Anda di halaman 1dari 52

Tindakan Penanggulangan Bencana

Ns. Ika Setyo Rini, M.Kep


Definisi Bencana
• Menurut UU No. 24 tahun 2007, pengertian bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
• Pengertian bencana menurut International Strategy for Disaster
Reduction (2004) adalah suatu gangguan serius terhadap aktivitas di
masyarakat yang menyebabkan kerugian luas pada kehidupan
manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan melampaui
kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi
dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri (BAKORNAS,
2010).
Seismo-Tektonik Indonesia

Eurasian Plate Pacific Plate

Earthquake data: Engdahl 1964 - 2005


India-Australian Plate

Wilayah Indonesia rawan terhadap gempabumi, baik dari jalur subduksi


maupun sesar yang ada di daratan. Penataan ruang pada daerah rawan
gempa sangat berperan penting. Sebab bukan gempa yang menyebabkan
korban, tapi kualitas bangunan yang menyebabkan korban jiwa.
Lokasi gempa di Indonesia tahun 1973-2014

Bagaimana kita akan membangun negara dengan


wilayah yang rawan gempa seperti ini?

153 kabupaten/kota berada di zona bahaya tinggi; 60,9 juta jiwa


232 kabupaten/kota berada di zona bahaya sedang; 142,1 juta jiwa
Wilayah Indonesia Rawan Tsunami
(Bagaimana Mewujudkan Negara Maritim yang Rawan Tsunami?)

Antara 1629 sampai 2014 terdapat 173 kejadian tsunami besar dan kecil
Peta Bahaya Tsunami

Bahaya sangat tinggi


Bahaya tinggi
Zona Subduksi

127 kabupaten/kota berada di zona bahaya sangat tinggi,tsunami > 5 meter; 3,2 juta jiwa
46 kabupaten/kota berada di zona bahaya tinggi , tsunami 3-5 meter; 758 ribu jiwa
26 kabupaten/kota berada di zona bahaya sedang , tsunami 1-3 meter; 109 ribu jiwa
8
10 meter

Wilayah Jawa bagian Selatan rawan terhadap tsunami

Potensi gempabumi 8,2 SR di Selatan Jawa Barat dapat menimbulkan tsunami dengan
ketinggian 10 meter dengan waktu kedatangan tsunami 20 menit setelah gempabumi.
Wilayah Indonesia Rawan dari Ancaman Erupsi Gunungapi

• Di Indonesia terdapat 127 gunungapi aktif (13% gunungapi di dunia)


• 75 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari erupsi gunungapi di
Indonesia
• 3,85 juta penduduk terpapar oleh bahaya sedang-tinggi dari erupsi gunungapi
ANCAMAN BENCANA BANJIR

BAHAYA TINGGI
BAHAYA SEDANG
BAHAYA RENDAH
Sumber: Kementerian PU Pera

• 315 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir di


Indonesia
• Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi banjir 63,7 Juta
jiwa.
11
ANCAMAN BENCANA LONGSOR

BAHAYA TINGGI
BAHAYA SEDANG
BAHAYA RENDAH Sumber: Badan Geologi

• 274 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari longsor di


Indonesia
• Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi longsor 40,9 Juta jiwa.
Jenis bencana

• Disebabkan oleh alam (natural disaster)


• Bencana buatan manusia (man-made disaster)
Bencana Alam

• Gempa bumi dan tsunami, 26 Des 2004 di Prop NAD, 120.000 orang
meninggal, 93.088 orang hilang dan 4.632 orang luka-luka.
• Gempa bumi Lombok 2018, Gempa dan Tsunami Palu 2018, gempa
mamuju 2021
• Angin puting beliung
• Tanah longsor
• Banjir
• Gempa bumi: DI Yogyakarta 27 Mei 2006, 5778 orang meninggal,
26.013 orang rawat inap dan 125.195 orang rawat jalan. Sumatera
Barat 30 Sept 2009, meninggal dunia 1.117orang, luka berat 788
orang, luka ringan 2.727 orang dan pengungsi 2.845
• Letusan gunung berapi: Gunung Merapi, 15 Mei 2006,4 orang
meninggal dan pengungsi 5.674 orang. 25 Oktober 2010, meninggal
347 orang, pengungsi 61.154 orang
Bencana non alam
• Ledakan pabrik pupuk Petro Widada Gresik 20 Januari 2004, 2 orang
meninggal, 70 orang luka bakar
• Ledakan reaktor nuklir fukushima jepang
• Ledakan bom: bom Bali I, 12 Okt 2002 dan bom Bali II 1 Okt 2005.
bom di hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton Jakarta 17 Juli 2009
• Konflik vertikal dan horizontal, di Sampit, Maluku, Poso dll
• Epidemi, pandemic, wabah penyakit
FASE-FASE DALAM BENCANA

• Tahap Pra Disaster


• Tahapan Impact
• Tahap emergency
• Tahap Rekonstruksi
Tahap Pra Disaster
• tahap pra bencana, durasi waktunya mulai saat sebelum terjadi
bencana sampai tahap serangan atau impact. . Dilakukan pelatihan
untuk menghadapi bencana
Peran perawat dalam fase Pra Disaster
• pelatihan dan pendidikan bagi tenaga kesehatan dalam penanggulangan
ancaman bencana untuk tiap fasenya.
• terlibat dalam berbagai dinas pemerintah, organisasi lingkungan, palang
merah nasional, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi bencana
kepada masyarakat
• terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan
kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi hal-hal
berikut ini:
• Usaha pertolongan diri sendiri ketika ada bencana
• Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota
keluarga yang lain
• Perawat dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti
dinas kebakaran, rumah sakit dan ambulance
Tahapan Bencana (Impact)
• Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (Impact phase), waktunya
bisa terjadi beberapa detik sampai beberapa minggu atau bahkan bulan.
Tahap serangan dimulai saat bencana menyerang sampai serangan
berhenti.
• Peran perawat pada fase Impact adalah
• Bertindak cepat
• Do not promise, perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun secara pasti
dengan maksud memberikan harapan yang besar pada korban selamat
• Berkonsentrasi penuh terhadap apa yang dilakukan
• Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan untuk setiap kelompok yang
menanggulangi terjadinya bencana
Letusan gunung Kelud, 14 Pebr 2014
Tim FK UB
Tahap Emergency
• Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya serangan bencana yang
pertama, bila serangan bencana terjadi secara periodik seperti di
Aceh dan semburan lumpur Lapindo sampai terjadinya
rekonstruksi.
• bisa terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan
Kebutuhan pada saat tahap emergency
• Tenaga medis, tenaga medis spesialis, perawat gawat darurat, awam
khusus yang terampil dan tersertifikasi.
• bantuan obat-obatan, balut bidai dan alat evakuasi, alat tranportasi yang
efisien dan efektif, alat komunikasi, makanan, pakaian dan lebih khusus
pakaian anak-anak, pakaian wanita terutama pakaian dalam dan
pembalut
• Diperlukan rumah sakit lapangan, dapur umum dan manajemen
perkemahan yang baik agar kesegaran udara dan sanitasi lingkungan
terpelihara dengan baik.
Peran perawat ketika fase emergency

• Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi


medis dan cek kesehatan sehari-hari
• Tetap menyusun rencana prioritas asuhan
keperawatan harian
• Merencanakan dan memfasilitasi transfer
pasien yang memerlukan penanganan
kesehatan di RS
• Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
• Memeriksa dan mengatur persediaan obat,
makanan, makanan khusus bayi, peralatan
kesehatan
• Membantu penanganan dan penempatan
pasien dengan penyakit menular maupun
kondisi kejiwaan labil hingga
membahayakan diri dan lingkungannya
Peran perawat ketika fase emergency
• Mengidentifikasi reaksi psikologis yang
muncul pada korban (ansietas, depresi yang
ditunjukkan dengan seringnya menangis
dan mengisolasi diri) maupun reaksi
psikosomatik (hilang nafsu makan,
insomnia, fatigue, mual muntah, dan
kelemahan otot)
• Membantu terapi kejiwaan korban
khususnya anak-anak, dapat dilakukan
dengan memodifikasi lingkungan misal
dengan terapi bermain.
• Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan
lainnya oleh para psikolog dan psikiater
• Konsultasikan bersama supervisi setempat
mengenai pemeriksaan kesehatan dan
kebutuhan masyarakat yang tidak
mengungsi.
Terapi bermain
Tahap Rekonstruksi
• Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum seperti
sekolah, sarana ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan warga.
• Pada tahap rekonstruksi ini yang dibangun tidak saja kebutuhan fisik
tetapi yang lebih utama yang perlu kita bangun kembali adalah
budaya.
Peran perawat pada fase rekonstruksi

• perawatan pada pasien post traumatic stress disorder (PTSD)


• tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait
bekerjasama dengan unsur lintas sector menangani masalah
kesehatan masyaraat pasca gawat darurat serta mempercepat fase
pemulihan (Recovery) menuju keadaan sehat dan aman
MANAJEMEN BENCANA

• Manajemen Bencana menurut WADEM (2002) adalah kegiatan-


kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan bencana dan keadaan
darurat, sekaligus memberikan kerangka kerja untuk menolong
masyarakt dalam keadaan beresiko tinggi agar dapt menghindari
ataupun pulih dari dampak bencana.
• Skala dan status bencana menurut UU nomor 24 tahun 2007,
ditentukan oleh presiden.Penentuan skala dan status bencana
ditentukan berdasarkan kriteria jumlah korban dan material yang
dibawa oleh bencana, infrastruktur yang rusak, luas area yang
terkena, sarana umum yang tidak berfungsi, pengaruh terhadap
sosial ekonomi dan kemampuan sumber daya lokal untuk
mengatasinya.
Tujuan
manajemen bencana
• Mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik, ekonomi
maupun jiwa yang dialami oleh perorangan, masyarakat negara.
• Mengurangi penderitaan korban bencana
• Mempercepat pemulihan
• Memberikan perlindungan kepada pengungsi atau masyarakat yang
kehilangan tempat ketika kehidupannya terancam
Kolaborasi penanganan bencana

Pemerintah

Dunia
Masyarakat
usaha
PENTAHELIX

Media Pakar dan


akademisi
Siklus penanggulangan bencana
Penyelenggaraan PB (PP No. 21 Tahun 2008)
Penyelenggaraan PB adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko menimbulkan bencana, kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat dan rehabilitasi

▪ Perencanaan
Situasi Tidak ▪ Pencegahan
Ada ▪ Pengurangan Risiko
▪ Pendidikan
Bencana
▪ Pelatihan
▪ Penelitian
Prabencan
▪ Penaatan Tata Ruang
a
Situasi Terdapat ▪ Mitigasi
Potensi Bencana ▪ Peringatan Dini
▪ Kesiapsiagaan
▪ Kajian Cepat
Penyeleng ▪ Status Keadaan Darurat
garaan Saat Tanggap ▪ Penyelamatan & Evakuasi
Darurat ▪ Pemenuhan Kebutuhan Dasar
▪ Perlindungan
▪ Pemulihan

▪ Prasarana dan Sarana


Rehabilitasi
▪ Sosial
▪ Ekonomi
Pascabencan ▪ Kesehatan
a Rekonstruksi ▪ Kamtib
▪ Lingkungan
Tindakan Penanggulangan Bencana
1. Pencegahan Dan Mitigasi
• Tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi pasif antara lain
adalah:
• Penyusunan peraturan perundang-undangan
• Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah
• Pembuatan pedoman/standar/prosedur
• Pembuatan brosur/leaflet/poster
• Penelitian / pengkajian karakteristik bencana
• Pengkajian / analisis risiko bencana
• Internalisasi PB dalam muatan lokal pendidikan
• Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana
• Perkuatan unit-unit sosial dalam masyarakat, seperti forum
• Pengarus-utamaan PB dalam perencanaan pembangunan
tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi aktif antara lain:
• Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya,
larangan memasuki daerah rawan bencana dsb.
• Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tentang
penataan ruang, ijin mendirikan bangunan (IMB), dan peraturan lain
yang berkaitan dengan pencegahan bencana.
• Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat.
• Pemindahan penduduk dari daerah yang rawan bencana ke daerah
yang lebih aman.
Mitigasi bencana kebakaran dalam gedung
• Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat
• Perencanaan daerah penampungan sementara dan jalur-jalur
evakuasi jika terjadi bencana.
• Pembuatan bangunan struktur yang berfungsi untuk mencegah,
mengamankan dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
bencana, seperti: tanggul, dam, penahan erosi pantai, bangunan
tahan gempa dan sejenisnya.
2. Kesiapsiagaan
• untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana guna
menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan
berubahnya tata kehidupan masyarakat. Upaya kesiapsiagaan
dilakukan pada saat bencana mulai teridentifikasi akan terjadi.
Tindakan ...
1. Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur
pendukungnya
2. Pelatihan siaga / simulasi / gladi / teknis bagi setiap sektor
Penanggulangan bencana (SAR, sosial, kesehatan, prasarana dan
pekerjaan umum)
3. Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan
4. Penyiapan dukungan dan mobilisasi sumberdaya/logistik.
5. Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan
terpadu guna mendukung tugas kebencanaan.
6. Penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini
(early warning)
7. Penyusunan rencana kontinjensi (contingency plan)
8. Mobilisasi sumber daya (personil dan prasarana/sarana
peralatan)
Respon Covid-19
3. Tanggap Darurat

• merupakan tahap penindakan atau pengerahan pertolongan untuk


membantu masyarakat yang tertimpa bencana, guna menghindari
bertambahnya korban jiwa
1. pengkajian secara cepat dan tepat
terhadap lokasi, kerusakan, kerugian,
Tindakan... dan sumber daya
2. Penentuan status keadaan darurat
bencana
3. Penyelamatan dan evakuasi
masyarakat terkena bencana
4. Pemenuhan kebutuhan dasar
5. Perlindungan terhadap kelompok
rentan
6. Pemulihan dengan segera
prasarana dan sarana vital.
4. Pemulihan : Rehabilitasi dan rekonstruksi

• tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.Upaya yang dilakukan pada tahap


rehabilitasi adalah untuk mengembalikan kondisi daerah yang
terkena bencana yang serba tidak menentu ke kondisi normal yang
lebih baik, agar kehidupan dan penghidupan masyarakat dapat
berjalan kembali
Tindakan ...
1. Perbaikan lingkungan daerah bencana
2. Perbaikan prasarana dan sarana umum
3. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat
4. Pemulihan sosial psikologis
5. Pelayanan kesehatan
6. Rekonsiliasi dan resolusi konflik
7. Pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya
8. Pemulihan keamanan dan ketertiban
9. Pemulihan fungsi pemerintahan
10. Pemulihan fungsi pelayanan publik
Rekonstruksi
• tahap untuk membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak
akibat bencana secara lebih baik dan sempurna.Oleh sebab itu
pembangunannya harus dilakukan melalui suatu perencanaan yang
didahului oleh pengkajian dari berbagai ahli dan sektor terkait.
Tindakan ...
1. Pembangunan kembali prasarana dan sarana
2. Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat
3. Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
4. Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan
yang lebih baik dan tahan bencana
5. Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat
6. Peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
7. Peningkatan fungsi pelayanan publik
8. Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat
Referensi
• BNPB (2010). Buku Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di
Indonesia
• BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Tsunami, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (2010). Buku Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di
Indonesia
• Clements, R., & Mackenzie, R. (2005). Competence in prehospital care: evolving concepts.
PREHOSPITAL CARE, 22, 516–519.
• Hinchey, P. R., & Myers, J. B. (2011).Team-Based Prehospital Resuscitation.American College
of Emergency Physician.
• IDEP.(2007). Panduan Umum Penanganan Bencana Berbasis Masyarakat. Retrieved 14
Maret, 2012, from http://bencana.net
• Lockey, D. J. (2001).Prehospital trauma management.Resuscitation.
• Sarwidi.(2011). Penanggulangan Bencana Gunung Berapi Berdasarkan sistem
penanggulangan Bencana Nasional. Paper presented at the Seminar Nasional
Pengembangan Kawasan Merapi Aspek Kebencanaan dan Pengembangan Masyarakat
Pasca Bencana.
• Seynaeve, G. (2008). Education and Disaster Risk Reduction.Prehospital and Disaster
Medicine, 23, 286–288.
• WADEM. (2002). Health Disaster Management: Guidelines for Evaluation and Research in
the “Utstein Style”. Prehospital Disaster Medicine, 17, 31–55.
• Nugroho, S.P. (2016). Kapusdatin Humas BNPB. Manajemen Bencana di Indonesia.
• PP No. 21 Th 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai