Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTIKNUM BAKTERIOLOGI

PERCOBAAN I

PENGENALAN ALAT STERILISASI, PEMBUATAN MEDIA, DAN TEKNIK


ISOLASI BAKTERI PADA MEDIA PADAT

OLEH :

NAMA : ASTITA ASWIN

NIM : A202101095

KELAS : G2

KELOMPOK : II (DUA)

INSTRUKTUR : SUWARNI RUHI

SUGIRENG

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
I. JUDUL
Pengenalan Alat-Alat dan Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan
Teknik Isolasi Bakteri Pada Media Padat.

II. WAKTU DAN TEMPAT


Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, Juli 2022, pukul
09.00-selesai. Di Laboratorium Mikrobiologi, Program Studi D-IV
Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Sains Dan Teknologi,
Universitas Mandala Waluya, Kendari.

III. TUJUAN
Tujuan pada praktikum ini adalah :
1. Untuk dapat mengetahui alat-alat besar dan kecil yang digunakan
dalam praktikum bakteriologi beserta fungsinya.
2. Untuk dapat memahami cara dan macam-macam sterilisasi.
3. Untuk dapat mengetahui macam-macam media
4. Untuk dapat mengetahui tata cara pembuatan media secara alami.
5. Untuk mengetahui tata cara isolasi bakteri pada media padat.
6. Untuk dapat membanding kan bentuk pertumbuhan bakteri
berdasarkan jenis isolasinya.

IV. LANDASAN TEORI


Higiene dan sanitasi sangatlah penting, terutama di tempat-
tempat umum yang melayani orang banyak, salah satunya rumah sakit
yang merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat, tetapi upaya penyediaan pelayanan kesehatan ini
pula dapat menjadi tempat penularan serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan serta gangguan kesehatan (Ramdhani,2020).
Laboratorium adalah tempat melakukan percobaan dan
penyelidikan. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup,
kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun. Dalam pengertian yang
terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup tempat
melakukan percobaan dan penyelidikan. Selain itu, Laboratorium
adalah suatu ruangan tempat melakukan kegiatan praktek atau
penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat
Laboratorium serta adanya infrastruktur Laboratorium yang lengkap,
pada konteks proses belajar mengajar sains di sekolah-sekolah
seringkali istilah Laboratorium diartikan dalam pengertian sempit
yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan
bahan praktikum (Gunawan, 2019).
Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu pendukung
dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga
untuk memudahkan dan melancarkan berlangsaungnya praktikum
pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan.
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk
keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak
sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat
laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat
tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur
pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin (Andriani,
2019).
Infeksi nosokomial disebut juga Hospital Acquired Infection
(HAI) adalah infeksi yang diperoleh dan berkembang selama pasien di
rawat di rumah sakit 3 Infeksi nosokomial atau Healthcare-Associated
Infections (HAIs) adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit dan
menyerang pasien yang dalam proses perawatan, tidak ditemukan dan
tidak dalam masa inkubasi saat pasien masuk rumah sakit. 4 Rumah
sakit adalah tempat untuk mencari kesembuhan namun juga
merupakan sumber infeksi (Leksanawati, 2020).
Keterampilan proses sains merupakan suatu keterampilan yang
didapatkan siswaberdasarkan dari hasil latihan baik berupa
kemampuanmental, fisik, maupun sosial sebagai penggerak dari
kemampuan tingkat tinggi untuk memperoleh suatu hasil tertentu
(Salmiah, 2020). Adapun tujuan dari kemampuan proses sains yaitu
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami maupun
dalam menguasai suatu rangkaian dari kegiatan yang didasarkan pada
hasil belajar siswa sehingga akan menimbulkan sikap ilmiah dalam
diri siswa ( Zuhra,2021).

V. ALAT DAN BAHAN

a. Alat
Alat-alat yang di gunakan adalah sebagai berikut:
Tabel.1.1. Nama alat beserta fungsinya.

N Nama Alat Fungsi


o
1 Autoklaf Untuk membunuh endospore yaitu sel
tersisten yang diproduksi oleh bakteri.
2 Batang Untuk mencampur bahan kimia dan cairan
pengaduk untuk keperluan laboratorium.
3 Tabung Sebagai tempat untuk mereaksikan dua
reaksi larutan /bahan kimia atau lebih, serta
sebagai tempat mengengembangbiakan
mikroba dalam media cair.
4 Cawan Sebagai tempat perkembangbiakan
petri mikroba tempat bahan atau sampel dengan
menyediakan ruang penyimpanan dan
mencegah terkontaminasi.
5 Selotip Digunakan untuk meratakan kertas HVS
yang digunakan untuk membungkus alat-
alat gelas.
6 Kertas Untuk membungkus alat-alat gelas yang
HVS akan di sterilkan menggunakan autoklaf
setelah di cuci.

7 Corong Untuk memindahkan larutan satu ke


kaca larutan lainnya
8 Kertas Untuk menyaring sisa-sisa larutan/bahan
saring yang akan digunakan.
9 Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan pada
ukuran yang telah ditentukan.
10 Kapas Untuk menutup larutan agar tidak
menguap.
11 Pembakar Untuk menangaskan pada pemanas dengan
suhu yang telah ditentukan.
12 Isolasi Untuk merapatkan kertas HVS untuk
(lakban) disterilisasi menggunakan autoklaf.
13 Erlenmeyer Sebagai alat untuk melakukan titrasi,atau
berfungsi untuk tempat larutan yang akan
digunakan.
14 Pipet tetes Untuk mengambil atau memisahkan
larutan
15 Jarum ose Untuk memindahkan bakteri tertentu.
16 Inkubator Untuk sterilisasi kering dan untuk
mengembangbiakan mikroba.

b. Bahan
Bahan-bahan yang di gunakan adalah sebagai berikut.
Tabel.1.2. Nama bahan dan fungsinya.

No Nama bahan Fungsi


1 Aquades Sebagai pelarut pada larutan
tertentu.
2 Sukrosa Sebagai bahan yang akan diuji
pada praktikum.
3 Media yang telah Sebagai bahan yang akan
di buat digunakan pada praktikum dalam
sebelumnya penggoresan.
4 Bakteri yang telah Sebagai bahan yang akan
di tumbuhkan digunakan pada praktikum dalam
sebelumnya penggoresan.
5 NaCl Sebagai bahan yang akan
digunakan pada praktikum dalam
penggoresan.
6 Agar-agar Sebagai bahan yang akan
digunakan pada praktikum dalam
penggoresan.

VI. PROSEDUR KERJA


Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu dapat di lihat pada diagram
alir berikut.

a. Prosedur Kerja Sterilisasi Alat-Alat Gelas


SteSterilisasi alat-alat gelas

Di basahi alat-alat gelas dengan air

Di bersihkan alat gelas dengan alat pembersih yang


sesuai

Di bilas dengan air mengalir hingga bersih alat-alat


yang akan di bersihkan

Di lap dengan tisu alat-alat yang akan di sterilkan

Di bungkus dengan kertas HVS

Di selotip alat-alat gelas

Di sterilisasi kering alat-alat gelas dengan


menggunakan autoklaf dengan suhu 121˚c selama 1
jam dan alat-alat siap digunakan.

HH Hasil

b. Prosedur Kerja Pembuatan Media NA (Natrium Agar)

Pembuatan Media NA
Ditimbang media NA sebanayak 20 gram dengan
menggunakan kertas timbang pada timbangan analitik.
Di masukkan ke dalam gelas beaker yang berisi 1000
ml aquades
Dipanaskan campuran menggunakan hot plate sambil
diaduk hingga homogen atau dengan menggunakan
magnetic stirrer selama kurang lebih 15-20 menit.
Diangkat media dan diamkan beberapa saat, kemudian
di bungkus dengan kertas pembungkus dan selanjutnya
disterilisasi dengan autoklaf

H Hasil

c. Prosedur Kerja Teknik Isolasi Bakteri Pada Media Padat


Nn Teknik Penggoresan

Disuspensi bakteri sebanyak 1 ose secara aseptis dengan


menggunakan jarum ose, kemudian digoreskan ujung ose
sehalus mungkin di atas medium NA. Goresan yang
dilakukan berdasarkan empat metode gores berupa goresan
kuadran A,B, radian dan kontinu.

Di cawan petri yang telah berisi biakan bakteri tersebut


selanjutnya diberi label (yang berisi nama mahasiswa, asal
serta hari dan tanggal isolasi) kemudian diinkubasi selama
2-3 hari pada suhu 37 ̊c.

Hasil

VII. HASIL PENGAMATAN


Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil Pengamatan Pada Sterilisasi Alat-Alat Laboratorium
Tabel 1.1. hasil pengamatan sterilisasi alat-alat

No Keterangan Gambar
1 Alat-alat gelas dicuci
terlebih dahulu

2 Dikeringkan alat-alat
gelas yang telah dicuci
menggunakan tissue
3 Alat-alat gelas
dibungkus
menggunakan
kertas HVS
4 Alat-alat gelas diselotip
5 Alat-alat gelas
disterilisasi
menggunakan autoklaf

2. Hasil Pengamatan Pada Sterilisasi Pembuatan Media


Tabel 1.2.Hasil pengamatan pembuatan media.

No Keterangan Gambar
1 Ditemukan NA
(Natrium Agar) semi
padat pada saat di
sterilisasi

3. Hasil Pengamatan pada Teknik Isolasi


Tabel 1.3.Hasil pengamatan pada penggoresan
Yang Media 1 Media 2 Media 3 Media 4
di Staphyloc Staphyloc E.Colli E.Colli
amati occus 1 occus 2 1 2
Jumlah - - 40 14
koloni
Bentuk stapilococ stapilococ Diplococc Diplococ
VIII. koloni cus cus us cus
Warna Cream Cream Cream Cream
koloni
Tekstu Padat Padat Padat Padat
r
koloni
Tepian Undulate Undulate Entire Entire
koloni (berombak (berombak (licin) (licin)
) )
Elevasi Flat Flat Flat Flat
koloni (datar) (datar) (datar) (datar)

Ukura ,9µm 0,9 µm 0,5 µm 0,5 µm


nn
koloni
Gamba
r
koloni

PEMBAHASAN
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang hidup
dipermukaan tubuh individu sehat tanpa membahayakan, terutama
sekitar hidung, mulut, alat kelamin, dan rectum. Namun, ketika kulit
kita mengalami luka atau tusukan, bakteri ini akan masuk melalui luka
dan menyebabkan infeksi. Pembuatan suspensi bakteri.
Membuat larutan suspensi bakteri Staphylococcus aureus
diambil 1 ose bakteri, dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi
10 ml larutan NaCl fisiologi 0,9%, dengan biakan murni
Staphylococcus aureus didalam tabung reaksi dikocok sampai
homogen, kemudian disamakan dengan standar Mc Farland.
Media untuk Pertumbuhan Mikroba Kelangsungan hidup dan
pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh adanya nutrisi dan
faktor lingkungan. Bahan nutrisi yang tersedia dapat berupa bahan
alami dan dapat pula berupa bahan sintetis. Bahan nutrisi yang
digunakan mikroorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang
tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks
yang kemudian dipecah oleh mikroorganisme menjadi senyawa yang
sederhana melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi ini dapat berupa
cairan atau padatan setengah padat (semi solid) yang disebut sebagai
media. Berdasarkan Komposisi atau susunan bahannya. Media alami
Komposisi media ini tidak diketahui secara pasti baik jenisnya maupun
ukurannya. Media ini sudah tersedia secara alami misalnya air, nasi,
buah, biji, daging dan lain-lain. Media sintetis Sering juga disebut
media buatan. Komposisi senyawa berikut takarannya diketahui secara
pasti, tidak tersedia secara alami tapi dibuat. Media sintetik sering
digunakan untuk mempelajari sifat genetika mikroorganisme. Senyawa
organik dan anorganik ditambahkan dalam media sintetik harus murni
sehingga harganya mahal, misalnya: sabouroud agara,czapek’s dox
agar, cairan hanks dan lain-lain. c. Media semi sintetis Komposisinya
sebagian diketahui secara pasti, sebagian lagi tidak disebut juga media
setengah buatan misalnya potato dextrose agar, nutrient agar dan
lainlain. Berdasarkan Bentuknya Media cair Komposisi dapat sintetis
dapat pula alami. Keadaan cair karena tidak ditambahkan bahan
pemadat. Media padat Sama halnya dengan media cair hanya bedanya
disini ditambahkan bahan pemadat (agar-agar, amilum atau gelatin).
Media semi padat Sebenarnya media ini termasuk media padat tapi
karena keadaanya lembek disebut semisolid. Bahan pemadat yang
ditambahkan kurang dari setengah medium padat sedangkan
komposisinya sama dengan yang lainnya.
Pertumbuhan mikroorganisme sangat bergantung pada
kandungan nutrisi yang terdapat dalam lingkungan sekitarnya. Dalam
melakukan kultivasi bakteri pada suatu media, diperlukan persyaratan
yaitu semua unsur hara yang dibutuhkan mikroorganisme harus
terpenuhi pada media agar mikroorganisme yang tumbuh dapat
berkembang dengan optimal pada media. Kultivasi bakteri adalah
metode untuk melipatgandakan jumlah mikroba dengan membiarkan
mereka berkembang biak dalam media biakan yang telah disiapkan
dalam kondisi yang terkendali. Media harus memiliki tekanan
osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
dari mikroba, zat penghambat pertumbuhan organisme harus
dihilangkan pada media, dimana media harus steril sehingga kultur
mikroba yang tumbuh tidak terkontaminasi.
Sterilisasi digunakan untuk menghilangkan gangguan yang
dapat disebarkan oleh mikroorganisme atau kontaminasi dan
meminamilisir penurunan kualitas inokulasi. Sterilisasi terhadap alat
dan bahan sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi
membantu hasil atau identifikasi yang akurat terhadap pemeriksaan
mikrobiologi. Dengan melakukan praktikum ini, diharapkan kultivasi
bakteri dan pembuatan media dapat membantu memasok bakteri untuk
bidang Rekayasa Kehutanan.
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang sangat
kecil ( tidak bisa dilihat dengan mata telanjang). Kata mikroskopik
berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.Mikroskop
ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek , dimana sebelumnya sudah
ada Robert Hook dan Marcello Malphigi yang mengadakan penelitian
melalui Lensa yang sederhana. Lalu Antony Vn Leuwenhoek
mengembangkan lensa sederhana itu menjadi lebih kompleks agar
dapat mengamati protozoa , bakteri dan berbagai makhluk kecil
lainnya. Setelah itu pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Z Jansen telah
menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang
lebih baik daripada mikroskop yang dibuat oleh Antony Vaan
Leuwenhoek. Mikroskop berasal dari dua buah kata yaitu mikro yang
artinya adalah kecil dan dari kata scopium yang artinya adalahh
pengelihatan . Mikroskop adalah suatu alat yang berada didalam
laboratorium yang memberikan bayangan dari benda yang diperbesar
hingga ukuran tertentu hingga dapat dilihat dengan mata. Mikroskop
cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler
dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada
kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias
membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler).
1. Autoclaf

Autoclaf di laboratorium mikrobiologi  digunakan untuk


mensterilisasi suatu benda ataupun media dengan menggunakan uap
bersuhu tdan bertekanan tinggi (121 derajatC, 15 lbs). Waktu
sterilisasi adalah sekitar 15 menit dihitung setalah suhu autoclaf
mencapai 121 derajat celcius. Beberapa alat bahan yang sering
disterilisasi dengan autoclaf antara lain media, bahan yang mudah
terbakar misalnya jas lab dll.

 
2. Oven

Oven adalah alat pemanas tertutup yang bisa diatur suhunya


dan untuk jenis oven terkini dapat diatur timer-nya ( waktu nyalanya).
Ada bermacam macam oven antara lain oven manual dan oven listrik.
Oven manual biasaya sumber panasnya dengan memanfaatkan sumber
api seperti kompor atau sumber yang lain, sedangkan oven listrik
adalah oven yang sumber panasnya dihasilkan dari proses perubahan
energi listrik menjadi energi panas dengan menggunakan alat yang
bernama elemen listrik.
Fungsi Oven dilaboratorium mikrobiologi biasanya digunakan sebagai
alat sterilisasi dengan menggunakan panas kering. Suhu yang diatur
sekitar 180 derajat celcius.

3. Cawan Petridish

Cawan petri atau istilah lainnya petri dish merupakan peralatan


dasar di laboratorium mikrobiologi. Cawan petridish  mempunya
banyak kegunaan antara lain:
a. Di laboratorium mikrobiologi digunakan untuk tempat
perkembangbiakan mikroba,

a) Tempat Menimbang bahan


b) Tempat mengeringkan sample
Bahan pembuat cawan petridish juga ada bermacam
macam, ada yang menggunakan petri dish sekali pakai (
mono use ) ada juga yang menggunkan cawan petri dari
bahan yang dapat dipai berkali kali. Semua tergantung
dari tujuan masing-masing

4. Batang Ose  Ujung Bulat dan  Ose Ujung Lurus

Batang ose merupakan alat yang digunakan untuk melakukan


inokulasi. Bentuk batang ose mirip dengan batang pengaduk
hanya saja dibagian ujung terdapat kawat dan ada yang
berbentuk kolongan ada juga yang lurus. Bentuk kawat pada
ujung ose mempunyai kegunaan yang sedikit berbeda. Pada
batang ose ujung kolongan biasanya digunakan untuk inokulasi
pada media cair  sedangkan ose yang berbentuk lurus biasanya
digunakan pada inokulasi dengan cara metode gores pada
media agar.

5. Tabung Reaksi dan Tabung Durham


Tabung reaksi di Laboratorium mikrobiologi biasanya
digunakan sebagai tempat pengenceran  atau digunakan tempat
menyimpan media. Sedangkan tabung durham adalah alat bantu yang
digunakan sebagai indikator pada pengujian mikrobilogi dengan
metode MPN. Bentuk tabung durham sama dengan tabung reaksi akan
tetapi ukuran tabung reaksi lebih kecil dibandingkan dengan tabung
reaksi, silahkan lihat gambar disamping. Cara penggunaan tabung
reaksi adalah dengan menempatkan Tabung durham pada tabung
reaksi dengan posisi terbailk. Tabung durham  sebagai alat bantu
indikator adanya fermentasi. Jika tabung durham terdapat gelembung 
menandakan adanya fermentasi. Alat ini biasa dipakai pada pengujian
mikroba dengan metode MPN( Most Probable Number)

7. Lampu Spirtus

Lampu spirtus adalah lampu pemanas api dengan bahan bakar


dari spirtus.Pada laboratorium mikrobiologi lampu spirtus mempunyai
beberapa fungsi / kegunaan, antara lain :
a. Sterilisasi ( memijarkan ose) sebelum inokulasi sample
b. Mengkondisikan area dalam kondisi aseptis dengan jarak max dari
pijaran lampu spirtus  30 cm

8. Rak Tabung Reaksi

9. Desikator / Eksikator

Fungsi : 1. Digunakan sebagi tempat untuk mendinginkan alat /


bahan.
2. Menyerap uap air setelah pengeringan

  10. Oven
Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan
sterilisasi. Berbeda dengan autoklaf, oven tidak memanfaatkan panas
uap air untuk melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan barang-
barang dengan memanfaatkan aliran udara panas. Aliran udara panas
tersebut didapatkan secara elektrik.  Barang-barang yang disterilkan
oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer, pipet, dan objek
metal (Collins & Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan
tergores dan rusak apabila diberikan panas uap air (Harley & Prescott,
2002).
Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang
diperlukan untuk melakukan sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua
jam. Temperatur yang diizinkan untuk melakukan sterilisasi pada
oven, berkisar antara 160-170 °C.  Apabila lebih dari 180 °C, barang
yang disterilisasi akan menjadi gosong .

11. Sentrifugator

Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari


struktur dan fungsi suatu komponen sel. Prinsip kerjanya adalah
dengan memisahkan atau memfraksionasi setiap komponen sel
berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel.  Alat tersebut
memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan
mengendap dan substansi yang lebih ringan akan berada di atas.  Jika
kecepatan sentrifugator semakin meningkat, komponen yang lebih
ringan akan mengendap di dasar.  Komponen sel yang mengendap
disebut pellet, dan komponen sel yang tersuspensi di atasnya disebut
supernatan. Pellet yang berhasil didapatkan nantinya akan dipelajari
lebih lanjut untuk diketahui fungsinya (Campbell &  Reece, 2009).

12.  Inkubator

Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi atau


mengerami suatu biakan.  Inkubator menyediakan kondisi temperatur
yang optimum untuk mikroorganisme bisa melakukan pertumbuhan.
Inkubator memiliki alat pengatur suhu, sehingga temperatur dapat
diatur sesuai biakan yang akan diinkubasi. Inkubator memanfaatkan
panas-kering seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator, kelembapan
disediakan dengan memberikan air di dalam inkubator selama periode
pertumbuhan mikroba.  Lingkungan yang basah memperlambat
dehidrasi pada medium sehingga menghindari kondisi lingkungan
yang bias.

13. Colony Counter
Colony Counter Adalah alat bantu yang digunakan untu
menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan dimedia yang disimpan
dalam cawan petridish. Jenis colony counter ada yang otomatis dan
semi otomatis, untuk yang otomatis adalah penghitungan jumlah sudah
dilakukan secara otomatis oleh sistem komputerisasi. Sedangkan yang
semi otomatis adalah perhitungan dengan cara menyentuh bakteri yang
tumbuh kemudian alat akan menghitung secara otomatis.

14. Mikroskop ( Mikroskop Binokuler) 

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang sangat


kecil ( tidak bisa dilihat dengan mata telanjang). Kata
mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan
mata.Mikroskop ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek ,
dimana sebelumnya sudah ada Robert Hook dan Marcello
Malphigi yang mengadakan penelitian melalui Lensa yang
sederhana. Lalu Antony Vn Leuwenhoek mengembangkan
lensa sederhana itu menjadi lebih kompleks agar dapat
mengamati protozoa , bakteri dan berbagai makhluk kecil
lainnya. Setelah itu pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Z Jansen
telah menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop
ganda yang lebih baik daripada mikroskop yang dibuat oleh
Antony Vaan Leuwenhoek. Mikroskop berasal dari dua buah
kata yaitu mikro yang artinya adalah kecil dan dari kata
scopium yang artinya adalahh pengelihatan . Mikroskop adalah
suatu alat yang berada didalam laboratorium yang memberikan
bayangan dari benda yang diperbesar hingga ukuran tertentu
hingga dapat dilihat dengan mata. Mikroskop cahaya memiliki
tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa
kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua
ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias
membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda
(binikuler).

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran


zat-zat hara (nutrient) yang digunakan untuk membiakkan
mikroba. Media terdapat bermacam-macam yang dapat
digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat
fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba maupun untuk
transport specimen dari suatu tempat ke tempat pemeriksaan
mikrobiologi. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dalam pemeriksaan mikrobiologi, media
menjadi suatu hal yang penting agar mikroba yang dapat hidup
dan menentukan bahwa mikroba yang diperiksa adalah benar-
benar mikroba yang dicari atau yang diharapkan.
Upaya pembiakan mikroorganisme memerlukan kondisi
lingkungan yang sesuai agar bakteri dapat berkembang dengan
baik. Dalam pertumbuhannya, mikroorganisme memerlukan
bahan-bahan organik dan ion-ion pendukung sebagai sumber
energi dan katalis (Morse & Meitzner, 2010). Faktor-faktor
yang penting bagi proses pembiakan mikroorganisme yaitu
nutrisi, oksigen dan gas lain, kelembaban, pH media, suhu,
serta kontaminan. Media yang baik untuk pembiakan
mikroorganisme harus mengandung unsur-unsur seperti
karbon, nitrogen, fosfat inorganic, sulfur, logam, air, dan
mineral .

 Persyaratan Media

Untuk dapat menjadi media yang baik untuk


pertumbuhan mikroba yang diharapkan, media
memiliki persyaratan. Persyaratan tersebut
meliputi:

a. Susunan makanan

Unsur-unsur yang diperlukan dalam media


meliputi air, sumber karbon, sumber nitrogen,
vitamin, mineral dan gas. Bakteri peka terhadap
kekeringan sehingga perlu air yang cukup
sehingga kondisi tetap selalu lembab. Untuk
sumberkarbon dapat digunakan senyawa karbon
sederhana seperti CO2, CH4 atau senyawa
karbon kompleks seperti gula (misal: glukosa,
laktosa, sukrosa dan lain sebagainya). Senyawa
Nitrogen dapat berasal dari senyawa nitrogen
sederhana seperti NH3 atau nitrogen yang lebih
kompleks seperti pepton dan asam amino.
Mineral yang sering dibutuhkan dalam media
adalah K, Mg, Na, Zn, P, S dan Cl. Beberapa
bakteri membutuhkan vitamin K
(misal : Bacteriodes melanogenicus) dan juga
gas (misal:Gonococcus membutuhkan CO2),
namun ada juga bakteri tertentu justru mati jika
ada oksigen (bakteri anaerob).

b. Temperatur

Bakteri agar dapat tumbuh optimal


membutuhkan suhu tertentu. Umumnya bakteri
patogen membutuhkan suhu sekitar 37oC sesuai
dengan suhu tubuh manusia walaupun ada juga
bakteri yang membutuhkan suhu tinggi
seperti Camphylobacter (42oC).

c. Tekanan osmose

Secara umum untuk pertumbuhannya, bakteri


membutuhkan media isotonik. Apabila media
bersifat hipotonik maka bakteri akan mengalami
plasmoptysis dan apabila bersifat hipertonik,
bakteri akan mengalami plasmolysis.

d. Derajat keasaman (pH)

Sebagian besar bakteri membutuhkan pH sekitar


netral. Namun beberapa bakteri butuh perlakuan
khusus sebagai contoh bakteri Vibrio yang
membutuhkan pH alkali sekitar 8-10 untuk
dapat tumbuh optimal.

e. Sterilitas

Sterilitas merupakan hal yang mutlak


dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan
mikrobiologi, karena bakteri yang diharapkan
tumbuh adalah bakteri penyebab. Jika media
yang digunakan tidak steril maka tidak dapat
dibedakan apakah yang tumbuh merupakan
bakteri yang dibutuhkan atau hanya sekedar
bakteri kontaminan.

Macam-macam Media berdasar sifat


fisiknya

a. Media Padat

 Media yang digunakan untuk kultur/pertumbuhan bakteri atau


mempelajari koloni bakteri dalam bentuk padat, dapat diletakan
di petri disk ataupun tabung. Media dapat berbentuk padat datar,
padat tegak maupun padat miring.

Gambar 10. Contoh media padat

b. Media cair
 Media dalam wujud cair yang digunakan untuk
perbenihan/memperkaya sebelum dikultur pada media padat.
Media ini tidak dapat digunakan untuk mempelajari koloni.
Contoh media cair: media kaldu, alkali pepton, 7H9 dan lain-
lain.

Gambar 11. Contoh media cair

c. Media semisolid (setengah padat)

Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba atau


mengetahui motilitas bakteri.

Gambar 12. Contoh media semisolid

Macam-macam Media berdasar Kegunaannya

Ada banyak macam. Macam-macam media berdasarkan kegunaan atau tujuannya.


yaitu media untuk pembiakan secara umum, media yang diperkaya, media
pembiakan selektif, media pembiakan diferensiasi, serta media kombinasi selektif
dan diferensiasi. Penjabaran media tersebut sebagai berikut:
 a. Media Umum

 Media umum merupakan media padat yang mengandung bahan-bahan


semi alamiah, digunakan untuk pembiakan secara umum mengandung
unsur-unsur untuk pertumbuhan mikroorganisme secara umum tanpa
mengandung unsur penghambat tertentu. Dapat digunakan untuk
menumbuhkan bakteri dan jamur.

b. Media Transport
Media transport adalah media yang digunakan untuk membawa spesimen dari suatu
tempat ke tempat lain, agar mikroba yang ada di dalamnya (akan diperiksa), tetap
terjaga kehidupannya sehingga memudahkan untuk mendiagnosis atau untuk
keperluan lain. Macam-macam media transport di antaranya Stuart, Amies, Carry
and Blair, alkali pepton dan lain-lain. Penggunaan masing-masing media adalah
sebagai berikut:

 1. Media Stuart merupakan media yang digunakan untuk media


transport terutama kuman perut (gram negatif). Misal spesimen
yang berasal dari feses.

 2. Media Amies merupakan modifikasi dari media stuart, dapat


untuk spesimen dari sekret atau luka, bagus untuk membawa
spesimen dengan kecurigaan gonorrhea

 3. Media Carry and Blair merupakan media dengan konsistensi


semi solid, memiliki pH 7,2± 0,2 dengan standar pembuatan
media, merupakan transport umum


 4. Media Alkali pepton digunakan untuk kecurigaan bakteri
vibrio

c. Media Diperkaya
Media diperkaya/media kaya adalah media yang ditambahkan zat-zat organik yang
diperoleh dari makhluk hidup misal darah, telur dan lain-lain. Media ini
dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri yang tidak dapat tumbuh pada media
sederhana misal Gonococcus, Streptococcus dan Pneumococcus.

d. Media Selektif
Media pembiakan selektif mendukung pertumbuhan mikroorganisme jenis tertentu
dan menghambat pertumbuhan flora campuran lain. Selektifitas ini diperoleh dengan
menambahkan bahan kimia, pewarna, atau antibiotik pada media. Contoh media ini
adalah:

 1. Grup A Selective Strep Agar dengan 5% darah domba.

 2. Media Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose (TCBS)


merupakan media selektif untuk bakteri Vibrio colera.

 3. Media Salmonella & Shigella Agar (SSA), media ini


digunakan untuk menyeleksi bakteri Salmonella dan Shigella

e. Media Diferensial
Sedangkan media diferensial adalah media yang mengandung unsur yang
memungkinkan untuk mengidentifikasi mikroorganisme jenis tertentu dari kultur
murni atau campuran. Identifikasi ini biasanya berdasarkan penampakan dari
mikroorganisme, seperti warna koloni atau adanya presipitat. Contoh media ini
adalah :

 1. Media Mac Conkey : pada media ini dapat dibedakan bakteri


yang memfermentasikan laktosa dan yang tidak
memfermentasikan laktosa

 2. Media Klinger Iron Agar (KIA): pada media ini dapat


diketahui bakteri yang memfermentasikan laktosa dan glukosa
serta pembentukan H2S

 3. Triple Sugar Iron Agar (Agar TSI) yang digunakan untuk


mengidentifikasi organisme intestinal gram negatif berdasarkan
kemampuannya untuk memfermentasikan dektrosa, laktosa, dan
sukrosa, serta menghasilkan sulfida (Zimbro et al. 2009).

F .Media Kombinasi
Media jenis ini dapat berupa media yang tidak diperkaya, seperti Trypticase Soy
Agar, maupun media yang diperkaya, misalnya Trypticase Soy Agar dengan 5%
darah domba.

IX. KESIMPULAN
1. macam alat
1. Autoclaf

Autoclaf di laboratorium mikrobiologi  digunakan untuk


mensterilisasi suatu benda ataupun media dengan menggunakan uap
bersuhu tdan bertekanan tinggi (121 derajatC, 15 lbs). Waktu
sterilisasi adalah sekitar 15 menit dihitung setalah suhu autoclaf
mencapai 121 derajat celcius. Beberapa alat bahan yang sering
disterilisasi dengan autoclaf antara lain media, bahan yang mudah
terbakar misalnya jas lab dll.

2. Oven

Oven adalah alat pemanas tertutup yang bisa diatur suhunya


dan untuk jenis oven terkini dapat diatur timer-nya ( waktu nyalanya).
Ada bermacam macam oven antara lain oven manual dan oven listrik.
Oven manual biasaya sumber panasnya dengan memanfaatkan sumber
api seperti kompor atau sumber yang lain, sedangkan oven listrik
adalah oven yang sumber panasnya dihasilkan dari proses perubahan
energi listrik menjadi energi panas dengan menggunakan alat yang
bernama elemen listrik.
Fungsi Oven dilaboratorium mikrobiologi biasanya digunakan sebagai
alat sterilisasi dengan menggunakan panas kering. Suhu yang diatur
sekitar 180 derajat celcius.

3. Cawan Petridish

Cawan petri atau istilah lainnya petri dish merupakan peralatan


dasar di laboratorium mikrobiologi. Cawan petridish  mempunya
banyak kegunaan antara lain:
a. Di laboratorium mikrobiologi digunakan untuk tempat
perkembangbiakan mikroba,

4. Batang Ose  Ujung Bulat dan  Ose Ujung Lurus


Batang ose merupakan alat yang digunakan untuk melakukan
inokulasi. Bentuk batang ose mirip dengan batang pengaduk hanya
saja dibagian ujung terdapat kawat dan ada yang berbentuk kolongan
ada juga yang lurus. Bentuk kawat pada ujung ose mempunyai
kegunaan yang sedikit berbeda. Pada batang ose ujung kolongan
biasanya digunakan untuk inokulasi pada media cair  sedangkan ose
yang berbentuk lurus biasanya digunakan pada inokulasi dengan cara
metode gores pada media agar.

5. Tabung Reaksi dan Tabung Durham

Tabung reaksi di Laboratorium mikrobiologi biasanya


digunakan sebagai tempat pengenceran  atau digunakan tempat
menyimpan media. Sedangkan tabung durham adalah alat bantu yang
digunakan sebagai indikator pada pengujian mikrobilogi dengan
metode MPN. Bentuk tabung durham sama dengan tabung reaksi akan
tetapi ukuran tabung reaksi lebih kecil dibandingkan dengan tabung
reaksi, silahkan lihat gambar disamping. Cara penggunaan tabung
reaksi adalah dengan menempatkan Tabung durham pada tabung
reaksi dengan posisi terbailk. Tabung durham  sebagai alat bantu
indikator adanya fermentasi. Jika tabung durham terdapat gelembung 
menandakan adanya fermentasi. Alat ini biasa dipakai pada pengujian
mikroba dengan metode MPN( Most Probable Number).

7. Lampu Spirtus

Lampu spirtus adalah lampu pemanas api dengan bahan bakar


dari spirtus.Pada laboratorium mikrobiologi lampu spirtus mempunyai
beberapa fungsi / kegunaan, antara lain :
a. Sterilisasi ( memijarkan ose) sebelum inokulasi sample
b. Mengkondisikan area dalam kondisi aseptis dengan jarak max dari
pijaran lampu spirtus  30 cm

8.  Oven

Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan


sterilisasi. Berbeda dengan autoklaf, oven tidak memanfaatkan panas
uap air untuk melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan barang-
barang dengan memanfaatkan aliran udara panas. Aliran udara panas
tersebut didapatkan secara elektrik.  Barang-barang yang disterilkan
oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer, pipet, dan objek
metal. Barang pecah belah tersebut akan tergores dan rusak apabila
diberikan panas uap air .

9. Sentrifugator

Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari


struktur dan fungsi suatu komponen sel. Prinsip kerjanya adalah
dengan memisahkan atau memfraksionasi setiap komponen sel
berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel.  Alat tersebut
memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan
mengendap dan substansi yang lebih ringan akan berada di atas.  Jika
kecepatan sentrifugator semakin meningkat, komponen yang lebih
ringan akan mengendap di dasar.  Komponen sel yang mengendap
disebut pellet, dan komponen sel yang tersuspensi di atasnya disebut
supernatan. Pellet yang berhasil didapatkan nantinya akan dipelajari
lebih lanjut untuk diketahui fungsinya (Campbell &  Reece, 2009).

 
10.  Inkubator

Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi atau


mengerami suatu biakan.  Inkubator menyediakan kondisi temperatur
yang optimum untuk mikroorganisme bisa melakukan pertumbuhan.
Inkubator memiliki alat pengatur suhu, sehingga temperatur dapat
diatur sesuai biakan yang akan diinkubasi. Inkubator memanfaatkan
panas-kering seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator, kelembapan
disediakan dengan memberikan air di dalam inkubator selama periode
pertumbuhan mikroba.  Lingkungan yang basah memperlambat
dehidrasi pada medium sehingga menghindari kondisi lingkungan
yang .

13. Colony Counter

Colony Counter Adalah alat bantu yang digunakan untu


menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan dimedia yang disimpan
dalam cawan petridish. Jenis colony counter ada yang otomatis dan
semi otomatis, untuk yang otomatis adalah penghitungan jumlah sudah
dilakukan secara otomatis oleh sistem komputerisasi. Sedangkan yang
semi otomatis adalah perhitungan dengan cara menyentuh bakteri yang
tumbuh kemudian alat akan menghitung secara otomatis.

14. Mikroskop ( Mikroskop Binokuler) 

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang sangat


kecil ( tidak bisa dilihat dengan mata telanjang). Kata mikroskopik
berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.Mikroskop
ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek , dimana sebelumnya sudah
ada Robert Hook dan Marcello Malphigi yang mengadakan penelitian
melalui Lensa yang sederhana. Lalu Antony Vn Leuwenhoek
mengembangkan lensa sederhana itu menjadi lebih kompleks agar
dapat mengamati protozoa , bakteri dan berbagai makhluk kecil
lainnya. Setelah itu pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Z Jansen telah
menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang
lebih baik daripada mikroskop yang dibuat oleh Antony Vaan
Leuwenhoek. Mikroskop berasal dari dua buah kata yaitu mikro yang
artinya adalah kecil dan dari kata scopium yang artinya adalahh
pengelihatan . Mikroskop adalah suatu alat yang berada didalam
laboratorium yang memberikan bayangan dari benda yang diperbesar
hingga ukuran tertentu hingga dapat dilihat dengan mata. Mikroskop
cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler
dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada
kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias
membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler).

Secara umum Sterilisasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis.


Macam – macam sterilisasi ini biasanya tergantung pada bebeapa hal
diantaranya media atau benda yang akan disterilkan dan juga alat
sterilisasi yang digunakan.

1. Metode Fisik

Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan menggunakan


pemanasan atau penyinaran. Metode pemanasan masih bisa
kita bagi lagi menjadi dua jenis yaitu panas kering dan
panas basah. Metode sterilisasi secara fisik banyak
digunakan di berbagai bidang seperti kesehatan
untuk sterilisasi alat kesehatan di rumah sakit & klink,
laboratorium, industri dan juga pertanian. Untuk mengenal
lebih lanjut tentang metode sterilisasi secara fisik, berikut
rinciannya.

Sterilisasi Panas Basah

Mengapa metode sterilisasi ini dinamakan “sterilisasi


basah” ? Karena dalam prosesnya menggunakan media air.
Metode sterilisasi ini juga disebut dengan sterilisasi panas
uap. Untuk melakukan sterilisasi dengan metode ini
dibutuhkan sebuah alat yang terkenal
disebut Autoclave atau Otoklaf atau terkadang juga
Autoklaf. Secra fisik Autoclave memiliki bentuk seperti
panci tertutup dengan tekanan yang tinggi. Dilengkapi
dengan elemen pemanas untuk mendidihkan di dalamnya
sehingga menghasilkan uap panas yang berfungsi untuk
memusnahkan mikro organisme pada benda yang
disterilkan.

 Sterilisasi Panas Kering

Masih berhubungan dengan sterilisasi fisik (pemanasan)


yang kedua yaitu menggunakan panas kering. Dinamakan
panas kering karena tidak melibatkan media air dalam
proses sterilisasinya. Sterilisasi panas kering menggunakan
sistem radiasi sinar infrared bersuhu tinggi. Metode ini
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dengan
dry heat sterilizer atau sterilisator kering.

Secara fisik sterilisator kering berbentuk seperti oven


dengan jumlah ruangan satu atau dua. Didalamnya terdapat
rak – rak yang terbuat dari stainlesstell untuk meletakkan
benda – benda yang akan disterilkan. Di salah satu sisinya,
terdapat radiator inframerah yang memancarkan sinar
inframerah suhu tinggi untuk memanaskan benda – benda
didalamnya.

Sterilisasi Dengan Penyinaran

Jenis metode sterilisasi fisik, selain dengan pemanasan juga


dilakukan dengan penyinaran. Sinar yang digunakan dalam
metode ini yaitu sinar UV dengan frekuensi tertentu.
Metode sterilisasi ini banyak digunakan pada industri
makanan, pengolahan air mineral dan juga untuk
proses sterilisasi ruangan di rumah sakit atau klinik. Alat
yang digunakan dalam metode ini biasanya istrument yang
telah didesain khusus yang sering disebut lampu uv
sterilisasi

2. Metode Kimia

Macam atau jenis metode sterilisasi yang kedua yaitu


secara kimiawi. Yaitu satu proses menghilangkan atau
membunuh mikro organisme dengan menggunakan zat –
zat kimia. Metode ini juga sering disebut dengan
desinfeksi. Bahan – bahan kimia yang digunakan dalam
metode ini pada umumnya Alkohol dengan prosentase 70-
90%. Untuk meningkatkan daya desinfeksinya biasnya
ditambahkan dengan yodium. Zat atau senyawa yang
digunakan dalam proses sterilisasi ini selain alkohol
diantaranya Fenol, hydrogen feroksida, zat warna ungu
kristal, derivate akridin, rosanalin, detergen, dan lain
sebagainya.

3. Metode Mekanik

Berbeda dari kedua jenis metode sterilisasi yang sudah kita


bahas dimuka. Metode sterilisasi secara mekanik yaitu
dilakukan dengan filtrasi atau penyaringan. Alat yang
digunakan dalam penyaringan ini yaitu sebuah filter
berpori yang sangat kecil (0,22 mikron hingga 0,45
mikron).

 Penyaringan Cairan

Ada berbagai filter yang digunakan dalam penyaringan


cairan diantaranya Seitz, saringan asbestos, saringan
berkefeld, chamberland dan juga fritted glass filter.
Saringan ini terbuat dari berbagai macam bahan – bahan
tergantung spesifikasi penggunaanya.

Penyaringan Udara

Sedangkan untuk penyaringan udara, dilakukan untuk


menjaga agar benda atau sesuatu tidak tercemar oleh
mikroba yang bertebaran di dalam ruangan. Hampir sama
seperti fungsi penyinaran dengan sinar UV namun berbeda
pada teknis dan spesifikasinya. Aplikasi sterilisasi dengan
cara seperti ini biasanya menggunakan alat yang disebut
dengan laminar low dimana udara yang masuk ke dalam
disaring dengan menggunakan penyaring khusus.
Prosedur sterilisasi dengan berbagai metode yang sudah
kita kemukakan diatas dilakukan di banyak tempat. Untuk
sterilisasi kimia umumnya paling banyak bisa kita dapatkan
dilakukan di rumah sakit dan klinik dengan menggunakan
autoclave atau dry heat sterilizer. Macam-macam
sterilisasi tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhannya
masing – masing dan tidak bisa kita gunakan sembarangan.
Sekian, semoga bermanfaat.

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
digunakan untuk membiakkan mikroba. Media terdapat bermacam-macam yang dapat
digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan
jumlah mikroba maupun untuk transport specimen dari suatu tempat ke tempat
pemeriksaan mikrobiologi. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dalam
pemeriksaan mikrobiologi, media menjadi suatu hal yang penting agar mikroba yang
dapat hidup dan menentukan bahwa mikroba yang diperiksa adalah benar-benar
mikroba yang dicari atau yang diharapkan.
Upaya pembiakan mikroorganisme memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai agar
bakteri dapat berkembang dengan baik. Dalam pertumbuhannya, mikroorganisme
memerlukan bahan-bahan organik dan ion-ion pendukung sebagai sumber energi dan
katalis (Morse & Meitzner, 2010). Faktor-faktor yang penting bagi proses pembiakan
mikroorganisme yaitu nutrisi, oksigen dan gas lain, kelembaban, pH media, suhu,
serta kontaminan. Media yang baik untuk pembiakan mikroorganisme harus
mengandung unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfat inorganic, sulfur, logam, air,
dan mineral (Zimbro et al. 2009).

3.2.Persyaratan Media
Untuk dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba yang diharapkan,
media memiliki persyaratan. Persyaratan tersebut meliputi:

a. Susunan makanan

Unsur-unsur yang diperlukan dalam media meliputi air, sumber karbon, sumber
nitrogen, vitamin, mineral dan gas. Bakteri peka terhadap kekeringan sehingga
perlu air yang cukup sehingga kondisi tetap selalu lembab. Untuk
sumberkarbon dapat digunakan senyawa karbon sederhana seperti CO2, CH4
atau senyawa karbon kompleks seperti gula (misal: glukosa, laktosa, sukrosa
dan lain sebagainya). Senyawa Nitrogen dapat berasal dari senyawa nitrogen
sederhana seperti NH3 atau nitrogen yang lebih kompleks seperti pepton dan
asam amino. Mineral yang sering dibutuhkan dalam media adalah K, Mg, Na,
Zn, P, S dan Cl. Beberapa bakteri membutuhkan vitamin K (misal : Bacteriodes
melanogenicus) dan juga gas (misal:Gonococcus membutuhkan CO2), namun
ada juga bakteri tertentu justru mati jika ada oksigen (bakteri anaerob).

b. Temperatur

Bakteri agar dapat tumbuh optimal membutuhkan suhu tertentu. Umumnya


bakteri patogen membutuhkan suhu sekitar 37oC sesuai dengan suhu tubuh
manusia walaupun ada juga bakteri yang membutuhkan suhu tinggi
seperti Camphylobacter (42oC).

c. Tekanan osmose

Secara umum untuk pertumbuhannya, bakteri membutuhkan media


isotonik. Apabila media bersifat hipotonik maka bakteri akan mengalami
plasmoptysis dan apabila bersifat hipertonik, bakteri akan mengalami
plasmolysis.

d. Derajat keasaman (pH)


Sebagian besar bakteri membutuhkan pH sekitar netral. Namun beberapa
bakteri butuh perlakuan khusus sebagai contoh bakteri Vibrio yang
membutuhkan pH alkali sekitar 8-10 untuk dapat tumbuh optimal.

e. Sterilitas

Sterilitas merupakan hal yang mutlak dibutuhkan untuk melakukan


pemeriksaan mikrobiologi, karena bakteri yang diharapkan tumbuh adalah
bakteri penyebab. Jika media yang digunakan tidak steril maka tidak dapat
dibedakan apakah yang tumbuh merupakan bakteri yang dibutuhkan atau
hanya sekedar bakteri kontaminan.

3.3. Macam-macam Media berdasar sifat fisiknya

a. Media Padat

 Media yang digunakan untuk kultur/pertumbuhan bakteri atau


mempelajari koloni bakteri dalam bentuk padat, dapat diletakan
di petri disk ataupun tabung. Media dapat berbentuk padat datar,
padat tegak maupun padat miring.
Gambar 10. Contoh media padat

b. Media cair

 Media dalam wujud cair yang digunakan untuk


perbenihan/memperkaya sebelum dikultur pada media padat.
Media ini tidak dapat digunakan untuk mempelajari koloni.
Contoh media cair: media kaldu, alkali pepton, 7H9 dan lain-
lain.

Gambar 11. Contoh media cair

c. Media semisolid (setengah padat)


Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba atau mengetahui motilitas bakteri.
Gambar 12. Contoh media semisolid

3.4 Macam-macam Media berdasar Kegunaannya

Ada banyak macam. Macam-macam media berdasarkan kegunaan atau tujuannya.


yaitu media untuk pembiakan secara umum, media yang diperkaya, media
pembiakan selektif, media pembiakan diferensiasi, serta media kombinasi selektif
dan diferensiasi. Penjabaran media tersebut sebagai berikut:

 a. Media Umum

 Media umum merupakan media padat yang mengandung bahan-bahan


semi alamiah, digunakan untuk pembiakan secara umum mengandung
unsur-unsur untuk pertumbuhan mikroorganisme secara umum tanpa
mengandung unsur penghambat tertentu. Dapat digunakan untuk
menumbuhkan bakteri dan jamur.

b. Media Transport
Media transport adalah media yang digunakan untuk membawa spesimen dari suatu
tempat ke tempat lain, agar mikroba yang ada di dalamnya (akan diperiksa), tetap
terjaga kehidupannya sehingga memudahkan untuk mendiagnosis atau untuk
keperluan lain. Macam-macam media transport di antaranya Stuart, Amies, Carry
and Blair, alkali pepton dan lain-lain. Penggunaan masing-masing media adalah
sebagai berikut:


 1. Media Stuart merupakan media yang digunakan untuk media
transport terutama kuman perut (gram negatif). Misal spesimen
yang berasal dari feses.

 2. Media Amies merupakan modifikasi dari media stuart, dapat


untuk spesimen dari sekret atau luka, bagus untuk membawa
spesimen dengan kecurigaan gonorrhea

 3. Media Carry and Blair merupakan media dengan konsistensi


semi solid, memiliki pH 7,2± 0,2 dengan standar pembuatan
media, merupakan transport umum

 4. Media Alkali pepton digunakan untuk kecurigaan bakteri


vibrio

c. Media Diperkaya
Media diperkaya/media kaya adalah media yang ditambahkan zat-zat organik yang
diperoleh dari makhluk hidup misal darah, telur dan lain-lain. Media ini
dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri yang tidak dapat tumbuh pada media
sederhana misal Gonococcus, Streptococcus dan Pneumococcus.

d. Media Selektif
Media pembiakan selektif mendukung pertumbuhan mikroorganisme jenis tertentu
dan menghambat pertumbuhan flora campuran lain. Selektifitas ini diperoleh dengan
menambahkan bahan kimia, pewarna, atau antibiotik pada media. Contoh media ini
adalah:

 1. Grup A Selective Strep Agar dengan 5% darah domba.


 2. Media Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose (TCBS)


merupakan media selektif untuk bakteri Vibrio colera.

 3. Media Salmonella & Shigella Agar (SSA), media ini


digunakan untuk menyeleksi bakteri Salmonella dan Shigella

e. Media Diferensial
Sedangkan media diferensial adalah media yang mengandung unsur yang
memungkinkan untuk mengidentifikasi mikroorganisme jenis tertentu dari kultur
murni atau campuran. Identifikasi ini biasanya berdasarkan penampakan dari
mikroorganisme, seperti warna koloni atau adanya presipitat. Contoh media ini
adalah :

 1. Media Mac Conkey : pada media ini dapat dibedakan bakteri


yang memfermentasikan laktosa dan yang tidak
memfermentasikan laktosa

 2. Media Klinger Iron Agar (KIA): pada media ini dapat


diketahui bakteri yang memfermentasikan laktosa dan glukosa
serta pembentukan H2S

 3. Triple Sugar Iron Agar (Agar TSI) yang digunakan untuk


mengidentifikasi organisme intestinal gram negatif berdasarkan
kemampuannya untuk memfermentasikan dektrosa, laktosa, dan
sukrosa, serta menghasilkan sulfida (Zimbro et al. 2009).
f. Media Kombinasi
Media jenis ini dapat berupa media yang tidak diperkaya, seperti Trypticase Soy
Agar, maupun media yang diperkaya, misalnya Trypticase Soy Agar dengan 5%
darah domba.

X. DAFTAR PUSTAKA
Zuhra, F., Nurhayati, N., & Septiani, S. (2021). PENGENALAN
ALAT-ALAT LABORATORIUM IPA UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI ERA NEW
NORMAL. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 5(2), 396-404.
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

PERCOBAAN II

PEWARNAAN GRAM
OLEH :

NAMA : ASTITA ASWIN

NIM : A202101095

KELAS : G2

KELOMPOK : II (DUA)

INSTRUKTUR : SUWARNI RUHI

SUGIRENG

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
I. JUDUL

Pengamatan Morfologi Bakteri dengan Pewarnaan gram.

II. WAKTU DAN TEMPAT


Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, Juli 2022, pukul 09.00-
selesai. Di Laboratorium Mikrobiologi, Program Studi D-IV Teknologi
Laboratorium Medis, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Mandala
Waluya, Kendari.

III. TUJUAN

Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui fungsi serta tata
cara pewarnaan sel bakteri dengan beberapa teknik pewarnaan

IV. LANDASAN TEORI


Infeksi pada mata dapat disebabkan oleh faktor endogen seperti flora
residen yang menjadi patogen, dan faktor eksogen seperti masuknya
mikroorganisme dari lingkungan luar. Mikroorganisme penye-bab infeksi
pada mata antara lain bakteri, jamur, virus, dan parasit patogen. Bakteri
merupakan penyebab utama infeksi pada mata dan kemungkinan bisa
menyebabkan kebutaan. Infeksi mata luar termasuk blefaritis, hordeolum,
dakriosistitis, kanali-kulitis, konjungtivitis, keratitis, skleritis, selulitis
orbital dan periorbital, blepharo-konjungtivitis, keratokonjungtivitis, dan
lain-lain.5-7 Beberapa faktor yang berhu-bungan dengan Infeksi pada
mata seperti penggunaan lensa kontak, trauma, pembe-dahan, usia, mata
kering, obstruksi, dan riwayat infeksi mata sebelumnya(Bulele,2019).

Di dunia laboratorium khususnya di bidang mikrobiologi, pewarnaan


merupakan salah satu bagian terpenting. Pewarnaan berfungsi untuk
memudahkan melihat bakteri dengan menggunakan mikroskop,
memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan
struktur dalam bakteri seperti dinding sel vakuola, menghasilkan sifat–
sifat dan kimia yang khas bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan
kontras mikroorganisme dengan sekitarnya(virgiani,2017).
Pewarnaan gram dilaboratorium dilakukan dengan menggunakan
larutan Gentian violet yang berfungsi untuk mengikat bakteri gram positif
dengan memberikan hasil warna ungu dan Larutan Carbol Fuchsin yang
berfungsi mengikat bakteri gram negatif yang memberikan hasil warna
merah muda. Sebagai contoh, zat warna alami dapat digunakan sebagai
pewarna yaitu penelitian yang dilakukan [13], menggunakan zat warna
dari ekstrak bunga kecombrang menghasilkan warna merah muda hingga
merah tua yang stabil pada sediaan lipstik(Yuniarty,2016)

V. ALAT DAN BAHAN

a. Alat
Alat-alat yang di gunakan adalah sebagai berikut:

Tabel.1.1. Nama alat beserta fungsinya

No Nama Alat Fungsi


1 Pembakar spiritus Sebagai penangas pada saat
2 Gelas objek
3 Jarum ose
4 Kertas isap

b. Bahan
Bahan-bahan yang di gunakan adalah sebagai berikut.

Tabel.1.2. Nama bahan dan fungsinya.

No Nama bahan Fungsi


1 Larutan iodin
2 Larutan alkohol
3 Larutan sufranin
4 Larutan metylen
blue
5 Alkohol 70%
6 Larutan kertas
violet
7

VI. PROSEDUR KERJA


Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu dapat di lihat pada diagram alir
berikut.

a. Prosedur Kerja

Ste Pewarnaan Gram


Disiapkan olesan bakteri olesan dengan film yang tipis

Di keringkan di udara

Difiksasi di atas lampu spiritus

Didinginkan selama beberapa menit

Diteteskan cat metilen blue sebanyak 2-3 tetes

Dibiarkan selama 1-3 menit

Dicuci dengan air mengalir

Dikeringkan diudara atau menggunakan kertas hisap

Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100×,


dan diamati hasilnya

HH Hasil
VII. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1. hasil pengamatan pada praktikum morfologi bakteri dengan
pewarnaan gram.

No Karakteristik Gambar
Mikroskopis Makroskopis Gambar 1 Gambar 2
1. Warna ungu Warna ungu

2. Bentuk koloni Bentuk koloni


staphylococus staphylococus
atau bulat
3. Koloni Koloni
berderet bergerombol

VIII. PEMBAHASAN
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang biasa digunakan
dilaboratorium untuk dapat membedakan bakteri gram negatif dan gram
positif. Pewarnaan gram pada bakteri menggunakan beberapa bahan
yaitu gentien violet, lugol, alkohol dan safranin. Pewarnaan Gram adalah
prosedur pewarnaan diferensial yang dapat membedakan jenis bakteri
berdasarkan reaksi yang timbul pada struktur dinding se l selama prosedur
pewarnaan. Fungsi pewarna yaitu untuk mempertajam atau
meyeragamkan warna bahan makanan yang mengalami perubahan pada
saat proses pengolahan. Pewarnaan Gram dapat bermanfaat untuk
mengidentifikasi spesies bakteri pada berbagai penyakit infeksi seperti
pneumonia, tonsilitis bakterial, meningitis, dan gonorrhea. Pewarnaan
Gram pertama kali digunakan pada tahun 1884, oleh ahli patologi Hans
Christian Gram, yang ingin mencari cara visualisasi bakteri kokus dari
jaringan paru orang yang meninggal akibat pneumonia. Pewarnaan ini
menggunakan gentian violet sebagai zat pewarna, iodin sebagai mordant,
dan etanol untuk peluntur. Pemeriksan Gram diindikasikan untuk
memperoleh karakteristik dan klasifikasi bakteri yang berasal dari
spesimen, yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan klinis lebih
lanjut. Bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan tebal sehingga
akan berwarna biru sampai ungu. Sedangkan bakteri Gram negatif
memiliki lapisan peptidoglikan tipis sehingga akan berwarna merah sampai
merah muda. Pewarnaan Gram tidak memiliki kontraindikasi dan
komplikasi yang spesifik. Kontraindikasi lebih berkaitan dengan
kontraindikasi proses pengambilan spesimen.
Ada empat langkah dasar pada pewarnaan gram, meliputi menerapkan
noda primer (crystal violet) untuk mengikat dengan panas dari
kultur bakteri, diikuti oleh penambahan (Gram Iodin), dekolorisasi cepat
dengan alkohol atau aseton, dan counterstaining dengan safranin atau
fuchsin. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang biasa digunakan
dilaboratorium untuk dapat membedakan bakteri gram negatif
dan gram positif.
Warna pada pewarnaan gram ada dua yaitu: Gentian violet merupakan
reagen yang berwarna ungu. Gentian violet ini adalah pewarna primer
(utama) yang akan memberi warna pada mikroorganisme target. Gentian
violet bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme
yang bersifat asam. Pemberian larutan Kristal violet untuk
memberikan warna ungu pada mikroba
sebagai pewarna primer. Pemberian larutan safranin untuk
memberikan warna merah pada mikroba sebagai pewarna sekunder.
Pemberian alkohol pada pewarnaan gram berfungsi untuk membilas atau
melunturkan kelebihan zat warna pada sel bakteri (mikroorganisme)/
melunturkan zat warna utama yaitu zat violet kristal.
Bakteri gram positif tampak berwarna ungu, karena kristal violet
terperangkap di dalam dinding sel yang tebal. Bakteri gram negatif akan
berwarna merah muda atau merah, karena Kristal violet terbilas keluar
melalui dinding sel yang tipis, dimana pewarna tandingan merah muda
masuk. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal
violet. Bakteri ini akan tampak berwarna ungu setelah
dicuci dengan alkohol. Berbeda dengan bakteri Gram negatif, ia akan
kehilangan zat pewarna kristal violet dan akan tampak berwarna merah
sewaktu diberi warna tandingan.
Tes bokimia pewarnaan gram merupakan kriteria yang efektif untuk
klasifikasi. Hasil pewarnaan akan menunjukkan perbedaan dasar dan
kompleks pada sel bakteri (struktur dinding sel),
sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok yaitu bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif. Teknik pewarnaan Gram secara
langsung dapat membedakan bakteri menjadi 2 kelompok utama,
yaitu Gram positif dan Gram negatif. Perbedaan ini didasari oleh
komposisi peptidoglikan yang terdapat pada dinding sel bakteri.
Bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa benar wujud
batang berwarna merah muda. Bakteri gram-negatif yaitu bakteri yang
tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan
Gram sehingga hendak berwarna merah bila diteliti dengan mikroskop.
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan sederhana biasanya bersifat
basa / alkalin. Sifat basa memiliki muatan positif (+) dan akan mudah
bereaksi / berikatan dengan dinding sel bakteri yang bermuatan negatif (-).
Bakteri gram positif tampak berwarna ungu, karena kristal violet
terperangkap di dalam dinding sel yang tebal. Bakteri gram negatif akan
berwarna merah muda atau merah, karena Kristal violet terbilas keluar
melalui dinding sel yang tipis, dimana pewarna tandingan merah muda
masuk. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal
violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna
tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau
safranin akan tampak berwarna merah.

Prinsip dasar dari pewarnaan sederhana adalah ikatan ion antara


komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang
disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik
pada komponen seluler maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya
muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
Pewarna asam dapat terjadi bila senyawa pewarna bermuatan negatif,
sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding
sel, maka sel tidak berwarna. Pewarna asam ini di sebut juga pewarna
negatif. Contoh pewarna asam misalnya : tinta cina, larutan nigrosin, asam
pikrat, eosin dan lain-lain. Pewarna basa terjadi bila senyawa pewarna
bermuatan positif. Sehingga akan diikat oleh dinding sel bakteri jadi
terwarna dan terlihat contoh dari pewarna basa misalnya : metilen blue,
kristal violet, safranin, dan lain-lain. Teknik pewarnaan asam basa ini
hanya menggunakan satu jenis senyawa pewarnaan,teknik ini disebut
pewarna sederhana. Pewarna sederhana ini diperlukan untuk mengamati
morfologi, baik bentuk maupun susunan sel.

Prinsip pewarnaan bakteri adalah pertukaran antara ion zat warna


dengan ion protoplasma sel. Terdapat dua kelompok zat pewarna bakteri,
yaitu: bersifat Asam, berupa anion dan umum digunakan dalam bentuk
garam natrium. bersifat Alkali, berupa kation dan umum digunakan dalam
bentuk klorida.
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang hidup
dipermukaan tubuh individu sehat tanpa membahayakan, terutama sekitar
hidung, mulut, alat kelamin, dan rectum. Namun, ketika kulit kita
mengalami luka atau tusukan, bakteri ini akan masuk melalui luka dan
menyebabkan infeksi. Pembuatan suspensi bakteri.

Membuat larutan suspensi bakteri Staphylococcus aureus diambil 1


ose bakteri, dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml larutan
NaCl fisiologi 0,9%, dengan biakan murni Staphylococcus aureus didalam
tabung reaksi dikocok sampai homogen, kemudian disamakan dengan

standar.

Teknik pewarnaan Gram dimulai dari pengambilan spesimen,


kemudian dilanjutkan dengan persiapan apusan, pewarnaan Gram, dan
pemeriksaan slide di bawah mikroskop. Bakteri Gram positif memiliki
lapisan peptidoglikan yang tebal (20-80 nm), sehingga akan mengambil
kompleks stain-mordant primer dan akan tampak biru atau ungu di bawah
mikroskop. Sementara itu, bakteri Gram negatif memiliki lapisan
peptidoglikan yang tipis (1-3 nm) dan persentase ikatan silang yang
rendah diikuti dengan lapisan membran luar yang tipis (7-8 nm), sehingga
tidak mengikat kompleks stain-mordant dan akan tampak merah di bawah
mikroskop.

IX. KESIMPULAN
Teknik pewarnaan pada bakteri bertujuan menampilkan perbedaan di
antara sel-sel bakteri atau bagian-bagian sel bakteri. Teknik pewarnaan
Gram dimulai dari pengambilan spesimen, kemudian dilanjutkan dengan
persiapan apusan, pewarnaan Gram, dan pemeriksaan slide di bawah
mikroskop. Bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang
tebal (20-80 nm), sehingga akan mengambil kompleks stain-
mordant primer dan akan tampak biru atau ungu di bawah mikroskop.
Sementara itu, bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang
tipis (1-3 nm) dan persentase ikatan silang yang rendah diikuti dengan
lapisan membran luar yang tipis (7-8 nm), sehingga tidak mengikat
kompleks stain-mordant dan akan tampak merah di bawah mikroskop.

X. DAFTAR PUSTAKA

Virgianti, D. P. (2017). Penggunaan ekstrak kombinasi angkak dan daun jati


sebagai pewarna penutup pada pewarnaan gram. Jurnal Kesehatan Bakti
Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan
Farmasi, 17(1), 66-72.

Bulele, T., Rares, F. E., & Porotu'o, J. (2019). Identifikasi Bakteri dengan
Pewarnaan Gram pada Penderita Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit Mata Kota
Manado. e-Biomedik, 7(1).
Misbach, S. R. (2016). Pemanfaatan Sari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas
poiret) Sebagai Zat Pewarna Pada Pewarnaan Staphylococcus aureus. Jurnal
Teknologi Laboratorium, 5(2), 59-63.

Suryani, U. H., Nugraheni, E., & Zainuddin, Z. (2016). Pengaruh Penggunaan


Video Online YouTube terhadap Kemampuan Keterampilan Klinik Dasar
Mahasiswa Kedokteran Terkait Keterampilan Pewarnaan Gram. Jurnal
Kedokteran Raflesia, 2(1).

Marbun, R. W. S., Mardanif, F. N., & Aini, U. F. (2020). Pemanfaatan Sari Ubi
Jalar Ungu (Ipomoea batatas poiret) sebagai Zat Pewarna pada Pewarnaan
Gram terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Klinikal
Sains: Jurnal Analis Kesehatan, 8(2), 82-89.

Pratiwi, A. M., Wiryanti, W., Riyani, A., & Nurhayati, D. (2020). Studi Literatur
Pewarnaan Gram Pada Urin Terhadap Sensitivitas Dan Spesifisitas Diagnosis
Infeksi Saluran Kemih (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bandung).

Edyani, J. S., Widyantara, A. B., & Novalina, D. (2020). SYSTEMATIC REVIEW:


PEMANFAATAN BAHAN ALAMI SEBAGAI PEWARNA ALTERNATIF
PENGGANTI SAFRANIN PADA PEWARNAAN GRAM (Doctoral dissertation,
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta).

Anda mungkin juga menyukai