PERCOBAAN I
OLEH :
NIM : A202101095
KELAS : G2
KELOMPOK : II (DUA)
SUGIRENG
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
I. JUDUL
Pengenalan Alat-Alat dan Sterilisasi, Pembuatan Media, Dan
Teknik Isolasi Bakteri Pada Media Padat.
III. TUJUAN
Tujuan pada praktikum ini adalah :
1. Untuk dapat mengetahui alat-alat besar dan kecil yang digunakan
dalam praktikum bakteriologi beserta fungsinya.
2. Untuk dapat memahami cara dan macam-macam sterilisasi.
3. Untuk dapat mengetahui macam-macam media
4. Untuk dapat mengetahui tata cara pembuatan media secara alami.
5. Untuk mengetahui tata cara isolasi bakteri pada media padat.
6. Untuk dapat membanding kan bentuk pertumbuhan bakteri
berdasarkan jenis isolasinya.
a. Alat
Alat-alat yang di gunakan adalah sebagai berikut:
Tabel.1.1. Nama alat beserta fungsinya.
b. Bahan
Bahan-bahan yang di gunakan adalah sebagai berikut.
Tabel.1.2. Nama bahan dan fungsinya.
HH Hasil
Pembuatan Media NA
Ditimbang media NA sebanayak 20 gram dengan
menggunakan kertas timbang pada timbangan analitik.
Di masukkan ke dalam gelas beaker yang berisi 1000
ml aquades
Dipanaskan campuran menggunakan hot plate sambil
diaduk hingga homogen atau dengan menggunakan
magnetic stirrer selama kurang lebih 15-20 menit.
Diangkat media dan diamkan beberapa saat, kemudian
di bungkus dengan kertas pembungkus dan selanjutnya
disterilisasi dengan autoklaf
H Hasil
Hasil
No Keterangan Gambar
1 Alat-alat gelas dicuci
terlebih dahulu
2 Dikeringkan alat-alat
gelas yang telah dicuci
menggunakan tissue
3 Alat-alat gelas
dibungkus
menggunakan
kertas HVS
4 Alat-alat gelas diselotip
5 Alat-alat gelas
disterilisasi
menggunakan autoklaf
No Keterangan Gambar
1 Ditemukan NA
(Natrium Agar) semi
padat pada saat di
sterilisasi
PEMBAHASAN
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang hidup
dipermukaan tubuh individu sehat tanpa membahayakan, terutama
sekitar hidung, mulut, alat kelamin, dan rectum. Namun, ketika kulit
kita mengalami luka atau tusukan, bakteri ini akan masuk melalui luka
dan menyebabkan infeksi. Pembuatan suspensi bakteri.
Membuat larutan suspensi bakteri Staphylococcus aureus
diambil 1 ose bakteri, dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi
10 ml larutan NaCl fisiologi 0,9%, dengan biakan murni
Staphylococcus aureus didalam tabung reaksi dikocok sampai
homogen, kemudian disamakan dengan standar Mc Farland.
Media untuk Pertumbuhan Mikroba Kelangsungan hidup dan
pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh adanya nutrisi dan
faktor lingkungan. Bahan nutrisi yang tersedia dapat berupa bahan
alami dan dapat pula berupa bahan sintetis. Bahan nutrisi yang
digunakan mikroorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang
tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks
yang kemudian dipecah oleh mikroorganisme menjadi senyawa yang
sederhana melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi ini dapat berupa
cairan atau padatan setengah padat (semi solid) yang disebut sebagai
media. Berdasarkan Komposisi atau susunan bahannya. Media alami
Komposisi media ini tidak diketahui secara pasti baik jenisnya maupun
ukurannya. Media ini sudah tersedia secara alami misalnya air, nasi,
buah, biji, daging dan lain-lain. Media sintetis Sering juga disebut
media buatan. Komposisi senyawa berikut takarannya diketahui secara
pasti, tidak tersedia secara alami tapi dibuat. Media sintetik sering
digunakan untuk mempelajari sifat genetika mikroorganisme. Senyawa
organik dan anorganik ditambahkan dalam media sintetik harus murni
sehingga harganya mahal, misalnya: sabouroud agara,czapek’s dox
agar, cairan hanks dan lain-lain. c. Media semi sintetis Komposisinya
sebagian diketahui secara pasti, sebagian lagi tidak disebut juga media
setengah buatan misalnya potato dextrose agar, nutrient agar dan
lainlain. Berdasarkan Bentuknya Media cair Komposisi dapat sintetis
dapat pula alami. Keadaan cair karena tidak ditambahkan bahan
pemadat. Media padat Sama halnya dengan media cair hanya bedanya
disini ditambahkan bahan pemadat (agar-agar, amilum atau gelatin).
Media semi padat Sebenarnya media ini termasuk media padat tapi
karena keadaanya lembek disebut semisolid. Bahan pemadat yang
ditambahkan kurang dari setengah medium padat sedangkan
komposisinya sama dengan yang lainnya.
Pertumbuhan mikroorganisme sangat bergantung pada
kandungan nutrisi yang terdapat dalam lingkungan sekitarnya. Dalam
melakukan kultivasi bakteri pada suatu media, diperlukan persyaratan
yaitu semua unsur hara yang dibutuhkan mikroorganisme harus
terpenuhi pada media agar mikroorganisme yang tumbuh dapat
berkembang dengan optimal pada media. Kultivasi bakteri adalah
metode untuk melipatgandakan jumlah mikroba dengan membiarkan
mereka berkembang biak dalam media biakan yang telah disiapkan
dalam kondisi yang terkendali. Media harus memiliki tekanan
osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
dari mikroba, zat penghambat pertumbuhan organisme harus
dihilangkan pada media, dimana media harus steril sehingga kultur
mikroba yang tumbuh tidak terkontaminasi.
Sterilisasi digunakan untuk menghilangkan gangguan yang
dapat disebarkan oleh mikroorganisme atau kontaminasi dan
meminamilisir penurunan kualitas inokulasi. Sterilisasi terhadap alat
dan bahan sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi
membantu hasil atau identifikasi yang akurat terhadap pemeriksaan
mikrobiologi. Dengan melakukan praktikum ini, diharapkan kultivasi
bakteri dan pembuatan media dapat membantu memasok bakteri untuk
bidang Rekayasa Kehutanan.
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang sangat
kecil ( tidak bisa dilihat dengan mata telanjang). Kata mikroskopik
berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.Mikroskop
ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek , dimana sebelumnya sudah
ada Robert Hook dan Marcello Malphigi yang mengadakan penelitian
melalui Lensa yang sederhana. Lalu Antony Vn Leuwenhoek
mengembangkan lensa sederhana itu menjadi lebih kompleks agar
dapat mengamati protozoa , bakteri dan berbagai makhluk kecil
lainnya. Setelah itu pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Z Jansen telah
menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang
lebih baik daripada mikroskop yang dibuat oleh Antony Vaan
Leuwenhoek. Mikroskop berasal dari dua buah kata yaitu mikro yang
artinya adalah kecil dan dari kata scopium yang artinya adalahh
pengelihatan . Mikroskop adalah suatu alat yang berada didalam
laboratorium yang memberikan bayangan dari benda yang diperbesar
hingga ukuran tertentu hingga dapat dilihat dengan mata. Mikroskop
cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler
dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada
kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias
membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler).
1. Autoclaf
2. Oven
3. Cawan Petridish
7. Lampu Spirtus
9. Desikator / Eksikator
10. Oven
Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan
sterilisasi. Berbeda dengan autoklaf, oven tidak memanfaatkan panas
uap air untuk melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan barang-
barang dengan memanfaatkan aliran udara panas. Aliran udara panas
tersebut didapatkan secara elektrik. Barang-barang yang disterilkan
oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer, pipet, dan objek
metal (Collins & Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan
tergores dan rusak apabila diberikan panas uap air (Harley & Prescott,
2002).
Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang
diperlukan untuk melakukan sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua
jam. Temperatur yang diizinkan untuk melakukan sterilisasi pada
oven, berkisar antara 160-170 °C. Apabila lebih dari 180 °C, barang
yang disterilisasi akan menjadi gosong .
11. Sentrifugator
12. Inkubator
13. Colony Counter
Colony Counter Adalah alat bantu yang digunakan untu
menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan dimedia yang disimpan
dalam cawan petridish. Jenis colony counter ada yang otomatis dan
semi otomatis, untuk yang otomatis adalah penghitungan jumlah sudah
dilakukan secara otomatis oleh sistem komputerisasi. Sedangkan yang
semi otomatis adalah perhitungan dengan cara menyentuh bakteri yang
tumbuh kemudian alat akan menghitung secara otomatis.
Persyaratan Media
a. Susunan makanan
b. Temperatur
c. Tekanan osmose
e. Sterilitas
a. Media Padat
b. Media cair
Media dalam wujud cair yang digunakan untuk
perbenihan/memperkaya sebelum dikultur pada media padat.
Media ini tidak dapat digunakan untuk mempelajari koloni.
Contoh media cair: media kaldu, alkali pepton, 7H9 dan lain-
lain.
b. Media Transport
Media transport adalah media yang digunakan untuk membawa spesimen dari suatu
tempat ke tempat lain, agar mikroba yang ada di dalamnya (akan diperiksa), tetap
terjaga kehidupannya sehingga memudahkan untuk mendiagnosis atau untuk
keperluan lain. Macam-macam media transport di antaranya Stuart, Amies, Carry
and Blair, alkali pepton dan lain-lain. Penggunaan masing-masing media adalah
sebagai berikut:
4. Media Alkali pepton digunakan untuk kecurigaan bakteri
vibrio
c. Media Diperkaya
Media diperkaya/media kaya adalah media yang ditambahkan zat-zat organik yang
diperoleh dari makhluk hidup misal darah, telur dan lain-lain. Media ini
dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri yang tidak dapat tumbuh pada media
sederhana misal Gonococcus, Streptococcus dan Pneumococcus.
d. Media Selektif
Media pembiakan selektif mendukung pertumbuhan mikroorganisme jenis tertentu
dan menghambat pertumbuhan flora campuran lain. Selektifitas ini diperoleh dengan
menambahkan bahan kimia, pewarna, atau antibiotik pada media. Contoh media ini
adalah:
e. Media Diferensial
Sedangkan media diferensial adalah media yang mengandung unsur yang
memungkinkan untuk mengidentifikasi mikroorganisme jenis tertentu dari kultur
murni atau campuran. Identifikasi ini biasanya berdasarkan penampakan dari
mikroorganisme, seperti warna koloni atau adanya presipitat. Contoh media ini
adalah :
F .Media Kombinasi
Media jenis ini dapat berupa media yang tidak diperkaya, seperti Trypticase Soy
Agar, maupun media yang diperkaya, misalnya Trypticase Soy Agar dengan 5%
darah domba.
IX. KESIMPULAN
1. macam alat
1. Autoclaf
2. Oven
3. Cawan Petridish
7. Lampu Spirtus
8. Oven
9. Sentrifugator
10. Inkubator
13. Colony Counter
1. Metode Fisik
2. Metode Kimia
3. Metode Mekanik
Penyaringan Cairan
Penyaringan Udara
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
digunakan untuk membiakkan mikroba. Media terdapat bermacam-macam yang dapat
digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan
jumlah mikroba maupun untuk transport specimen dari suatu tempat ke tempat
pemeriksaan mikrobiologi. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dalam
pemeriksaan mikrobiologi, media menjadi suatu hal yang penting agar mikroba yang
dapat hidup dan menentukan bahwa mikroba yang diperiksa adalah benar-benar
mikroba yang dicari atau yang diharapkan.
Upaya pembiakan mikroorganisme memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai agar
bakteri dapat berkembang dengan baik. Dalam pertumbuhannya, mikroorganisme
memerlukan bahan-bahan organik dan ion-ion pendukung sebagai sumber energi dan
katalis (Morse & Meitzner, 2010). Faktor-faktor yang penting bagi proses pembiakan
mikroorganisme yaitu nutrisi, oksigen dan gas lain, kelembaban, pH media, suhu,
serta kontaminan. Media yang baik untuk pembiakan mikroorganisme harus
mengandung unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfat inorganic, sulfur, logam, air,
dan mineral (Zimbro et al. 2009).
3.2.Persyaratan Media
Untuk dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba yang diharapkan,
media memiliki persyaratan. Persyaratan tersebut meliputi:
a. Susunan makanan
Unsur-unsur yang diperlukan dalam media meliputi air, sumber karbon, sumber
nitrogen, vitamin, mineral dan gas. Bakteri peka terhadap kekeringan sehingga
perlu air yang cukup sehingga kondisi tetap selalu lembab. Untuk
sumberkarbon dapat digunakan senyawa karbon sederhana seperti CO2, CH4
atau senyawa karbon kompleks seperti gula (misal: glukosa, laktosa, sukrosa
dan lain sebagainya). Senyawa Nitrogen dapat berasal dari senyawa nitrogen
sederhana seperti NH3 atau nitrogen yang lebih kompleks seperti pepton dan
asam amino. Mineral yang sering dibutuhkan dalam media adalah K, Mg, Na,
Zn, P, S dan Cl. Beberapa bakteri membutuhkan vitamin K (misal : Bacteriodes
melanogenicus) dan juga gas (misal:Gonococcus membutuhkan CO2), namun
ada juga bakteri tertentu justru mati jika ada oksigen (bakteri anaerob).
b. Temperatur
c. Tekanan osmose
e. Sterilitas
a. Media Padat
b. Media cair
a. Media Umum
b. Media Transport
Media transport adalah media yang digunakan untuk membawa spesimen dari suatu
tempat ke tempat lain, agar mikroba yang ada di dalamnya (akan diperiksa), tetap
terjaga kehidupannya sehingga memudahkan untuk mendiagnosis atau untuk
keperluan lain. Macam-macam media transport di antaranya Stuart, Amies, Carry
and Blair, alkali pepton dan lain-lain. Penggunaan masing-masing media adalah
sebagai berikut:
1. Media Stuart merupakan media yang digunakan untuk media
transport terutama kuman perut (gram negatif). Misal spesimen
yang berasal dari feses.
c. Media Diperkaya
Media diperkaya/media kaya adalah media yang ditambahkan zat-zat organik yang
diperoleh dari makhluk hidup misal darah, telur dan lain-lain. Media ini
dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri yang tidak dapat tumbuh pada media
sederhana misal Gonococcus, Streptococcus dan Pneumococcus.
d. Media Selektif
Media pembiakan selektif mendukung pertumbuhan mikroorganisme jenis tertentu
dan menghambat pertumbuhan flora campuran lain. Selektifitas ini diperoleh dengan
menambahkan bahan kimia, pewarna, atau antibiotik pada media. Contoh media ini
adalah:
e. Media Diferensial
Sedangkan media diferensial adalah media yang mengandung unsur yang
memungkinkan untuk mengidentifikasi mikroorganisme jenis tertentu dari kultur
murni atau campuran. Identifikasi ini biasanya berdasarkan penampakan dari
mikroorganisme, seperti warna koloni atau adanya presipitat. Contoh media ini
adalah :
X. DAFTAR PUSTAKA
Zuhra, F., Nurhayati, N., & Septiani, S. (2021). PENGENALAN
ALAT-ALAT LABORATORIUM IPA UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI ERA NEW
NORMAL. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 5(2), 396-404.
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI
PERCOBAAN II
PEWARNAAN GRAM
OLEH :
NIM : A202101095
KELAS : G2
KELOMPOK : II (DUA)
SUGIRENG
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
I. JUDUL
III. TUJUAN
Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui fungsi serta tata
cara pewarnaan sel bakteri dengan beberapa teknik pewarnaan
a. Alat
Alat-alat yang di gunakan adalah sebagai berikut:
b. Bahan
Bahan-bahan yang di gunakan adalah sebagai berikut.
a. Prosedur Kerja
Di keringkan di udara
HH Hasil
VII. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1. hasil pengamatan pada praktikum morfologi bakteri dengan
pewarnaan gram.
No Karakteristik Gambar
Mikroskopis Makroskopis Gambar 1 Gambar 2
1. Warna ungu Warna ungu
VIII. PEMBAHASAN
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang biasa digunakan
dilaboratorium untuk dapat membedakan bakteri gram negatif dan gram
positif. Pewarnaan gram pada bakteri menggunakan beberapa bahan
yaitu gentien violet, lugol, alkohol dan safranin. Pewarnaan Gram adalah
prosedur pewarnaan diferensial yang dapat membedakan jenis bakteri
berdasarkan reaksi yang timbul pada struktur dinding se l selama prosedur
pewarnaan. Fungsi pewarna yaitu untuk mempertajam atau
meyeragamkan warna bahan makanan yang mengalami perubahan pada
saat proses pengolahan. Pewarnaan Gram dapat bermanfaat untuk
mengidentifikasi spesies bakteri pada berbagai penyakit infeksi seperti
pneumonia, tonsilitis bakterial, meningitis, dan gonorrhea. Pewarnaan
Gram pertama kali digunakan pada tahun 1884, oleh ahli patologi Hans
Christian Gram, yang ingin mencari cara visualisasi bakteri kokus dari
jaringan paru orang yang meninggal akibat pneumonia. Pewarnaan ini
menggunakan gentian violet sebagai zat pewarna, iodin sebagai mordant,
dan etanol untuk peluntur. Pemeriksan Gram diindikasikan untuk
memperoleh karakteristik dan klasifikasi bakteri yang berasal dari
spesimen, yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan klinis lebih
lanjut. Bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan tebal sehingga
akan berwarna biru sampai ungu. Sedangkan bakteri Gram negatif
memiliki lapisan peptidoglikan tipis sehingga akan berwarna merah sampai
merah muda. Pewarnaan Gram tidak memiliki kontraindikasi dan
komplikasi yang spesifik. Kontraindikasi lebih berkaitan dengan
kontraindikasi proses pengambilan spesimen.
Ada empat langkah dasar pada pewarnaan gram, meliputi menerapkan
noda primer (crystal violet) untuk mengikat dengan panas dari
kultur bakteri, diikuti oleh penambahan (Gram Iodin), dekolorisasi cepat
dengan alkohol atau aseton, dan counterstaining dengan safranin atau
fuchsin. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang biasa digunakan
dilaboratorium untuk dapat membedakan bakteri gram negatif
dan gram positif.
Warna pada pewarnaan gram ada dua yaitu: Gentian violet merupakan
reagen yang berwarna ungu. Gentian violet ini adalah pewarna primer
(utama) yang akan memberi warna pada mikroorganisme target. Gentian
violet bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme
yang bersifat asam. Pemberian larutan Kristal violet untuk
memberikan warna ungu pada mikroba
sebagai pewarna primer. Pemberian larutan safranin untuk
memberikan warna merah pada mikroba sebagai pewarna sekunder.
Pemberian alkohol pada pewarnaan gram berfungsi untuk membilas atau
melunturkan kelebihan zat warna pada sel bakteri (mikroorganisme)/
melunturkan zat warna utama yaitu zat violet kristal.
Bakteri gram positif tampak berwarna ungu, karena kristal violet
terperangkap di dalam dinding sel yang tebal. Bakteri gram negatif akan
berwarna merah muda atau merah, karena Kristal violet terbilas keluar
melalui dinding sel yang tipis, dimana pewarna tandingan merah muda
masuk. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal
violet. Bakteri ini akan tampak berwarna ungu setelah
dicuci dengan alkohol. Berbeda dengan bakteri Gram negatif, ia akan
kehilangan zat pewarna kristal violet dan akan tampak berwarna merah
sewaktu diberi warna tandingan.
Tes bokimia pewarnaan gram merupakan kriteria yang efektif untuk
klasifikasi. Hasil pewarnaan akan menunjukkan perbedaan dasar dan
kompleks pada sel bakteri (struktur dinding sel),
sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok yaitu bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif. Teknik pewarnaan Gram secara
langsung dapat membedakan bakteri menjadi 2 kelompok utama,
yaitu Gram positif dan Gram negatif. Perbedaan ini didasari oleh
komposisi peptidoglikan yang terdapat pada dinding sel bakteri.
Bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa benar wujud
batang berwarna merah muda. Bakteri gram-negatif yaitu bakteri yang
tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan
Gram sehingga hendak berwarna merah bila diteliti dengan mikroskop.
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan sederhana biasanya bersifat
basa / alkalin. Sifat basa memiliki muatan positif (+) dan akan mudah
bereaksi / berikatan dengan dinding sel bakteri yang bermuatan negatif (-).
Bakteri gram positif tampak berwarna ungu, karena kristal violet
terperangkap di dalam dinding sel yang tebal. Bakteri gram negatif akan
berwarna merah muda atau merah, karena Kristal violet terbilas keluar
melalui dinding sel yang tipis, dimana pewarna tandingan merah muda
masuk. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal
violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna
tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau
safranin akan tampak berwarna merah.
standar.
IX. KESIMPULAN
Teknik pewarnaan pada bakteri bertujuan menampilkan perbedaan di
antara sel-sel bakteri atau bagian-bagian sel bakteri. Teknik pewarnaan
Gram dimulai dari pengambilan spesimen, kemudian dilanjutkan dengan
persiapan apusan, pewarnaan Gram, dan pemeriksaan slide di bawah
mikroskop. Bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang
tebal (20-80 nm), sehingga akan mengambil kompleks stain-
mordant primer dan akan tampak biru atau ungu di bawah mikroskop.
Sementara itu, bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang
tipis (1-3 nm) dan persentase ikatan silang yang rendah diikuti dengan
lapisan membran luar yang tipis (7-8 nm), sehingga tidak mengikat
kompleks stain-mordant dan akan tampak merah di bawah mikroskop.
X. DAFTAR PUSTAKA
Bulele, T., Rares, F. E., & Porotu'o, J. (2019). Identifikasi Bakteri dengan
Pewarnaan Gram pada Penderita Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit Mata Kota
Manado. e-Biomedik, 7(1).
Misbach, S. R. (2016). Pemanfaatan Sari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas
poiret) Sebagai Zat Pewarna Pada Pewarnaan Staphylococcus aureus. Jurnal
Teknologi Laboratorium, 5(2), 59-63.
Marbun, R. W. S., Mardanif, F. N., & Aini, U. F. (2020). Pemanfaatan Sari Ubi
Jalar Ungu (Ipomoea batatas poiret) sebagai Zat Pewarna pada Pewarnaan
Gram terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Klinikal
Sains: Jurnal Analis Kesehatan, 8(2), 82-89.
Pratiwi, A. M., Wiryanti, W., Riyani, A., & Nurhayati, D. (2020). Studi Literatur
Pewarnaan Gram Pada Urin Terhadap Sensitivitas Dan Spesifisitas Diagnosis
Infeksi Saluran Kemih (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bandung).