Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA

“EFEK RUMAH KACA”

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Kelas XI MIPA 1

 Mayo Loro Samudera S.


 Marselo Putra P.
 Maulana Yusup
 Alya Amalia
 Aisah Nurani
 M. Akbar
 Adriani

SMA NEGERI 1 CISOLOK


Jl. Raya Cikelat Km. 3 Cisolok, Wangunsari, Kec. Cisolok, Kab. Sukabumi
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan Makalah Kimia yang berjudul “Efek Rumah Kaca”. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini
dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan
ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang
membantu sehingga terselesainya makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Guru pengampu mata pelajaran Kimia
yang telah membimbing kami belajar banyak hal berkaitan tentang mata pelajaran Kimia.

Akhirnya kepada Allah SWT kami berharap dan berdoa agar makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya bagi para pembaca makalah
ini. Amin.

Cisolok, 31 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................................3

2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca......................................................................................3

2.2 Mekanisme dan Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca..........................................3

2.3 Keterkaitan antara Efek Rumah Kaca, Global Warming, dan Perubahan Iklim.........6

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................9

3.1 Dampak yang Diakibatkan oleh Efek Rumah Kaca....................................................9

3.2 Cara-cara Menanggulangi Efek Rumah Kaca...........................................................12

BAB IV PENUTUP................................................................................................................15

4.1 Kesimpulan................................................................................................................15

4.2 Saran..........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau
yang sering disebut Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan,
yaitu dapat menyederhanakan dan mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan.
Namun, tidak hanya dampak positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang
iptek ini, tetapi juga dampak-dampak negative.

Misalnya saja, berkat adanya kemajuan iptek manusia tak perlu lagi berjalan
kaki untuk menempuh perjalanan yang jauh ataupun dekat. Karena saat ini sudah
banyak sepeda motor dan mobil yang mempercepat dan memudahkan kita menuju ke
suatu tempat.

Namun asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas
rumah kaca apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti
pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, computer, pembakaran
hutan juga menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca meningkat.

Masalah lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya temperatur
rata-rata permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur bumi naik hingga 0,6
derajat celcius. Lalu kembali menurun 0,3 derajat celcius dari tahun 1940-1975.
Kemudian naik secar perlahan-lahan sejak tahun 1975.

Masalah-masalah lingkungan ini makin lama makin bertambah, terlebih saat


ini berhembus masalah yang lebih besar mengenai efek rumah kaca dan global
warming.

Oleh karena itu kami mencoba membahas masalah-masalah tersebut diatas


dalam makalah ini. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan efek rumah kaca,global
warming, penyebab efek rumah kaca, dampak-dampak yang diberikan, dan
keterkaitan masalah-masalah tersebut diatas satu sama lain. Semua ini akan kami coba
cari tahu dan membahasnya dalam makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian efek rumah kaca.


2. Mekanisme terjadinya efek rumah kaca dan penyebabnya.
3. Keterkaitan efek rumah kaca dengan global warming dan perubahan iklim.
4. Dampak yang diakibatkan oleh efek rumah kaca.
5. Cara-cara menanggulangi efek rumah kaca.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit ( terutama planet atau
satelit ) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan
benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek
rumah kaca.

Istilah efek rumah kaca atau bahasa inggris disebut dengan green house effect
ini dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang
yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga-
bungaan. Suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luar rumah kaca.

Hal ini dikarenakan dikarenakan cahaya matahari yang menembus kaca akan
dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruangan kaca sebai gelombang panas
yang berupa sinar infra merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap dan tidak
bercampur dengan udara luar yang dingin. Itulah gambar sederhana mengenai
terjadinya efek rumah kaca.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjukkan dua hal berbeda : efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia.

2.2 Mekanisme dan Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya gas karbondioksida (CO2) dan
gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organic lainnya yang
melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.

Energi yang masuk ke bumi, 25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di
atmosfer, 25 % diserap awan, 45 % diserap permukaan bumi, 5 % dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi.

3
Energy yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah
yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek
rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida
(NO2) serta beberapa senyawa organic seperti gas metana dan klorofluorokarbon
(CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah
kaca.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas
yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar
panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu
udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas
Rumah Kaca.

Efek rumah kaca bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah
kaca), yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia
terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan
batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC,
komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan
penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan, GRK yang dihasilkan
dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida. Hal tersebut di
atas juga merupakan salah satu penyebab pemanasan global yang terjadi saat ini.

Dunia memperoleh sebagian besar energi dari pembakaran bahan bakar fosil
yang berupa pembakaran minyak bumi, arang maupun gas bumi. Ketika pembakaran
berlangsung sempurna, seluruh unsur karbon dari senyawa ini diubah menjadi karbon
dioksida. Senyawa karbon dari bahan bakar fosil telah tersimpan di dalam bumi
selama beratus-ratus milliar tahun lamanya.

Dalam jangka waktu satu atau dua abad ini, senyawa karbon ini dieksploitasi
dan diubah menjadi karbon dioksida. Tidak semua karbon dioksida berada di atmosfir
(sebagian darinya larut di laut dan danau, sebagian juga diubah menjadi bebatuan
dalam wujud karbonat kalsium dan magnesium), tetapi hasil pengukuran

4
menunjukkan bahwa kadar CO2 di atmosfir perlahan-lahan meningkat tiap tahun dan
terus meningkat dekade-dekade terakhir.

Peningkatan dari kadar CO2 di atmosfir menimbulkan masalah-masalah


penting yang disebabkan oleh alasan-alasan berikut ini. Karbon dioksida memiliki
sifat memperbolehkan cahaya sinar tampak untuk lewat melaluinya tetapi menyerap
sinar infra merah. Agar bumi dapat mempertahankan temperatur rata-rata, bumi harus
melepaskan energi setara dengan energi yang diterima. Energi diperoleh dari matahari
yang sebagian besar dalam bentuk cahaya sinar tampak. Oleh karena CO2 di atmosfer
memperbolehkan sinar tampak untuk lewat, energi lewat sampai ke permukaan bumi.
Tetapi energi yang kemudian dilepaskan (dipancarkan) oleh permukaan bumi
sebagian besar berada dalam bentuk infra merah, bukan cahaya sinar tampak, yang
oleh karenanya disearap oleh atmosfer CO2.

Sekali molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini tidak
disimpan melainkan dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke
permukaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi
matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk kembali ke
ruang angkasa. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca.

Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek
rumah kaca atau ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan
bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan
ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan
dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel.

Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 %


diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang
sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14%
radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh
molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian
dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar
inframerah.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas
yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar

5
panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu
udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca.

2.3 Keterkaitan antara Efek Rumah Kaca, Global Warming, dan Perubahan Iklim.

Secara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan


kimiafisik dimana parameter-parameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin,
dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan
suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat,
diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai 30
tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang
kompleks yang terjadi di atmosfer bumi.

Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari
perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya.
Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima
oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang
berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan
energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu.

Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor


pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim
bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya.

Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan


dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang
dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi –
disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi.

Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya
sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya,
tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca
tersebut.

Efek rumah kaca. Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan
layak ditempati manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan
33 derajat Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon

6
dioksida), CH4 (Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons),
PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer
dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan
pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan
tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak.

Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan
serta aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut,
seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya
konsentrasi GRK di atmosfer.

Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi


GRK secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap
di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di
atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi,
yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali
dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi
gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas
tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan
gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya.

Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi


terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan
kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari
kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas
rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata
dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu
parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah
perubahan iklim secara global.

Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan


suhu, mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis
pantai, musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin

7
singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El
Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan
menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan,
pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan
lain-lainnya.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dampak yang Diakibatkan oleh Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah seperti yang diuraikan diatas, bahwa konsentrasi CO2
yang tebal diatmosfer bumi menyebabkan emisi panas yang dikeluarkan oleh makhluk
ataupun benda lain di muka bumi tidak dapat dilepaskan sehingga suhu bertambah
panas di didalam linkungan bumi. efek berantainya adalah apabila ketebalan
mencapai batas limit maka sinar matahari tidak akan mamapu lagi menembus sampai
kepermukaan bumi.

Logikanya apabila konsentrasi sudah mencapai titik jenuh tersebut maka bumi
akan mengalami gelap karena radiasi panas tidak mampu menembus bumi akibat
dipantulkannya kembali keluar angkasa.

Dengan demikian maka suhu bumi akan turun drastis dan permukaan air akan
membeku.

Efek lain dari emisi gas rumah kaca adalah hewan & ikan dibumi akan
mengalami kerusakan jaringan dan reproduksi, kerabang telur ayam akan susah
terbentuk telur ikan akan pecah sebelum diselaputi lendir pelindung. sehingga
populasi hewan dan ikan akan menurun bahkan musnah. Tumbuhan yang sebetulnya
memerlukan CO2 untuk fotosintesis justru tidak dapat melakukan fungsi tersebut
dikarenakan sel fotosintesis pada daun tertutup jelaga yang merupakan efek samping
dari CO2, pada permukaan daun akan timbul kutikula daun atau bintil bintil daun, itu
seperti kanker pada hewan atau manusia. Ganggang dan fitoplankton pun setali tiga
uang dengan tumbuhan besar, sel fotosintesis tidak akan berfungsi. Yang jelas apapun
bila tidak sesuai ukuran akan mengakibatkan kerusakan.

Coba bila anda makan sesuai porsi dengan makan yng berlebih sampai
kekenyangan, maka akan jelas efeknya.

9
Makan sesuai porsi akan jadi sehat. makan berlebih perut jadi sakit dan
kelanjutannya keorgan lainnya. demikian juga emisi gas rumah kaca (CO2) bila
berlebihan akan menimbulkan penyakit, tetapi bila sesuai porsi akan membuat sehat
tumbuhan dan bumi.

Jadi yang jelas akibat global warming yang disebabkan efek rumah kaca
bukan akan menambah jumlah ikan karena air yng semakin banyak dan tumbuhan
bukannya menghasilkan oksigen bertambah banyak karena berlebihannya CO2.

Efek rumah kaca itu tidak berbanding lurus dengan melimpahnya sinar
matahari.

Rasa hangat dan panas yang kita rasakan itu bukan dari sinar matahari tapi
dari emisi/radiasi yang terjebak dibawah permukaan gas CO2 yg tebal. Perlu dicatat
emisi,radiasi dan sinar itu hal yang berbeda. Sinar matahari kebumi membawa serta
radiasi dan emisi (emisi adalah efek hasil pemanasan yang berupa gas, sedangkan
radiasi dihasilkan akibat tidak stabilnya elektron akibat tumbukan antara elektron
yang akan menimbulkan pemanbahan atau pengurangan jumlahnya untuk mencapai
kesetabilan, tetapi hal ini juga mempengaruhi inti atomnya, akibatnya akan
mengeluarkan sinar seperti alfa, gama, beta, ultraviolet, X, dll).

Jadi jelasnya bumi kita ini harus dirawat dikelola dengan bijaksana agar terus
seimbang. karena ketidak seimbangan akan mengakibatkan petaka bukan manfaat.

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan


iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan
dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon
dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung
es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah
kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara
kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-
rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar

10
tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan
semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap
atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Peningkatan suhu bumi juga mempengaruhi terjadinya perubahan cuaca dan suhu laut
yang begitu ekstrim.

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-


penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur
yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan
dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut
akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat
trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke
tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi,
defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit


melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor
(vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena
munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan
adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes
Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu
yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada
beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan
perbuhan ekosistem yang ekstrem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim
(Climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu
seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan
tidak menentu).

Efek rumah kaca dapat mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es


didaerah kutub. Hal akan berakibat naiknya permukaan laut yang dapat mengancam
pemukiman penduduk disepanjang pantai. Naiknya permukaan air laut dapat
mengakibatkan erosi disekitar wilayah pesisir pantai, kerusakan hutan bakau dan
terumbu karang, berkurangnya intensitas cahaya didasar laut, serta naiknya tinggi
gelombang air laut.

11
Disamping itu efek rumahkaca mengakibatkan terganggunya keseimbangan
biologis di laut sehingga dapat meningkatkan jumlah ganggang di lautan. Beberapa
jenis ganggang ini ada yang dapat mengeluarkan racun yangmembahayakankehidupan
lautdan meracuni manusia yang memakan hasil laut.

Efek rumah kaca juga akan meningkatkan suhu bumi sekitar 1o – 5 o C. Hal
ini akan mengganggu ekosistem dan lingkungan. Gradasi Lingkungan yang
disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne
diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi
gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap
penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis,
penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

Namun disamping hal-hal tersebut efek rumah kaca juga memiliki dampak
yang positif bagi kehidupan, terutama manusia. Efek rumah kaca sangat dibutuhkan
oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi. Karena tanpanya, planet ini akan
menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya
telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca
suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan
tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan
mengakibatkan pemanasan global.

3.2 Cara-cara Menanggulangi Efek Rumah Kaca

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas


rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan
menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut
carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas
rumah kaca.

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara


adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon,
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang
sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam
kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang
mengkhawatirkan

12
Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah
kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan
pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah
dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin
bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk
mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk
mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau
aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai
Norwegia, dimana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam
ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke
permukaan.

Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan


bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi
industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan
untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada
abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan trend penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung
telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas
melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi
bila dibandingkan dengan batubara.

Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih


mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun
kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, t Untuk
kendraan bermotor, perlu digunakan alat penyaring khusus gas buangan pada bagian
knalpot (tempat keluar gas buangan) yang dapatmenetralisirdan mengurangi dampak
negatif gas buangan tersebut. Bisa juga dengan mengganti bahan bakar dengan bahan
bakar alternatif yang ramah lingkungan, seperti tenaga surya (matahari) atau biodisel.
Perlu dikeluarkan regulasi tentang usia kendraan bermotor yang boleh beroperasi agar
tidak menimbulkan pencemaran.

13
Untuk skala industri, perlu dibuat sistem pembuangan dan daur ulang gas
buangan yang baik. Saluran buangan perlu diperhatikan, kearah mana akan dibuang
dan haruslah memperhatikan lingkungan sekitar.

Reboisasi lahan yang gundul merupakan salah satu langkah untuk menahan
laju karbondioksida yang berlebih diudara. Termasuk penanaman pohon-pohon
disepanjang jalan raya yang dapat menetralisir pencemaran udara disepanjang jalan
raya.Tetapi tidak melepas karbon dioksida sama sekali.

Selain itu diperlukan juga adanya pengelolaan sampah.Pengelolaan sampah


adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau
pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material
sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga
dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus
untuk masing masing jenis zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara
berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda
juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak
berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan
industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah

Selain itu perlu diadakan kerja sama internasional untuk mensukseskan


pengurangan gas-gas rumah kaca. Apabila pada suatu negara diterapkan peraturan
kebijakan lingkungan yang ketat, maka ekonominya dapat terus tumbuh walaupun
berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbon dioksida
terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga
pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal
untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida. Oleh karena
itu, perlu adanya upaya yang serius, konsisten, dan kontinyu agar masalah kerusakan
lingkungan ini dapat diatasi atau diminimalisir.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan diatas dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan


dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar
matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang
menyelimuti bumi yang disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut
terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca
(ERK).
2. Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang
dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta
beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).
3. Efek rumah kaca dapat mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga
air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang
mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat
besar.
4. Menanggulangi dampak dari efek rumah dapat dilakukan dengan dua cara
yakni, pertama dengan cara mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer
dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain.
Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
5. Efek rumah kaca menjadikan suhu bumi layak untuk kehidupan manusia.

4.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca yang
budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi

15
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi kami khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Internet. Efek Rumah Kaca untuk Kehidupan di Bumi.


http://www.analisadaily.com/news/read/2011/06/12/3309/efek_rumah_kaca_untuk_kehidupa
n_di_bumi/

Internet. Dampak dan upaya pencegahan efek rumah kaca.


http://blhlumajang.ppejawa.com/news61_dampak_dan_upaya_pencegahan_
%E2%80%9Cgreenhouse_effect__global_warming%E2%80%9D.html

Internet. Efek rumah kaca pada lingkungan. http://yayanajuz.blogspot.com/2012/04/ efek-


rumah-kaca-pada-lingkungan.html

16

Anda mungkin juga menyukai