripada bahan asalnya.
Keunggulan lain makanan fermentasi yaitu nutrisi lebih mudah di
serap oleh tubuh. Hal tersebut di karenakan dapat menghindrolisis senyawa-
senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah di cernaoleh
tubuh. Tape ketan di kenal sebagai makanan yang memiliki rasa yang khas.
Menurut putri (2007), mutu tape ketan di ukur dari warna, bau, rasa dan
tekstur. Tape ketan yang baik memiliki warna putih kekuninga, memiliki bau
alkoholik, memiliki rasa manis sedikit asam, memiliki tekstur yang lunak dan
berair. Rasa khas pada tape ketan berasal dari hidrolisa amilosa oleh enzim
amilase yang berasal dari yang nantinya di pecah lagi menjadi asam piruvat,
asam organik lain dan alkohol. Pembuatan alkohol dan asam-asam akan
menghasilkan rasa yang khas pada tape ketan.
D. Alat dan bahan
1. Alat: dandang, baskom, sendok kayu, talam, dan toples.
2. Bahan: ketan hitam 1 liter, ragi tape 1-2 sendok, gula pasir halus, daun
pisang secukupnya, dan tusuk gigi.
E. Prosedur kerja
1. Mencuci ketan dan membuang kotoran yang ada pada butiran beras ketan
2. Memasukan beras ketan kedalam baskom kemudian beri air sampai
menutupi beras ketan selama 10-12 jam.
3. Mencuci kembali sampai bersih kemudian di kukus seperti cara mengukus
nasi biasa, setelah setengah matang lalu di angkat.
4. Menaruh beras ketan yang setelah di atas talam kemudian di ratakan.
5. Menghaluskan ragi tape hingga menjadi serbuk.
6. Menaburkan ragi di atas nasi ketan yang telah dingin, lalu bungkus dengan
daun pisang.
7. Meletakkan di dalam toples kemudian tutup rapat sehingga udara tidak
masuk ke dalam stoples.
8. Menyimpan selama 3-4 hari. Tape ketan siap di sajikan
F. Hasil pengamatan

Tabel pengamatan pembuatan tape

Sebelum di beri ragi Sesudah di beri ragi


Hari 1
Kematanga Setengah Masih Mulai terasa Mulai lembek
n matang setengah lembek
matang
Rasa Manis Masih terasa Mulai berasa Rasa manis dan
manis asam lembek
Aroma Harum Masih harum Mulai terasa Terasa
harum basi alkohol/basi
alkohol
Warna Merah Masih merah Masih merah merah
Kadar air sedikit Masih belum Mulai berair Ketannya berair
berair karena adanya
alkohol
G. Pembahasan
Tapai memilih rasa manis dan sedikit mengandung alkohol, memiliki
aroma yang mengenangkan, bertekstur lunak dan berair. Tapai sebagai produk
makanan cepat rusak, karena adanya fermentasi lanjut setelah konasi optium
fermentasi tercapai, sehingga harus segera di konsumsi.
Setelah melakukan pengataman selama 3 hari tentang pembuatan tape
ketan, kami dapat membahas bagaimana tape ketan di buat, memaparkan faktor
yang terlibat dalam pembuatan maupun dalam proses fermentasi tape.
Pertumbuhan mikroorganisme selama proses fermentasi di pengaruhi oleh
beberapa faktor konsentrasi oksigen dan suhu.
Tapai mempunyai rasa sedikit manis dan sedikit rasa alkohol dan
aroma semerbak yang khas. Tekstur lunak dan berair serta menghasilkan cairan
yang merupakan efek dari efek fermentasi. Rasa manis pada tapai di pengaruhi
oleh kadar gula dari tape itu sendiri. Proses pembuatan tape khamir dan kapang
merupakan mikroba yang mengubah karbohidrat yang terkandung, dalam
bahan menjadi gula.
Peranan ragi dalam pembuatan tape adalah mengubah rasa gula
menjadi alkohol rasa manis pada tape di pengaruhi oleh kadar gula yang ada
dalam tape tersebut. Perubahan-perubahan yang terjadi secara umum
berkesuain dengan teori yang ada hasil tapai yang di buat tidak maksimal
karena tape masih memiliki tekstur yang agak beras dan belum memiliki
banyak air serta pertumbuhan mikroorganisme rendah dan di dapatkan
pertumbuhan dan mikroorganisme yang tinggi.
H. Pertanyaan
1. Apa fungsi perendaman selama 10-12 jam sebelum beras ketan di kukus?
Jawab: Fungsi perendaman beras ketan sebelum di masak atau di kukus
adalah penambahan massa pada beras ketan.
2. Mengapa pemberian ragi harus di lakukan setekah nasi ketan dingin?
Jawab:Untuk mencegah mikroorganisme yang bekerja untuk
menfermentasi ketan mati karena suhu yang terlalu tinggi.
3. Mengapa asal ragi dapat menentukan kualitas tape yang di hasilkan dan
mikroorganisme apa yang terkandung dalam ragi tape?
Jawab: Asal ragi menentukan kualitas tape karena asal mula ragi
menentukan jumlah mikroorganisme yang ada pada ragi sebagai starter yang
akan bekerja pada tape, dan mikroorganisme yang terkandung telah
munculnya jamur pada ketan.
4. Adakah hubungan antara fermentasi dengan jumlah banyaknya ragi?
Jawab: Ada hubungannya ialah semakin banyak ragi maka semakin asam
ketan dan semakin terasa alkoholnya.
5. Apakah kita mengkonsumsi tape terlalu banyak apakah perut terasa panas?
Mengapa hal itu terjadi?
Jawab: Jika kita mengkonsumsi tape terlalu banyak dan perut panas karena
tape tersebut mengandung alkohol sehingga panas dan sifat alkohol juga
panas dan alkohol timbul / ada karena campuran gula dan ragi.
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan secara umum hasil pembuatan tape
berkesesuain dengan dari yang ada, hasil tape yang di buat tidak maksimal
karena tape masih memiliki tekstur yang agak keras dan belum memiliki
banyak air serta rasa yang belum terlalu manis. Hal ini di karenakan waktu
fermentasi yang singkat yaitu hanya selama 3 hari.
Pembuatan tape ketan memerlukan kecermatan dan kebersihan yang
tingga. Ragi adalah bibit jamur yang di gunakan untuk membuat tape ketan.
Agar pembuatan tape ketan berhasil dengan baik alat-alat dan bahan di
gunakan terutama dari lemak atau minyak.
J. Daftar pustaka
http://id.scribd.com
http://academia.co.id
http://www.laporan-praktikum.com
modul praktikum mikrobiologi

PRATIKUM VIII
PEMBUATAN TELUR ASIN

A. Judul : Pembuatan Telur Asin


B. Tujuan : untuk mengetahui proses pembuatan telur asin
C. Tinjauan Teoritis
Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur
yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk
menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur yang diasinkan adalah
telur itik, meski tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Sejak
zaman dulu masyarakat tel;ah mengenal pengasinan sebagai salah satu upaya
untuk mengawetkan telur (memperpanjang masa simpan), membuang rasa
amis (terutama teluritik/bebek) dan menciptkan rasa yang khas.

Berdasarkan proses pengolahannya, telur asin dapat dibuat dengan


cara merendam dalam larutan garam jenuh atau menggunakan adonannya.
Adonan garam merupakan campuran antara garam,abu gosok dan batu bata.
Cara pembuatan dengan adonan garam akan mengasilkan telur asin yang jauh
lebih bagus mutunya, warna lebih menarik serta cita rasanya yang lebih enak,
tapi prosesnya lebih rumit. Garam berfungsi sebagai pencipta rasa asin dan
sekaligus bahan pengawet karena dapat mengurangi kelarutan oksigen ( ksigen
di perlukaan oleh bakteri), menghambat kera enzim proteolik (enzim perusan
protein), dan menyerapkan air dari dalam telur.

Berkurangnya kadar air menyebabkan telur menjadi lebih awet.


Garam (NaCI) akan masuk kedalam telur dengan cara merembes melalui pori-
pori kulit, menuju kebagian putih dan akhirnya ke kuning telur. NaCI mula-
mula akan di ubah menjadi ion natrium (Na+) dan ion Chlor (CI-) berfungsi
sebagai bahan pengawet dengan menghambat pertumbuhan mikroba pada telur.

D. Alat dan Bahan

1. Alat : baskom plastik, toples, pengaduk, saringan, palu, dan amplas.


2. Bahan : 10-12 butir telur bebek, garam kasar 1 kg, abu gosok, batu bata 1
kg, dan air secukupnya.

E. Prosedur Kerja
1. Memilih telur yang bermutu dan baik bersihakan telur dengan cara mencuci
lalu di lap agar kering, amplas seluruh permukaan telur agar por-pori
terbuka.
2. Membuat adnan pengasin yang terdiri dari garam, abu gsok dan batu bata
yang telah dihancurkan dan di saring, tambahkan sedikit air kedalam adnan,
lalu aduk sampai berbentuk pasta (mudah untuk di bentuk) membungkus
telur dengan menggunakan adonan dengan ketebalan 1-2 cm.
3. Menyimpan telur dalam wadah toples selama 15-20 hari, mengusahakankan
telur tidak pecah atau retak pada waktu penyimpanan.
4. Setelah disimpan selama 15-20 hari, bersih telur dari adonan dengan air
bersih.
5. Merebus telur hingga matang dan telur siap untuk di sajikan.

F. Hasil Pengamatan
Tabel hasil pengamatan telur Asin

Perubahan Sebelum Sesudah


Warna Putih Telur Kuning Jingga Kecoklatan
Warna Kuning Telur Kuning Jingga Kecoklatan
Rasa Biasa Asin
G. Pembahasan

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan pada pembuatan telur asin


maka osmosis pada telur bebek menyebabkan berat telur akan bertambah
akibat dari masuknya suatu molekul kedalam telur. Dalam hal ini air dan garam
telah masuk kedalam telur. Berat telur bertambah sedangkan volume air
berkurang hal ini dikarenakan molekul air dan garam bergerak masuk ke dalam
telur karena larutan garam lebih hipotnik disbanding dengan isi telur yang
hipertnik sehingga menyebabkan hemolysis atau masuknya molekul air dan
garam ke dalam telur. Dengan adanya osmsis ini juga menyebabkan tekstur
kuning telur pada telur asin akan berubah menjadi lebih keras karena ketika
mlekul air dan garam masuk kedalam air dan garam akan masuk ke putih telur
karena konsentrasi putih telur lebih pekat dari pada larutan garam.

H. Pertanyaan

1. Jelaskan struktur dan morfologi telur?


Jawab: Empat bagian penting yaitu selaput, membrane, kerabang (shell)
putih telur (york). Sedangakan morfolgi pada telur adalah ada yang kondisi
luarnya baik, bentuk kulit baik dan cukup tebal tidak cacat (retak atau
pecah) tekstur permukaan dan warnanya bagus serta bersih.
2. Jelaskan proses penggaraman dan masuknya garam ke dalam telur?
Jawab: proses penggaraman mulai dari proses pendinginan, proses
pembungkusan, proses pelapisan dengan garam, dan proses pencelupan
dengan air. Telur yang direndam dalam media garam akan mengalami
osmosis yaitu proses perpindahan molekul zat terlarut dari konsentrasi
rendah (hipotonik) ke konsentrasi lebih tinggi (hipertonik) sehingga telur
menjadi asin
3. Kandungan gizi apa yang terkandung dalam telur jelaskan?
Jawab: Pada putih telur mengandung protein, vitamin, B2, B6, B12 dan
selenium. Akan tetapi ketiganya sama-sama di dominasi oleh protein dan
lemak, serta memiliki beragam vitamin dan mineral dalam jumlah tertentu.

I. Kesimpulan

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan


bahwa osmosis yang dilakukan pada telur bebek yaitu dengan melakukan
pengasinan pada telur sehingga dapat menyebabkan perubahan ke dalam pada
telur, seperti berat telur lebih berat dari pada berat telur yang sebelumnya dan
mengalami pengasinan, rasanya lebih asin, putih dan kuning telur berwarna
jingga kecoklatan.

Proses masuknya garam ke dalam telur berlangsung secara dehidrasi


osmosis, ion Na didapatkan dari garam dan ion h + berasal dari air. Dengan
demikian ion Na masuk ke dalam telur dan kadar air berkurang, hal ini
mengakibatkan rasa telur berubah menjadi asin. Tingkat rasa asin pada telur
bebek dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: waktu, ketebalan adonan, serta
faktor perbandingan pecahan batu bata dan tanah saat proses pembuatan
adonan pengasinan. Jika semakin sedikit kandungan air dalam telur maka telur
asin akan semakin awet.

J. Daftar Pustaka

Suprapti, Lies. 2002. Pengawetan Telur. Yogyakarta: Kanisius.

http://m.merdeka.com/cara-membuat-telur-asin/
http://e-journal.uniska-kediri-ac.id/pengaruh-metode-pemasakan-dan-taraf-
telur-asin/

http://bobo.grid.id/bagaimana-proses-pembuatan-telur-asin/

Anda mungkin juga menyukai