Ini adalah gempa bumi terbesar ketiga yang pernah tercatat di seismograf dan durasi patahan
terpanjang sepanjang sejarah (antara 8,3 dan 10 menit). Gempa ini menyebabkan seluruh planet
Bumi bergetar 1 sentimeter (0,4 inci)[11] dan memicu aktivitas gempa di berbagai wilayah,
termasuk Alaska. Episentrumnya terletak antara Pulau Simeulue dan Sumatera. Penderitaan
masyarakat dan negara terdampak mendorong berbagai negara untuk memberi bantuan
kemanusiaan. Masyarakat internasional secara keseluruhan menyumbangkan lebih dari US$14
miliar (2004) dalam bentuk bantuan kemanusiaan. Peristiwa ini dikenal di kalangan peneliti
sebagai gempa bumi Sumatra–Andaman. Tsunami yang terjadi sesudahnya mendapat berbagai
julukan, termasuk tsunami Samudra Hindia 2004, tsunami Asia Selatan, tsunami Indonesia,
tsunami Natal, dan tsunami Boxing Day.
Korban
Menurut U.S. Geological Survey, sebanyak 227.898 orang meninggal dunia akibat bencana ini
(lihat tabel di bawah). Dilihat dari jumlah korban tewasnya, gempa ini adalah satu dari sepuluh
gempa terburuk sekaligus tsunami terburuk sepanjang sejarah. Indonesia merupakan negara yang
paling parah terkena dampaknya dengan perkiraan korban tewas mencapai 170.000
orang.Laporan lainnya dari Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan Indonesia, memperkirakan
jumlah korban tewas sebanyak 220.000 jiwa di Indonesia, sehingga totalnya di seluruh dunia
mencapai 280.000 jiwa.
Tsunami tersebut mengakibatkan kerusakan serius dan kematian sampai ke pesisir timur Afrika.
Kematian paling terpencil akibat tsunami 2004 terjadi di Rooi Els, Afrika Selatan, 8000 km
(5000 mi) dari episentrum. Totalnya, delapan orang di Afrika Selatan meninggal dunia karena
tingginya permukaan laut dan gelombang.
Badan bantuan melaporkan bahwa tampaknya sepertiga korban tewas adalah anak-anak.
Jumlahnya besar karena persentase anak di dalam masyarakat di daerah-daerah terjangan
tsunami sangat tinggi dan anak-anak tidak sanggup menghadapi naiknya permukaan air. Oxfam
melaporkan bahwa korban tewas wanita empat kali lebih banyak daripada pria di sejumlah
daerah. Jumlahnya besar karena para wanita sedang menunggu kepulangan suaminya yang
berprofesi sebagai nelayan dan sedang merawat anak di dalam rumah.
Selain penduduk setempat, 9.000 turis asing (kebanyakan orang Eropa) yang menikmati musim
liburan puncak termasuk di antara korban tewas atau hilang, terutama yang berasal dari negara-
negara Nordik. Negara Eropa yang paling banyak korban tewasnya adalah Swedia, yaitu 543
orang.
Keadaan darurat diterapkan di Sri Lanka, Indonesia, dan Maladewa. Perserikatan Bangsa-Bangsa
memperkirakan operasi pemulihannya akan menjadi yang termahal sepanjang sejarah umat
manusia. Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan menyatakan bahwa rekonstruksi membutuhkan
lima sampai sepuluh tahun. Sejumlah pemerintahan dan organisasi non-pemerintah khawatir
jumlah korban tewas finalnya bisa dua kali lipatnya dikarenakan penyakit, sehingga bantuan
kemanusiaan datang secara massal. Kekhawatiran tersebut akhirnya tidak terwujud.
Untuk menentukan garis waktu peristiwanya, zona waktu wilayah bencana adalah: UTC+3:
(Kenya, Madagaskar, Somalia, Tanzania); UTC+4: (Mauritius, Réunion, Seychelles); UTC+5:
(Maladewa); UTC+5:30: (India, Sri Lanka); UTC+6: (Bangladesh); UTC+6:30: (Kepulauan
Cocos, Myanmar); UTC+7: (Indonesia barat, Thailand); UTC+8: (Malaysia, Singapura). Karena
gempa terjadi pukul 00:58:53 UTC, sesuaikan dengan perbedaan waktu di atas untuk mengetahui
waktu gempa di negara bersangkutan.