Tugas ini di susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bimbingan Konseling
Disusun Oleh :
Kelompok :
Eka Ramdani
Luthfi Habillah Akbar
Rahma Sukma Juliarianti
Dinda Lestari Dewi
Reva Anissa
Dendi Priadi
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pentingnya Sex
Education Bagi Remaja”
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
pelajaran Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1 Cisolok. Dalam Penulisan makalah ini
kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.4 Kehamilan....................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan................................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
c. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua
manifestasi yang bervariasi
d. Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa
kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.
e. Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk
memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan
perilaku seksual.
f. Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar
individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu
kesehatan fisik dan mentalnya.
g. Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan
eksplorasi seks yang berlebihan.
h. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan
aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai
istri atau suami, orangtua, anggota masyarakat.
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan seks yang benar harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia
sehingga akan merupakan pendidikan akhlak dan moral juga. Oleh karena itu
Pendidikan Seks sering didampingi ajaran agama, iman dan norma-norma yang
ditentukan masyarakat. Materi yang masuk kurikulum atau diajar di sekolah tentu saja
dipengaruhi oleh norma-norma masyarakat, dan mencerminkan apa yang masyarakat
inginkan untuk mengajar anak-anaknya. Kebanyakan penduduk Indonesia beragama
Islam, lalu Kristen, Katolik, dan Hindu-Buda dan norma-norma yang sesuai dengan
agama tersebut memang berada di sistem sekolah, di ajaran maupun sikap-sikapnya.
Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan
memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah paham yang diambil dari media
massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko
melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya. Dengan 87.5% remaja perkotaan
SMP dan 66.0% remaja perkotaan SMA.
3
Ternyata di satu pihak, ruang sekolah merupakan satu segi masyarakat yang
mampu bertindak memberikan Pendidikan Seks kepada kaum remaja Indonesia dan
ruang sekolah merupakan suatu lingkungan yang memperkenalkan kaum remaja
kepada masalah dan ‘bahayanya’ seks, dengan begitu ruang sekolah mampu
melindungi kaum remaja dari resiko ini dengan informasi. Fakta-fakta ini
memperkuatkan kebutuhan remaja untuk menerima Pendidikan Seks yang mengajar
informasi yang benar tentang seks.
4
2.2.2 Cara Menghindari Seks Pra-Nikah
2.3 Pernikahan
Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai
Suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga (Rumah Tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Karena itu, kamu harus tahu
kewajiban masing-masing, kewajiban suami, kewajiban istri, dan kalau dianugerahi
anak, kamu harus memenuhi hak anak. Maka kamu siapin dulu lahir batin, rasa saling
menghormati, menghargai, dan materi. Jadi kamu harus selesai sekolah dulu, punya
pekerjaan yang baik.. supaya kamu siap untuk menikah.
2.4 Kehamilan
a. Siap fisik bila pertumbuhan dan perkembangan fisik telah optimal, yaitu di usia lebih dari
20 tahun.
b. Siap mental/emosional/psikologis yang stabil untuk menjadi orang tua, biasanya pada
usia lebih dari 20 tahun.
c. Siap sosial ekonomi yaitu mandiri dapat membiayai kehidupan anak yang lahir secara
berkesinambungan.
5
Ini adalah hal-hal yang perlu disiapkan sebelum memasuki masa pernikahan :
a. Siap Fisik
Persiapan gizi perlu dimulai sejak kita remaja, walaupun masih lama,
tidak ada salahnya mempersiapkan fisik yang baik agar tumbuh sehat dan
optimal. Caranya dengan makan makanan bergizi seimbang, terutama yang
mengandung zat besi dan asam folat.
b. Informasi Kesehatan
c. Siap Jiwa
6
2.5 Penyakit Menular Seksual
a. Kanker Serviks
8
HIV bisa di tularkan melalui:
Pencegahan HIV:
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah masa peralihan dimana seseorang berpindah dari kanak-
kanak menjadi dewasa, dalam masa ini berbagai perubahan jasmaniah, rohaniah, dan
sosial terjadi dengan jelas. Perubahan itu biasanya disertai oleh bernacam-macam
problema yang timbul karena tidak dipersiapakannya jiwa remaja untuk menghadapi
perubahan tersebut ditambah lagi dengan tidak dimengertinya orang tua, guru dan
masyarakat tentang ciri pertumbuhan remaja itu sendiri dan oleh sebab itu timbul
berbagai problema remaja dan bila problema itu tidak terselesaikan maka akan
muncul kenakalan remaja. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan perhatian orang tua dan
masyarakat dalam menghadapi problema remaja agar tidak menjurus pada kenakalan
remaja. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan remaja yaitu dengan memberi
kemudahan bagi remaja dalam pendidikan seperti memudahkan administrasi
keuangan sekolah bagi anak yang tidak mampu sehingga keuangan sekolah akan
sedikit terbantu dan remaja tidak terjerumus pada kejahatan.
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11