Anda di halaman 1dari 94

SUKU DINAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN

DAN PENYELAMATAN KOTA ADMINISTRASI


JAKARTA UTARA

Mengenali Bencana Gempa Bumi

DEDE BUDI,S.Pd.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari materi ini peserta
diharapkan mengetahui dan memahami
tentang macam – macam bencana dan dapat
memilih sekaligus menyusun rencana tindakan
penanggulangan bencana.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu :

 Menyebutkan macam-macam bahaya, kerentanan dan dampak


bencana.

 Membuat perencanaan pemilihan tindakan penanggulangan bencana


yang meliputi pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat
dan pemulihan.

 Merencanakan tindakan penanggulangan bencana baik tahap pra


bencana, saat tanggap darurat maupun pasca bencana.

 Menyebutkan peran pelaku kegiatan penanggulangan bencana.


LATAR BELAKANG

 Jakarta sebagai kota metropolitan


memerlukan suatu sistem yang mampu
menanggulangi bencana / situasi kritis
seperti banjir, gempa bumi, wabah penyakit,
kebakaran, huru hara dan lain – lain.

 Jakarta juga memiliki potensi yang


sangat tinggi terhadap bencana dari Aspek
Politik, Ekonomi, Topografi maupun
Demografi.

 Pembentukan suatu sistem


penanggulangan bencana yang baku
merupakan kebutuhan mutlak mengingat
Jakarta tidak mungkin terhindar dari ancaman
bencana.
Tempo, 27 Mei 2007
PENGERTIAN
merupakan panduan / acuan dalam menyusunan
Rencana Penanggulangan Bencana (disaster
management plan) yang menyeluruh, terarah dan
terpadu.
TUJUAN PERENCANAAN BENCANA

MINIMALISASI
KERUGIAN

MENGHINDARI
KERUGIAN MEMPERBAIKI
KONDISI

MINIMALISSI
PENDERITAAN
DASAR HUKUM:
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No.4 Th 2008


Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2008


Tentang Organisasi Dan Perangkat Daerah.

Perda Nomor 10 Tahun 2008


Tentang Organisasi Dan Perangkat Daerah.

SK Gubernur Nomor : 1230 tahun 2002


Tentang Protap PBP Prov DKI Jakarta

SK Gubernur Nomor : 96 Tahun 2002


tentang Susunan keanggotaan Satkorlak PBP
PENGERTIAN
Bencana (disaster) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan / atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Penanggulangan Bencana ( disaster management ) adalah serangkaian upaya


yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi
Jenis Bencana
• Geologi • Teknologi
– Gempa bumi, – Kecelakaan transportasi,
– Tsunami, – Kecelakaan industri,
– Longsor – CBRN.
• Lingkungan
– Gunung meletus.
– Kebakaran perumahan,
• Hidro-meteorologi – Kebakaran hutan,
– Banjir, – Penggundulan hutan.
– Topan, • Sosial
– Kekeringan. – Konflik,
• Biologi – Sabotase
– Epidemi, penyakit tanaman/ – Huru hara
hewan – Akhlak
1. Mengenal : Cincin Api (Ring of Fire)
Mengapa kawasan ini rawan bencana alam

(Sumber BNPB)
TATANAN GEOLOGI
(Sumber Mitigasi Bencana di Indonesia ESDM)
Indonesia terletak diantara 3 lempeng aktif :

• Eurasia yang relatif stabil, walaupun ada pergerakan


dari arah baratlaut ke tenggara (meliputi pulau-pulau
Sumatera, Jawa dan Kalimantan)

• Indo-Australia yang relatif untuk bergerak relatif


dari selatan ke utara, menyusup kebawah lempeng
Eurasia membentuk zona penunjaman di sebelah barat
sumatra, selatan P.Jawa, Selatan Bali-NusaTenggara,
hingga ke Barat-Daya Maluku.

• Pasifik bergerak relatif dari Timur ke arah Barat


menyusup dibawah lempeng-lempeng Eurasia dan Indo-
Australia, membentuk zona penunjaman di Utara Papua
hingga ke perairan bagian Timur Sulawesi Tengah.
12
PERGERAKAN LEMPENG DI INDONESIA

PASIFIK

EURASIA

LEMPENG INDO-AUSTRALIA

13
CONTOH NYATA PERGERAKAN
LEMPENG
Di Indonesia

PERGESERAN ARAH KIBLAT


(Arah Hadap Sholat )

PERGESERAN LETAK TUGU KATULISTIWA


(di Kota Pontianak)
Pergerakan Lempeng di Indonesia
Sejak 50 juta tahun yang lalu

15
0

16
50

17
Konsekuensi dari interaksi Lempeng
• Terbentuk zona penunjaman yang dapat menyebabkan Gempa Bumi di dasar
laut yang berpotensi membangkitkan Tsunami dan berpotensi menyebabkan
bencana

• Lipatan, perbukitan dan patahan di darat/busur kepulauan. Patahan aktif


dapat sebagai sumber Gempa Bumi di darat, berpotensi menyebabkan
bencana.

• Terbentuk 129 Gunung api (13% dari jumlah gunungapi di dunia)


 Terdapat 129 gunung api
 80 gunungapi dinyatakan sangat aktif, yang ditandai pernah meletus sejak
1600 – kini
 3 gunungapi bawah laut (Buana Wuhu/Sangir, Hobalt dan Emperor of
China /Flores)
 65 gunungapi sangat aktif dipantau secara menerus melalui 74 Pos
Pengamatan Gunungapi
Indonesia rentan terjadi Letusan Gunung Berapi yang berpotensi
menyebabkan bencana .

• Perbukitan dengan lereng sedang hingga terjal, dengan jenis tanah lolos air
tinggi dan kurangnya vegetasi berakar kuat dan dalam, wilayah tersebut
rentan terjadi gerakan/tanah longsor.
18
19
2. Jenis bencana alam yang
kerap terjadi di ring of fire
Indonesia rentan terjadi :

a.Letusan Gunung Berapi


b.Gempa Bumi di Daratan
c. Gempa Bumi di Dasar Laut
d.Tsunami
e.Tanah Longsor
3. Mengetahui penyebab gempa:

a. Mengapa terjadi gempa


b. Gempa bumi Vulkanik dan Tektonik
c. Episentrum , Hiposentrum dan Kedalaman Gempa
d. Kerusakan bangunan gedung dan potensi korban
jiwa akibat goncangan gempa
a. Mengapa terjadi gempa bumi
• APA ITU GEMPA BUMI
Gempa Bumi adalah getaran di tanah yang
disebabkan oleh pergerakan permukaan bumi.
Gempa Bumi yang kuat dapat menyebabkan
kerusakan besar bagi gedung, jembatan dan
bangunan lain, termasuk juga korban nyawa.
Kebanyakan gempa bumi berasal dari kerak bumi
yang tidak jauh dari bawah tanah. Kadang gempa
juga bisa terjadi sangat jauh dibawah
permukaan bumi.
b. Gempa bumi Vulkanik dan
Tektonik
• GEMPA BUMI VULKANIK
Adalah getaran kuat akibat kegiatan
gunung berapi.

• GEMPA BUMI TEKTONIK


Adalah getaran kuat yang diakibatkan
oleh patahan bumi karena pergesekan
lempeng samudera atau lempeng bumi.
c. Episentrum , Hiposentrum dan
Kedalaman Gempa Bumi
• Episentrum adalah titik di permukaan bumi, tepat
ditas pusat gempa.
• Hiposentrum adalah titik letak pusat gempa yang
berada didalam tanah
• Kedalaman Gempa
o Gempa Dangkal sd 60 Km
o Gempa Sedang >60 Km-300 Km
o Gempa Dalam> 300 Km
EPISENTRUM
K
E
D
A
L
A
M
A
N
HIPOSENTRUM
BMKG Karakteristik gempa bumi
• Berlangsung dalam waktu sangat singkat,
• Lokasi kejadian tertentu,
• Akibatnya dapat menimbulkan bencana,
• Berpotensi terulang lagi,
• Belum dapat diprediksi,
• Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang
ditimbulkan dapat dikurangi.
•Kebanyakan Gempa bumi dihasilkan dari
pergerakan patahan.
Yogya 27 Mei 2006

22 Juli 2006 short course - HAKI KALBAR 27


Akibat Gempa Bumi
Terhadap Alam
Berdasarkan terjadinya,gempa bumi bisa dibagi menjadi lima
jenis :
• Gempa vulkanik : gempa yang terjadi akibat adanya aktivitas
magma,yang biasa terjadi sebelum gunung meletus
• Gempa tektonik : gempa yang terjadi akibat adanya
pergeseran lempeng – lempeng tektonik secara mendadak
• Gempa runtuhan : gempa yang terjadi karena adanya
runtuhan tanah atau bantuan
• Gempa jatuhan : gempa yang di akibatkan oleh jatuhnya
meteor berukuran besar ke permukaan bumi
• Gempa buatan : gempa yang disebabkan oleh aktivitas
manusia : seperti peledakan dinamit dan nuklir
Ketika gempa bumi terjadi,adalah hal yang wajar jika semua
orang mengalami kepanikan karena di cekam rasa takut.Akan
tetapi berusahalah untuk tetap tenang agar bisa berpikir
jernih.
Karena ada 4 manfaat dari sikap tenang ketika terjadi gempa:
• Tahu langkah penyelamatan diri seperti apa yang harus
dilakukan
• Tahu tempat paling aman untuk menyelamatkan diri
• Tahu jalur evakuasi tercepat yang bisa ditempuh
• Bisa membimbing dan membantu orang lain untuk mencapai
tempat evakuasi yang aman
Berlindung pada saat terjadi Gempa
Segitiga Kehidupan dan Rumus Aman
Ketika Gempa
Segitiga kehidupan sebenarnya adl istilah untuk menyebut
tempat darurat yang paling aman untuk berlindung saat
terjadi gempa bumi. Istilah ini lahir dari fakta, pengalaman,
serta analisa dari orang – orang yang berhasil selamat dari
bencana gempa.
Untuk gempa yang tidak terlalu dahsyat, rumah dan
banguanan tahan gempa memang efektif melindungi dan
menyelamatkan orang yang ada di dalamnya. Namun untuk
gempa dahsyat yang kekuatannya tidak bisa ditahan oleh
rumah dan bangunan anti gempa, kemudian kita terjebak di
dalamnya maka cara paling aman adalah mencari”segitiga
kehidupan” yang juga lazim disebut triangle of life
Pojok rumah dan sisi lemari adalah dua contoh segitiga
kehidupan
Adapun yang dimaksud Rumus Aman ketika gempa adalah
sebagai berikut :

• Berlindung : artinya lindungi diri dari reruntuhan bangunan,


lontaran benda yang berterbangan dan hantaman benda lain
yg dapat mengancam keselamatan
• Berbaring : posisi berbaring atau tengkurap lebih aman
daripada berdiri atau duduk
• Diam : selama terjadi gempa, sebaiknya diam dan jangan
banyak bergerak (stay as safe as possible during an
earthquake)
Yang harus dilakukan bila terjadi gempa
Cara Menyelamatkan Diri Saat Gempa
Di dalam rumah
• Jika ketika gempa bumi terjadi, jarak kita dengan pintu keluar
kurang dari 12 meter, langsung menunduk dan merangkak
keluar dengan tenang. Jangan panik dan terburu – buru,
karena hal itu justru akan membantu kita hilang
keseimbangan dan jatuh.
• Jika jarak dengan pintu keluar lebih dari 12 meter, jalan
terbaik adalah menggunakan Rumus Aman
• Apabila gempa terjadi saat kita sedang berbaring di atas
tempat tidur, segeralah berguling ke samping ranjang
• Lindungi tubuh dengan bantal atau selimut tebal
• Pastikan terhindar dari ancaman struktur benda berat seperti
atap beton, dinding rapuh atau lemari
Di Gedung Bertingkat
• Tunggu waktu yang tepat untuk keluar.Ketika gempa terjadi,
jangan panik dan terburu – buru ingin segera keluar. Tindakan
itu justru mengancam keselamatan kita. Tidak ada yang bisa
menduga gempa susulan muncul dan merobohkan struktur
bangunan serta menjebak kita saat berada pada situasi
perjalanan keluar. Terjepit, tertimpa reruntuhan gedung,
berdesakan dalam kerumunan evakuasi, adalah risiko yang
harus dicermati
• Tunggu gempa reda, setelah itu, silahkan keluar
• Karena gedung bertingkat banyak menggunakan elemen kaca,
segeralah lindungi wajah dan kepala. Ingat, pecahan kaca
ibarat peluru tajam yang bisa terlontar ke segala arah. Cari
kain, jaket tebal, atau tas untuk melindungi kepala dan wajah
• Jangan menggunakan lift. Ketika gempa sudah reda,
sebaiknya tetap gunakan tangga darurat. Karena saat gempa
terjadi, bisa memicu listrik mati, sehingga menggunakan lift
dapat membuat kita terjebak di dalamnya;
• Jangan berdiri di samping benda berat. Lemari, papan yang
tidak terikat oleh sesuatu seperti pintu, serta benda-benda
berat lain jangan dijadikan sarana perlindungan. Karena jika
benda itu roboh atau runtuh keselamatan kita sangat
terancam;
• Jangan berlindung di dapur, karena di dapur ada tabung gas
yang sewaktu – waktu bisa meledak, banyak benda pecah
belah;
• Jangan lupa mematikan semua peralatan yang masih menyala
karena hal ini bisa memicu musibah lain, semisal
kebakaran/ledakan
Di Pusat Perbelanjaan atau Gedung Bioskop

• Tetap tenang dan jangan panik.Ikuti petunjuk pengelola


gedung,karena mereka lebih memahami situasi gedung dan
lebih mengetahui jalur evakuasi
• Jangan menggunakan lift. Jika saat gempa kita sedang berada
di dalam lift, segera tekan semua tombol. Saat lift berhenti
dan terbuka, pastikan situasi diluar dalam keadaan aman
• Jika terjebak dalam lift, ketuk pintu atau dinding lift sesering
mungkin untuk memancing perhatian tim penolong. Gunakan
interphone yang ada untuk menghubungi pengelola
Di Dalam Mobil
• Apabila kita mengetahui terjadinya gempa saat sedang
memacu kendaraan pada kecepatan 60 km atau lebih
melalui pergerakan orang atau tanda lain, segeralah kurangi
kecepatan, cari tempat aman,dan pinggirlah kendaraan
• Gunakan rem tangan dan berhenti secara perlahan. Jangan
mengerem mendadak karena akan membuat kendaraan
melintir
• Jangan berhenti di bawah atau di dekat bangunan, jalan
layang,tiang listrik,tiang telepon, pohon dan jaringan kabel
• Tetap tinggal dalam mobil, atau segera tinggalkan mobil dan
cari tempat yang lebih lapang dan aman
• Saat gempa mereda atau sudah reda, lanjutkan perjalanan
dan pastikan situasi benar – benar aman. Pastikan pula jalur
yang di lewati seperti jalan dan jembatan, dalam keadaan
aman dan tidak terkena dampak gempa
Ketika Terjebak dalam Reruntuhan
• Jangan menyalakan api, karena bisa memicu
kebakaran. Pastikan mendapatkan arah cahaya, karena
cahaya menunjukan jalur keluar
• Jangan terlalu banyak bergerak untuk menghemat
tenaga. Ingat banyak bergerak hanya menyebabkan
debu beterbangan dan membuat suasana semakin
gelap, sehingga pandangan dan pernapasan menjadi
terganggu
• Tutup mulut dan hidung dengan kain agar terhindar
dari debu atau gas beracun yang mungkin muncul
• Ketuk – ketuk reruntuhan dinding,pipa dan benda apa
saja untuk memancing perhatian tim penolong
• Jangan terlalu sering berteriak, karena akan membuat
energi semakin cepat terkuras. Teriakan adalah pilihan
terakhir untuk memancing perhatian tim penolong
5 Cara Mengurangi Risiko Akibat Gempa

• Patikan pondasi rumah benar – benar kokoh dan mampu


menopang rumah dengan aman
• Amankan semua lemari, rak buku dan rak piring dengan
mengikatnya ke dinding dengan baut
• Pastikan pemanas air menempel ke dinding sehingga tidak
menimpa anda saat roboh, dan juga tidak memicu percikan
api
• Tempatkan semua laci berat pada posisi lebih rendah
sehingga apabila jatuh tidak menimpa kita
• Jika tinggal di kawasan rawan gempa, pahami semua petunjuk
tentang penanggulangan gempa dan upaya penyelamatan,
kemudian sosialisasi ke semua anggota keluarga dan
masyarakat sekitar
Tsunami

Tsu = Gelombang

Nami = Pelabuhan

Jadi, Tsunami Berarti Gelombang yang


menyerang Pelabuhan atau daratan
Menjadi bagian bahasa dunia, setelah gempa besar 15
Juni 1896, yang menimbulkan tsunami besar melanda
kota pelabuhan Sanriku (JEPANG) dan menewaskan
270.000 orang serta merusak pantai barat Honshu
sepanjang 280 km.
Tsunami
Tsunami adalah gelombang
pasang yang timbul akibat
terjadinya gempa bumi di laut,
letusan gunung api bawah laut
atau longsoran dilaut. Syarat
utama timbulnya tsunami adalah
adanya deformasi (perubahan
bentuk yg berupa pengangkatan
atau penurunan blok batuan yg
terjadi secara tiba-tiba dalam
skala yg luas di bawah laut).
Kecepatan gelombang 600-800
km/jam dg ketinggian 20 m.
Penyebab tsunami
BMKG
Tanah Longsor
Gunung Berapi

Gempabumi

Data Tsunami di dunia antara tahun 1790 - 1990


Dampak Tsunami
Letusan Gunung Api
• Pada letusan gunung api, bencana dapat
ditimbulkan oleh jatuhnya material
letusan, awan panas, aliran lava, gas
beracun, abu gunung api, dan bencana
sekunder berupa aliran lahar.

• Luas daerah rawan bencana gunung api


di Indonesia sekitar 17.000 Km² dengan
jumlah penduduk yang bermukim
dikawasan rawan bencana ± 5.5 juta
jiwa.

• Berdasarkan data frekuensi letusan tiap


tahun terdapat sekitar 585.000 orang
terancam bencana letusan gunung api.
Banjir

• Indonesia daerah rawan bencana


banjir, banjir sebagai fenomena alam
terkait dgn ulah manusia terjadi
sebagai akibat akumulasi beberapa
faktor yaitu : hujan, kondisi sungai,
kondisi daerah hulu, kondisi daerah
pasang surut air laut.

• Disebabkan keadaan badan sungai


rusak, kerusakan daerah tangkapan
air, pelanggaran tata-ruang wilayah,
pelanggaran hukum meningkat,
perencanaan pembangunan kurang
terpadu, dan disiplin masyarakat
rendah.
CARA MENYELAMATKAN DIRI KETIKA BANJIR

• Pergi ke tempat yang lebih tinggi


• Jangan mengemudi di tengah genangan, apa pun
kondisinya. Sebab anda bisa terjebak apabila mesin tiba-tiba
mati
• Jika banjir skala kecil terjadi,tetapi hujan masih berlangsung
dan sudah di umumkan agar mengungsi, bersegeralah
mengungsi
• Ikuti perkembangan informasi melalui radio atau televisi,
lalu sebarkan status siaga banjir lewat masjid atau media
lainnya
• Bila status masih siaga banjir,pastikan barang bawaan,
terutama bekal makanan dan minuman layak dikonsumsi
• Pindahkan barang berharga ke tempat yang lebih tinggi
• Sebelum sebagian besar rumah tergenang, pastikan kamar
mandi terisi penuh air karena tandon air bawah tanah
kemungkinan besar terendam
• Memberitahu seluruh anggota keluarga tentang rencana
evakuasi. Pastikan setiap anggota keluarga paham dan jelas
cara evakuasi dan apa saja yang harus dibawa.
− Bila ada lansia, bayi, ibu hamil atau warga cacat, evakuasilah
terlebih dulu karena proses evakuasi mereka relatif lebih
lama.
− Bila masih ada waktu, amankan barang yang mudah bergerak
dengan jalan mengikat satu dengan yang lainnya, atau dipaku
agar tidak hanyut.
− Matikan aliran listrik dalam rumah atau hubungi PLN untuk
memastikan Aliran listrik di wilayah yang terkena banjir.
− Tutup kran saluran air utama yang mengalir ke dalam rumah.
− Siapkan bahan makanan yang tahan air ke dalam kemasan
Plastik atau kaleng.
− Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa
menjadi dasar untuk tindakan selanjutnya.
− Segera mengungsi ke tempat yang aman. Dengarkan
instruksi dari pihak yang berwenang,bila hendak
mengungsi.
− Ajaklah anggota keluarga,kerabat dan orang lain untuk
menyelamatkan diri sedini mungkin. Tepatnya, saat
genangan masih memungkinkan untuk dilalui.
− Jangan berjalan di dekat saluran air agar tak terserat arus
banjir.
Langkah Tanggap Darurat Banjir Saat Di Dalam Rumah

 Pindahkan barang – barang berharga atau semua barang


yang terancam air ke bagian rumah yang lebih tinggi.
 Pastikan posisi kotak sekring listrik jauh dari jangkauan
banjir,minimal 30cm di atas permukaan air tertinggi.
Hubungan yang terjadi antara air dan listrik bisa
menyebabkan kematian (tersetrum).
 Simpan surat – surat penting di tempat yang tinggi, kedap
air dan aman.
 Kurangi kecukupan stok makanan, minuman, dan obat –
obatan.
 Pastikan semua anggota keluarga pada posisi aman
 Apabila ada anggota keluarga terpisah, pastikan bisa saling
kontak dan sesering mungkin lakukan komunikasi.
TINDAKAN PASCA BANJIR

• Pastikan peralatan kebutuhan darurat tetap kering.


• Jangan makan dengan menggunakan peralatan yang
terkontaminasi air banjir.
• Gunakan air bersih untuk memasak, mencuci piring, mencuci
pakaian, dll.
• Rebus air sebelum digunakan, biarkan mendidih sekurang-
kurangnya 7 menit. Hanya minum air sudah direbus, bukan air
mentah.
• Gosok gigi atau buat es dari air bersih yang sudah direbus.
• Sterilkan peralatan makanan dengan menggunakan air panas.
• Jangan menggunakan peralatan listrik yang terendam banjir.
• Pastikan peralatan kebutuhan darurat tetap kering.
• Jangan makan dengan menggunakan peralatan yang
terkontaminasi air banjir.
• Gunakan air bersih untuk memasak, mencuci piring, mencuci
pakaian, dll.
Rebus air sebelum digunakan, biarkan mendidih
sekurang-kurangnya 7 menit. Hanya minum air
sudah direbus, bukan air mentah.
Gosok gigi atau buat es dari air bersih yang sudah
direbus.
Sterilkan peralatan makanan dengan menggunakan
air panas.
Jangan menggunakan peralatan listrik yang
terendam banjir.
Gunakan sepatu karet atau sepatu boot dan sarung
tangan saat melakukan aktivitas di dalam rumah.
Bersihkan sisa lumpur yang berada di lantai atau
menempel di dinding sesegera mungkin. Jangan
menunggu kering karena akan menimbulkan debu
dan dapat menggangu kesehatan (menggangu
pernafasan,iritasi mata dan gatal - gatal).
Cara Menyelamatkan Diri Saat Tenggelam

Cari benda apa pun yang mengapung,lalu gunakan


untuk membantu tubuh agar tetap mengambang dan
tidak tenggelam.
Keluarkan sebanyak mungkin bagian tubuh dari
dalam air.Apabila berada di laut,usahakan tubuh
membelakangi arah datangnya gelombang.
Posisikan kaki menggantung bebas dan tangan
relaks.Biarkan semua bagian tubuh beristirahat pada
posisi ini.
Pertahankan pakaian yang melekat,dan upayakan
tertutup rapat untuk mencegah dehidrasi.Demikian
juga kepala,lindungi apabila tenggelam atau
terapung di air yang dingin.
Usahakan pakaian menggelembung karena terisi
udara,karena hal itu sedikit membantu anda untuk
Cara Menyelamatkan Diri Saat Tenggelam

Cari benda apa pun yang mengapung,lalu gunakan


untuk membantu tubuh agar tetap mengambang dan
tidak tenggelam.
Keluarkan sebanyak mungkin bagian tubuh dari
dalam air.Apabila berada di laut,usahakan tubuh
membelakangi arah datangnya gelombang.
Posisikan kaki menggantung bebas dan tangan
relaks.Biarkan semua bagian tubuh beristirahat pada
posisi ini.
Pertahankan pakaian yang melekat,dan upayakan
tertutup rapat untuk mencegah dehidrasi.Demikian
juga kepala,lindungi apabila tenggelam atau
terapung di air yang dingin.
Usahakan pakaian menggelembung karena terisi
udara,karena hal itu sedikit membantu anda untuk
mengapung.
13 SUNGAI MEMASUKI KOTA JAKARTA

MOOKERVART

ANGKE
CAKUNG
DKI JAKARTA
PESANGGRAHAN
JATI KRAMAT
BUARAN
SUNTER

GROGOL CIPINANG

KALI BARU TIMUR


KRUKUT

KALI BARU BARAT CILIWUNG


1. KAPUK KAMAL 48. PULO MAS
78 DAERAH
78 DAERAH GENANGAN
GENANGAN :: 2.
3.
TEGAL ALUR
KAPUK MUARA
49.
50.
PULO NANGKA
RAWA BADAK, TUGU,
4. TELUK GONG LAGOA
5. KAPUK KEDAUNG 51. TUGU UTARA
6. CENGKARENG 52. PERUM WALIKOTA
7. RAWA BUAYA JAKUT
8. KEMBANGAN; GREEN 53. KELAPA GADING
GARDEN 54. RAWA BUNGA
9. PESING 55. CIPINANG JAYA
10. KOMP. IKPN BINTARO 56. CIPINANG INDAH;
1 40 70 11. POMDOK PINANG CIPINANG MUARA
2 68 41 50 12. CIRENDAU CIPINANG MELAYU
42 43 13. PLUIT 57. KEBON NANAS
3 13 14. KERENDANG DURI 58. HALIM PK
4 UTARA 59. KRAMAT JATI
28 30 36 44 71 15. TOMANG RAWA KEPA 60. KP RAMBUTAN,
CIRACAS, CIBUBUR
56 65 31 16. JATI PULO 61. TANJUNG DUREN
66 9 14 26 29 37 4546
51
72 17. JATI PINGGIR 62. SUKA BUMI UTARA
27 52 18. TELUK BETUNG; KB 63. KELAPA DUA
7 8 78 15 69 KACANG; BUND HI 64. GROGOL
38 53 19. PEJOMPONGAN 65. JELAMBAR
61 48 47 20. KEBALEN MAMP,
16 39 73 66. DURI KOSAMBI
18 49 PRAPATAN 67. MERUYA
21. PETOGOGAN 68. KAPUK KAMAL
17 22. PONDOK KARYA SEDIYATMO
67
63
62
DKI JAKARTA
19 25 54
55
75
23.
24.
25.
DARMA JAYA
PULO RAYA
SETIA BUDI BARAT
69.
70.
G. SAHARI
DEWA RUCI, DEWA
KEMBAR
34 74 26. PINANGSIA 71. YON ANG MOR /
20 57 56 27. MANGGA BESAR SEMPER
75 28. MANGGA DUA 72. ROROTAN, BABEK
22 77 29. KARANG ANYAR ABRI
30. PADEMANGAN BARAT 73. UJUNG MENTENG
10 23 31. PADEMANAGN TIMUR 74. MALAKA SELATAN, PD
35 KELAPA
32. KALI PASIR, KWITANG 75. BULUH PERINDUH,
11 24 58 33. MATRAMAN DALAM TEGAL AMBA
21 34. BUKIT DURI; KEBON 76. CIPULIR, CILEDUK
12 59 BARU; RAYA
BIDARA CINA; KP 77. TEGAL PARANG
MELAYU 78. DURI KEPA
35. PENGADEGAN, GG ARUS,
RW JATI, KALIBATA
36. SUNTER AAGUNG
60 37. SUNTER JAYA
38. SERDANG
39. CEMPAKA PUTIH
40. LAGOA
41. KEBON BAWANG
42. WARAKAS
43. SUNGAI BAMBU
44. PAPANGGO
45. YOS SUDARSO
46. SUNTER TIMUR
47. AMI, ASMI, PERINTIS
Tanah Longsor

Longsoran merupakan salah satu


jenis gerakan massa tanah atau
batuan, ataupun pencampuran
keduanya, menuruni atau keluar
lereng akibat dari terganggunya
kesetabilan tanah atau batuan,
pemicu terjadinya gerakan tanah
ini adalah curah hujan yg tinggi
serta kelerengan tebing.
Kebakaran
a. Kebakaran lahan dan hutan
Potensi bahaya kebakaran lahan dan
hutan di Indonesia cukup besar,hal
tersebut berkaitan dengan banyak hal,
dari ladang berpindah sampai
penggunaan HPH yang kurang
bertanggung jawab, penggarapan lahan
dengan cara pembakaran, lahan gambut
pada situasi tertentu dapat terbakar
dengan sendirinya.

b. Kebakaran Gedung / Pemukiman


Kebakaran gedung dan pemukiman kerap
terjadi hal ini terkait dengan kecerobohan
manusia dengan menggunakan peralatan
yg tidak standar keamanan, hubungan
arus pendek, meledaknya
kompor,penyalaan lilin/lentera.
Kekeringan

Bahaya kekeringan dialami


berbagai wilayah di Indonesia
hampir setiap musim kemarau.
Hal ini terkait dengan
menurunnya fungsi lahan
dalam menyimpan air,
penurunan fungsi tersebut
ditengarai akibat rusaknya
ekosistem akibat pemanfaatan
lahan yang berlebihan, dampak
dari kekeringan adalah gagal
panen, kekurangan bahan
makanan, gejala kurang gizi
dan kematian.
Epidemi dan Wabah penyakit
• Wabah adalah kejadian
berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat
yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata
melebihi dari pada kedaan yang
lazim serta dapat menimbulkan
malapetaka.

• Beberapa indikasi awal


kemungkinan terjadinya
epidemi seperti avian influenza/
flu burung, flu babi,antrak serta
beberapa penyakit hewan
ternak lainnya
Kegagalan Teknologi

• Kegagalan teknologi merupakan


kejadian yang diakibatkan oleh
kesalahan desain, pengoperasian,
kelalaian, dan kesengajaan manusia
dalam menggunakan teknologi dan
industri.

• Dampak yg ditimbulkan dapat


berupa kebakaran, pencemaran,
bahan kimia, bahan radio
aktif/nuklir, kecelakaan industri,
kecelakaan transportasi yang
menyebabkan kerugian jiwa dan
harta benda
Bencana Sosial
Korban Ledakan Bom

Korban konflik
KERENTANAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA

Kerentanan adalah keadaan atau sifat / perilaku manusia atau masyarakat yang
menyebabkan ketidakmampuan menghadapai bahaya antau ancaman

1. Kerentanan Fisik ;
- Kekuatan bangunan di daerah rawan gempa.
- Adanya tanggul pengaman banjir di daerah rawan banjir.

2. Kerentanan Ekonomi ;
Masyarakat atau daerah yang miskin akan lebih rentan terhadap bahaya karena tidak ada
kemampuan untuk melakukan pencegahan dan mitigasi.

3. Kerentanan Sosial ;
- Tingkat pendidikan
- Tingkat kesehatan
- Tingkat kemajemukan masyarakat

4. Kerentanan Lingkungan ;
- Daerah kering
- Daerah pegunungan
RAGAM BENCANA DI DKI JAKARTA

BANJIR
BANJIR

KEBAKARAN
KEBAKARAN

SITUASI KRISIS
BENCANA
BENCANA HURUHARA
HURU HARA BAGI PEMERINTAH DAERAH
(CITRA DAN KERUGIAN)
BOM
BOM

WABAHPENYAKIT
WABAH PENYAKIT
PILIHAN TINDAKAN
PENANGGULANGAN BENCANA

Preparedness/
Kesiap siagaan

Pencegahan /
Mitigation Responds/
Minimize the impact in the Tanggap darurat
long run

Recovery/ Pemulihan
SIKLUS BENCANA
BENCANA
(DISASTER)

KESIAPSIAGAAN
(PREPAREDNESS) TANGGAP DARURAT
(RESPONSE)
Publikasi & Latihan
• Selamatkan jiwa
• Kirim bantuan makan/
Logistik
• Masyarakat tidak sakit
MITIGASI
(MITIGATION)
REHABILITASI
Evaluasi dan Simulasi
(RECOVERY)
• Pembersihan
• Ekses penyakit
akibat banjir

PENCEGAHAN REKONSTRUKSI/
(PREVENTION) PEMBANGUNAN
Pembangunan sarana dan prasarana KEMBALI (DEVELOPMENT)
• Perbaikan Pemukiman
• Perbaikan sarana & prasarana
PENCEGAHAN DAN MITIGASI
Pencegahan (prevention) Mitigasi (mitigation)
adalah serangkaian adalah serangkaian upaya
kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
untuk mengurangi atau bencana, baik melalui
menghilangkan risiko pembangunan fisik maupun
bencana, baik melalui Penyadaran dan
pengurangan ancaman peningkatan kemampuan
bencana maupun menghadapi ancaman
kerentanan pihak yang bencana.
terancam bencana.
PENCEGAHAN DAN MITIGASI
Tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi pasif antara lain:

1. Penyusunan peraturan perundang-undangan.

2. Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah.

3. Pembuatan pedoman/standar/prosedur.

4. Pembuatan brosur/leaflet/poster.

5. Penelitian / pengkajian karakteristik bencana.

6. Pengkajian / analisis risiko bencana.

7. Internalisasi PB dalam muatan lokal pendidikan.

8. Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana.

9. Perkuatan unit-unit sosial dalam masyarakat, seperti forum.

10. Pengarus-utamaan PB dalam perencanaan pembangunan


PENCEGAHAN DAN MITIGASI

Tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi aktif antara lain:

1. Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan memasuki daerah


rawan bencana dsb.

2. Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tentangpenataan ruang, ijin


mendirikan bangunan (IMB), danperaturan lain yang berkaitan dengan pencegahan
bencana.

3. Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat.

4. Pemindahan penduduk dari daerah yang rawan bencana ke daerah yang lebih aman.

5. Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat.


Kesiapsiagaan (Preparedness)

Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna, kegiatan yang dilakukan
antara lain:

1. Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya.

2. Pelatihan siaga / simulasi / gladi / teknis bagi setiap sektor Penanggulangan bencana (DPKPB, SAR, sosial,
kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum).

3. Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan.

4. Penyiapan dukungan dan mobilisasi sumberdaya/logistik.

5. Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan terpadu guna mendukung tugas kebencanaan.

6. Penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini (early warning)

7. Penyusunan rencana kontinjensi (contingency plan)

8. Mobilisasi sumber daya (personil dan prasarana/sarana peralatan)


Tanggap Darurat (Responds)
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
meliputi:

1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan
sumber daya;

2. Penentuan status keadaan darurat bencana;

3. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;

4. Pemenuhan kebutuhan dasar;

5. Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan

6. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vita


PEMULIHAN DINI REHABILITASI REKONSTRUKSI
(awal pemulihan (normalisasi fungsi) (restorasi
pada fase darurat) Komprehensif &
sepenuhnya)

1. perbaikan lingkungan
1. pembangunan kembali prasarana dan
sarana;
1. Melengkapi; 2. perbaikan prasarana dan sarana
umum;
2. pembangunan kembali sarana sosial
3. pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
2. Melanjutkan masyarakat;
3. pembangkitan kembali kehidupan sosial
tindakan bantuan 4. pemulihan sosial psikologis; budaya masyarakat

darurat; 5. pelayanan kesehatan; 4. penerapan rancang bangun yang tepat dan


penggunaan peralatan yang lebih baik dan
6. rekonsiliasi dan resolusi konflik; tahan bencana;
3. Mendukung 5. partisipasi dan peran serta lembaga dan
7. pemulihan sosial, ekonomi, dan
pemulihan spontan; budaya; organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan
masyarakat;
8. pemulihan keamanan dan ketertiban;
6. peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan
4. Meletakkan fondasi 9. pemulihan fungsi pemerintahan; dan budaya;

pemulihan jangka 10. pemulihan fungsi pelayanan publik 7. peningkatan fungsi pelayanan publik; atau
panjang; 8. peningkatan pelayanan utama dalam
masyarakat.
DISASTER MANAGEMENT
DISASTER MANAGEMENT PLANT
PLANT

PRE DISASTER IN CASE DISASTER POST DISASTER


PRE DISASTER

¡ Situasi tidak terjadi bencana


- perencanaan penanggulangan bencana
- pengurangan resiko bencana
- pemaduan dalam perencanaan pembangunan / tata ruang
- pendidikan dan pelatihan
- persyaratan standar teknis penanggulangan bencana

¡ Situasi terdapat potensi bencana


- kesiapsiagaan
- peringatan dini
- mitigasi bencana
IN CASE DISASTER

¡ Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya.
¡ Penentuan status keadaan darurat bencana
¡ Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
¡ Pemenuhan kebutuhan dasar
¡ Perlindungan terhadap kelompok rentan
¡ Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
POST DISASTER CONTROL

PEMULIHAN  REHABILITASI  REKONSTRUKSI


REHABILITASI

Perbaikan dan pemulihan semua


aspek layanan publik/masyarakat
sampai tingkat memadai.

Sasaran utama
Normalisasi / berjalannya secara wajar
berbagai aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat seperti pada kondisi sebelum
terjadinya bencana.
REKONSTRUKSI

Pembangunan kembali semua prasarana


dan sarana serta kelembagaan pada
wilayah pasca bencana pemerintahan /
masyarakat.

Sasaran utama :
Tumbuh-kembangnya kegiatan
ekonomi, sosial dan budaya (Sos-Bud),
tegaknya hukum dan ketertiban serta
bangkitnya peran serta masyarakat
dalam segala aspek kehidupan.
UNIT CRISIS CENTER
STRUKTUR ORGANISASI CRISIS CENTER
DKI JAKARTA

GUBERNUR
GUBERNURDKI
DKI

SEKDA
SEKDA
(Pelaksana
(PelaksanaHarian)
Harian)
SEKRETARIAT
SEKRETARIAT
(Ka.
(Ka. DinasPemadam
Dinas PemadamKebakaran
Kebakaran
Dan Penanggulangan Bencana) LIASION
LIASIONOFFICER
OFFICER
Dan Penanggulangan Bencana)

URUSAN
URUSANDALAM
DALAM KEUANGAN
KEUANGAN PERSONALIA
PERSONALIA LOGISTIK
LOGISTIK

DIVISI PENGKAJIAN DIVISI TEKNOLOGI


DIVISI PENGKAJIAN DIVISI TEKNOLOGI DIVISI PENGENDALIAN
& & DIVISI KOMUNIKASI DIVISI PENGENDALIAN
& & DIVISI KOMUNIKASI BENCANA
PENYUSUNAN PROGRAM INFORMASI BENCANA
PENYUSUNAN PROGRAM INFORMASI

SUB. DIVISI :
SUB. DIVISI : SUB. DIVISI : SUB. DIVISI : SUB. DIVISI :
SUB. DIVISI : SUB. DIVISI : SUB. DIVISI : 1. Diklat dan Pemberdayaan
1. Diklat dan Pemberdayaan
Masyarakat
1. Program Kerja 1. Database 1. Hukum dan Humas Masyarakat
1. Program Kerja 1. Database 1. Hukum dan Humas 2. Pengelolaan Korban &
2. Monitoring Evaluasi 2. Analisa dan Frediksi 2. Jaringan Komunikasi 2. Pengelolaan Korban &
2. Monitoring Evaluasi 2. Analisa dan Frediksi 2. Jaringan Komunikasi Bantuan.
3. Pengkajian 3. Dukungan Teknik 3. Dukungan Teknik Bantuan.
3. Pengkajian 3. Dukungan Teknik 3. Dukungan Teknik 3. Pengendalian Opersai
3. Pengendalian Opersai
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SATLINMAS PBP
TINGKAT KELURAHAN

Ketua : Lurah
Wakil Ketua I : Babinsa
Wakil Ketua II: Babin Kamtibmas
Lakhar : Sekretaris Kelurahan

Sekretaris

Kasubsi Tib dan Linmas Kel

Crisis Center

Penginderaan Dini P3K Tandu Evakuasi Dapur Umum Caraka SAR Pioner Dam Kar PAM

• Satlak Tramtib • Satlak Tramtib • Satlak Tramtib • Satlak Tramtib • Satlak Tramtib • Satlak Tramtib • Satlak Tramtib • Satlak Tramtib• Satlak Tramtib • Satlak Tramtib
Dan Linmas Dan Linmas Dan Linmas Dan Linmas Dan Linmas Dan Linmas Dan Linmas Dan Linmas Dan Linmas Dan Linmas
• Bakorwil • PMR/KSR • Satgas Sos • Satgas Sos • PMI • Bakorwil • Balakar • Satgas Sos • Balakar • Mitra Babinsa
• Mitra Babinsa • PMI • PMR/KSR • Karang Taruna • Karang Taruna • Mitra Babinsa • PMR/KSR • Pramuka • Masyarakat • Pokdar Kamtib
• Binmas • Satgas Sos • PMI • PMR/KSR • Satgas Sos • KP3 • Pramuka • PMR/KSR mas
• Karang Taruna • PSM • Citra Bhayang
• Pramuka • PKK kara
• KPD (Kader
Penegak
Disiplin).
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT OPERASIONAL/SATGAS PBP
TINGKAT KECAMATAN

Ketua : Camat
Wakil Ketua I : Komandan Ramil
Wakil Ketua II: Kapolsek
Lakhar : Sekretaris Camat

Sekretaris

Kasi Tramtib dan Linmas


Crisis Center

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

INSTANSI TERKAIT MASYARAKAT PARA LURAH


BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SATLAK PBP
TINGKAT KOTAMADYA
Ketua : Walikotamadya
Wakil Ketua I : Komandan Kodim
Wakil Ketua II : Kapolres
Wakil Ketua III : Wakil Walikotamadya
Lakhar : Sekretaris Kotamadya

Sekretaris
Ka.Sudin Tramtib dan Linmas
Crisis Center

ANGGOTA ANGGOTA
1. Kasdim 17. Kepala Sudin Pertamanan Kodya
2. Waka Polres 18. Kepala Sudin Penataan dan Was.Bangunan Kodya
3. Bappekodya 19. Kepala Sudin Bintal & Kesos Kodya
4. Kepala Bag.Adm.Wilayah Kodya 20. Kepala Sudin Kependudukan dan Catatan Sipil Kodya
5. Kepala Bag Adm.Kesmas Kodya 21. Kepala Sudin Kesehatan Kodya
6. Kepala Bag. Hukum Kodya 22. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kodya
7. Kepala Bag. Keuangan Kodya 23. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Daerah Kodya
8. Kepala Bag. Umum Kodya 24. Kepala Kantor Pengelolaan Tehnologi Informasi Kodya
9. Kepala Bag. Humas Kodya 25. Dirut PDAM Cabang Kodya
10. Kepala Bag. Adm.Perekonomian Kodya 26. Kepala Cabang PMI Kodya
11. Kepala Sudin Tata Kota Kodya 27. Kepala Cabang PLN Kodya
12. Kepala Sudin Kebakaran Kodya 28. Kepala Kwarcab Gerakan Pramuka Kodya
13. Kepala Sudin PU Kodya 29. Ketua RAPI Kodya
14. Kepala Sudin Kebersihan Kodya 30. Ketua ORARI Kodya
15. Kepala Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kodya 31. Unsur Masyarakat tingkat Kodya
16. Kepala Sudin Perhubungan Kodya

Satgas PBP Satgas PBP Satgas PBP


BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SATKORLAK PBP
SK. Gub. No. 96 Th. 2002 TINGKAT PROPINSI
Ketua : Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Wakil Ketua I : Pangdam Jaya
Wakil Ketua II : Kapolda Metro Jaya
Wakil Ketua III : Pang Armabar
Wakil Ketua IV : Pang Koops AU-I
Wakil Ketua V : Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Lakhar : Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta

Sekretaris
Ka.Dinas Tramtib dan Linmas
Crisis Center

ANGGOTA ANGGOTA

1. Aster Kasdam Jaya


2. Kadit Binmas Polda Metro Jaya 18. Kepala Dinas Penataan dan Was.Bangunan
3. Ketua Bappeda DKI Jakarta 19. Kepala Dinas Bintal & Kesos DKI Jakarta
4. Kepala Biro Adm.Wilayah 20. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
5. Kepala Biro Adm.Kesmas DKI Jakarta 21. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta
6. Kepala Biro Hukum DKI Jakarta 22. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat
7. Kepala Biro Keuangan DKI Jakarta 23. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Daerah DKI Jakarta
8. Kepala Biro Umum DKI Jakarta 24. Kepala Kantor Pengelolaan Tehnologi Informasi
9. Kepala Biro Humas DKI Jakarta 25. Dirut PDAM DKI Jakarta
10. Kepala Biro Adm.Perekonomian 26. Kepala PMI DKI Jakarta
11. Kepala Dinas Tata Kota DKI Jakarta 27. Kepala PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang
12. Kepala Dinas Kebakaran DKI Jakarta 28. Kepala Kwarda Gerakan Pramuka DKI Jakarta
13. Kepala Dinas PU DKI Jakarta 29. Kepala KADIN Jaya
14. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta 30. Ketua RAPI DKI Jakarta
15. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta 31. Ketua ORARI DKI Jakarta
16. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta 32. Unsur Masyarakat DKI Jakarta
17. Kepala Dinas Pertamanan DKI Jakarta

Satlak PBP Satlak PBP Satlak PBP Satlak PBP Satlak PBP Satlak PBP
Kodya Jak-Pus Kodya Jak-Ut Kodya Jak-Bar Kodya Jak-Sel Kodya Jak-Tim Kab.Kep.Seribu
Peran dan Potensi Masyarakat
1. Masyarakat
Masyarakat sebagai pelaku awal penanggulangan bencana sekaligus korban bencana
harus mampu dalam batasan tertentu menangani bencana sehingga diharapkan bencana
tidak berkembang ke skala yang lebih besar.

2. Swasta
Peran swasta belum secara optimal diberdayakan. Peran swasta cukup menonjol pada
saat kejadian bencana yaitu saat pemberian bantuan darurat. Partisipasi yang lebih luas
dari sektor swasta ini akan sangat berguna bagi peningkatan ketahanan nasional dalam
menghadapi bencana.

3. Lembaga Non-Pemerintah
Lembaga-lembaga Non Pemerintah pada dasarnya memiliki fleksibilitas dan
kemampuan yang memadai dalam upaya penanggulangan bencana. Dengan koordinasi
yang baik lembaga Non Pemerintah ini akan dapat memberikan kontribusi dalam upaya
penanggulangan bencana mulai dari tahap sebelum, pada saat dan pasca bencana.
Peran dan Potensi Masyarakat

4. Perguruan Tinggi / Lembaga Penelitian


Penanggulangan bencana dapat efektif dan efisien jika dilakukan berdasarkan penerapan
ilmupengetahuan dan teknologi yang tepat. Untuk itu diperlukan kontribusi pemikiran
dari para ahli dari lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian.

5. Media
Media memiliki kemampuan besar untuk membentuk opini publik. Untuk itu peran
media sangat penting dalam hal membangun ketahanan masyarakat menghadapi bencana
melalui kecepatan dan ketepatan dalam memberikan informasi kebencanaan berupa
peringatan dini kejadian bencana serta upaya penanggulangannya, serta pendidikan
kebencanaan kepada masyarakat.

6. Lembaga Internasional
Pada dasarnya Pemerintah dapat menerima bantuan dari lembaga internasional, baik pada
saat pra bencana, saat tanggap darurta maupun pasca bencana. Namun demikian harus
mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
ANALISIS KEMUNGKINAN DAMPAK BENCANA

Hubungan antara ancaman bahaya, kerentanan dan


kemampuan dapat dituliskan dengan persamaan sbb :

Resiko = Bahaya x Kerentanan/Kemampuan

• Semakin tinggi ancaman bahaya di suatu daerah, maka


semakin tinggi resiko daerah tersebut terkena bencana.

• Demikian pula semakin tinggi tingkat kerentanan masyarakat


atau penduduk, maka semakin tinggi pula tingkat resikonya.

• Tetapi sebaliknya, semakin tinggi tingkat kemampuan


masyarakat, maka semakin kecil resiko yang dihadapi.
ANALISIS KEMUNGKINAN DAMPAK BENCANA

Sebagai langkah sederhana untuk mengkaji resiko adalah


dengan menginventarisir bahaya / ancaman di suatu daerah,
kemudian diperkirakan kemungkinan terjadinya (probabilitas)
dengan rincian :

• 5 Pasti (hampir dipastikan 80% – 99 %)

• 4 Kemungkinan besar (60% - 80% terjadi tahun depan atau sekali


dalam 10 tahun)

• 3 Kemunkinan terjadi (40% - 60% terjadi tahun depan atau sekali


dalam 100 tahun)

• 2 Kemungkinan kecil ( 20% - 40% dalam 100 tahun)

• 1 Kemungkinan sangat kecil (hingga 20%)


ANALISIS KEMUNGKINAN DAMPAK BENCANA

Jika probabilitas di atas dilengkapi dengan perkiraan dampaknya, maka


jika dampak ini diberi bobot nilai sbb :

• 5 Sangat Parah (80% - 99% wilayah hancur dan lumpuh)

• 4 Parah (60% - 80% wilayah hancur)

• 3 Sedang (40% - 60% terkena rusak)

• 2 Ringan (20% - 40% wilayah yang rusak)

• 1 Sangat Ringan (kurang dari 20% wilayah rusak)

Pertimbangan faktor dampak al : jumlah korban; kerugian harta


benda; kerusakan sarana dan prasarana; cakuapan luas wilayah;
dampak sosial ekonomi yang timbul.
Contoh potensi ancaman yang sekaligus dapat menggambarkan
prioritas penanganan.

NO JENIS ANCAMAN PROBABILITAS DAMPAK


BAHAYA
1 Gempa Bumi Diikuti Tsunami 1 4

2 Tanah Longsor 4 2

3 Banjir 4 3

4 Kebakaran 3 4

5 Angin Putting Beliung 2 2


“ Selamat Bertugas “

Anda mungkin juga menyukai