Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PENTINGNYA SEX EDUCATION BAGI REMAJA”

Tugas ini di susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bimbingan Konseling

Guru Pembimbing : Ibu Weni Agustiani

Disusun Oleh :

Kelas XI (Sebelas) MIPA 5

Kelompok :

 Eka Ramdani
 Luthfi Habillah Akbar
 Rahma Sukma Juliarianti
 Dinda Lestari Dewi
 Reva Anissa
 Dendi Priadi

SMA NEGERI 1 CISOLOK

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pentingnya Sex
Education Bagi Remaja”

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
pelajaran Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1 Cisolok. Dalam Penulisan makalah ini
kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu


dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Guru Pembimbing kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Cisolok, 15 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................1

1.4 Manfaat........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Pendidikan Seks...........................................................................................................3

2.2 Hindari Seks Pra-Nikah...............................................................................................4

2.2.1 Akibat Dari Seks Pra-Nikah..........................................................................4


2.2.2 Cara Menghindari Seks Pra-Nikah................................................................5
2.3 Pernikahan...................................................................................................................5

2.4 Kehamilan....................................................................................................................5

2.5 Penyakit Menular Seksual...........................................................................................7

2.5.1 Infeksi saluran Reproduksi............................................................................7


BAB III PENUTUP................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan................................................................................................................10

3.2 Saran..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan


perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan.Perilaku seks bebas yang terjadi pada
remaja dapat disebabkan oleh kurangnya perhatian orang tua terhadap anak yang
disebabkan karena kesibukan masing-masing sehingga anak tidak memperoleh
pengetahuan tentang seks bebas dari orang tua dan oleh sebab itulah kadang kala anak
terjerumus pada pergaulan yang salah. Perilaku seks bebas juga dapat terjadi jika
remaja kurang mempunyai pemikiran yang matang untuk berbuat sesuatu di tambah
lagi karena dorongan dari teman sebaya. Kadang teman mempunyai pengaruh yang
buruk dan memaksa mencoba sesuatu yang baru sehingga mereka mencoba
melakukan hubungan seks dengan lawan jenis tanpa memikirkan akibat yang akan
terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang di hadapi antara lain adalah:

a. Perubahan jasmani yang begitu cepat mengakibatkan kegoncangan bagi remaja,


karena pertumbuhan menyebabkan remaja itu mulai menyukai lawan jenis.
b. Masalah hubungan dengan orang banyak, banyak orang tua yang mengekang
anak-anaknya untuk berbuat dan melakukan sesuatu sehingga dalam hal ini remaja
mengalami konflik dengan orang tua.

1.3 Tujuan

Tujuan pendidikan seks di ajarkan pada remaja yaitu sebagai berikut:

a. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan


proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada
remaja.
b. Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan
penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab)

1
c. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua
manifestasi yang bervariasi
d. Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa
kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.
e. Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk
memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan
perilaku seksual.
f. Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar
individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu
kesehatan fisik dan mentalnya.
g. Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan
eksplorasi seks yang berlebihan.
h. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan
aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai
istri atau suami, orangtua, anggota masyarakat.

1.4 Manfaat

Manfaat pendidikan seks ini adalah:

a. Mendapat pandangan positif tentang pendidikan seks.


b. Mengetahui akibat dan bahaya tentang pergaulan bebas atau seks bebas.
c. Dapat mengetahui tindakan yang menyimpang dan dapat menghidarinya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Seks

Pendidikan Seks terdiri dari dua segi:

a. Pertama, pengetahuan secara biologis yang termasuk dalam pengetahuan alat-alat


reproduksi perempuan dan laki-laki, proses reproduksi yaitu kehamilan dan
kelahiran, serta pengetahuan dan pemahaman cara penularan PMS dan
HIV/AIDS.
b. Kedua, pengetahuan dengan pendekatan sosial/psikologis yang membahas soal
seks, perkembangan diri, soal kontrasepsi, mengenal perilaku seksual beresiko dan
hak-hak manusia untuk keselamatan kita serta keputusan untuk melakukan
hubungan seks. Menurut World Health Organisation (Organisasi Kesehatan
Dunia), Pendidikan Seks seharusnya tidak terbatas sampai pengetahuan biologis,
tetapi berperan untuk melindungi kesehatan dan keamanan masyarakat lewat
pendidikan.

Pendidikan seks yang benar harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia
sehingga akan merupakan pendidikan akhlak dan moral juga.  Oleh karena itu
Pendidikan Seks sering didampingi ajaran agama, iman dan norma-norma yang
ditentukan masyarakat. Materi yang masuk kurikulum atau diajar di sekolah tentu saja
dipengaruhi oleh norma-norma masyarakat, dan mencerminkan apa yang masyarakat
inginkan untuk mengajar anak-anaknya. Kebanyakan penduduk Indonesia beragama
Islam, lalu Kristen, Katolik, dan Hindu-Buda dan norma-norma yang sesuai dengan
agama tersebut memang berada di sistem sekolah, di ajaran maupun sikap-sikapnya.

Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan
memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah paham yang diambil dari media
massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko
melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya. Dengan 87.5% remaja perkotaan 
SMP dan 66.0% remaja perkotaan SMA.

3
Ternyata di satu pihak, ruang sekolah merupakan satu segi masyarakat yang
mampu bertindak memberikan Pendidikan Seks kepada kaum remaja Indonesia dan
ruang sekolah merupakan suatu lingkungan yang memperkenalkan kaum remaja
kepada masalah dan ‘bahayanya’ seks, dengan begitu ruang sekolah mampu
melindungi kaum remaja dari resiko ini dengan informasi. Fakta-fakta ini
memperkuatkan kebutuhan remaja untuk menerima Pendidikan Seks yang mengajar
informasi yang benar tentang seks.

2.2 Hindari Seks Pra-Nikah

Remaja perempuan yang sudah menstruasi, beresiko hamil apabila melakukan


hubungan seksual. Dan remaja laki laki yang telah mengalami mimpi basah sudah
bisa menyebabkan kehamilan jika melakukan hubungan seksual.

2.2.1 Akibat Dari Seks Pra-Nikah

a. Kehamilan di usia remaja ( Kehamilan tidak diinginkan/KID ).


b. Tertular dan menularkan penyakit/infeksi menular seksual atau HIV dan
AIDS serta kanker serviks.
c. Putus sekolah.
d. Resiko kehamilan dan persalinan seperti ini :
1) Amenia (kekurangan sel darah merah/homoglobin)
2) Keracunan kehamilan
3) Keguguran spontan
4) Pendarahan
5) Bayi lahir prematu
6) Bayi lahir dengan berat badan rendah
e. Pengguguran kandungan (Aborsi) yang tidak aman. Selain melanggar
agama dan hukum, aborsi sangat membahayakan keselamatan jiwa dan
mengakibatkan kerusakan rahim, infeksi dan kemandulan.
f. Menanggung dampak kejiwaan akibar rasa malu, takut, merasa berdosa, di
kucilkan dan ketidakpastian masa depan. Apalagi harus mengasuh anak
yang telah lahir. Itulan bukan tugasnnya remaja, seharusnya kita
menikmati masa remaja kita dengan belajar di sekolah, bermain sama
teman-teman dan beraktivitas positif untuk mengembangkan diri.

4
2.2.2 Cara Menghindari Seks Pra-Nikah

a. Memperkuat iman dan takwa


b. Remaja memahami tugas utamanya misalnya belajar, bermain dan
berkativitas
c. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan/ aktivitas positif.
d. Hindari perbuatan perbuatan yang akan menimbulkan seksual seperti
meraba-raba tubuh pasangannya, membaca majalah porno, menonton
video film porno, berduaan di tempat sepi mendengarkan cerita porno.

2.3 Pernikahan

Pasti masing-masing dari kita memiliki respon yang berbeda-beda mendengar


kata “Pernikahan”. Ada yang senyum-senyum, ada yang melongo, ada yang bingung,
mungkin ada yang ngebayangin pesta, honeymoon, tapi banyak juga yang mikir
rempong.

Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai
Suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga (Rumah Tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Karena itu, kamu harus tahu
kewajiban masing-masing, kewajiban suami, kewajiban istri, dan kalau dianugerahi
anak, kamu harus memenuhi hak anak. Maka kamu siapin dulu lahir batin, rasa saling
menghormati, menghargai, dan materi. Jadi kamu harus selesai sekolah dulu, punya
pekerjaan yang baik.. supaya kamu siap untuk menikah.

2.4 Kehamilan

Keadaan yang ideal untuk hamil, di antaranya :

a. Siap fisik bila pertumbuhan dan perkembangan fisik telah optimal, yaitu di usia lebih dari
20 tahun.
b. Siap mental/emosional/psikologis yang stabil untuk menjadi orang tua, biasanya pada
usia lebih dari 20 tahun.
c. Siap sosial ekonomi yaitu mandiri dapat membiayai kehidupan anak yang lahir secara
berkesinambungan.

5
Ini adalah hal-hal yang perlu disiapkan sebelum memasuki masa pernikahan :

a. Siap Fisik

Keadaan fisik yang paling baik untuk memiliki anak apabila


pertumbuhan tubuh dan organ reproduksi telah sempurna.

Perempuan telah berusia antara 20 -35 tahun Laki-laki telah mencapai


25 tahun

Persiapan gizi perlu dimulai sejak kita remaja, walaupun masih lama,
tidak ada salahnya mempersiapkan fisik yang baik agar tumbuh sehat dan
optimal. Caranya dengan makan makanan bergizi seimbang, terutama yang
mengandung zat besi dan asam folat.

b. Informasi Kesehatan

Untuk mengetahui status kesehatan umum, masalah pada organ


reproduksi (mioma, kelainan testis), kelainan bawaan dan penyakit keturunan
(thalasemia, kencing manis dan hipertensi)

Mencegah penularan penyakit pada calon suami/istri bahkan penularan


dari ibu ke janin, seperti Hepatitis B, Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk
HIV dan AIDS, TORCH

c. Siap Jiwa

Pernikahan merupakan babak baru dari kehidupan seseorang. Pastinya


membutuhkan persiapan psikologis, salah satunya menyesuaikan kemampuan
diri dengan perubahan dalam kehidupan.

Menikah Sebelum Usia 20 Tahun? Perlu di pikir-pikir lagi, karena


pada usia kita masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan baik fisik,
psikis/jiwa maupun sosial.

Isilah masa remaja untuk mengembangkan bakat, bersenang-senang


dengan keluarga dan teman, juga belajar dengan giat untuk meraih cita-cita.

6
2.5 Penyakit Menular Seksual

2.5.1 Infeksi saluran Reproduksi

*ISR* adalah infeksi pada saluran reproduksi yang dapat di tularkan


dengan atau tanpa hubungan seks. ISR yang tidak di tularkan melalui
hubungan seks biasanya terjadi kalau kita tidak menjaga kebersihan
reproduksi dengan baik sehingga terjadi pertumbuhan yang berlebihan dari
bakteri atau jamur.ISR yang di tularkan melalui hubungan seks disebut *IMS*
(Infeksi menular seksual).

*Akibat IMS*; Penyakit radang pinggul, sulit punya anak, kehamilan


diluar kandungan, keguguran, dan meningkatkan resiko HIV/AIDS dan
Kanker serviks.

a. Kanker Serviks

Kanker serviks (leher rahim) adalah kanker yang terjadi pada


daerah leher rahim, di sebabkan karena infeksi *Human Papiloma
Virus (HPV)*

Fakta resiko/pemicu terjadinya kanker serviks antara lain :

1) Perempuan yang melakukan aktivitas seks pertama kali pada


usia dini (kurang dari 20 tahun)
2) Sering berganti pasangan seksual
3) Perokok aktif/pasif
4) Perempuan yang sering melahirkan
5) Menderita infeksi menular seks
6) Orang yang mengalami penurunan kekebalan tubuh

Tanda tanda kanker serviks :

1) Keputihan berulang dan berbau


2) Pendarahan yang tidak normal dari vagina mulai dari bercak-
bercak sampai menggumpal disertai bau busuk
3) Pendarahan pasca sanggama
7
4) Nyeri pinggang saat buang air kecil dan besar

Cara mencegah kanker serviks :

1) Menghindari faktor-faktor beresiko


2) Melakukan skrining/penapisan dengan *IVA (Infeksi visual
dengan asam asetat)* untuk menentukan apakah telath
terinfeksi HPV atau mengalami lesi pra kanker
3) Menindak lanjuti hasil IVA positif dan hasil papsmear tidak
normal
4) Melakukan vaksinasi anti HPV yang di rekomendasi pada
perempuan usia 10 - 55 tahun.

b. HIV dan AIDS

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah jenis virus yang


menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga daya tahan tubuh
menurun.

Acquired immuno deficiency sindrome (AIDS) adalah


sekumpulan gelaja yang di sebabkan oleh menurunnya sistem
kekebalan tubuh manusia karena terinfeksi HIV.

Gejala yang lazim muncul apabila sistem kekebalan menurun


antara lain:

1) Berat badan menurun secara drastis


2) Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas
3) Bercak putih atau luka di mulut atau timbul jamur yang tak
kunjung sembuh
4) Batuk berkepanjangan dan sesak nafas
5) Sering demam lebih dari 38 drajat serta keringat dingin tanpa
sebab yang jelas.

8
HIV bisa di tularkan melalui:

1) Kontak di tempat kerja


2) Kontak di tempat umum
3) Alat makan dan minum bersama
4) Berpelukan, berciuman
5) Gigitan serangga
6) Batuk, bersin
7) Kolam renang, toilet umum.

Pencegahan HIV:

1) tidak melakukan hubungan seks pra nikah


2) untuk yang sudah menikah, harus saling setia, hubungan
seksual hanya dengan satu orang saja.
3) menggunakan kondom, bagi kelompok beresiko tinggi seperti
pengguna napza suntik, seksual aktif
4) tidak menggunakan napza terutama napza suntik
5) gunakan hanya alat alat yang bersih, steril, sekali pakai dan
tidak bergantian seperti jarum suntik dan alat cukur.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa remaja adalah masa peralihan dimana seseorang berpindah dari kanak-
kanak menjadi dewasa, dalam masa ini berbagai perubahan jasmaniah, rohaniah, dan
sosial terjadi dengan jelas. Perubahan itu biasanya disertai oleh bernacam-macam
problema yang timbul karena tidak dipersiapakannya jiwa remaja untuk menghadapi
perubahan tersebut ditambah lagi dengan tidak dimengertinya orang tua, guru dan
masyarakat tentang ciri pertumbuhan remaja itu sendiri dan oleh sebab itu timbul
berbagai problema remaja dan bila problema itu tidak terselesaikan maka akan
muncul kenakalan remaja. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan perhatian orang tua dan
masyarakat dalam menghadapi problema remaja agar tidak menjurus pada kenakalan
remaja. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan remaja yaitu dengan memberi
kemudahan bagi remaja dalam pendidikan seperti memudahkan administrasi
keuangan sekolah bagi anak yang tidak mampu sehingga keuangan sekolah akan
sedikit terbantu dan remaja tidak terjerumus pada kejahatan.

3.2 Saran

Fokusnya utama Pendidikan Seks adalah pendidikan dan pengetahuan


daripada seks. Pendidikan Seks mampu menyelamatkan kaum remaja dari keadaan
yang tidak sehat atau berbahaya untuk kesehatannya. Seharusnya Pendidikan Seks
tidak dianggap tabu dan tidak ditutu- tutupi lagi.

Sebaiknya pemerintah bertindak mengembangkan program Pendidikan Seks


dengan bahan-bahan resmi untuk disediakan setiap sekolah. Lebih banyak dana
seharusnya diberikan dibidang Pendidikan, untuk menyakinkan setiap siswa
mengalami kesempatan untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Program
Pendidikan Seks seharusnya mencapai keseimbangan antara pengetahuan lengkap dan
norma-norma kebudayaan dan agama di Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Shahin, R.2009. Aneka Tips.


Web. http://www.astaga.com

Keujereun. 2006. Mengatasi Masalah Perilaku Seks Bebas.


Web. http://www.acehforumcomunitty.com. AcehFo®um

Andriezens. 2008. Upaya Penanggulan Perilaku Seks dikalangan Remaja.


Web. http://www.mahk0ta’s.com

11

Anda mungkin juga menyukai