Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN BENCANA

GEMPA BUMI
Oleh:
Kelompok 4

Irwan Riadi (1702562004)


A. A. Sagung Istri Maradi S. (1702562009)
C
Luh Putu Paramitha Ardyariesa (1702562016)
Rizky Wahyu Fathin (1702562021)
Ni Putu Mayasari (1702562028)
Ni Made Mita Kusuma Dewi (1702562033)
A. A. Gede Rai Ari Palguna (1702562040)
Ni Luh Lilis Rahayu Merta (1702562045)
LATAR BELAKANG
• Secara geografis dan geologis Indonesia sebenarnya rawan
terhadap bencana, seperti gempa bumi, tanah longsor, tsunami,
banjir, letusan gunung berapi, angin kencang bahkan
kebakaran hutan.
• Gempa bumi adalah salah satu bencana alam yang sering
melanda Indonesia.
• Manajemen bencana merupakan seluruh kegiatan yang
meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana,
pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana yang dikenal
sebagai Siklus Manajemen Bencana.
MANAJEMEN PRA BENCANA
- KESIAPSIAGAAN -
• Menurut Pedoman Pengurangan Resiko Bencana yang
dikeluarkan oleh BNPB, dan mengacu pada Pasal 1 Angka 7 UU
Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana,
kesiapsiagaan didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna.
• Prinsip kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi bagi
masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana adalah
masyarakat sebagai subyek dan bukan obyek.
MANAJEMEN PRA BENCANA
- DETEKSI DINI -
• Peringatan dini dimaksudkan untuk memberitahukan tingkat kegiatan hasil
pengamatan secara kontinyu disuatu daerah rawan dengan tujuan agar
persiapan secara dini dapat dilakukan untuk mengantisipasi jika sewaktu-
waktu terjadi bencana. Hal ini dilakukan agar masyarakat masih memiliki
waktu untuk melakukan penyelamatan diri ke daerah yang lebih aman.
• Pada tingkat nasional dan daerah, peringatan dini sebelum terjadi bencana
dilakukan dengan membagi menjadi tiga bagian, yaitu:
• Operasional alat peringatan (oleh BMKG, BAKOSURTANAL, dan BPPT).
• Penyebaran informasi kesiapsiagaan dan pelatihan (oleh PEMDA, TNI AL
dan LIPI).
• Pembuatan peta, jalur, rambu, sirine, shelter dan peta tata ruang (oleh
PEMDA dan LIPI).
MANAJEMEN PRA BENCANA
- PENCEGAHAN –
• Upaya pencegahan gempa bumi adalah upaya pencegahan atau
meminimalkan dampak negatif yang akan terjadi dari gempa bumi. Beberapa
upaya pencegahan yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut :
• Membangun konstruksi bangunan yang tahan getaran atau gempa.
• Memperkuat bangunan agar sesuai dengan standar kualitas bangunan.
• Untuk fasilitas umum, harus dibangun dengan kualitas tinggi.
• Memperkuat bangunan-bangunan vital yang sifatnya penting dan sering
dikunjungi banyak orang.
• Merencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat
kepadatan hunian di daerah yang rawan gempa bumi.
• Zonasi daerah-daerah yang yang rawan gempa bumi dan juga pengaturan
lahan.
LANJUTAN
• Membekali pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya mengetahui
cara-cara penyelamatan ketika terjadi gempa bumi.
• Melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan juga praktek penyelamatan diri
dari bencana gempa bumi.
• Turut serta dalam pelatihan berbagai program upaya penyelamatan,
kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, dan juga dalam pelatihan
pemadam kebakaran serta pertolongan pertama ketika menghadapi bahaya.
• Selalu mempersiapkan alat-alat yang penting, seperti pemadam kebakaran,
peralatan penggalian, dan lainnya.
• Melatih anggota keluarga untuk melakukan kegiatan yang tanggap darurat.
• Pembentukan kelompok penyelamat bencana alam.
MANAJEMEN PRA BENCANA
- MITIGASI –
• Mitigasi bencana yang merupakan bagian dari manajemen penanganan bencana,
menjadi salah satu tugas pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam rangka
pemberian rasa aman dan perlindungan dari ancaman bencana yang mungkin
dapat terjadi.
• langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana gempa bumi
antara lain :
• Memastikan bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa.
• Memastikan perkuatan bangunan dengan mengikuti standard kualitas bangunan.
• Pembangunan fasilitas umum dengan standard kualitas yang tinggi.
• Memastikan kekuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
• Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan
hunian di daerah rawan bencana.
LANJUTAN
• Penerapan zonasi daerah rawan bencana dan pengaturan penggunaan lahan.
• Membangun rumah dengan konstruksi yang aman terhadap gempa bumi.
• Kewaspadaan terhadap resiko gempa bumi.
• Selalu tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi goncangan gempa bumi.
• Sumber api, barang-barang berbahaya lainnya harus ditempatkan pada tempat yang
aman dan stabil.
• Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan dan kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi.
• Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman
kebakaran dan pertolongan pertama.
• Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggatian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
• Rencana kontingensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi
gempa bumi.
MANAJEMEN SAAT BENCANA
- TANGGAP DARURAT –
• Tahap Tanggap Darurat merupakan tahap penindakan atau
pengerahan pertolongan untuk membantu masyarakat yang
tertimpa bencana, guna menghindari bertambahnya korban jiwa.
• Untuk bencana Gempa Bumi, masing ‐ masing pemukiman perlu
dilakukan dan disediakan hal ‐ hal berikut :
• Penentuan lokasi evakuasi, jalur ke lokasi evakuasi, papan tanda
menuju lokasi evakuasi, dan peta jalan menuju lokasi evakuasi.
• Penyediaan perlengkapan dan fasilitas di lokasi evakuasi.
• Pembuatan pedoman prosedur evakuasi pada saat bencana
Gempa Bumi.
• Pembentukan sistim keamanan pada saat bencana Gempa Bumi.
LANJUTAN
• Kendaraan transportasi menuju lokasi evakuasi.
• Penyediaan sarana mandi, cuci, kakus (MCK) di lokasi evakuasi.
• Penyediaan air bersih di lokasi evakuasi.
• Makanan di lokasi evakuasi.
• Pertolongan pertama, pengobatan darurat dan obat ‐ obatan
penting di lokasi evakuasi.
MANAJEMEN SAAT BENCANA
- BANTUAN DARURAT –
• Menurut UU No.24 tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana,
bantuan darurat merupakan upaya memberikan bantuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.
• Jenis bantuan yang dapat dilakukan :
• Akses pelayanan kesehatan
• Air bersih dan air minum
• Makanan
• Tenda dan selimut
• Sanitasi yang baik
MANAJEMEN PASCA BENCANA
• Pemerintah telah menyebutkan secara jelas dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana, bahwa penyelenggaraan penanggulangan
bencana pada tahap pasca bencana terdiri dari Rehabilitasi dan Rekonstruksi
yang mana tujuan penyelenggaraan penanggulangan bencana tersebut
terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh dalam rangka
memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, resiko dan
dampak bencana.
• Berdasarkan standar penanganan pasca bencana, di lokasi bencana
umumnya berturut-turut akan dilakukan tindakan evakuasi, rehabilitasi dan
rekontruksi.
MANAJEMEN PASCA BENCANA
- EVAKUASI -
• Tahap evakuasi adalah serangkaian kegiatan untuk mengeluarkan
korban dari lokasi bencana ke lokasi baru yang lebih aman.
• Tahap ini tidak hanya membantu pemindahan korban yang masih
hidup ke tempat yang lebih aman, juga untuk memindahkan korban
meninggal ketempat yang lebih mudah dijangkau.
• Pada tahap evakuasi dilakukan oleh orang-orang yang
berpengalaman seperti Tim SAR, PMI, TNI/Polri, dll.
• Pada tahap ini juga sangat diperlukan sarana dan prasarana
kesehatan, transportasi, komunikasi dan posko.
MANAJEMEN PASCA BENCANA
- REHABILITASI -
• Pada tahap rehabilitasi yang umumnya dilakukan satu Minggu setelah
bencana dilakukan rangkaian tindakan yang mengarah pada perbaikan fisik
pada lokasi bencana, pembenahan jalur-jalur vital, pengadaan alat
transportasi dan komunikasi, serta penambahan posko bantuan. Selain
perbaikan yang bersifat fisik, perbaikan mental masyarakat yang berdampak
bencana juga perlu diperhatikan.
• Masyarakat yang berdampak bencana gempa umumnya akan selalu
merasa ketakutan akan munculnya bencana susulan dan kesulitan untuk
melanjutkan atau menghadapi kehidupannya sehari-hari.
• Pada tahap rehabilitasi ini mereka yang mempunyai keterampilan,
membantu para korban untuk dapat pulih dan bangkit menghadapi dampak
bencana tersebut, pada masa ini bantuan dari semua sektor dan pihak akan
sangat membantu cepatnya pemulihan kondisi mental korban.
MANAJEMEN PASCA BENCANA
- REKONTRUKSI -
• Rekontruksi berupa pembangunan kembali bangunan-bangunan di lokasi
bencana. Kesulitan yang dihadapi para korban bahkan kondisi kehilangan
keluarga akan sangat menyulitkan korban, ditambah lagi mereka harus
memikirkan rekontruksi bangunan tempat mereka tinggal.
TERIMAKASIH

OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM

Anda mungkin juga menyukai