Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

FARMASI PRAKTIKUM I
PENGGUNAAN ALAT, STERILISASI BAHAN
HABIS PAKAI (BHP), DAN KULTUR SEL

Islamic Technopreneur
University

Disusun oleh :
Nama : Pramudia Putra Muhawandi
NIM : 200106143
Kelompok : 4 Farmasi D
Hari/Tanggal Praktikum : Jumat, 16 Desember
2022
Dosen Pengampu : apt. Anis Puji Rahayu, M.Si.

PROGAM STUDI FARMASI FAKULTAS SAINS


DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2022
1. Tujuan
1.1 Mengidentifikasi sterilisasi bahan habis pakai
1.2 Mengidentifikasi kultur sel E.coli pada media
2. Prinsip percobaan

Berdasarkan prinsip kultur sel yang merupakan metode pada proses sel hidup
yang ditempatkan kedalam suatu media yang dapat membuat sel tersbeut
berkembangbiak atau tumbuh secara invitro. Biasanya pada media kultur yang
digunakan dibuat semirip mungkin dengan cairan biologis pada saat sel berada
didalam tubuh organisme (Andiiana., 2017).

Sterilisasi pada alat dan bahan yaitu berdasarkan pada percobaan dalam kultur
sel untuk mecegah terjadnya kontaminasi yang akan merusaknya kelangsungan pada
percobaan atau pada uji yang akan merusaknya kelangsungan pada percobaan atau
pada uji yang akan dlkaukan sterilisasi dengan berbagai cara yaitu meliputi
seterilisasi dengan berbagai cara yaitu meliputi sterilisasi secara kimia, secara fisika
dan secara mekanik (Sari dan Abdul, 2012).
Kultur sel yaitu berdasarkan proses penghilangan atau perpindahan sel dari
manusia, hewan, atau tanaman ke dalam medium terkontrol yang sesuai untuk
menumbuhkan sel tersebut. Kultur sel biasanya digunakan untuk pengujian yang tidak
mudah dilakukan secara in vivo. Oleh karena itu, pada artikel ini akan dijelaskan
mengenai definisi kultur sel, keuntungan kultur sel, keterbatasan kultur sel, perbedaan
finite cell line dan continous cell line, kondisi pada saat kultur sel, morfologi sel pada
kultur sel, serta aplikasi kultur sel. (Zaraswandi, 2014).
3. Alat dan Bahan
3.1. Alat
No Alat Kegunaan
1 Autoklaf Untuk sterilisasi
2 Box tip Wadah tip
3 Bunsen Penghasil api yang digunakan untuk pemanasaan,
sterilisasi, dan pembakaran (pemijaran)
4 Cawan Petri Sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan
kultur media.
5 Conical tube Mempercepat endapan pada proses sentrifuga
6 Erlenmeyer Wadah untuk pencampuran bahan
7 Inkubator Untuk menumbuhkan kultur mikroba atau kultur
sel dan juga dapat digunakan untuk memelihara
kultur organisme
8 Jarum Ose Untuk memindahkan biakan mikroorganisme
bundar untuk ditanam / ditumbuhkan ke media baru
9 Mikrotube Wadah untuk mengendapkan bahan
10 Oven Untuk pengeringan bahan
11 Rak tabung Untuk wadah meletakan tabung reaksi saat
reaksi Praktikum
12 Tabung Wadah untuk mereaksikan dua atau lebih larutan/
Reaksi bahan kimia. Wadah pengembangan mikroba,
misalnya dalam pengujian jumlah bakteri.
13 Waterbath Untuk memanaskan cairan dengan direndam pada
air suhu 45-50˚C kurang lebih 30 menit

3.2. Bahan
No Bahan Kegunaan Precaution
1 Akuades Pelarut bahan untuk membuat Tidak berbahaya
Media
2 Alkohol Membunuh bakteri atau Iritasi mata dan kulit
70% sterilisasi meja kerja
3 E.coli Kultur bakteri Infeksius
4 Kain kasa Untuk membungkus alat pada -
saat sterilisasi
5 Kapas Untuk membungkus alat pada -
saat sterilisasi
6 Kertas Untuk membungkus alat pada -
saat sterilisasi
7 Nutrient Bahan pembuat media cair ntuk Iritasi pernafasan
broth (NB) menumbuhkan dan
mengembangbiakkan bakteri

8 Plastik wrap Untuk membungkus alat pada -


saat sterilisasi

4. Prosedur
4.1. Persiapan media
Ditimbang media padat (NB) sebanyak 1,308 gram dan media cair (NA)
sebanyak 4,219, kemudian dilarutkan media padat sebanyak 100 ml aquadest lalu
media cair dilarutkan dengan aquadest sebanyak 150 ml kemudian ditutup dengan
menggunakan plastic wrap.
4.2. Sterilisasi alat
Disiapkan semua alat yang akan disterilisasi diantaranya yaitu Erlenmeyer,
tabung reaksi dan juga cawan petri. Setelah itu pada Erlenmeyer dan tabung reaksi
pada mulut wadah ditutupi dengan kapas. Kemudian semua alat dibungkus dengan
kertas lalu dilapisi dengan plastik. Setelah itu dirapatkan menggunakan karet lalu
jika sudah siap semua alat di sterilisasi menggunakan autoklav. Cara penggunaan
alat autoklav sendiri yaitu dimasukkan air pada wadah penampung air autoclave.
Sesuaikan volumenya dengan indikator penunjuk pada wadah, lalu dinyalakan
mesin. Kemudian diletakkan alat yang akan disterilkan. Pastikan alat disusun
rapi lalu ditutup autoclave dengan baik dan
rapat. Pastikan safety clamp autoclave terkunci dengan rapat sebelum memulai
sterilisasi. Kemudian diatur waktudan suhu, lalu tekan tombol start (mulai).
Setelah itu tunggu hingga proses sterilisasi selesai dan suhu autoklaf menjadi
dingin. Selanjutnya, pindahkan alat dari autoclave ke luar dan dikeringkan dengan
inkuator. tiap kali autoclave selesai digunakan dikosongkan autoclave dari alat apa
pun yang sudah disterilisasi. Jika tidak digunakan dalam waktu
dekat,kosongkan pula air pada wadah penampung. Dan Terakhir, cabut autoklaf dari
sumber listrik.
4.3. Kultur E. coli
Pertama-tama untuk media padat diflambir jarum ose dan cawan petri yang telah
berisi media padat, kemudian ose dimasukkan kedalam conical tube yang sudah
berisi bakteri Escherichia Coli, lalu jarum ose digoreskan secara zig-zag pada media
padat. Sedangkan untuk media cair diflambir terlebih dahulu tabung reaksi yang
sudah berisi LB, kemudian mikropipet dan tip disterilkan dengan cara disemprot
alkohol 70%. Lalu dimasukkan tip kedalam mikropipet dan diambil bakteri
Escherichia Coli dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah berisi media
cair. Selanjutnya media padat dan cair dibungkus dengan plastik wrap, kemudian
dimasukkan kedalam inkubator goyang selama 2x24 jam atau 1440 menit dengan
kecepatan 150 rpm dan diamati hasil yang terjadi.

5. Hasil pengamatan
5.1.Tabel hasil pengamatan
No. Media Gambar (setelah di Keterangan
inokulasi)
1. Nutrient agar Terjadi pertumbuhan bakteri
(media padat) Escherchia coli yang
ditunjukkan dengan adanya
koloni pada media

2. Natrium broth Terjadi pertumbuhan koloni


(Media cair ) bakteri Escherchia colipada
media karena adanya
perubahan warna menjadi
keruh
3. OD Proses pengukuran OD dengan
menggunakan spektofometri
pada anjang gelombang …..
didapatkan hasil

5.2. Perhitungan
5.2.1. Hasil Adsorbansi
= 0,018
5.2.2. Hasil OD
= 0,018 x 108
= 1,944 sel/ml

6. Pembahasan
6.1. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang penggunaan alat, sterilitas bahan
habis pakai dan kultur sel dengan tujuan Mengetahui prinsip dan cara penggunaan
alat, Mengidentifikasi sterilisasi bahan habis pakai dan Mengidentifikasi kultur sel
E.coli pada media. Pada praktikunm kali ini dikenalkan dengan beberapa alat dan
cara penggunaanya masing – masing. Kemudian dilakukan kultur sel dengan
pertama dibuat terlebih dahulu media NA dan NB dan dimasukkan kedalam
erlenmeyer.kemudian disterilisasikan dengan alat alinya seperti cawan petri dan
tabung reaksi menggunakan autoklaf. Dilakukan sterilisasi untuk menjaga
kebersihan alat agar terhindar dari kontaminasi sepeti mikroorganisme ataupun
pengotor lainnya, sehingga media yang dihasilkan nanti dapat ditumbuhi dengan
baik oleh bakteri.
Pada alat-alat yang akan disterilisasi ini dibungkus dengan kertas untuk cawan
petri, dan untuk tabung reaksi disumbat mulut tabung dengan kapas yang dibalut
kain kassa kemudian dilapisi plastik wrap, semua alat ini dimasukkan kedalam
plastik tahan panas. Lalu selanjutnya yang akan dilakukan yaitu membuat media
padat dan cair. Yang pertama dilakukan yaitu dengan cara menimbang bahan, untuk
media padat ditimbang nutrient agar sebanyak 4,2 gram lalu dimasukkan kedalam
erlenmeyer dan dilarutkan dengan aquadest sebanyak 150 ml, sedangkan untuk
media cair ditimbang nutrient broth sebanyak 1,3 gram lalu dimasukkan kedalam
erlenmeyer kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml. Setelah itu
masing-masing mulut erlenmeyer disumbat dengan kapas yang dilapisi kain kassa
serta disegel dengan plastik wrap lalu dimasukkan kedalam plastik tahan panas.
Kemudian disterilisasi dengan autoklaf. Peralatan laboratorium yang akan
disterilisasi memerlukan bahan pengemas. Kemasan adalah suatu benda yang
digunakan sebagai wadah/tempat yang dikemas dan dapat mencegah/mengurangi
kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta
gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Kemudian ditutup autoklaf
dengan arah yang berlawanan dan dilakukan sterilisasi selama 15 menit dengan
suhu 121̊ C metode ini dapat digunakan untuk alat yang berpresisi seperti tabung
reaksi,
Kemudian pada prosedur ketiga yaitu kultur sel Escherichia coli. Bakteri
Escherichia coli Pada percobaan ini untuk media padat dengan dilakukannya pada
flambir jarum ose sampai ujungnya pijar hal ini dikarenakan untuk mensterilkan
jarum sehingga tidak ada mikroorganisme lain yang menempel pada jarum ose dan
cawan petri yang telah berisi media padat, kemudian ose dimasukkan kedalam
conical tube yang sudah berisi bakteri Escherichia coli dan digoreskan jarum ose
secara zig- zag pada media padat. Sedangkan pada media cair diflambir terlebih
dahulu agar tetap steril pada tabung yang sudah berisi NB, lalu mikropipet dan tip
disterilkan dengan menyemprotkan alkohol 70%. Kemudian dimasukkan tip
kedalam mikropipet dan diambil bakteri Escherichia coli dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang sudah berisi media cair. Selanjutnya media padat dan cair
dibungkus dengan plastik wrap lalu dimasukkan kedalam inkubator goyang selama
3 hari dengan kecepatan 150 rpm. Media dikembangbiakan dalam inkubator dengan
menggunakan suhu 37̊ C. Pada saat cawan petri dimasukkan kedalam inkubator,
posisi cawan petri harus terbalik untuk menghindari uap air hasil metabolisme
bakteri akan menetes dari tutup cawan kepermukaan media. Didapatkan hasil pada
media natrium agar yaitu terbentuk koloni zig-zag dan media padat berwarna
bening, sedangkan pada media natrium broth didapatkan hasil yaitu terbentuk
koloni yang ditandai dengan warna media cair yang keruh. Pada media padat
dihasilkan bakteri dengan bentuk zig-zag media menghasilkan warna yang
bening, hal ini karena media tidak terkontaminasi dengan bakteri lain dan dilakukan
secara aseptis dengan baik. Sedangkan untuk media cair didapatkan hasil yang
keruh menandakan adanya bakteri pada media cair tersebut. Hasil yang diperoleh
yaitu pada media padat tidak terlihat koloni bakteri secara jelas hanya terdapat
bulatan kecil serta media berubah warna menjadi keruh. Hal ini kemungkinan
terjadinya kontaminasi atau dikarenakan waktu inkubasi yang tidak sesuai dengan
teori dimana inkubasi seharusnya dilakukan selama 24 jam, sedangkan pada
percobaan ini dilakukan inkubasi selama 3 hari karena pada saat ingin melakukan
pengamatan ke laboratorium tidak bisa dilakukan pada hari sabtu karena laboran
yang menjaga laboratoriumnya tidak ada dikampus, pada saat kami ingin meminjam
kunci laboratoriumnya tidak diberi pinjam karena harus didampingi laboran untuk
masuk kelaboratoriumnya. Pada media cair terjadi perubahan warna dari warna
kuning menjadi kuning keruh serta terdapat koloni bakteri dipermukaan media dan
terdapat sedikit endapan putih.
Pada media nutrient broth (NB) dilakukan pengecekan optical density (OD)
dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjanng gelombang 590 nm dan
diperoleh absorbansi yaitu 0,018. Kemudian dilakukan perhitungan koloni bakteri
dan diperoleh hasil sebanyak 1.944 sel/ml.
Setelah dilakukan pengamatan terhadap bakteri alat dan media pertumbuhan
kemudian dilakukan didestruksi. Destruksi berfungsi untuk menghilangkan
mikroorganisme yang tidak diinginkan, cara kerja destruksi sama dengan proses
sterilisasi hanya berbeda pada waktu pelaksanaannya pada destruksi membutuhkan
waktu lebih lama dibanding sterilisasi yaitu 30 menit. Destruksi membutuhkan
waktu yang lama dibandingkan dengan sterilisasi karena pada proses destruksi alat
dan media yang akan didestruksi telah terkontaminasi dengan mikroba yang
ditanam untuk percobaan tadi.
Prinsip kerja spektrofotometer UV-vis yaitu apabila terdapat cahaya putih atau
radiasi dilewatkan melalui larutan maka radiasi yang memiliki panjang gelombang
tertentu akan diabsorbsi dan ditransmisikan. Kemudian kuvet dibilas dengan
aquadest kembali lalu dimasukkan media cair yang sudah berisi kultur bakteri,
sebelum dimasukkan kedalam kuvet media cair dihomogenkan terlebih dahulu
menggunakan vortex mixer. Setelah itu dilakukan perhitungan OD dan didapatkan
hasil sel/mL.Apabila ditinjau dari hasil OD pada praktikum ini mendapatkan nilai
OD yang cukup tinggi , hal ini menunjukkan banyaknya bakteri yang terkandung
dalam media, karena semakin tinggi nilai OD maka akan semakin banyak kadar
bakteri yang terkandung didalamnya.
6.2. Disuksi

6.2.1. Kenapa terdapat berbagai ukuran tip, mikrotube dan conical tube, sebutkan
masing-masing kegunaanya dan jenis bahan yang digunakan.
Jawaban :
Pada tip, mikrotube, dan conical tub. Secara umum, tip adalah wadah
berbahan polimer yang penggunaanya pada bagian ujung mulut
mikropipet, dan berfungsi sebagai wadah penampungan sampel.Terdapat
beberapa ukuran mikro tip yakni :Putih. (white tip), digunakan untuk
mikropipet dengan volume 5-10 µL dengan ketelitian hingga 0,05 µL.
Kuning (yellow tip), digunakan untuk mikropipet dengan volume 20-200
µL dengan ketelitian hingga 0,1 µL. Biru (blue tip), digunakan untuk
mikropipet dengan volume maksimal 1.000 µL dengan ketelitian hingga 1
µL. Microtube/e-tube memiliki ukuran 2 ml dan 1.5 ml paling sering
digunakan dalam keseharian pekerjaan biologi molekuler. Selain itu, saat
initersedia berbagai pilihan warna mulai dari kuning sampai hijau. Warna
gelap (hitam) juga tersedia sebagai pilihan untuk menyimpan larutan-
larutan (misal: staining solution) yang mudah rusak apabila terkena
cahaya (light sensitive). Ada 4 macam ukurannya yaitu: 2 ml, 1.5 ml, 0.5
ml, dan 0.2 ml. Conical tube berfungsi untuk menampung cairan selama
sentrifugasi dan memisahkan sampel menjadi komponen-komponennya
dengan memutarnya secaracepat di sekitar sumbu tetap. Ukuran conical
tube ada bermacam-macam. Terdapat dalam ukuran 15 mL, 12 mL, 5 mL,
50 mL. Umumnya digunakan akan yang ukuran 15 mL untuksentrifugasi
sel dan aplikasi kultur sel lainnya.

6.2.2. Jelaskan komponen dan jenis BSC berdasarkan kelasnya (class, I,II,III)
masing-masing kegunaanya, dan perbedaan komponen, aliran udara dll.
Jawab :
BSC berdasarkan kelasnya (class I, II, III) dan kegunaannya, perbedaan
komponen, aliran udara. BSC memiliki prinsip kerja yaitu menciptakan
aliran masuk udara untuk melindungi operator yang sedang menanganai
sampel biologis yang beresiko dengan membuang udara keluar melalui
HEPA (High Effeciency Particular Air) filter. Komponen BSC antara lain
HEPA Filter yang terbuat dari polipropilena atau serat kaca. HEPA memiliki
kepanjangan dari High Effeciency Paticulate Air Filter. Efisiensinya
mencapai 0,3 mikron yang berfungsi menyaring partikel yang melewatinya.
Lalu, terdapat sinar UV yang berfungsi untuk dekomentasi, selanjutnya
terdapat monitor LCD digunakan untuk menampilkan parameter
keselamatan BSC dan area kerja yang digunakan untuk melakukan prosedur
biologi. BSC berdasarkan class terdiri dari tiga yaitu class I merupakan kelas
paling dasar, yang hanya melindungi pengguna, aliran udara yang
terkontaminasi akan disaring oleh HEPA filter, tidak terdapat sirkulasi
udara, udara luar dapat masuk melewati area kerja, udara mengalir
berkecepatan 0,38 m/s. Cocok untuk radionuklida dan bahan kimia beracun.
Class II digunakan untuk melindungi pengguna dan sampel, working area
bervalensi, udara yang masuk akan disaring oleh HEPA, lalu diteruskan ke
sirkulasi, cocok untuk senyawa infeksasi. Class III digunakan untuk sampel
atau bahan patogen yang berbahaya, bertujuan untuk melindungi pengguna
dan lingkungan maksimal, chamber tertutup rapat, udara cabinet bermuatan
negatif. Lalu, untuk alur penggunaan BSC dapat dilakukan dengan cara
menggunakan APD terlebih dahulu seperti jas laboratorium, hand gloves,
dan penutup kepala (Waluyo, 2019).

6.2.3. Alur penggunaan biosafety cabinet

Penggunaan BSC yaitu pastikan praktikan sudah menggunakan APD


yang baik, mulai dari jas laboratorium, hands gloves, hingga penutup
kepala.Kemudian ,matikan lampu UV terlebih dahulu jika menyala. Dan
tekan tombol on untuk menghidupkan BSC. Kemudian, nyalakan lampu
UV dan blower, dan biarkan selama lebih dari 5 menit. Lalu, buka lemari
kaca hingga tanda batas dan bersihkan permukaan tempat kerja dengan
menggunakan alkohol 70%. Pada hal ini, pastikan untuk membersihkan
semua sisi, mulai dari bawah, samping kanan, samping kiri, juga atas.
Setelah itu, semprot semua alat yang akan digunakan dengan alkohol
70%. Kemudian, letakkan alat dan bahan dalam chamber dengan posisi
yang tidak terlalu dekat, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Lalu, bakarlah seluruh pisau scalpel dengan menyemprotkan terlebih
dahulu denganalkohol 70%, lalu tempatkan kembali dalam keadaan siap.
Dan jangan lupa, semprot juga tangan dengan alkohol 70% agar terhindar
dari bakteri dan mikroorganisme yang tidak diinginkan. Gerakkan tangan
mencuci harus dilakukandengan baik.Setelah itu, praktikan bisa
melakukan pengerjaan di dalam bio safety cabinet ini, mulai dari
memindahkan bahan biologis, mencampurkan bahan kimia, ataupun
dengan sampel darah semprot juga tangan dengan alkohol 70% agar
terhindar dari bakteri dan mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Gerakkan tangan mencuci harus dilakukandengan baik.Setelah itu,
praktikan bisa melakukan pengerjaan di
dalam bio safety cabinet ini, mulai dari memindahkan bahan biologis,
mencampurkan bahan kimia, ataupun dengan sampel darah (Susanti et al.,
2019).

6.2.4. Buatlah panduan cara pakai alat yang terdiri dari:


 Nama alat
 Prinsip alat
 Prosedur penggunaan alat
 Pringatan saat penggunaan alat
 Masalaah yang sering terjadi pada alat dan troubleshooting
 Perawatan alat
Jawab :

Mikropipet yang memiliki prinsip memindahkan cairan/reagen


tertentu dalam skala kecil atau memiliki akurasi yang jauh tinggi
dibandingkan dengan pipet biasa. Untuk menguji ketelitian dari alat ini
maka dapat dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Untuk penggunaan
alatnya yakni dengan cara digenggam mikropipet dengan cara seperti
ingin meninju kemudian ibu jari berada pada bagianpengatur volume.
Lalu memasangkan tip yang sesuai dengan mikropipet. Kemudian untuk
mengambil larutan maka dapat dilakukan dengan menekan tombol
plunger button lalu menahannya agar larutan tidak keluar ke sembarang
area. Memasukkan larutan yang telah diambil ke wadah yang baru dengan
melepaskan tekanan secara perlahan dari plunger button. Setelah proses
pengambilan larutan telah selesai kemudian melepaskan tip dengan
menekan tip ejector maka tip akan otomatis akan terlepas. Terakhir
apabila tip menyentuh barang- barang lain sebelum menyentuh larutan
yang dimaksud maka tip bisa diganti dengan tip yang baru. Hati-hati
dalam pengambilan sampel menggunakan mikropipet yang sama,
mengatur volume mikropipet terlebih dulu sesuai dengan kebutuhannya.
Aplikasikan mikropipet sesuai dengan volume yang diukur.

Vortex mixer yang memiliki prinsip memberikan putaran atau


guncangan padabotol sehingga berbagai campuran bahan yang ada di
dalam botol tersebut menjaditercampur secara merata ataupun homogen.
Adapun peringatan saat penggunaan alat ini yakni, jangan terlalu banyak
dalam pengisian tabungnya. Karena sering adamasalah yang terjadi
pengisian larutan pada tabung terlalu penuh, karet pada motornya tidak
dilepas
sehingga menjadi lembab. Perawatan yang dilakukan untukalat ini yakni
dengan menjaga kebersihan moto dibawah karet agar tidak sampai basah,
dilakukan penjemuran, setelah digunakan melepas karet agar motor
dibawahnya tidak lembab.

Sentrifuga yang berfungsi sebagai memisahkan supernatan dengan


residunya. sentrigufa memiliki prinsip kerja yakni penerapan gaya
sentrifugal dengan cara pemusingan (sentrifugasi) untuk memisahkan
partikel berdasarkan densitas atau bobot jenisnya. Pada pemisahan,
partikel yang densitasnya lebih tinggi daripada pelarut turun
(sedimentasi), dan partikel yang lebih ringan mengapung ke atas. Lalu
dengan kekuatan sentrifugal, partikel yang terlarut dalam cairan akan
terlempar keluar dari pusat putaran, dengan berat paling besar akan
terlempar terlebih dahulu. Tenaga ini disebut Relative Centrifugal Force
(RCF) dalam satuan g yang menggambarkan daya pemisah alat tersebut.
(Hidayah et.al., 2014).

Inkubator berfungsi untuk menumbuhkan dan memelihara kultur sel


dengan cara menjaga suhu ataupun kelembaban. Inkubator memiliki
prinsip kerja yakni menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu
digunakan untuk tumbuh danmemelihara budaya mikrobiologi atau kultur
sel. Inkubator mempertahankan suhuoptimal, kelembaban dan kondisi lain
seperti karbon dioksida (CO2) dan kandungan oksigen dari atmosfer di
dalam. Inkubator sangat penting untuk banyak pekerjaan eksperimental
dalam biologi sel, mikrobiologi dan biologi molekuler dandigunakan
untuk kultur bakteri baik serta sel eukariotik. (Putri et.al., 2017).
Mikroskop dengan prinsip kerja pada lensa objektif akan membentuk
bayangan benda yang bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan
bendaoleh lensa objektif akan ditangkap sebagai benda oleh lensa okuler.
Bayangan inilah yang tampak oleh mata (Syaifudin, 2014).

Autoklaf memiliki prinsip kerja digunakan dalam sterilisasi basah


yang memiliki suhu tinggi. Suhu dan tekanannya harus disesuaikan karena
suhu dan tekanan tersebut sudah dipastikan dapat menghilangkan
mikroorganisme hidup atau membunuh bakteri. Suhu didalamnya dapat
mencapai 115 ºC hingga 125 ºC dan tekanan uapnya mencapai 2 - 4 atm.
Autoklaf tidak boleh terlalu penuh, agar uapair benar-benar menembus
semua area ataupun alat yang sedang di sterilisasi. (Dwidjoseputro, 1994).
Timbangan yakni neraca analitik memiliki prinsip kerja yakni
menimbang massa suatu bahan kimia tanpa adanya pengaruh udara bebas,
sehingga dapat dihasilkan pengukuran secara akurat. (Sholilah, 2016).
6.2.5. Sebutkan kegunaan kegunaan masing-masing komponen media
Jawab :
 Mesia Lysogeny broth (LB) sebagai media pertumbuhan bakteri
 Tryptone 10 g sebagai protein
 Yeast extract 5 g sebagai asam amino dan vitamin
 NaCl 10 g sebagai mineral
(Sari dkk., 2019
6.2.6. Mengapa digunakan kondisi suhu dan kecepatan goyang yang telah
ditetapkan
Jawab :
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf uap yang mulai
diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 1210C selama 15
menit. Alasan digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm
pada ketinggian permukaan laut. Aktoklaf merupakan alat yang essensial
dalam setiap laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah
sakit serta tempat tempat lain yang memproduksi produk steril. Penurunan
tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang
tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme (Pelczar & chan, 1986).
kecepatan goyang yang telah ditetapkan pada vorter mixer sebagian besar
vortex memiliki pengaturan kecepatan variabel mulai dari 100 hingga 3.200
rpm, dan dapat diatur untuk berjalan terus menerus, atau hanya bekerja jika
tekanan ke bawah diterapkan pada bagian karet (Pelczar & chan, 1986).
6.2.7. Prinsip yamg digunakan untuk mengukur konsentrasi kultur
Jawab :
Pada prinsipnya, alat ini adalah hasil penggabungan dari alat
spektrometer dan fotometer. Spektrometer adalah alat yang menghasilkan
sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Spektrometer
memiliki alat pengurai seperti prisma yang dapat menyeleksi panjang
gelombang dari sinar putih. Sedangkan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsikan. Berikut alur
prinsip kerja dari suatu spektrofotometer:
Prinsip kerja alat ini berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya
tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi
dipancarkan (It). Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang
ditransmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-
mula sebelum melewati sampel (Io) (Zamani dan Moh., 2016).
7. Kesimpulan
7.1. Pada sterilisasi bahan habis pakai didapatkan alat alat yang telah steril kembali
denga cara destruksi untuk mematikan bakteri yang terdapat dalam alat-alat tersebut
sehingga bakteri rusak dan alatpun steril kembali
7.2. Dalam hasil kultur sel pada media padat itu terdapat koloni bakteri e.coli begitupun
pada media cair karena terbentuknya endapan dan warnanya berubah menjadi
keruh. Dan dibandingkan dengan nilai konsentrasi menggunakan spketrofotometer
dengan hasil OD 1.944 yang menyatakan bakteri yang tumbuh tidak terlalu
banyak .
8. Daftar Pustaka
Andiana, M., dan rachmawadi, Y., dan andayani,S.S., (2017). Kultur sel baby hamster
kidney (BHK) menggunakan media dulbeccu’s modifikasi eagle medium
(DMEM). Jurnal of tropical biology. Vol 1(1). Hal 16-18

Anwar, Saifuddin (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dwidjoseputro, (1994).Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Hidayah et al., (2014). Firms’ performance and risk with the presence of Sukuk
rating asdefault risk. ICGSM 2014.

Pelczar, Michael J., dan Chan, E. C. S., (1986), 190-191, Dasar-Dasar


Mikrobiologi, Universitas Indonesia, UI-Press, Jakarta.

Putri Ariani, A.( 2017). Ilmu Gizi Dilengkapi Dengan Standar Penilaian Status
Gizi 7Dan Daftar Komposisi Bahan Makanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sari, I dan Abdul manan. (2012). Pola Pertumbuhan Nanonchloropsis Oculata Pada
Kultur Skala Laboratorium, Intermediet, dan Masal. Jurnal ilmiah
perikanan dan kelautan. 4(2).

Sholihah, M. (2016). Ultrasonic-Assisted Extraction Antioksidan dari Kulit Manggis.


Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Susanti et al. (2019). The using of handbook PBL oriented in introductory and
laboratory techniques course. IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series
1157 (2019) 022087. doi:10.1088/1742-6596/1157/2/022087.

Waluyo, L,. (2019). Mikrobiologi Umum. UPT Penerbit UMM. Malang.

Zamani, N.P., dan Moh. M. (2016). Spectrophotometer Utilization As Marine


Microalgae Cells Detector. Maspari Journal. 8(1): 39-48.

Zaraswadi. (2014). Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.


LAMPIRAN

Penimbangan bahan Nutrient Penimbangan bahan


Nutrient Agar sebanyak 4,2 gram broth sebanyak 1,3 gram

Membungkus cawan petri dengan Menyumbat mulut tabung reaksi dengan


kertas untuk sterilisasi kassa untuk sterilisasi

Membungkus larutan NA dan NB Dimasukkan kedalam autoklaf


untuk disterilisasi untuk disterilisasi selama 15 menit
Dituang bahan NA ke cawan petri Dituang bahan NB ke tabung
reaksi

Disiapkan bahan untuk dikultur Diflambir jarum ose diatas


api bunsen

Diambil kultur bakteri Diinokulasi dengan metode


zig-zag
Media dan jarum ose diflambir Diambil kultur bakteri dengan
micropipet

Dibungkus media kultur Dimasukkan kedalam inkubator


dengan plastik wrap selama 24 jam

Hasil kultur media NA Hasil kultur med

Anda mungkin juga menyukai