Anda di halaman 1dari 15

KLIMATOLOGI :

EFEK RUMAH KACA TERHADAP TANAMAN MELON

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Lintang Cahya Dwi A. (235040200111013)

2. Tania Fandina Ramadhani (235040200111195)

3. Talitha Shierly Nova Erlinda (235040200111014)

4. Evano Al Farizq Wahyu R.P. (235040207111059)

5. Anang Agus Saputro (235040201111130)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI (C)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengaruh
Efek Rumah Kaca terhadap Pertumbuhan Tanaman Melon dengan tepat waktu.
Makalah Pengaruh Efek Rumah Kaca terhadap Pertumbuhan Tanaman Melon
disusun guna memenuhi tugas Ibu Sisca Faajriani, S.P, M.P pada mata kuliah
Klimatologi di Universitas Brawijaya. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Efek Rumah Kaca.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Sisca


Faajriani, S.P, M.P selaku dosen mata kuliah Klimatologi. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, 28 Agustus 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................. iv

PENDAHULUAN .......................................................................................... iv

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... iv

1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................ v

1.3 TUJUAN ................................................................................................ vi

1.4 LANDASAN TEORI ............................................................................. vi

BAB II ............................................................................................................ vii

PEMBAHASAN ............................................................................................ vii

2.1 PENGERTIAN EFEK RUMAH KACA .............................................. vii

2.2 PENYEBAB TERJADINYA EFEK RUMAH KACA ....................... viii

2.3 PROSES TERJADINYA EFEK RUMAH KACA ................................ ix

2.4 PENGARUH EFEK RUMAH KACA TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN MELON .................................................................................. x

2.5 UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGATASI EFEK


RUMAH KACA PADA TANAMAN MELON ......................................... xi

BAB III ......................................................................................................... xiii

PENUTUP ..................................................................................................... xiii

3.1 KESIMPULAN .................................................................................... xiii

3.2 SARAN ................................................................................................ xiv

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... xv


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Efek rumah kaca adalah fenomena menghangatnya bumi karena radiasi


sinar matahari dari permukaan bumi, yang kemudian dipantulkan kembali ke
angkasa dan terperangkap oleh “selimut” dari gas rumah kaca. Disebut efek
rumah kaca, karena peristiwanya mirip dengan yang terjadi di dalam rumah kaca
yang biasa digunakan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan untuk
menghangatkan tanaman di dalamnya. Panas yang masuk ke dalam rumah kaca
tidak dapat menembus keluar kaca, sehingga menghangatkan seisi rumah kaca
tersebut.
Gas rumah kaca (GRK) adalah gas-gas di atmosfer yang dihasilkan baik
secara alamiah maupun dari hasil berbagai kegiatan manusia. Gas rumah kaca
yang dimaksud seperti CO2 (Karbon dioksida), CH4 (Metan) dan N2O (Nitrous
Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur
hexafluoride) di atmosfer.
Peristiwa efek rumah kaca menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak
untuk ditempati manusia. Jika tidak ada ERK, maka suhu permukaan bumi akan
330 lebih dingin disbanding suhu saat ini. Namun berbagai aktivitas manusia,
terutama proses industri dan transportasi menyebabkan GRK yang diemisikan ke
atmosfer dar tahun ke tahun mengalami peningkatan. Semakin banyak jumlah gas
rumah kaca yangberada di atmosfer, maka semakin banyak pula panas matahari
yang terperangkap di permukaan bumi, akibatnya suhu rata-rata di seluruh
permukaan bumi menjadi meningkat dan semakin panas.
Dengan perkataan lain, efek rumah kaca menyebabkan terjadinya
pemanasan global. Pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan seperti
meningkatnya suhu air laut, sehingga penguapan di udara pun meningkat, serta
berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara. Adanya perubahan ini
menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
Selain mempengaruhi iklim, efek rumah kaca ini juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman di Bumi, misalnya pada tanaman melon.
Melon merupakan salah satu komoditas buah yang digemari masyarakat karena
memiliki keunggulan pada rasa yang manis, warna daging bervariasi, tekstur
daging yang renyah, dan aroma yang khas. Keunggulan ini menjadikan prospek
melon cukup tinggi sehingga produksi dan kualitasnya perlu diperhatikan. Melon
termasuk komoditas hortikultura yang memiliki nilai jual yang tinggi. sayangnya,
adanya adanya peningkatan emisi gas rumah kaca dari tahun ke tahun ternya
cukup mempengaruhi hasil panen dari budidaya tanaman ini. Namun dampak
yang diberikan bukan hanya pada aspek yang merugikan namun ada beberapa
aspek yang justru menguntungkan para petani.
Untuk itu makalah ini disusun guna mengetahui apa saja dampak yang
disebabkan oleh adanya peningkatan emisi gas rumah kaca terhadap tanaman
melon. Serta upaya apa saja yang dapat dilakukan guna menanggulangi efek
tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang dapat diambil :


1. Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca?
2. Apa penyebab/awal terjadinya efek rumah kaca?
3. Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca?
4. Bagaimana pengaruh efek rumah kaca terhadap pertumbuhan tanaman
melon?
5. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi efek rumah kaca pada
tanaman melon?
1.3 TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini, sebagai beriku :


1. Mengetahui pengertian atau teori tentang efek rumah kaca
2. Memahami penyebab/awal terjadinya efek rumah kaca
3. Memahami proses terjadinya efek rumah kaca
4. Mengetahui pengaruh efek rumah kaca terhadap pertumbuhan tanaman melon
5. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi efek rumah kaca
pada tanaman melon.

1.4 LANDASAN TEORI

Efek rumah kaca mengacu pada peningkatan konsentrasi gas-gas rumah


kaca seperti karbon dioksida (CO2) di atmosfer, yang dapat menyebabkan
peningkatan suhu global. Pada tumbuhan melon, peningkatan CO2 dapat
memiliki dampak positif awal pada pertumbuhan dan produksi. CO2 yang lebih
tinggi dapat meningkatkan laju fotosintesis dan efisiensi penggunaan air.

Namun, efek panas yang lebih tinggi dalam kondisi rumah kaca juga bisa
berdampak negatif. Peningkatan suhu global dapat menyebabkan stres termal
pada tumbuhan melon, mengganggu proses fotosintesis, dan mempengaruhi
ketersediaan air. Perubahan pola cuaca juga bisa memengaruhi perkembangan
tanaman dan menyebabkan masalah hama dan penyakit.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN EFEK RUMAH KACA

Timbulnya dampak yang sangat besar terhadap kehidupan di dunia yang


diduga menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim dunia dengan berbagai
akibat yang ditimbulkannya. Pemanasan global suatu fenomena global yang
dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan
fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan ini menghasilkan gas-gas yang
semakin lama semakin banyak jumlahnya di atmosfer, terutama gas karbon
dioksida (CO2). Gas CO2 ini yang menjadi biang keladi dari terjadinya
pemanasan global melalui proses yang disebut efek rumah kaca.

Efek rumah kaca di alam/atmosfer adalah efek kalor yang timbul sebagai
akibat adanya dan naiknya konsentrasi gas-gas rumah kaca di alam/atmosfer. Gas-
gas tersebut adalah karbon dioksida (CO2), methan (CH), kholo flouro carbon
(CFC), Nitro oksida (NO2),dan Ozone (O,) di lapisan troposfer. Gas-gas ini dapat
menyerap radiasi bumi sebagai radiasi gelombang panjang (atau disebut juga
radiasi infra merah) yang berfungsi untuk menjaga agar bumi menjadi lebih panas
dibanding bila gas-gas tersebut tidak ada. Disebut efek rumah kaca, oleh karena
yang terjadi disini adalah sama halnya terjadi dalam rumah kaca buatan, yaitu
sebagai efek kalor.

Seperti halnya radiasi surya, radiasi bumi juga diserap oleh molekul-
molekul udara kering secara relatif pada panjang gelmbang tertentu. Kecuali pada
2-2.2-4.3 µm dan 8.5-11.0µm akan lolos ke angkasa dan radiasi bumi dengan
panjang gelombang tersebut disebut radiation window. Makin tinggi konsentrasi
gas-gas diatmosfer, semakin tinggi pula efek kalor yang timbul pada/dekat
permukaan bumi, namun pengaruhnya berbeda menurut jenis dan jumlah gas
tersebut. Sebagai contoh, misalnya penambahan sebuah molekul metan akan
menyebabkan penyerapan kalor 21-30 kali lebih banyak dibanding penambahan
satu molekul CO2. Sedangkan penambahan satu molekul CFC mampu menyerap
kalor hingga 12.400 - 15.800 kali lebih banyak bila dibanding satu molekul CO2.
2.2 PENYEBAB TERJADINYA EFEK RUMAH KACA

Pengenalan Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan
oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan sebuah proses di mana atmosfer
memanaskan sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya
(seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca. Efek rumah kaca
dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang
terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat
aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakangan ini diterima
oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada
beberapa perbedaan pendapat. Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak
tampak dipancarkan ke bumi, 10 energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai
gas yang ada di atmosfer, 34% dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42%
membuat bumi menjadi panas, 23% menguapkan air, dan hanya 0,023%
dimanfaatkan tanaman untuk perfotosintesis. Malam hari permukaan bumi
memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah menjadi bentuk energi lain
seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman dalam bentuk radiasi inframerah.
Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari permukaan bumi tertahan oleh
gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer menyerap energi
panas pantulan dari bumi. Dalam skala yang lebih kecil – hal yang sama juga
terjadi di dalam rumah kaca. Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk
ke dalam rumah kaca. Pantulan dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca
adalah berupa sinar inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara
di dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek
memanaskan itulah yang disebut efek rumah kaca atau ”green house effect”. Gas-
gas yang berfungsi bagaikan pada rumah kaca disebut gas rumah kaca atau ”green
house gases”.
2.3 PROSES TERJADINYA EFEK RUMAH KACA

Sebagian matahari yang dapat mencapai bumi yaitu radiasi dengan panjang
gelombang panjang, yaitu sinar infra merah (14.000 24.000 mm) menembus
masuk atap dan dinding rumah kaca. Di dalam rumah kaca sinar ini dipantulkan
oleh benda-benda yang ada di rumah kaca, tetapi tertahan P 1.4 Kimia
Lingkungan oleh atap atau dinding kaca. Oleh karena itu, udara di dalam rumah
kaca suhunya meningkat, lebih tinggi dari pada suhu di luar rumah kaca.
Meningkatnya suhu di dalam rumah kaca ini disebut efek rumah kaca (green
house effect). Efek rumah kaca ini bisa juga terjadi di dalam ruangan rumah
dengan jendela kaca lebar atau terkena sinar matahari atau di dalam mobil dengan
jendela tertutup apabila diparkir di tempat yang panas. Di alam terbuka, di atas
permukaan bumi efek rumah kaca juga bisa terjadi, dapat diterangkan sebagai
berikut. Energi matahari yang masuk ke bumi mengalami:

1. 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer.

2. 25% diserap awan.

3. 45% diabsorpsi permukaan bumi.

4. 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.

Energi yang diabsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra


merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun, sebagian besar infra merah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas-gas lainnya untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal efek rumah kaca
dibutuhkan. Dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan
malam di bumi tidak jauh berbeda, artinya pada waktu malam suhu rata-rata di
permukaan bumi yang tidak terkena sinar matahari sangat rendah apabila tidak
terjadi efek rumah kaca. Di bawah ini bagan yang memperlihatkan proses
terjadinya efek rumah kaca :
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca sesuai dengan
kesepakatan Protokol Kyoto adalah sebagai berikut. 1. gas Metana (CH4). 2. gas
Nitrooksida (N2O). 3. gas Perfluorocarbon (PFC). 4. gas Hidrofluorocarbon
(HFC). 5. gas Sulfurheksafluorida (SF6). Gas-gas tersebut memegang peranan
penting dalam meningkatkan efek rumah kaca dan disebut gas rumah kaca. Dalam
tabel di bawah ini tampak kontribusi gas-gas tersebut pada efek rumah kaca yang
akhirnya akan menimbulkan kontribusi terhadap terjadinya pemanasan global
(global warming).

2.4 PENGARUH EFEK RUMAH KACA TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN MELON

Menilik dari asal ditemukannya tanaman melon, yaitu di sekitaran Lembah


Panas Persia atau daerah Mediterania yang berada pada perbatasan antara Asia
Barat dengan Eropa dan Afrika, buah ini termasuk buah yang menyukai iklim
panas dengan kelembaban udara yang tidak begitu tinggi. Tanaman Melon
memerlukan suhu ideal antara 25-30 derajat celcius. Tanaman ini tidak dapat
tumbuh apabila suhu disekitarannya kurang dari 18 derajat celcius.dengan
kelembaban udara yang berkisar antara 70-80%. Kelembaban udara yang tinggi
dapat mengakibatkan tanaman melon mudah terserang penyakit.

Pada dasarnya, Efek Rumah Kaca (ERK) terjadi salah satunya akibat
penumpukan senyawa karbon dioksida (CO2) pada atmosfer. ERK ini nantinya
akan mempengaruhi perubahan iklim dan menyebabkan meningkatnya suhu rata-
rata pada permukaan bumi. Hal ini sebenarnya memberikan dampak yang cukup
menguntungkan bagi tanaman melon dikarenakan perubahan iklim ini juga dapat
menyebabkan terjadinya kekeringan/kemarau berkepanjangan dan curah hujan
yang tidak menentu, sehingga kelembaban udara di permukaan bumi menjadi
rendah.

Mengapa hal ini dikatakan menguntungkan tanaman melon. Alasannya


karena habitat asli dari tanaman ini merupakan dataran panas sehingga tanaman
melon sangat sensitif terhadap kelembaban udara dan pasokan air. Tanaman
melon lebih menyukai media tanam tanah yang basah dengan tidak adanya air
yang menggenang. Curah hujan yang tinggi pada tanaman melon dewasa yang
mendekati usia panen membuat tanaman melon rentan untuk diserang hama.
Selain itu curah hujan yang tinggi juga dapat mengurangi rasa manis bagi tanaman
melon. Hal ini dikarenakan rendahnya intensitas matahari yang diterima tanaman
saat musim penghujan, sehingga produksi zat gula/karbohidrat melalui
fotosintesis pun akan terganggu.

Dilain sisi, penumpukan karbon dioksida (CO2) juga memiliki dampak


yang signifikan pada tanaman, salah satunya pada tanaman melon. Peningkatan
CO2 akan meningkatkan kecepatan fotosintesis dan berdampak menurunkan
respirasi tanaman tersebut. Keadaan iniakan mengganggu metabolisme dan
pertumbuhan tanaman. Peningkatan kecepatan fotosintesis menyebabkan
penimbunan karbohidrat, sedangkan penurunan kecepatan respirasi dapat
mengurangi pemasokan energi yang dibutuhkan oleh tanaman. Peningkatan CO2
di lingkungan juga dapat menyebabkan stress pada tanaman sehingga
meningkatkan biosintesis etilen. Meningkatnya biosintesis etilen dapat
mempercepat pemasakan atau penuaan sel tanaman sebelum waktunya.

2.5 UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGATASI EFEK


RUMAH KACA PADA TANAMAN MELON

Hal yang dapat dilakukan sebagai upaya melindungi tanaman melon dari
efek rumah kaca sangat beragam. Salah satunya ialah melakukan pengairan atau
irigasi pada tanaman. Meskipun tanaman melon menyukai keadaan udara yang
kering serta media tanah yang tidak tergenang air, kemarau panjang yang
disebabkan efek rumah kaca sudah pasti membawa dampak buruk bagi tanaman.
Hal ini dapat dengan mudah diatasi dengan melakukan pengairan secara teratur
pada tanaman sehingga tanah tetap terjaga kelembabannya.
Pada waktu tertentu di musim kemarau, seringkali terjadi siklus hujan
yang tidak dapat ditebak. Siklus ini tentunya dapat membawa efek yang buruk
pada tanaman khususnya pada buah melon yang mendekati usia panen. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menjaga kelembaban tanah ialah dengan melakukan
aerasi sehingga kandungan air yang berlebih pada tanah dapat terangkat. Aerasi
sendiri merupakan proses penambahan udara kedalam tanah dan kemudian
memompa kandungan air berlebih dengan menggunakan pompa (aerator)

Sedangkan untuk peningkatan kadar CO2 yang menyebabkan penurunan


respirasi pada tanaman, upaya yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan
pemupukan secara berkala. Pemupukan menggunakan pupuk hayati serta pupuk
pelengkap alkalis dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Gas CO2 ini yang menjadi penybab dari terjadinya pemanasan global
melalui proses yang disebut efek rumah kaca. Efek rumah kaca di alam/atmosfer
adalah efek kalor yang timbul sebagai akibat adanya dan naiknya konsentrasi gas-
gas rumah kaca di alam/atmosfer. Gas-gas ini dapat menyerap radiasi bumi
sebagai radiasi gelombang panjang (atau disebut juga radiasi infra merah) yang
berfungsi untuk menjaga agar bumi menjadi lebih panas dibanding bila gas-gas
tersebut tidak ada.

Dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam
di bumi tidak jauh berbeda, artinya pada waktu malam suhu rata-rata di
permukaan bumi yang tidak terkena sinar matahari sangat rendah apabila tidak
terjadi efek rumah kaca. Menilik dari asal ditemukannya tanaman melon, yaitu di
sekitaran Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang berada pada
perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika, buah ini termasuk buah
yang menyukai iklim panas dengan kelembaban udara yang tidak begitu tinggi.
Hal ini sebenarnya memberikan dampak yang cukup menguntungkan bagi
tanaman melon dikarenakan perubahan iklim ini juga dapat menyebabkan
terjadinya kekeringan/kemarau berkepanjangan dan curah hujan yang tidak
menentu, sehingga kelembaban udara di permukaan bumi menjadi rendah.

Curah hujan yang tinggi pada tanaman melon dewasa yang mendekati usia
panen membuat tanaman melon rentan untuk diserang hama. Meskipun tanaman
melon menyukai keadaan udara yang kering serta media tanah yang tidak
tergenang air, kemarau panjang yang disebabkan efek rumah kaca sudah pasti
membawa dampak buruk bagi tanaman. Siklus ini tentunya dapat membawa efek
yang buruk pada tanaman khususnya pada buah melon yang mendekati usia
panen.
3.2 SARAN

Kegiatan mencegah efek rumah kaca sebaiknya dilakukan sedini


mungkin dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat instansi dan sekolah karena
penangganan efek rumah kaca tidak cukup hanya memberikan himbauan
namun juga kesadaran pada diri masing- masing untuk melakukan pencegahan
efek rumah kaca.
DAFTAR PUSTAKA

Gunardi, W. D., Harianto, S., & Santoso, T. (2019). Klimatologi Pertanian.


Bandar Lampung: Pusaka Media.

Huda, A. N., Maharijaya, A., & Suwarno, W. B. (2018). Karakteristik Buah


Melon (Cucumis melo L.) pada Lima Stadia Kematangan. Agro Indonesia,
299-304.

Minarni, E. W., & Ulinnuha, Z. (2023). Pengaruh Perbedaan Jarak Tanam


terhadap Pertumbuhan . Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 145-149.

Mustofa, M. A. (2009). Klimatologi Suatu Pengantar. Makassar: Pustaka Media.

Suhartani, S. (2015). Efek Rumah Kaca dalam Perspektif Global. Jurnal


Geografi, 49-55.

Anda mungkin juga menyukai