Disusun Oleh :
Kelompok 1
Kelas XI MIPA 1
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan Makalah Kimia yang berjudul “Efek Rumah Kaca”. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini
dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan
ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang
membantu sehingga terselesainya makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Guru pengampu mata pelajaran Kimia
yang telah membimbing kami belajar banyak hal berkaitan tentang mata pelajaran Kimia.
Akhirnya kepada Allah SWT kami berharap dan berdoa agar makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya bagi para pembaca makalah
ini. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
2.3 Keterkaitan antara Efek Rumah Kaca, Global Warming, dan Perubahan Iklim.........6
BAB IV PENUTUP................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan................................................................................................................15
4.2 Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau
yang sering disebut Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan,
yaitu dapat menyederhanakan dan mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan.
Namun, tidak hanya dampak positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang
iptek ini, tetapi juga dampak-dampak negative.
Misalnya saja, berkat adanya kemajuan iptek manusia tak perlu lagi berjalan
kaki untuk menempuh perjalanan yang jauh ataupun dekat. Karena saat ini sudah
banyak sepeda motor dan mobil yang mempercepat dan memudahkan kita menuju ke
suatu tempat.
Namun asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas
rumah kaca apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti
pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, computer, pembakaran
hutan juga menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca meningkat.
Masalah lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya temperatur
rata-rata permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur bumi naik hingga 0,6
derajat celcius. Lalu kembali menurun 0,3 derajat celcius dari tahun 1940-1975.
Kemudian naik secar perlahan-lahan sejak tahun 1975.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit ( terutama planet atau
satelit ) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan
benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek
rumah kaca.
Istilah efek rumah kaca atau bahasa inggris disebut dengan green house effect
ini dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang
yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga-
bungaan. Suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luar rumah kaca.
Hal ini dikarenakan dikarenakan cahaya matahari yang menembus kaca akan
dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruangan kaca sebai gelombang panas
yang berupa sinar infra merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap dan tidak
bercampur dengan udara luar yang dingin. Itulah gambar sederhana mengenai
terjadinya efek rumah kaca.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjukkan dua hal berbeda : efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya gas karbondioksida (CO2) dan
gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organic lainnya yang
melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke bumi, 25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di
atmosfer, 25 % diserap awan, 45 % diserap permukaan bumi, 5 % dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi.
3
Energy yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah
yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek
rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida
(NO2) serta beberapa senyawa organic seperti gas metana dan klorofluorokarbon
(CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah
kaca.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas
yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar
panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu
udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas
Rumah Kaca.
Efek rumah kaca bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah
kaca), yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia
terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan
batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC,
komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan
penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan, GRK yang dihasilkan
dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida. Hal tersebut di
atas juga merupakan salah satu penyebab pemanasan global yang terjadi saat ini.
Dunia memperoleh sebagian besar energi dari pembakaran bahan bakar fosil
yang berupa pembakaran minyak bumi, arang maupun gas bumi. Ketika pembakaran
berlangsung sempurna, seluruh unsur karbon dari senyawa ini diubah menjadi karbon
dioksida. Senyawa karbon dari bahan bakar fosil telah tersimpan di dalam bumi
selama beratus-ratus milliar tahun lamanya.
Dalam jangka waktu satu atau dua abad ini, senyawa karbon ini dieksploitasi
dan diubah menjadi karbon dioksida. Tidak semua karbon dioksida berada di atmosfir
(sebagian darinya larut di laut dan danau, sebagian juga diubah menjadi bebatuan
dalam wujud karbonat kalsium dan magnesium), tetapi hasil pengukuran
4
menunjukkan bahwa kadar CO2 di atmosfir perlahan-lahan meningkat tiap tahun dan
terus meningkat dekade-dekade terakhir.
Sekali molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini tidak
disimpan melainkan dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke
permukaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi
matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk kembali ke
ruang angkasa. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca.
Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek
rumah kaca atau ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan
bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan
ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan
dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas
yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar
5
panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu
udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca.
2.3 Keterkaitan antara Efek Rumah Kaca, Global Warming, dan Perubahan Iklim.
Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari
perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya.
Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima
oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang
berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan
energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya
sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya,
tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca
tersebut.
Efek rumah kaca. Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan
layak ditempati manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan
33 derajat Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon
6
dioksida), CH4 (Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons),
PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer
dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan
pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan
tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak.
Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan
serta aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut,
seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya
konsentrasi GRK di atmosfer.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali
dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi
gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas
tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan
gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya.
7
singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El
Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan
menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan,
pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan
lain-lainnya.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Efek rumah kaca adalah seperti yang diuraikan diatas, bahwa konsentrasi CO2
yang tebal diatmosfer bumi menyebabkan emisi panas yang dikeluarkan oleh makhluk
ataupun benda lain di muka bumi tidak dapat dilepaskan sehingga suhu bertambah
panas di didalam linkungan bumi. efek berantainya adalah apabila ketebalan
mencapai batas limit maka sinar matahari tidak akan mamapu lagi menembus sampai
kepermukaan bumi.
Logikanya apabila konsentrasi sudah mencapai titik jenuh tersebut maka bumi
akan mengalami gelap karena radiasi panas tidak mampu menembus bumi akibat
dipantulkannya kembali keluar angkasa.
Dengan demikian maka suhu bumi akan turun drastis dan permukaan air akan
membeku.
Efek lain dari emisi gas rumah kaca adalah hewan & ikan dibumi akan
mengalami kerusakan jaringan dan reproduksi, kerabang telur ayam akan susah
terbentuk telur ikan akan pecah sebelum diselaputi lendir pelindung. sehingga
populasi hewan dan ikan akan menurun bahkan musnah. Tumbuhan yang sebetulnya
memerlukan CO2 untuk fotosintesis justru tidak dapat melakukan fungsi tersebut
dikarenakan sel fotosintesis pada daun tertutup jelaga yang merupakan efek samping
dari CO2, pada permukaan daun akan timbul kutikula daun atau bintil bintil daun, itu
seperti kanker pada hewan atau manusia. Ganggang dan fitoplankton pun setali tiga
uang dengan tumbuhan besar, sel fotosintesis tidak akan berfungsi. Yang jelas apapun
bila tidak sesuai ukuran akan mengakibatkan kerusakan.
Coba bila anda makan sesuai porsi dengan makan yng berlebih sampai
kekenyangan, maka akan jelas efeknya.
9
Makan sesuai porsi akan jadi sehat. makan berlebih perut jadi sakit dan
kelanjutannya keorgan lainnya. demikian juga emisi gas rumah kaca (CO2) bila
berlebihan akan menimbulkan penyakit, tetapi bila sesuai porsi akan membuat sehat
tumbuhan dan bumi.
Jadi yang jelas akibat global warming yang disebabkan efek rumah kaca
bukan akan menambah jumlah ikan karena air yng semakin banyak dan tumbuhan
bukannya menghasilkan oksigen bertambah banyak karena berlebihannya CO2.
Efek rumah kaca itu tidak berbanding lurus dengan melimpahnya sinar
matahari.
Rasa hangat dan panas yang kita rasakan itu bukan dari sinar matahari tapi
dari emisi/radiasi yang terjebak dibawah permukaan gas CO2 yg tebal. Perlu dicatat
emisi,radiasi dan sinar itu hal yang berbeda. Sinar matahari kebumi membawa serta
radiasi dan emisi (emisi adalah efek hasil pemanasan yang berupa gas, sedangkan
radiasi dihasilkan akibat tidak stabilnya elektron akibat tumbukan antara elektron
yang akan menimbulkan pemanbahan atau pengurangan jumlahnya untuk mencapai
kesetabilan, tetapi hal ini juga mempengaruhi inti atomnya, akibatnya akan
mengeluarkan sinar seperti alfa, gama, beta, ultraviolet, X, dll).
Jadi jelasnya bumi kita ini harus dirawat dikelola dengan bijaksana agar terus
seimbang. karena ketidak seimbangan akan mengakibatkan petaka bukan manfaat.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-
rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar
10
tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan
semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap
atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Peningkatan suhu bumi juga mempengaruhi terjadinya perubahan cuaca dan suhu laut
yang begitu ekstrim.
11
Disamping itu efek rumahkaca mengakibatkan terganggunya keseimbangan
biologis di laut sehingga dapat meningkatkan jumlah ganggang di lautan. Beberapa
jenis ganggang ini ada yang dapat mengeluarkan racun yangmembahayakankehidupan
lautdan meracuni manusia yang memakan hasil laut.
Efek rumah kaca juga akan meningkatkan suhu bumi sekitar 1o – 5 o C. Hal
ini akan mengganggu ekosistem dan lingkungan. Gradasi Lingkungan yang
disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne
diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi
gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap
penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis,
penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
Namun disamping hal-hal tersebut efek rumah kaca juga memiliki dampak
yang positif bagi kehidupan, terutama manusia. Efek rumah kaca sangat dibutuhkan
oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi. Karena tanpanya, planet ini akan
menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya
telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca
suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan
tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan
mengakibatkan pemanasan global.
12
Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah
kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan
pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah
dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin
bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk
mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk
mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau
aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai
Norwegia, dimana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam
ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke
permukaan.
13
Untuk skala industri, perlu dibuat sistem pembuangan dan daur ulang gas
buangan yang baik. Saluran buangan perlu diperhatikan, kearah mana akan dibuang
dan haruslah memperhatikan lingkungan sekitar.
Reboisasi lahan yang gundul merupakan salah satu langkah untuk menahan
laju karbondioksida yang berlebih diudara. Termasuk penanaman pohon-pohon
disepanjang jalan raya yang dapat menetralisir pencemaran udara disepanjang jalan
raya.Tetapi tidak melepas karbon dioksida sama sekali.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara
berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda
juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak
berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan
industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca yang
budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
15
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi kami khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
16