Disusun oleh :
KELAS Q
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun topik makalah ini adalah
Efek Rumah Kaca Terhadap Produksi Pertanian.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Klimatologi yang telah memberikan tugas kepada saya. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Saya berharap semoga makalah ini dapat
memberikan perkembangan dan ilmu dalam mata kuliah Klimatologi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pemanasan global dan efek rumah kaca menjadi salah satu permasalahan lingkungan
yang selalu berulang setiap tahunnya baik di negara maju dan negara berkembang. Berbagai
negara selalu melakukan cara-cara untuk mengurangi permasalahan tersebut. Perhatian
yang tersebar luas atas menurunnya kualitas udara dan potensi pemanasan global telah
menjadi acuan perhatian umum pada paru-paru dunia yakni efek rumah kaca terhadap
produksi pertanian.
Banyak yang kurang menyadari berbagai sumber sebab akibat dari pemanasan global
terhadap penghuni bumi ini. Padahal, telah banyak bukti dan fakta ilmiah berbicara
mengenai dampak pemanasan global yang menyebabkan perubahan ekologis.
Terancamnya Kesehatan manusia seiring dengan dengan berubahnya iklim dan
meningkatnya suhu disertai naiknya air laut. Pemanasan global saat ini bukan hanya
merupakan isu semata, namun merupakan fakta dimana manusia sedang menghadapinya.
(Mohammad Sulkan, 2020)
Efek rumah kaca ditimbulkan oleh kegiatan manusia yang akan menyebabkan suhu
bumi rata-rata meningkat pada kurun waktu tertentu karena terperangkapnya sinar matahari
gelombang Panjang (infra merah) oleh gas-gas rumah kaca. Gas rumah kaca yang dapat
menyebabkan efek rumah kaca adalah CO2, CH4, CFC, O3, dan N2O. Seberapa besar
masing-masing gas rumah kaca tergantung kepada lama waktu tinggal di atmosfer dan
besarnya nilai gas rumah kaca. CO2 menyebabkan efek rumah kaca paling besar diantara
efek rumah kaca yang lain yaitu sebesar 50% diantara gas rumah kaca yang lain. Selain itu
CO2 dihasilkan oleh kegiatan manusia yang akan menambah emisi C02 yaitu penggunaan
bahan bakar minyak (BBM) yang tidak efisien. Efek rumah kaca dapat berdampak merusak
ekosistem yang akan mengganggu rantai makan dan berpengaruh kepada seluruh makhluk
hidup. Penghematan pengunaan bahan bakar minyak dan pengelolaan sumber daya hutan
merupakan salah satu Tindakan untuk mengurangi peningkatan emisi gas CO2. (Riza
Pratama, 2019)
1.2 RUMUSAN MASALAH
Saya telah menemukan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
PEMBAHASAN
Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang dihasilkan dari berbagai kegiatan
manusia. Gas ini berkemampuan untuk menyerap radiasi matahari di atmosfer sehingga
menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi lebih hangat. Meningkatnya konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfer akibat aktivitas manusia pada akhirnya menyebabkan meningkatnya
suhu permukaan bumi secara global. Efek rumah kaca mempunyai istilah untuk
menggambarkan bumi memiliki efek seperti rumah kaca diatas dimana panas matahari
terperangkap oleh atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) dapat
menahan panas matahari sehingga panas matahari terperangkap di dalam atmosfer bumi.
Dalam kondisi normal, matahari menyinari bumi pada siang hari sehingga permukaannya akan
terasa hangat. Sementara, pada malam hari permukaan bumi akan terasa dingin. Namun,
lantaran ada efek rumah kaca, sebagian panas yang seharusnya dipantulkan permukaan bumi
itu diperangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfer. Itulah yang menyebabkan bumi kian
makin hangat dari tahun ke tahun. (Armelia Meiviana, 2004: 16)
Pemansan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas
rumah kaca, yang terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia,
kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon.Pemanasan global mengakibatkan
dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub,
kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim,
punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit. (Surtani, 2015)
Fakta menunjukkan indikasi kuat keterkaitan perubahan iklim seperti peningkatan suhu
dengan perkembangan hama dan penyakit tanaman. Namun untuk memahami masalah tersebut
secara komprehensif perlu kajian khusus tentang dampak perubahan iklim terhadap
perkembangan hama dan penyakit sehingga dapat dirumuskan langkah antisipasi yang tepat,
baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Pada kondisi suhu yang meningkat, populasi dan
serangan berbagai hama dan penyakit cenderung meningkat, terutama jika diikuti oleh
peningkatan kelembaban udara. Hama Thrips berkembang pada musim kemarau dan terus
berkembang jika kemarau makin kering dan suhu makin panas. (Popi Rejekeningrum, 2011:
17-18)
Perubahan iklim akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman
pangan akibat terjadinya peningkatan kadar CO2 yang menyebabkan bumi memanas.Dalam
perkiraan permodelan komputer, Kenaikan suhu dapat diperkirakan berpengaruh terhadap pola
hujan. Perubahan ini diperkirakan akan terjadi dalam pola hujan dan suhu dengan kadar CO2
yang tinggi akan menguntungkan produksi tanaman pangan beririgasi.Pandangan mengenai
pemanasan global dapat disimpulkan oleh beberapa ilmuwan bahwa model perkiraan iklim
yang dibuat merupakan penyederhanaan dari proses atmosfer dan lautan yang sangat kompleks.
Dapat dibuktikan bahwa pengeluaran gas rumah kaca akan berpengaruh signifikan terhadap
iklim dunia.
2. Efisiensi Fotosintesis
Kadar CO2 dalam atmosfir adalah kurang optimal bagi fotosintesis ketika faktor lain yang
berpengaruh terhadap tanaman (cahaya, air, suhu dan unsur hara) mencukupi. Dengan
meningkatnya kadar CO2 menjadi dua kali sekarang secara global, hasil pertanian diperkirakan
akan meningkat sampai 32% dari sekarang. Manfaat pengayaan CO2 terhadap pertumbuhan
dan produktifitas tanaman saat ini dikenal secara luas. Banyak pengujian yang dilakukan dalam
lingkungan terkontrol secara penuh.
Kebutuhan utama tanaman adalah air, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam hal ini air
menjadi permasalahan penting bagi sejumlah penduduk di dunia. Kekeringan adalah hal yang
paling ditakuti oleh para petani diberbagai negara produsen pangan. Efek langsung dari kadar
CO2 dalam atmosfer terhadap fotosintesis tanaman adalah meningkatkan efisiensi air dalam
fotosintesa.tanaman dapat mengurangi membukanya stomata, hal ini ditunjukan pada tanaman
kedelai. Tanaman dengan cara fotosintesa mendapat keuntungan dengan 3 cara yaitu Pertama
meluasnya ukuran daun, kedua peningkatan tingkat fotosintesis perunit luas daun, dan terakhir
efisiensi penggunaan air.
Perubahan yang telah diperkirakan mengenai penguapan dan suhu akibat efek rumah kaca dan
pemanasan global akan menguntungkan lahan pertanian beririgasi. Dimana lingkungan lebih
lembab dan diperuntukkan untuk tanaman biji-bijian dan kacang-kacangan. Dimasa mendatang
model dari atmosfir dan iklim akan lebih berkembang dan melengkapi dari apa yang sekarang
telah dikembangkan, sehingga sensitivitas tanaman terhadap perubahan iklim lebih dapat
diketahui.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas, kita dapat mengetahui bahwa ada akibat yang menguntungkan dan
ada akibat yang merugikan dari adanya efek rumah kaca terhadap hasil produksi pertanian.
Efek rumah kaca tidak selamanya buruk bagi tumbuhan karena terdapat tumbuhan tertentu
yang justru membutuhkan suhu yang lebih panas.
B. SARAN
Menurut saya, semua negara seharusnya lebih sadar untuk menjaga kondisi lingkungan
sekitar agar efek rumah kaca tidak terlalu berbahaya. Kita bisa mencegah parahnya efek rumah
kaca yaitu dengan cara mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM), menggunakan
moda transportasi hemat energi, dan melestarikan hutan