Disusun Oleh:
Nim : 192111008
Kelas :A
Semester : V (Lima)
Dosen Pengampu:
B. Tujuan
C. Tinjauan Teoritis
E. Prosedur Kerja
1. Untuk tujuan 1
a. Meletakkan mikroskop dan autoklaf di atas meja kerja
b. Mendiskusikan dengan teman sekelompok nama bagian-bagian masing-
masing fungsinya
2. Untuk tujuan 2
a. Meletakkan sebuah preparat awetan di meja objek
b. Mengamati dengan perbesaran kecil 40 kali lalu berturut-turut kebesaran
tinggi 100 kali 400 kali 1000 kali
c. Menggunakan minyak imersi untuk memperjelas pengamatan
3. Untuk Tujuan 3
a. Alat yang digunakan dicuci bersih dan dikering anginkan
b. Alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas sehingga semua bagian
tertutup rapat kemudian semua alat dibungkus dengan plastik hdpe dan
ikat dengan karet
c. Sebelum melakukan sterilisasi cek terlebih dahulu banyaknya air dalam
autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan maka dapat ditambah
air sampai batas tersebut.
d. Kemudian memasukkan peralatan dan bahan
e. Menutup atau kelas dengan rapat lalu mengencangkan buat pengaman
agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep Pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu
f. Menyalakan auto kelas di atur timer dengan waktu minimal 15 menit
pada suhu 121 ° Celcius
g. Menunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kom
kompartemen autoklaf dan tak keluar dari klep pengaman. Kemudian
klep pengaman ditutup dan dan tunggu sampai selesai. Perhitungan
waktu 15 menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
h. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kolom
apartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan.
Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan
hati-hati.
F. Hasil Pengamatan
G. Pembahasan
H. Pertanyaan
Jawaban:
a. Tombol ON / OFF
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan Autoclave. Tombol ini ada
pada seluruh jenis Autoclave, baik autoclave manual (bukan autoclave
bakar) atau autoclave yang sudah menggunakan sistem digital
(pemrograman).
b. Tombol Pengatur Waktu
Pada beberapa jenis Autoclave terdapat tombol pengatur waktu. Tombol
ini berfungsi untuk mengaktifkan pengatur waktu. Jadi, ketika tombol ini
diaktifkan, pengatur waktu dapat berfungsi secara otomatis . Tombol ini
terdapat pada jenis autoclave semi otomatis.
c. Pengatur Waktu (timer)
Bagian ini berfungsi untuk mengatur berapa lama yang akan digunakan
untuk sterilisasi. Prosedur sterilisasi menggunakan autoclave umumnya
berkisar antara 15 hingga 30 menit dalam satu periode waktu sterilisasi.
d. Pengatur Suhu (kontrol suhu)
Pengatur suhu pada jenis autoclave digital digunakan untuk menentukan
besarnya suhu sterilisasi. Sekaligus memberikan perintah pada Autoclave
untuk memulai sterilisasi ketika suhu yang diinput sudah tercapai. Pada
Autoclave semi otomatis pengatur suhu digunakan untuk
mempertahankan suhu tetap stabil
e. Penutup Autoclave
Bagian ini memiliki pont yang sangat penting. Tutup ini berperan untuk
menutup autoclave dari bagian atas sedemikian sehingga uap panas dan
tekanan tidak keluar (bocor).
f. Penunjuk Tekanan (Pressure Gauge)
Bagian autoclave yang satu ini terdapat di bagian tutup Autoclave.
Pressure Gauge berfungsi sebagai penunjuk tekanan dalam autoclave saat
proses sterilisasi berlangsung.
g. Katup Pelepas Uap
Selain terdapat pressure gauge di bagian tutup autoclave juga terdapat
komponen berupa katup yang berjumlah dua. Katup ini berfungsi untuk
melepaskan tekanan (uap) ketika proses sterilisasi berlangsung. Katup ini
juga dapat berfungsi sebagai pengatur tekanan ketika terjadi Over
Pressure.
h. Sekrup Pengaman
Di bagian atas body Autoclave terdapat Sekrup yang didesain secara
khusus untuk mengklem dan mengunci tutup autoclave agar kencang,
rapat dan tidak bocor. Jumlah sekrup ini cukup banyak. Melingkar di
seluruh lingkaran dandang atau bejana tekan.
i. Termometer (Penunjuk Suhu)
Komponen ini berfungsi untuk mengukur suhu sterilisasi. Pada autoclave
digital pengatur suhu, penunjuk suhu terhubung dengan timer dan juga
sistem terpadu yang menjadikan autoclave bekerja secara otomatis.
j. Elemen Pemanas
Di bagian bawah Bejana Tekan terdapat elemen pemanas super yang
berfungsi memanaskan air hingga mendidih sehingga terjadilah uap
panas yang mengalir ke seluruh permukaan alat yang disterilkan.
k. Power Cord
Di bagian luar terdapat Slot untuk mengubungkan kabel power dari
autoclave ke stop kontak listrik.
l. Kran Pembuangan
Di sebagian autoclave dilengkapi dengan kran pembuangan yang terdapat
di bagian bawah luar body atau bejana. Komponen ini berfungsi untuk
mengeluarkan sisa air ketika proses sterilisasi telah selesai.
I. Kesimpulan
J. Daftar Pustaka
Puspita, Rohima, 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu : untuk SMP/MTs Kelas
Modul MK Mikrobiologi.
PRAKTIKUM II
B. Tujuan
C. Tinjauan Teoritis
6. Semua lempeng agar tersebut diinkubasi pada suhu kamar selama 1 sampai
3 kali 24 jam, mengamati setiap koloni mikroba yang tumbuh setiap hari.
a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Tepi koloni
d. Elevasi koloni
e. Kepekatan koloni
f. Mengkilat atau suram
g. Ukuran diameter koloni
8. Menghitung jumlah dan macam koloni bakteri dan jamur yang tumbuh pada
medium.
F. Hasil Pengamatan
Gambar diatas merupakan salah satu gambar yang kami ambil dari
hasil pengamatan bagaimana cara pelaksanaan ataupun kegiatan yang
dilakukan saat membuat kaldu nutrisi agar yang telah kami siapkan untuk
sebagai medium pembuatan ataupun tempat pertumbuhan koloni bakteri dan
koloni jamur pada praktikum kali ini yaitu dipanaskan terlebih dahulu atau
melakukan perlakuan seperti gambar diatas dan seterusnya disimpan dalam
suhu kamar selama beberapa hari untuk mendapatkan hasil.
G. Pembahasan
Koloni ragi/khamir/yeast
Koloni bulat dan cembung bertekstur halus dan licin menyerupai bakteri
Membentuk koloni basah dan berwarna putih kekuningan
Contoh: Candida, Cryptococus
Koloni Kapang/mold
Membentuk koloni kering dan padat
Tekstur menyerupai beludru atau kapas
H. Pertanyaan
Jawaban: Perbedaan utama antara koloni bakteri dan jamur adalah bahwa
koloni bakteri adalah massa sel bakteri yang tampak yang timbul dari sel
bakteri tunggal sementara koloni jamur adalah massa tampak jamur yang
timbul dari spora tunggal atau fragmen miselia.
I. Kesimpulan
J. Daftar Pustaka
http://aplonsin.wrodpress.com.pemgamatan-kolonil-bakteri-dan-jamur.id.
PRAKTIKUM III
Jamur hidup tersebar dan terdapat ditanah, air vegetasi, badan hewan,
makanan,dibangunan, bahkan pada tubuh manusia. Jamur dapat tumbuh dan
berkembang padakelembaban dan pada suhu yang tinggi. Saat ini di Indonesia
diperkirakan terdapat 4.250sampai 12.000 jenis jamur. Dari jumlah tersebut
dalam kehidupan memiliki peran masing-masing dihabitatnya baik yang
berkaitan langsung maupun tidak langsung bagi manusiaJamur merupakan
organisme yang mirip tumbuhan tetapi tidak memiliki klorofil.
E. Prosedur Kerja
1. Mengambil selembar jamur pada jamur temped an jamur yang terdapat
bonggol jagung dengan menggunakan jarum pentul
2. Meletakkan pada kaca objek yang telah ditetesi dengan air, kemudian
menutup dengan kaca objek.
3. Mengamati dibawah microskop dengan pembesaran lemah
4. Mencatat dan menggambarkan jamur yang telah dilihat dan memberikan
nama pada bagian-bagian yang telah dilihat.
5. Mengulagi lagi dengan jamur roti.
F. Hasil Pengamatan
G. Pembahasan
H. Pertanyaan
J. Daftar pustaka
Chiko, Deni. 2010. Jamur Jurnal jamur roti. vol. 2. no. 2. hh. 26-28 Dharma.
Universitas Indonesia, Depok.
PRAKTIKUM IV
TAMAN MIKROBA
Alat :
- Mangkok plastic
- Kertas Label
Bahan :
- pisang ambon
- Kacang-kacangan
- ayam
- Roti yang telah rusak
- Biji pepaya
- Aquadest
E. Prosedur Kerja
F. Hasil Pengamatan
Hari 5 Hari K 6
Biji Pepaya
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan Yaitu :
1. Pada hari ke- 1, semua hasil pengamatan di letakkan di atas mangkok,
dengan percikan dan ditambahkan aquadest, dan hasilnya masih belum ada
perubahan yang terjadi.
2. Hari ke 2, pisang ambon sudah mulai berlendir licin dan masih mengkilat,
sedangkan biji pepaya licin, mengkilat, berlendir, bayam sudah mulai kasar,
biji kacang hijau dalam keadaan padat, roti dalam keadaan padat dan kasar.
3. Hari ke 3, pisang ambon sudah mulai berlendir licin dan masih mengkilat,
sedangkan biji pepaya licin, mengkilat, berlendir, bayam sudah mulai kasar,
biji kacang hijau dalam keadaan padat, roti dalam keadaan padat dan kasar.
4. Hari ke 4, pisang ambon sudah mulai berlendir licin dan masih mengkilat,
sedangkan biji pepaya licin, mengkilat, berlendir, bayam sudah mulai kasar,
biji kacang hijau dalam keadaan padat, roti dalam keadaan padat dan kasar.
5. Hari ke-5, pisang ambon sudah mulai berlendir licin dan masih mengkilat,
sedangkan biji pepaya licin, mengkilat, berlendir, bayam sudah mulai kasar,
biji kacang hijau dalam keadaan padat, roti dalam keadaan padat dan kasar.
6. Hari ke 6, pisang ambon sudah mulai berlendir licin dan masih mengkilat,
sedangkan biji pepaya kasar, bayam teksturnya kasar, biji kacang hijau
dalam keadaan padat, roti terdapat bubuk.
H. Pertanyaan
I. Kesimpulan
J. Daftar Pustaka
PRAKTIKUM VI
E. Prosedur Kerja
1. Biji kedelai yang telah dipilih, dibersihkan dan dicuci dengan air bersih
dan direndam selama 12 jam.
2. Merebus kedelai yang telah direndam 30 menit hingga setengah matang.
3. Kedelai setengah matng diangkat lalu tiriskan dan kemudian dinginkan.
4. Selanjutnya kedelai digosok-gosok untuk menghilangkan kulit bijinya.
5. Mencuci kedelai sampai bersih dari kulitnya.
6. Merebus kembali kedelai kurang lebih 30 menit sampai kedelai benar-
benar empik dan matang
7. Kedelai yang telah matang ditiriskan, tebarkan diatas tapisan dan biarkan
sampai dingin.
8. Setelah rebusan kedelai dingin, taburkan bibit tempe sebanyak 2 gr atau 1
kg kedelai secara merata dengan alat pengaduk.
9. Kedelai yang sudah dicampur ragi tempe, dibungkus dengan plastik dan
daun pisang yang sudah ditusuk-tusuk dengan jarum hingga ketebala 2-3
cm. Setelah itu disimpan selama 2-3 hari.
10. Menyusun bungkus pada rak dan meletakkan pada ruangan dengan suhu
kamar 380C hingga 400C dan agak gelap.
11. Pengamatan dilakukan selama 2-3 hari berturut-turut guna melihat proses
berlangsungnya fermentasi.
F. Hasil Pengamatan
No
Hari ke- Suhu Ruagan 0C Warna Bau
.
1 1 380C - -
2 2 380C - Tempe
3 3 380C Putih Bersih Tempe
No
Hari ke- Suhu Ruagan 0C Warna Bau
.
1 1 380C - -
2 2 380C Agak putih Tempe
3 3 380C Putih Bersih Tempe
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa dalam
tiga hari kedelai yng dibungkus dengan plastik dan daun pisang sudah muncul
perubahan dan menjadi tempe. Kedelai tersebut diinkubasi dengan suhu 38 0C
dan tetap. Pada haru pertama dan keduauntuk kedelai dengan pembungkus
plastik belum mengalami perubahan apapun. Selanjutnyapada hari ketiga
kedelai sudah menjadi tempe, sedangkan pada hari keempat hingga
keenamtempe sudah menghitam atau kecoklatan dan mengeluarkan bau
busuk.
Adapun pada hari pertama untuk kedelai dengn pembungkus daun
pisang belum ada perubahan. Pada hari kedua mulai ada perubahan. Hari
ketiga sudah menjadi tempe. Pada hari keempat hingga keenam tempe
berubah warna menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Maka kesimpulan
berdasarkan hasil pengamatan setelah dilakukan proses fermentasi maka
diketahui bahwa secara umum dapat dikatakan percobaan berhasil.
H. Pertanyaan
1. Apakah tempe dapat dibuat dengan bahan baku selain kacang kedelai?
Jawab: Ya, bisa. Tempe dapat dibuat dengan bahan baku selain kacang
kedelai. Contohnya biji kacang hijau, biji lamtoro, kacang koro pedang,
kacang koro benguk, dll.
2. Mengapa pada daun pembungkus tempe perlu diberi lubang-lubang kecil?
Jawab: Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan uap air hasil
dari respirasi bakteri dalam tempe. Karena jika tidak dilubangi tempe akan
lembab kemudian membusuk.
3. Jelaskan kandungan gizi tempe berdasarkan informasi yang Anda peroleh!
Jawab: Kandungan gizi pada tempe sbb:
Kalori (kcal) = 192
Jumlah lemak = 11 gr
protein = 18-20 gr
lemak jenuh = 2,2 gr
karbohidrat = 8 gr
serat = 1,4 gr
natrium = 10 mg
zat besi = 2,7 mg
magnesium = 80 mg
kalsium = 110 mg
I. Kesimpulan
Fermentasi merupakan proses pembuatan sebuah produk dengan
memanfaatkan mikroorganisme. Fermentasi dapat terjadi karena adanya
aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai.
Beberapa contoh makanan hasil fermentasi yaitu tempe, oncom, tauco, kecap,
yoghurt, dll. Adapun mikroorganisme yang berperan yaitu kapang (jamur).
Berdasarkan percobaan fermentasi yang dilakukan maka pembuatan tempe
berhasil dan mengalami perubahan pada hari ketiga.
J. Daftar Pustaka
Modul Praktikum Mikrobiologi
https://www.femina.co.id/Teknik-pengolahan-tempe/
https://www.alodokter.com/kandungan-gizi-pada-tempe/
PRAKTIKUM VII
PRATIKUM VIII
PEMBUATAN TELUR ASIN
E. Prosedur Kerja
1. Memilih telur yang bermutu dan baik bersihakan telur dengan cara mencuci
lalu di lap agar kering, amplas seluruh permukaan telur agar por-pori
terbuka.
2. Membuat adnan pengasin yang terdiri dari garam, abu gsok dan batu bata
yang telah dihancurkan dan di saring, tambahkan sedikit air kedalam adnan,
lalu aduk sampai berbentuk pasta (mudah untuk di bentuk) membungkus
telur dengan menggunakan adonan dengan ketebalan 1-2 cm.
3. Menyimpan telur dalam wadah toples selama 15-20 hari, mengusahakankan
telur tidak pecah atau retak pada waktu penyimpanan.
4. Setelah disimpan selama 15-20 hari, bersih telur dari adonan dengan air
bersih.
5. Merebus telur hingga matang dan telur siap untuk di sajikan.
F. Hasil Pengamatan
Tabel hasil pengamatan telur Asin
H. Pertanyaan
I. Kesimpulan
J. Daftar Pustaka
http://m.merdeka.com/cara-membuat-telur-asin/
http://e-journal.uniska-kediri-ac.id/pengaruh-metode-pemasakan-dan-taraf-
telur-asin/
http://bobo.grid.id/bagaimana-proses-pembuatan-telur-asin/