PRAKTIKUM V
ISOLASI DAN KULTIVASI MIKROBIA
OLEH
A. Latar Belakang
murni atau biakan murni. Kultur murni adalah sel –sel yang mikrobanya berasal
dari pembelahan dari satu sel tunggal. Prinsip kerja isolasi bakteri cukup
bakteri, jamur, dan khamir dari mediayang ada serta membedakan bahwa setiap
memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan yang
dilakukan dalam percobaan ini, dan tingkat pembiakannya relatif cepat saat
inkubasi.
yaitu metode cawan sebar (spread plate), cawan tuang (poured plate) atau cawan
gores (streak plate) dan teknik untuk menghitung jumlah sel mikrobia yang telah
mikroba.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
D. Manfaat Praktikum
A. Isolasi Mikroba
tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Metode
perhitungan cawan memiliki prinsip yaitu jika sel jasad renik yang masih hidup
ditumbuhkan pada media agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang
biak membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata
mengetahui mikroba yang diperoleh termasuk fungi atau bakteri serta dengan
bertujuan agar sel-sel mikroba lebih terpisah satu dengan yang lainnya, sehingga
lebih mudah untuk melakukan isolasi. Selain itu hasil yang diperoleh melalui cara
B. Isolat
atau morfologi koloni meliputi bentuk koloni, warna koloni, elevasi dan tepi
koloni pada medium Nutrient Agar; pengamatan mikroskopis atau morfologi sel
meliputi bentuk sel, sruktur dalam sel, reaksi pengecatan gram dan reaksi
morfologinya mulai dari ukuran, bentuk, warna, dan elevasi. Isolat bakteri yang
telah dipisahkan kemudian ditumbuhkan pada media Nutrient Agar miring untuk
C. Teknik Isolasi
dilanjutkan dengan metode sebar (spread plate) yang dilakukan secara aseptis
dalam Laminar Air Flow. Dari pengenceran 10-1 samapi 10-6 diambil 100 µl
medium Nutrient Agar (NA) padat. Kemudian inokulum diratan dengan Drigalski
dan diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37°C selama 48 jam (Shovitri, 2014).
Teknik isolasi mikroba dengan metode Pour Plate yaitu 1 ml sample yang
akan diuji dipindahkan dengan pipet steril kedalam larutan 9 ml aquades untuk
mendapatkan pengenceran 10-2. Lakukan hal yang sama seperti point pertama
pada pengenceran 10-3 dan 10-4. 1 ml suspensi (media kultur) dari setiap
pengenceran diinokulasikan pada cawan petri kosong. Tuangkan media agar yang
masih cair. Campurkan media dengan sampel dengan memutar cawan petri
mengikuti pola angka delapan. Inkubasi sampel pada suhu 370C selama 2 hari .
media nutrient agar dengan tujuan untuk menghasilkan koloni-koloni bakteri yang
terpisah dengan baik dari suspensi yang masih pekat. Prinsip metode ini yaitu
mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga
mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan menggunakan ose pada
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 4 April 2018, pukul
B. Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 2
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan beserta sumber isolat
sebanyak 1L.
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan beserta sumber isolat
yaitu ketombe.
sebanyak 1L.
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan beserta sumber isolat
sebanyak 1L.
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan beserta sumber isolat
yaitu siomay.
pengencer 10-1.
sebanyak 1L.
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan beserta sumber isolat
sebanyak 1L.
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan beserta sumber isolat
yaitu es teler.
sebanyak 1L.
hingga memadat.
hingga memadat.
hingga memadat.
hingga memadat.
hingga memadat.
hingga memadat.
4) Menutup kembali cawan petri lalu disilk.
33°C.
33°C.
menggunakan rumus
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan jumlah koloni pada praktikum ini dapat dilihat pada
tabel 3
praktikum ini dengan menggunakan sampel sela jari kaki, es teler, kotoran gigi,
siomay, ketombe, dan pop ice. Penghitungan jumlah koloni pada sampel sela jari
kaki yang di lakukan pada media PDA, ditemukan lebih dari 300 koloni mikrobia
yang tumbuh pada cawan petri atau disebut dengan TBUD, sedangkan pada media
yaitu pada sampel es teler ditemukan lebih dari 300 koloni mikrobia atau TBUD
pada media PDA dan NA. Jumlah koloni yang ditemukan pada sampel kotoran
gigi pada media PDA yaitu lebih dari 300 koloni atau TBUD, dan 300 koloni
pada media NA dengan SPC 3,0 x 10-7. Perhitungan selanjutnya pada sampel
siomay ditemukan lebih dari 300 jumlah koloni yang tumbuh pada media PDA
(TBUD), dan 2 jumlah koloni yang tumbuh pada media PDA (SPC 3,0 X 10 -5).
Jumlah koloni yang ditemukan pada sampel ketombe pada media PDA dan NA
yaitu 2 koloni (SPC 3,0 X 10-4). Perhitungan terakhir pada sampel pop ice
ditemukan 4 jumlah koloni yang tumbuh pada media PDA (SPC 3,0 x 10-4) dan
dikomsumsi yaitu 300 jumlah koloni, jika jumlah koloni bakteri pada suatu
pangan melebihi batas ini maka tidak memenuhi standar kesehatan atau tidak
(Herawati, 2012).
2. Pengamatan Karakterisasi Koloni
praktikum ini dengan menggunakan sampel sela jari kaki, es teler, kotoran gigi,
siomay, ketombe, dan pop ice. Penghitungan jumlah koloni pada sampel sela jari
kaki yang di lakukan pada media PDA, ditemukan lebih dari 300 koloni mikrobia
yang tumbuh pada cawan petri atau disebut dengan TBUD, sedangkan pada media
yaitu pada sampel es teler ditemukan lebih dari 300 koloni mikrobia atau TBUD
pada media PDA dan NA. Jumlah koloni yang ditemukan pada sampel kotoran
gigi pada media PDA yaitu lebih dari 300 koloni atau TBUD, dan 300 koloni
pada media NA dengan SPC 3,0 x 10-7. Perhitungan selanjutnya pada sampel
siomay ditemukan lebih dari 300 jumlah koloni yang tumbuh pada media PDA
(TBUD), dan 2 jumlah koloni yang tumbuh pada media PDA (SPC 3,0 X 10 -5).
Jumlah koloni yang ditemukan pada sampel ketombe pada media PDA dan NA
yaitu 2 koloni (SPC 3,0 X 10-4). Perhitungan terakhir pada sampel pop ice
ditemukan 4 jumlah koloni yang tumbuh pada media PDA (SPC 3,0 x 10-4) dan
dikomsumsi yaitu 300 jumlah koloni, jika jumlah koloni bakteri pada suatu
pangan melebihi batas ini maka tidak memenuhi standar kesehatan atau tidak
(Herawati, 2012).
Pengamatan karakteristik koloni pada media NA (Nutient Agar), untuk
sampel sela jari kaki memiliki bentuk Amoeboid dengan ukuran 14,55, tepi
Undulate, elevasi Low conver, warna krem dengan struktur dalamnya Opaque.
Pertumbuhan mikrobia pada media NA (Nutrient Agar) tegak pada sampel sela
jari kaki yaitu memiliki jenis pertumbuhan Villous dengan warna putih dan pada
Circular, ukuran 1,8 , tepi Entire, elevasi Convex, berwarna putih dan struktur
bundar, dengan ukuran 6,23, tepi Entire,elvasi Low Conver berwarna putih dan
Agar) tegak memiliki jenis pertumbuhan Villow dengan warna putih dan pada
dengan warna putih. Karakteristik yang terdapat pada siomay yaitu berebntuk
Circular, ukuran 1,3, tepi Entire, elevasi korvex dengan warna putih strukturnya
transparan. Pertumbuhan mikrobia pada sampel ini yang dilakukan pada media
dengan bentuk Circular dengan ukuran 1,2 dan tepi Entire, elevasi Effuse,
pada media NA (Nutrient Agar) tegak pada sampel ketombe yaitu Echimulate dan
berarna putih, dan Spearding dengan warna kuning pada media NA (Nutrient
Agar) miring. Pengamatan terahir yaitu pada pop ice. Karakteristik sampel pop ice
yaitu memiliki bentuk Circular dengan ukuran 2,9 dan tepi Entire, elevasinya
Convex dan memiliki warna putih bening dan struktur dalamnya transparan.
mikrobia pada sampel pop ice yaitu Echinulste dan berwana putih, dan pada
krem.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terdapat tiga metode dalam proses isolasi mikroba yaitu teknik cawan gores
(straek plat), teknik cawan sebar (spread plat) dan teknik cawan tuang
(pour plate)
mikroba berbentuk circular, ukuran 1,8 warna koloni berwarna putih, tepi
koloni yaitu entire, elevasi koloni adalah convex serta struktur dalam
6,13 warna koloni berwarna putih, tepi koloni yaitu entire, elevasi koloni
berbentuk circular, ukuran 2,9, tepi koloni yaitu entire, elevasi koloni adalah
convex.
B. Saran
Herawati, T., Junianto., Purwa, N., 2012, Karakteristik Bakteri Caviar Nilen
dalam Perendaman Campuran Larutan Asam Asetat dengan Larutan
Garam pada Penyimpanan Suhu Rendah, Jurnal Perikanan dan
Kelautan, 3(4) : 171-175
Malik, R. A., Setianingsih, N. I., Moenir, M., Handayani, N. A., 2016, Isolasi
Bakteri Anaerobik pada Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil, Jurnal
Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, 7(1), : 38-39
Retnowati, Y., 2011, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penggunaan Merkuri dari
Sedimen Sungai yang Terkontaminasi Limbah Tambang Emas, Jurnal
Saintek, 6(1).
Wullur, S., Ginting, L. E., Wantania, L. L., Isolasi Bakteri Simbion dengan Spons
dari Perairan Tongkenia, Jurnal LPPM Sains dan Teknologi, 3(1) : 57-
59