Disusun oleh:
AFIANA BERLIN
NIM.23012068
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gempa bumi merupakan getaran dari kulit bumi yang bersifat sementara
dan kemudian dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang seismik,
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Getaran
tersebut diakibatkan oleh adanya pelepasan energi dari pergerakan lempeng -
lempeng tektonik, yaitu lempeng yang bergerak saling mendekat (konvergen),
saling menjauh (divergen) dan saling melewati (transform). Pergerakan lempeng
- lempeng tektonik tersebut terjadi secara terus menerus serta menjadi salah
satu pemicu terjadinya peristiwa geologi seperti gempa bumi, peristiwa gunung
berapi, munculnya gunung api bawah laut dan sebagainya.
Sejarah kebencanaan di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah kejadian
dan korban bencana semakin meningkat dan kompleks, (Jati, 2015) (Adi, 2014),
sehingga hal ini memerlukan sistem penanggulangan bencana dan manejemen
risiko bencana yang handal. (Ahdi, 2015). UU 24/2007 sebagai kerangka sistem
penanggulangan bencana di Indonesia saat ini (RI, 2007) telah mengutamakan
paradigma mitigasi bencana sehingga diperlukan komitmen yang kuat dan
partisipasi semua pihak (Prasetio, Arifianti, Hardjakaprabon, & Agustin, 2012)
untuk membangun dan menjalankan sistem ini dengan baik. Mitigasi bencana
adalah pengurangan risiko bencana diluar kemampuan masyarakat, (Akhirianto,
2019), karena ancaman dan bahaya hanya menjadi bencana jika berdampak
pada masyarakat yang rentan. (Widayatun & Fatoni, 2013).
Banyak korban jiwa yang muncul diakibatkan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang mitigasi bencana. Menurut data statistic BNPB (2019)
dalam 10 tahun terakhir jumlah kejadian akan gempa bumi mencapai 191
dimana korban yang meninggal sebanyak 2.097, luka – luka 10.841 menderita
dan mengungsi 984.780 serta ratusan ribu rumah, fasilitas umum dan
pendidikan mengalami kerusakan.
Hal demikian tentunya sangat merugikan pemerintah dan masyarakat
yang ada. Dari penjelasan di atas maka penulis dalam makalah ini ingin
1
memaparkan terkait pengertian, penyebab, karakteristik, cara penyelamatan
serta masalah kesehatan terkait bencana gempa bumi dan insidensi bencana
gempa bumi yang terjadi dalam lingkup nasional dan internasional.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bencana gempa bumi?
2. Apa penyebab bencana gempa bumi?
3. Bagaimana karakteristik bencana gempa bumi?
4. Bagaimana cara penyelamatan diri dari bencana gempa bumi?
5. Apa saja masalah kesehatan terkait bencana gempa bumi?
6. Apa saja insiden bencana gempa bumi yang pernah terjadi baik dalam
lingkup nasional maupun internasional?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Pergerakan terus menerus dari magma dan cairan yang bersifat hidrotermal
(peka terhadap panas) di bawah gunung berapi.
d. Aktivitas magma pada gunung berapi dapat menimbulkan gempa.
e. Pergeseran lempeng tektonik, sehingga biasa disebut gempa tektonik.
2.3. Karakteristik Bencana Gempa Bumi
Adapun sifat dari gempa bumi menurut Anies (2018), sebagai berikut :
a. Secara geografis, distribusinya terstruktur terdapat daerah gempa bumi
atau dengan gempa bumi yang besar
b. Melepaskan energi yang sangat besar Pelepasan energi bisa terjadi di
benua (daratan) maupun di lautan, pelepasan energi di lautan
menyebabkan tsunami.
c. Datang secara berkelompok baik terhadap waktu maupun ruang
d. Kedalam fokus (titik api) gempa bervariasi sampai 700 km
e. Distribusi frekuensi gempa merupakan fungsi dari kedalam fokus namun
tidak seragam terhadap kedalam maupun geologis
2.4. Cara Penyelamatan diri dari Bencana Gempa Bumi
Dilansir dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, berikut
beberapa langkah yang perlu dilakukan jika terjadi gempa bumi meliputi:
1. Hindari Kepanikan dan Cobalah untuk Tenang
Apabila sedang terjadi gempa bumi, cobalah untuk menjaga diri agar tetap
tenang. Dengan memiliki sikap yang tenang, kita dapat berpikir lebih jernih
terkait tindakan apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri.
Kemudian ikutilah instruksi evakuasi dari para petugas berwenang.
2. Segeralah Keluar dari Bangunan
Jika memungkinkan, cobalah segera keluar dari bangunan rumah atau
gedung ketika terjadi gempa bumi. Apabila hendak keluar dari rumah atau
gedung, jangan lupa perhatikan kemungkinan pecahan-pecahan benda
seperti kaca, genteng, maupun material lainnya, agar dapat keluar dengan
selamat.
3. Gunakanlah Tangga Darurat
Gunakan tangga darurat untuk melakukan evakuasi saat hendak keluar dari
bangunan. Hindari menggunakan elevator atau lift. Jangan berlari saat
4
menuruni tangga, karena dapat meningkatkan risiko terjatuh ketika sedang
berupaya menyelamatkan diri.
4. Jangan Menggunakan Lift
Gempa bumi dapat berpotensi membuat kita terjebak di dalam lift. Jika
sedang berada di dalam lift, tekanlah semua tombol atau gunakan interphone
agar tersambung dengan panggilan kepada pengelola gedung.
5. Berlindunglah dari Runtuhan di Dalam Gedung
Jika sedang berada di dalam gedung, berlindunglah di bawah meja guna
menghindari berbagai benda yang mungkin dapat jatuh dan menimpa tubuh,
seperti atap, lampu, atau benda-benda berbahaya lainnya.
Selain itu, kenalilah bagian-bagian dari bangunan rumah atau gedung yang
mempunyai struktur kuat. Seperti pada bagian sudut bangunan untuk tempat
berlindung.
6. Tindakan yang Perlu Dilakukan di Area Terbuka
Jika sedang berada di area terbuka, hindari berdiri di dekat pohon, tiang,
ataupun sumber listrik, hingga gedung-gedung yang mungkin bisa roboh.
Jangan lupa perhatikan tempat saat sedang berpijak. Jika terdapat retakan
pada tanah yang sedang kita pijak, segeralah menjauh dan cari tempat
aman.
7. Tindakan yang Perlu Dilakukan Saat di Dalam Mobil
Jika sedang terjadi gempa, segeralah berhenti di kiri bahu jalan. Kemudian
segeralah turun serta menjauh dari mobil dan carilah tempat yang aman.
8. Tindakan yang Perlu Dilakukan Saat Berada di Pantai
Jika terjadi gempa bumi, segeralah menjauh dari bibir pantai dan pergilah ke
tempat yang lebih tinggi. Ikuti arahan petugas dan waspadalah terhadap
risiko tsunami setelah terjadi gempa bumi.
9. Tindakan yang Perlu Dilakukan Saat Berada di Area Pegunungan
Jika terjadi gempa bumi, hindarilah daerah-daerah yang berpotensi longsor.
Upayakan mencari tempat yang aman di wilayah terbuka. Jangan berdekatan
dengan pepohonan tinggi yang dapat berpotensi roboh ataupun patah.
2.5. Masalah Kesehatan terkait Bencana Gempa Bumi
Berbagai masalah kesehatan pasca terjadinya bencana gempa bumi
seperti penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan juga permasalahan mengenai
5
suplai bahan makanan dan obat- obatan yang akan menimbulkan berbagai
masalah lainnya, seperti kekurangan gizi dan penyakit infeksi atau wabah
berupa infeksi pencernaan (GED), infeksi pernapasan akut seperti influensa,
dan penyakit kulit.
2.6. Insidensi Bencana Gempa Bumi dalam Lingkup Nasional dan Internasional
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Gempa bumi merupakan getaran dari kulit bumi yang bersifat sementara
dan kemudian dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang seismik,
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
7
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, D., Khoirudin Apriyadi, R., Winugroho, T., Aprilyanto, A., Hadi Sumantri, S.,
Wilopo, W., & Surya Islami, H. (2021). Analisis Sejarah, Dampak, Dan
Penanggulangan Bencana Gempa Bumi Pada Saat Pandemi Covid-19 Di
Sulawesi Barat. PENDIPA Journal of Science Education, 5(2), 218–224.
https://doi.org/10.33369/pendipa.5.2.218-224
Manulu, H., & Elon, Y. (2019). Peningkatan Kesiagaan Bencana Gempa Bumi
Melalui Pendekatan Drilling. In Jurnal Keperawatan Galuh (Vol. 1, Issue 2).
https://doi.org/10.25157/jkg.v1i2.2634
Nur Rais, L. (2021). Analisis Bencana Gempa Bumi Dan Mitigasi Bencana Di Daerah
Kertasari. Jurnal Samudra Geografi, 4(2), 14–19.
https://doi.org/10.33059/jsg.v4i2.3773