Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

“PENGENALAN ALAT LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI”

Disusun oleh:
Nama : Faizal Akmal Syahputra
NIM : 215040201111060
Kelas :A
Asisten : Fazriel Ahmad Sukmawan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi merupakan prinsip dasar penerapan biologi, biokimia dan
rekayasa yang bertujuan mengolah, mengelola serta memanfaatkan bantuan
agensia jasad hidup untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi
berhubungan dengan aktivitas biologis yang dilakukan oleh jasad hidup yang
menjadi individu. Dasar ilmu dari bioteknologi ialah biologi molekuler, ilmu
pangan, mikrobiologi, genetika, biokimia, rekayasa kimia dan lainnya. Penerapan
ilmu bioteknologi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai perbaikan kualitas generasi
dalam suatu produk penelitian. Pemanfaatan peran teknologi lainnya seperti
biologi molekuler dapat berupa interaksi gen dapat dipotong dari suatu genom
tanaman dan disambung ke genom lainnya dalam eksperimen tertentu, tanpa
adanya pemindahan gen yang tidak diinginkan selama proses berlangsung. Contoh
lainnya dalam upaya rekayasa genetika, dengan gen dapat bermanfaat dapat
diisolasi pada gen yang memiliki kekerabatan jauh dan dimasukkan ke dalam
tanaman yang akan diperbaiki melalui metode transfer genetik.
Peran bioteknologi melalui rekayasa genetika yakni sebagai solusi dalam
upaya mengatasi keterbatasan pangan dan dengan adanya penemuan teknologi
tanaman transgenik atau Genetically Modified Organism (GMO) daapt
memudahkan dunia pertanian dalam memenuhi kebutuhan pangan secara merata
(Tando dan Juradi, 2019). Dalam teknologi produksi pemupukan, pupuk hayati
mengalami perkembangan yang meningkat dalam penelitian dibidang biologi
molekuler. Kemajuan ilmu pengetahuan di bidang bioteknologi ini tidak hanya
memudahkan dalam proses inokulasi dan penyusunan formulasi yang terkandung
dalam pupuk hayati, namun perannya juga memudahkan kegiatan dalam
identifikasi dan karakterisasi jenis mikroorganisme yang menunjukkan efektivitas
tinggi sebagai pupuk hayati. Dengan adanya bioteknologi ini dapat bermanfaat
dalam mengetahui interaksi dan hubungan kekerabatan jenis mikroorganisme yang
ditemukan dan tingkat kompatibilitasnya yang menghasilkan dampak kinerja yang
maksimal dan optimal (Sriwahyuni dan Parmila, 2019).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum pengenalan alat laboratorium
bioteknologi yakni diharapkan praktikan dapat mengetahui dan memahami ruang-
ruang laboratorium bioteknologi yang mencakup ruang laboratorium dan ruang
kultur jaringan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ruang – Ruang Lab Bioteknologi (Ruang Laboratorium Biotek dan
Ruang Kultur Jaringan)
Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan terdiri dari ruangan-ruangan yang
dipisahkan berdasarkan fungsinya, yaitu ruang persiapan (preparation area), ruang
penanaman (transfer area), ruang pertumbuhan (growing area). Seberapapun
luasnya laboratorium, ketiga ruang tersebut harus ada. Ketiga ruang di atas juga
harus terpisah dari kebun bibit dan green house untuk menghindari masuknya
kontaminasi ke dalam ruang kultur. Kebersihan lantai, meja dan kursi harus terus
dijaga secara intensif (Sugiarto, 2019).
1. Ruang Persiapan (Preparation area)
Ruang persiapan merupakan ruangan yang mempunyai 3 fungsi dasar yaitu
untuk membersihkan alat-alat (alat-alat gelas seperti petri, botol, dll), persiapan
dan sterilisasi media, dan penyimpanan alat-alat gelas. Sebuah bak untuk mencuci
yang dilengkapi dengan kran untuk aliran air mengalir juga diperlukan untuk
membersihkan alat-alat berbahan gelas. Selain itu diperlukan meja yang
permukaanya dilapisi dengan bahan yang mudah dibersihkan. Peralatan
selanjutnya yang digunakan dalam ruang preparasi adalah lemari es untuk
menyimpan larutan stok dan beberapa media, timbangan analitik, autoclave, pH
meter, magnetic stirrer, destilator Selain alat di atas, ruangan ini juga 3 dilengkapi
dengan alat-alat seperti Hot plate dengan magnetic stirer,Oven, pH meter , kompor
gas, labu takar, gelas piala, erlenmeyer, pengaduk gelas, spatula, petridish, pipet,
botol kultur, pisau scalpel (Sugiarto, 2019).
2. Ruang Penanaman (Transfer area)
Ruang penanaman merupakan ruang yang digunakan untuk isolasi, inokulasi
dan subkultur (penjarangan) pada kondisi steril yang di dalamnya terdapat lemari
kaca atau kabinet yang disebut Laminar Airflow (LAF). Laminar Airflow ini
digunakan untuk pemotongan eksplan, melakukan penanaman dan subkultur. Akan
tetapi jika tidak ada LAF yang memadai, tahap isolasi (pemotongan eksplan) dapat
dilakukan di antara kertas saring steril. Sangat dianjurkan untuk menggunakan jas
laboratorium yang bersih selama tahap persiapan dan mensterilkan tangan dengan
alkohol 96% (Pierik, 1987). Alat-alat seperti scalpel, gunting dan alat-alat
inokulasi lainnya harus disterilkan dengan alkohol 96% dan dilanjutkan dengan
pemanasan di atas api bunsen. Lampu ultraviolet (UV) juga digunakan untuk
mensterilkan ruang, sebelum LAF digunakan. Pemotongan eksplan juga dilakukan
di dalam LAF yang kemudian dilanjutkan dengan beberapa tahapan sterilisasi
sebelum ditanam pada media kultur. Selama inokulasi atau penanaman, botol yang
berisi media padat pada prinsipnya pada kondisi horisontal, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kontaminasi, terutama ketika tidak bekerja dalam LAF.
3. Ruang pertumbuhan atau Inkubasi (Growing area)
Growing area merupakan ruang pertumbuhan atau ruang penyimpanan hasil
kultur pada kondisi cahaya dan temperatur yang terkontrol. Ruang pertumbuhan
ini terdiri dari rak-rak yang biasanya terbuat dari kaca dan digunakan untuk
meletakkan botol-botol kultur setelah proses penanamanan pada ruang isolasi di
dalam LAF. Rak-rak yang digunakan untuk inkubasi dilengkapi dengan lampu
neon di atasnya sebagai sumber cahaya. Sedangkan ruangpertumbuhan dalam
kultur jaringan dilengkapi dengan Air conditioner (AC) untuk mengontrol suhu
ruang (Lestari et al., 2019).
4. Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan merupakan salah satu ruangan yang digunakan untuk
menyimpan seluruh peralatan laboratorium meliputi gelas beaker, gelas ukur,
tabung reaksi, erlenmeyer, pipet, cawan petri, labu ukur, botol sampel, corong, dan
lainnya (Maftuchah dan Agus, 2014).
2.2 Alat-alat Laboratorium Bioteknologi
Laboratorium bioteknologi memiliki berbagai jenis alat yang ditujukan untuk
kegiatan penelitain yang spesifik yakni alat yang digunakan untuk proses kultur
jaringan dan alat yang digunakan pada isolasi DNA, PCR, dan Elektroforesis.
1. Alat-alat Kultur Jaringan
No Alat Fungsi
1 Beaker glass untuk menampung larutan bahan kimia
2 Gelas Ukur Berfungsi sebagai wadah penampung
3 Labu Ukur Berfungsi sebagai untuk mengencerkan
larutan dan mengukur volume larutan
4 Pipet Tetes untuk memindahkan cairan dengan volume
kecil
5 Pipet Ukur Untuk mengambil larutan atau cairan
dengan volume tertentu
6 Bola Hisap Untuk menghisap dan memindahkan
sejumlah larutan
7 Spatula Untuk mengaduk campuran bahan
8 Gelas pengaduk Untuk mengaduk dan menghomogenkan
larutan kimia
9 Botol spiritus Untuk melakukan proses sterilisasi mulut
tabung, jam inokulasi, dan permukaan
petridish
10 Botol semprot Untuk menyimpan aquades seteril dan
digunakan untuk membilas peralatan
11 pH Meter Untuk mengukur pH atau derajat keasaman
dari suatu larutan
12 Hot Plate Stirer Untuk mengaduk dan memanaskan larutan
satu dengan larutan lain
13 Timbangan Analitik Untuk menimbang sampel dengan
ketelitian tinggi
14 Microwave Untuk memanaskan bahan / peralatan
15 Autoclave Untuk mensterilkan peralatan dari
mikroorganisme seperti spora dan bakteri
16 Laminar Air Flow Berfungsi sebagai tempat tempat atau meja
kerja yang steril untuk melakukan kegiatan
mulai dari persiapan bahan tanam,
inokulasi atau penanaman

2. Alat-alat DNA, PCR, dan Elektroforesis


No Alat Fungsi
1 Mikro pipet Untuk mengambil sampel larutan
berukuran micron
2 Tips Digunakan sebagai ujung dari alat micro
pipet
3 Tube Sebagai wadah untuk terjadinya bermacam
proses di laboratorium molekuler
4 Centrifuge Untuk memisahkan senyawa dengan
berdasarkan perbedaan massa molekul
dengan gaya sentrifugal
5 Inkubator Untuk proses inkubasi suatu peralatan atau
spesimen
6 Gel Docs Untuk membantu mendeteksi pita - pita
DNA hasil separasi elektroforesis
7 Vortex Untuk menghomogenkan campuran bahan
8 Mortar dan pistil Untuk menghancurkan atau menghaluskan
bahan
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Bioteknologi merupakan prinsip dasar penerapan biologi, biokimia, dan
rekayasa yang bertujuan mengolah, mengelola serta memanfaatkan bantuan agensia
jasad hidup untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam penerapannya ilmu
bioteknologi dilakukan pada ruang-ruang tertentu yang dibagi menjadi dua bagian
yakni ruang laboratorium bioteknologi dan ruang kultur jaringan. Ruang
laboratorium bioteknologi diartikan sebagai ruangan yang ditujukan untuk
mengembangkan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek biologis
mikrobiawi misalnya analisa mikrobiologis pada hasil pertanian, fermentasi, enzim
mikrobia, isolasi dan identifikasi mikrobia, mikrobiologi industri, mikrobiologi.
Ruangan laboratorium bioteknologi terdiri dari dua alat yakni alat kultur jaringan
dan alat yang digunakan pada isolasi DNA, PCR, dan Elektroforesis.
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, N. K. D., Ni W. D., Ida, A. A., dan Ni, L. A. 2019. Bioteknologi In Vitro
Lili. Yogyakarta: Deepublis Publisher.

Anda mungkin juga menyukai