Anda di halaman 1dari 12

Benua Afrika

Afrika

Luas 30.221.532 km2 (11.668.599 sq mi)

Penduduk 1.032.532,974[1] (2011, Ketiga)

Kepadatn penduduk 30.51/km2 (80/sq mi)

Negara 56

Bahasa Bahasa di Afrika

Zona waktu UTC-1 hingga UTC+4

Afrika adalah benua terbesar kedua di dunia dan kedua terbanyak penduduknya


setelah Asia. Dengan luas wilayah 30.224.050 km² termasuk pulau-pulau yang
berdekatan, Afrika meliputi 20,3% dari seluruh total daratan Bumi. Dengan 800 juta
penduduk di 54 negara, benua ini merupakan tempat bagi sepertujuh populasi dunia.
Dengan populasi 1.3 miliar orang [2][3] per tahun 2018, benua ini menyumbang sekitar
16% dari populasi manusia dunia. Benua ini dikelilingi oleh Laut Mediterania di
utara, Isthmus of Suez dan Laut Merah di timur laut, Samudra Hindia di tenggara
dan Samudra Atlantik di sebelah barat. Benua ini mencakup Madagaskar dan
berbagai kepulauan. Benua ini juga berisi 54 negara berdaulat yang sepenuhnya
diakui, sembilan wilayah dan dua negara dengan pengakuan terbatas atau tidak
ada secara de facto independen.[4] Mayoritas benua dan negaranya berada
di Belahan Utara, dengan sebagian besar dan jumlah negara di Belahan Selatan.
Populasi rata-rata Afrika adalah yang termuda di antara semua benua;[5]
[6]
 usia median pada 2012 adalah 19,7, ketika usia rata-rata di seluruh dunia adalah
30,4.[7] Aljazair adalah negara terbesar di Afrika berdasarkan wilayah,
dan Nigeria merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar. Afrika,
khususnya pusat Afrika Timur, diterima secara luas sebagai tempat
asal manusia dan klad Hominidae (kera besar), sebagaimana dibuktikan oleh
penemuan hominid paling awal dan leluhur mereka serta yang kemudian yang telah
berumur sekitar 7 juta tahun yang lalu, termasuk Sahelanthropus
tchadensis, Australopithecus africanus, A. afarensis, Homo erectus, H.
habilis dan H. ergaster - Homo sapiens yang paling awal (manusia modern),
ditemukan di Ethiopia, sekitar 200.000 tahun yang lalu.[8] Afrika
mengangkangi khatulistiwa dan meliputi banyak daerah iklim; benua ini adalah satu-
satunya benua yang membentang dari zona beriklim utara ke zona beriklim selatan.[9]
Afrika menjadi tuan rumah keragaman besar etnis manusia, budaya, dan bahasa.
Pada akhir abad ke-19, negara-negara Eropa menjajah hampir seluruh Afrika;
sebagian besar negara di Afrika muncul dari proses dekolonisasi pada abad ke-20.
Negara-negara Afrika bekerja sama melalui pembentukan Uni Afrika, yang berkantor
pusat di Addis Ababa.

Sejarah

Peta Afrika 1890

Kata Afrika berasal dari bahasa Latin, Africa terra — "tanah Afri" (bentuk jamak dari


"Afer") — untuk menunjukkan bagian utara benua tersebut, saat ini merupakan
bagian dari Tunisia, tempat kedudukan provinsi Romawi untuk Afrika. Asal kata Afer
mungkin dari bahasa Fenisia, 'afar berarti debu; atau dari suku Afridi, yang
mendiami bagian utara benua dekat Kartago; atau dari bahasa Yunani aphrike
berarti tanpa dingin; atau dari bahasa Latin aprica berarti cerah.
Afrika adalah tempat tinggal manusia yang paling awal, dari benua ini manusia
kemudian menyebar ke benua-benua lain. Afrika adalah tempat di mana garis
evolusi kera menjadi berbeda dari protohuman tujuh juta tahun yang lalu. Afrika
merupakan satu-satunya benua yang ditinggali nenek moyang manusia hingga
sekitar dua juta tahun lampau ketika Homo erectus berkembang ke luar Afrika
menuju Eropa dan Asia. Lebih dari 1,5 juta tahun kemudian, populasi dari tiga benua
itu mengikuti evolusi yang berlainan sehingga mereka menjadi spesis yang berbeda.
Yang di Eropa menjadi Neanderthal, yang di Asia tetap Homo erectus, tetapi yang di
Afrika berevolusi menjadi Homo sapiens.

Geografi
Foto Afrika yang diambil dari Apollo 17

Citra satelit benua Afrika

Afrika adalah yang terbesar dari ketiga benua di belahan selatan Bumi dan yang
terbesar kedua setelah Asia dari semua benua. Luasnya kurang lebih
30,244,050 km2 (11,677,240 mil2) termasuk kepulauan disekitarnya, meliputi 20.3%
dari total daratan di bumi dan didiami lebih dari 800 juta manusia, atau sekitar
sepertujuh populasi manusia di bumi.
Dipisahkan dari Eropa oleh Laut Tengah, Afrika menyatu dengan Asia di ujung timur
lautnya melalui Terusan Suez yang memiliki lebar 130 km. Semenanjung Sinai yang
dimiliki oleh Mesir sering dianggap secara geopolitis sebagai bagian dari Afrika. Dari
ujung paling utara, Cape Spartel di Maroko, di 37°21′ lintang Utara, ke ujung paling
selatan, Cape Agulhas di Afrika Selatan, 34°51′15″ lintang Selatan, terbentang jarak
sekitar 8000 km; dari ujung paling barat, Cape Verde, 17°33′22″ bujur Barat, sampai
ujung paling timur, Ras Hafun di Somalia, 51°27′52″ bujur Timur, jaraknya sekitar
7.400 km. Panjang garis pantainya 26.000 km (sebagai perbandingan, Eropa, yang
memiliki luas 9.700.000 km² memiliki garis pantai 32.000 km.
Nil
Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia. Sungai ini bermuara di Laut
Mediterania di bagian timur laut Afrika. Mesir Kuno adalah salah satu peradaban
besar pertama di dunia, yang berkembang di sepanjang sungai Nil yang perkasa
lebih dari 5.000 tahun yang lalu. Sampai sekarang piramida-piramida yang megah
masih menjulang di negeri itu.
Sahara
Sahara adalah gurun pasir terbesar di dunia, meliputi petak tanah yang luas di
lintas Afrika utara. Gurun itu terbentang mulai dari Samudra
Atlantik di barat hingga Laut Merah di sebelah timur. Sahara meliputi ¼ dari seluruh
benua itu. Sebagian besar Sahara panas, kering, dan kosong. Sejak zaman kuno,
manusia menggunakan unta untuk membawa barang-barang melintasi gurun yang
sangat luas itu.
Kilimanjaro
Pegunungan Afrika yang tertinggi ditemukan di deretan timur yang
menjulang. Kilimanjaro, pegunungan tertinggi di Afrika, terdapat di timur Afrika
Tengah. Kilimanjaro adalah gunung aktif yang mempunyai ketinggian 19.341 kaki
(5.895 meter).

Negara-negara
Populasi Kepadatan
Nama region dan Luas
(perkiraan 1 Juli Penduduk Ibu kota
territoral dengan bendera (km²)
2008) (per km²)
Afrika Timur
 Burundi 27,830 8,988,091[10] 322.9 Bujumbura
 Komoro 2,170 752,438[10] 346.7 Moroni

 Djibouti 23,000 516,055[10] 22.4 Djibouti


 Eritrea 121,320 5,647,168[10] 46.5 Asmara
 Ethiopia 1,127,127 85,237,338[10] 75.6 Addis Ababa

 Kenya 582,650 39,002,772[10] 66.0 Nairobi

 Madagaskar 587,040 20,653,556[10] 35.1 Antananarivo

 Malawi 118,480 14,268,711[10] 120.4 Lilongwe

 Mauritius 2,040 1,284,264[10] 629.5 Port Louis

 Mayotte (Prancis) 374 223,765[10] 489.7 Mamoudzou

 Mozambik 801,590 21,669,278[10] 27.0 Maputo


Réunion (Prancis) 2,512 743,981(2002) 296.2 Saint-Denis

 Rwanda 26,338 10,473,282[10] 397.6 Kigali


 Seychelles 455 87,476[10] 192.2 Victoria

 Somalia 637,657 9,832,017[10] 15.4 Mogadishu

 Tanzania 945,087 41,048,532[10] 43.3 Dodoma


 Uganda 236,040 32,369,558[10] 137.1 Kampala

 Zambia 752,614 11,862,740[10] 15.7 Lusaka


Afrika Tengah

 Angola 1,246,700 12,799,293[10] 10.3 Luanda

 Kamerun 475,440 18,879,301[10] 39.7 Yaoundé

 Republik Afrika Tengah 622,984 4,511,488[10] 7.2 Bangui

 Chad 1,284,000 10,329,208[10] 8.0 N'Djamena

 Kongo 342,000 4,012,809[10] 11.7 Brazzaville

 Republik Demokratik
2,345,410 68,692,542[10] 29.2 Kinshasa
Kongo

 Guinea Khatulistiwa 28,051 633,441[10] 22.6 Malabo

 Gabon 267,667 1,514,993[10] 5.6 Libreville


 Sao Tome dan Principe 1,001 212,679[10] 212.4 São Tomé
Afrika Utara

 Algeria 2,381,740 34,178,188[10] 14.3 Algiers


83,082,869[10] total,
 Mesir[11] 1,001,450 82.9 Cairo
Asia 1.4m
 Libya 1,759,540 6,310,434[10] 3.6 Tripoli

 Moroko 446,550 34,859,364[10] 78.0 Rabat


 Sudan 2,505,810 41,087,825[10] 16.4 Khartoum
 Sudan Selatan 619,745 8.260.490 13.3 Juba

 Tunisia 163,610 10,486,339[10] 64.1 Tunis


 Sahara Barat[12] 266,000 405,210[10] 1.5 El Aaiún
Teritori Spanyol dan Portugal di Afrika Utara
Las Palmas de Gran
 Kepulauan
7,492 1,694,477(2001) 226.2 Canaria,
Canary (Spanyol)[13]
Santa Cruz de Tenerife

 Ceuta (Spanyol)[14] 20 71,505(2001) 3,575.2 —

 Kepulauan
797 245,000(2001) 307.4 Funchal
Madeira (Portugal)[15]

 Melilla (Spanyol)[16] 12 66,411(2001) 5,534.2 —


Afrika bagian selatan
Bloemfontein, Cape
 Afrika Selatan 1,219,912 49,052,489[10] 40.2
Town, Pretoria[17]

 Botswana 600,370 1,990,876[10] 3.3 Gaborone

 Eswatini 17,363 1,123,913[10] 64.7 Mbabane


 Lesotho 30,355 2,130,819[10] 70.2 Maseru
 Zimbabwe 390,580 11,392,629[10] 29.1 Harare

 Namibia 825,418 2,108,665[10] 2.6 Windhoek


Afrika Barat

 Benin 112,620 8,791,832[10] 78.0 Porto-Novo

 Burkina Faso 274,200 15,746,232[10] 57.4 Ouagadougou


 Tanjung Verde 4,033 429,474[10] 107.3 Praia

 Pantai Gading 322,460 20,617,068[10] 63.9 Abidjan,[18] Yamoussoukro

 Gambia 11,300 1,782,893[10] 157.7 Banjul

 Ghana 239,460 23,832,495[10] 99.5 Accra

 Guinea 245,857 10,057,975[10] 40.9 Conakry


 Guinea-Bissau 36,120 1,533,964[10] 42.5 Bissau
 Liberia 111,370 3,441,790[10] 30.9 Monrovia

 Mali 1,240,000 12,666,987[10] 10.2 Bamako

 Mauritania 1,030,700 3,129,486[10] 3.0 Nouakchott

 Niger 1,267,000 15,306,252[10] 12.1 Niamey


 Nigeria 923,768 158,259,000[10] 161.5 Abuja
 Saint Helena,
Ascension, dan Tristan da 410 7,637[10] 14.4 Jamestown
Cunha (Britania Raya)

 Senegal 196,190 13,711,597[10] 69.9 Dakar

 Sierra Leone 71,740 6,440,053[10] 89.9 Freetown


 Togo 56,785 6,019,877[10] 106.0 Lomé
Total Afrika 30,368,609 1,001,320,281 33.0

Ekonomi
Peta Komunitas Ekonomi Afrika.
  CEN-SAD
  COMESA
  EAC
  ECCAS
  ECOWAS
  IGAD
  SADC
  UMA

Meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah, Afrika tetap menjadi benua
termiskin dan terbelakang di dunia, akibat dari berbagai sebab yang
mencakup pemerintah yang korup yang sering melakukan pelanggaran hak asasi
manusia yang serius, perencanaan pusat yang gagal, tingkat buta huruf yang tinggi,
kurangnya akses ke modal asing, dan seringnya konflik suku dan militer (mulai
dari perang gerilya hingga genosida).[19] Total pendapatan domestik bruto (PDB)
nominalnya tetap di belakang Amerika Serikat, Cina, Jepang, Jerman, Inggris, India,
dan Prancis. Menurut Laporan Pembangunan Manusia Perserikatan Bangsa-
Bangsa pada tahun 2003, peringkat 24 terbawah (151 hingga 175) semuanya
merupakan negara-negara Afrika.[20]
Kemiskinan, buta huruf, malnutrisi dan pasokan air dan sanitasi yang tidak memadai,
serta kesehatan yang buruk, mempengaruhi sebagian besar orang yang tinggal di
benua Afrika. Pada bulan Agustus 2008, Bank Dunia[21] mengumumkan perkiraan
kemiskinan global yang direvisi berdasarkan garis kemiskinan internasional baru
sebesar $1,25 per hari (dibandingkan ukuran sebelumnya sebesar $1,00). 81% dari
populasi Afrika Sub-Sahara hidup dengan kurang dari $ 2,50 (PPP) per hari pada
tahun 2005, dibandingkan dengan 86% untuk India.[22]
Afrika Sub-Sahara adalah wilayah yang paling tidak berhasil di dunia dalam
mengurangi kemiskinan ($1,25 per hari); sekitar 50% penduduk hidup dalam
kemiskinan pada tahun 1981 (200 juta orang), suatu angka yang meningkat menjadi
58% pada tahun 1996 sebelum turun menjadi 50% pada tahun 2005 (380 juta
orang). Rata-rata orang miskin di sub-Sahara Afrika diperkirakan hidup hanya
dengan 70 sen per hari, dan lebih miskin pada tahun 2003 dibandingkan pada tahun
1973,[23]] yang menunjukkan peningkatan kemiskinan di beberapa daerah. Beberapa
di antaranya dikaitkan dengan program liberalisasi ekonomi yang tidak berhasil yang
dipelopori oleh perusahaan dan pemerintah asing, tetapi penelitian lain merujuk
pada kebijakan pemerintah dalam negeri yang buruk lebih dari faktor eksternal.[24][25][26]

Citra satelit lampu kota di Afrika menunjukkan perkembangan modern yang relatif rendah di benua itu pada
tahun 2012 dibandingkan dengan Eurasia.

Afrika sekarang berisiko untuk berhutang lagi, terutama di negara-negara Afrika


Sub-Sahara. Krisis hutang terakhir pada tahun 2005 diselesaikan dengan bantuan
dari skema negara-negara miskin yang berhutang banyak (heavily indebted poor
countries HIPC). HIPC menghasilkan beberapa efek positif dan negatif pada
perekonomian di Afrika. Kira-kira sepuluh tahun setelah krisis utang tahun 2005 di
Afrika Sub-Sahara diselesaikan, Zambia kembali berhutang. Alasan kecil adalah
karena jatuhnya harga tembaga pada tahun 2011, tetapi alasan yang lebih besar
adalah bahwa sejumlah besar uang yang dipinjam Zambia disia-siakan atau
dikantongi oleh kaum elit.[27]
Dari tahun 1995 hingga 2005, tingkat pertumbuhan ekonomi Afrika meningkat, rata-
rata 5% pada tahun 2005. Beberapa negara mengalami tingkat pertumbuhan yang
lebih tinggi, terutama Angola, Sudan, dan Guinea Khatulistiwa, yang semuanya
baru-baru ini mulai mengekstraksi cadangan minyaknya atau telah memperbesar
kapasitas ekstraksi minyaknya.
Dalam analisis yang diterbitkan baru-baru ini berdasarkan data Survei Nilai Dunia,
ilmuwan politik Austria Arno Tausch menyatakan bahwa beberapa negara Afrika,
terutama Ghana, memiliki kinerja yang cukup baik pada skala dukungan massa
untuk demokrasi dan ekonomi pasar.[28]
Perbandingan nilai global Tausch berdasarkan World Values Survey memperoleh
skala analisis faktor berikut: 1. Masyarakat tanpa kekerasan dan taat hukum 2.
Gerakan demokrasi 3. Iklim non-kekerasan pribadi 4. Kepercayaan pada institusi 5.
Kebahagiaan, kesehatan yang baik 6. Tidak ada fundamentalisme agama
redistributif 7. Menerima pasar 8. Feminisme 9. Keterlibatan dalam politik 10.
Optimisme dan keterlibatan 11. Tidak ada mentalitas kesejahteraan, penerimaan
etika kerja Calvinis. Tausch menyimpulkan bahwa sebaran kinerja negara-negara
Afrika dengan data yang lengkap "sungguh luar biasa". Sementara seseorang harus
sangat berharap tentang perkembangan demokrasi masa depan dan ekonomi pasar
di Ghana, artikel tersebut menunjukkan kecenderungan pesimis
untuk Mesir dan Aljazair, dan terutama untuk ekonomi terkemuka Afrika, Afrika
Selatan. Ketidaksetaraan manusia yang tinggi, yang diukur oleh Indeks
Ketidaksetaraan Manusia dari Laporan Pembangunan Manusia UNDP, semakin
mengganggu perkembangan keamanan manusia. Tausch juga berpendapat bahwa
optimisme baru-baru ini, sesuai dengan data ekonomi dan hak asasi manusia, yang
muncul dari Afrika, tercermin dalam perkembangan masyarakat sipil.

Negara-negara Afrika menurut PDB (PPP) per kapita pada tahun 2020

Benua ini diyakini memiliki 90% kobalt, 90% platinum, 50% emas, 98% kromium,


70% tantalit,[29] 64% mangan dan sepertiga dari uranium di dunia.[30] Republik
Demokratik Kongo (DRC) memiliki 70% coltan dunia, mineral yang digunakan dalam
produksi kapasitor tantalum untuk perangkat elektronik seperti telepon seluler. DRC
juga memiliki lebih dari 30% cadangan intan dunia.[31] Guinea adalah
pengekspor bauksit terbesar di dunia.  Karena pertumbuhan di Afrika telah didorong
[32]

terutama oleh jasa dan bukan manufaktur atau pertanian, pertumbuhan itu
merupakan pertumbuhan tanpa pekerjaan dan tanpa pengurangan tingkat
kemiskinan. Faktanya, krisis ketahanan pangan tahun 2008 yang terjadi di tengah
krisis keuangan global telah mendorong 100 juta orang menjadi rawan pangan.[33]
Dalam beberapa tahun terakhir, Republik Rakyat Tiongkok telah membangun
hubungan yang semakin kuat dengan negara-negara Afrika dan merupakan mitra
dagang terbesar Afrika. Pada tahun 2007, perusahaan-perusahaan Tiongkok
menginvestasikan total US$1 miliar di Afrika.[34]
Sebuah studi Universitas Harvard yang dipimpin oleh profesor Calestous
Juma menunjukkan bahwa Afrika dapat memberi makan dirinya sendiri dengan
melakukan transisi dari importir ke swasembada. "Pertanian Afrika berada di
persimpangan jalan; kita telah sampai pada akhir abad kebijakan yang mendukung
ekspor bahan mentah dan impor makanan Afrika. Afrika mulai fokus pada inovasi
pertanian sebagai mesin baru untuk perdagangan regional dan kemakmuran."[35]

Politik
Afrika sebelum penjajahan
Sebelum penjajahan Afrika memang merupakan negara yang miskin karena kondisi
iklimnya yang kering sehingga tidak mungkin untuk bercocok tanam di sana. Masih
terdapat banyak suku-suku pedalaman yang terbelakang di sana.
Afrika pada masa penjajahan
Informasi lebih lanjut: Perebutan Afrika
Di negara-negara yang memiliki banyak penduduk Eropa, misalnya
di Rhodesia dan Afrika Selatan, sebuah sistem warganegara kelas dua dibuat untuk
memberikan orang Eropa lebih banyak kekuasaan politik.

Demografi
Orang Afrika dapat dibagi-bagi menurut tempat tinggal mereka, sebelah utara atau
selatan dari gurun Sahara; kelompok-kelompok ini disebut orang Afrika Utara dan
orang Afrika Sub-Sahara.
Agama
Orang Afrika memeluk agama yang berbeda-beda,
dengan Kristen dan Islam sebagai agama mayoritas di benua Afrika. Sekitar 50%
orang Afrika adalah Kristen dan 35% lainnya Muslim. Kurang lebih 15% orang Afrika
memeluk agama asli Afrika. Sejumlah kecil juga memeluk Yudaisme, seperti
suku Beta Israel dan Lemba.
Bahasa

Peta yang menunjukkan penyebaran kelompok bahasa Afrika dan beberapa bahasa Afrika utama. Bahasa
Afro-Asiatik menyebar hingga Sahel dan Asia Barat Daya. Bahasa Niger-Kongo dipisahkan untuk
menunjukkan ukuran subkelompok bahasa Bantu.

Menurut sebagian besar perkiraan, Afrika mempunyai lebih dari ribuan bahasa. Ada
empat kelompok bahasa besar yang berasal dari benua ini.

 Kelompok Bahasa Afro-Asiatik adalah sebuah kelompok bahasa yang


terdiri dari sekitar 240 bahasa dan 285 juta penutur yang tersebar luas di
sepanjang Afrika Utara, Afrika Timur, Sahel, dan Asia Barat Daya.
 Kelompok Bahasa Nil-Sahara terdiri dari lebih dari seratus bahasa yang
dituturkan oleh 30 juta orang. Bahasa Nil-Sahara kebanyakan diucapkan
di Chad, Sudan, Ethiopia, Uganda, Kenya, dan sebelah utara Tanzania.
 Kelompok Bahasa Niger-Kongo mencakup kebanyakan dari Afrika bagian
sub-Sahara dan kemungkinan adalah kelompok bahasa terbesar di dunia
dari segi jumlah bahasa. Sejumlah besar di antaranta adalah bahasa-
bahasa Bantu yang digunakan di sebagian besar Afrika bagian sub-
Sahara.
 Kelompok Bahasa Khoisan terdiri dari sekitar 50 bahasa dan dituturkan di
sebelah selatan Afrika oleh sekitar 120.000 jiwa. Banyak dari bahasa-
bahasa Khoisan adalah bahasa yang terancam punah.
Suku Khoi dan San dianggap sebagai penduduk asli di wilayah ini.
Kecuali beberapa negara di Afrika Timur, hampir seluruh negara di Afrika telah
mengadopsi bahasa resmi yang berasal dari luar benua tersebut dan menyebar
melalui kolonialisme atau perpindahan manusia. Sebagai contoh, di beberapa
negara, bahasa Inggris dan bahasa Prancis digunakan untuk komunikasi di lingkup
publik seperti pemerintah, perniagaan, pendidikan dan media massa. Bahasa
Arab, Portugis, Afrikaans, dan Malagasy adalah contoh-contoh lain bahasa-bahasa
yang aslinya non-Afrika yang digunakan oleh jutaan warga Afrika saat ini, baik dalam
lingkup publik maupun pribadi.
Kesehatan

Prevalensi HIV/AIDS di Afrika, total (% dari populasi usia 15–49), pada tahun 2011 (Bank Dunia)

  lebih dari 15%


  5–15%
  2–5%
  1–2%
  0,5-1%
  0,1–0,5%
  tidak tersedia

Lebih dari 85% orang di Afrika menggunakan pengobatan tradisional sebagai


alternatif dari perawatan kesehatan medis alopatik yang mahal dan produk farmasi
yang mahal. Kepala Negara dan Pemerintahan Organisation of African Unity (OAU)
menyatakan dekade 2000-an sebagai Dekade Afrika tentang pengobatan tradisional
Afrika dalam upaya untuk mempromosikan resolusi yang diadopsi WHO Wilayah
Afrika untuk melembagakan pengobatan tradisional dalam sistem perawatan
kesehatan di seluruh benua.[36] Para pembuat kebijakan publik di Afrika ditantang
dengan pertimbangan pentingnya sistem kesehatan tradisional/adat dan apakah
koeksistensi mereka dengan sub-sektor medis dan kesehatan modern akan
meningkatkan kesetaraan dan aksesibilitas distribusi perawatan kesehatan, status
kesehatan penduduk, dan perkembangan sosial-ekonomi negara-negara di Afrika
Sub-Sahara.[37]
AIDS di Afrika pasca-kolonial adalah masalah yang umum. Meskipun benua itu
adalah rumah bagi sekitar 15,2 persen populasi dunia,[38] lebih dari dua pertiga dari
total orang yang terinfeksi HIV di seluruh dunia - sekitar 35 juta orang - adalah orang
Afrika, di antaranya 15 juta telah meninggal.[39] Afrika Sub-Sahara saja menyumbang
sekitar 69 persen dari semua orang yang hidup dengan HIV [40] dan 70 persen dari
semua kematian akibat AIDS pada tahun 2011.[41] Di negara-negara Afrika Sub-
Sahara yang paling terpengaruh, AIDS telah meningkatkan angka kematian dan
menurunkan harapan hidup di antara orang dewasa antara usia 20 dan 49 sekitar
dua puluh tahun.[39] Selain itu, angka harapan hidup di banyak bagian Afrika
menurun, sebagian besar akibat epidemi HIV/AIDS dengan angka harapan hidup di
beberapa negara mencapai serendah 34 tahun.[42]

Anda mungkin juga menyukai