Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN BENCANA

MITIGASI BENCANA ALAM

Disusun Oleh :

Suci Khairunnisa

( 201913201032 )

Dosen Pengampu :

Febry Talakua, ST., MPH.

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SORONG

2022

1
PEMBAHASAN

A. Mitigasi Gempa Bumi

Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh


tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas gunungapi atau
runtuhan bangunan. Jenis bencana ini bersifat merusak, dapat terjadi setiap saat dan
berlangsung dalam waktu singkat. Gempa bumi dapat menghancurkan bangunan, jalan,
jembatan dan sebagainya dalam sekejap. Sampai saat ini, belum ada ahli dan institusi
yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa bumi. Institusi yang berwenang
untuk mengeluarkan informasi kejadian gempa bumi adalah BMKG. Anda dapat
mengetahui informasi dari berbagai parameter mengenai besaran suatu gempa bumi,
titik pusat gempa bumi, kedalaman dan potensi tsunami dari
laman http://bmkg.go.id atau pun aplikasi gawai BMKG berbasis android atau IOS.

a. Yang dilakukan sebelum terjadi gempa bumi

1) Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi


terjadi.
2) Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan
saat gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala,
berpegangan ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.
3) Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar dan
persediaan obat-obatan.
4) Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa
bumi dengan fondasi yang kuat. Selain itu, anda bisa merenovasi baguan
bangunan yang sudah rentan.
5) Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar pengguna
lahan yang di keluarkan oleh pemerintah.

b. Saat terjadi bencana gempa bumi

1) Jika saat terjadi gempa bumi dan anda berada di dalam bangunan, seperti
rumah, sekolah ataupun bangunan bertingkat :

2
 Guncangan akan terasa beberapa saat, selama jangka waktu itu,
upayakan keselamatan diri anda dengan cara berlindung di
bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin
jatuh dan jendela kaca.
 Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau berdirilah di
bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari ke luar rumah.
 Jika anda sedang memasak, segera matikan kompor serta
mencabut dan mematikan semua peralatan yang menggunakan
listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
 Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca,
genteng atau material lain. Tetap lindungi kepala anda dan segera
menuju ke lapangan terbuka.
 Jangan berdiri di dekat tiang, pohon atau sumber listrik atai
gedung yang mungkin roboh.
 Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan, gunakalah
tangga darurat untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di
dalam elevator, tekan semua tombol atau gunakan interphone
untuk panggilan kepada pengelola gedung.
 Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti
pada sudut bangunan.
 Apabila anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas
keamanan dan ikuti instruksi evakuasi.

2) Jika anda berada di dalam mobil

 Saat terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar, anda akan


kehilangan kontrol terhadap mobil.
 Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri bahu jalan
dan berhentilah.
 Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memperhatikan
lingkungan sekitar atau melalui alat komunikasi lainnya seperti
radio atau gawai.

c. Peringatan Tsunami pasca gempa bumi

3
Apabila mendengar peringatan dini tsunami, segera lakukan evakuasi
menuju ke tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi. Apa yang di
lakukan setelah terjadi gempa bumi:
1. Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan.
2. Ketika berada di dalam bangunan, evakuasi diri anda setelah gempa
bumi berhenti. Perhatikan reruntuhan maupun benda-benda yang
membahayakan pada saat evakuasi.
3. Jika berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja yang kuat.
4. Periksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana kebakaran.
5. Berdirilah di tempat terbuka jauh dari gedung dan instalasi listrik dan
air. Apabila di luar bangunan dengan tebing di sekeliling, hindari daerah
yang rawan longsor.
6. Jika di dalam mobil, berhentilah di pinggir jalan, tetapi tetap berada di
dalam mobil. Hindari berhenti di bawah atau di atas jembatan atau
rambu-rambu lalu lintas.

B. Mitigasi Tsunami
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebakan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Berbeda dengan gelombang laut biasa,
tsunami memiliki panjang gelombang antar puncaknya lebih dari 100km di laut lepas
dan selisih waktu antar puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga
1 jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk atau muara sungai gelombang ini
menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan
bersifat merusak. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi
yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi (yang berada di lautan), longsoan,
atau hantaman meteor di laut. Dari beberapa penyebab tersebut, gempa bumi yang
terjadi di dasar laut lah yang paling sering menjadi penyebab terjadinya gelombang
tsunami. Walau pun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dasyat, seperti
letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Gempa-gempa yang dapat menimbulkan
tsunami adalah :
1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 30km.
3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0SR.

4
4. Jenis pergerakan gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya
semacam ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.

a. Tanda-Tanda Bencana Tsunami

1) Diawali dengan adanya gempa bumi. Bila anda tinggal di dekat pantai,
sebaiknya berhati-hati bila terjadi gempa bumi, tsunami biasanya terjadi
karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di dekat laut.
Tidak hanya gempa yang terjadi di daerah anda, namun gempa yang
berada ribuan kilometer jauhnya dapat menyebabkan pitensi tsunami
yang mematikan.
2) Dengarkan suara-suara gemuruh. Banyak dari korban tsunami telah
mengatakan bahwa datangnya gelombang tsunami diawali dengan suara
gemuruh yang keras, mirip dengan kereta barang.
3) Perhatikan penurunan air laut. Jika ada penurunan air laut dengan cepat
dan bukan merupakan waktu air laut surut, maka segera lah mencari
tempat perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi gelombang tsunami,
air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali
dengan kekuatan yang sangat besar.
4) Selalu waspada pada gelombang pertama. Gelombang tsunami pertama
tidak selalu yang paling berbahaya, sehingga tetap menjauhkan diri dari
pantai sampai keadaan benar-benar aman. Jangan berasumsi bahwa
keadaan tsunami kecil di satu tempat maka akan kecil juga di daerah
lain, ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua
lokasi. Gelombang tsunami juga bisa menerjang melalui sungai-sungai
yang terhubung ke laut.
5) Selain tanda-tanda di atas, alam juga dapat memberi tanda sebelum
terjadi bencana. Seperti gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara
atau cuaca yang ekstrem dan perilaku hewan yang berubah. Sebagai
contoh dari perilaku hewan yang berubah yaitu: Beberapa kelelawar
yang aktif di malam hari dan biasanya tidur di siang hari, menjadi sangat
aktif di siang hari, setengah jam sebelum gelombang tsunami datang.

b. Hal yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi bencana tsunami

5
1) Mengetahui pusat informasi bencana, seperti BPBD, BMKG, PVMBG
dan instansi lainnya.
2) Kenali area rumah, sekolah, tempat kerja atau tempat lain yang beresiko
dan mengetahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko
terkena tsunami.
3) Jika anda sedang melakukan perjalanan ke wilayah pesisir pantai, kenali
hotel, motel dan pusat pengungsian yang ada. Sangat penting
mengetahui rute evakuasi yang telah di buat ketika peringatan
dikeluarkan.
4) Siapkan persediaan pengungsian dalam suatu tempat yang mudah di
bawa (tas siaga bencana) dan tempatkan di area yang mudah terjangkau.

c. Upaya penyelamatan diri saat terjadi tsunami

Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak akan datang setiap
saat, jadi jangan lah ancaman bencana ini mengurangi kenyamanan dalam
menikmati wisata pantai dan lautan.

1) Jika anda berada di sekitar pantai dan terasa guncangan gempa bumi dan
di susul air laut surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat,
segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan
tinggi). Anda juga bisa mengikuti rute evakuasi yang sudah di tetapkan
oleh pihak yang berwenang.
2) Jika anda sedang berada di perahu atau kapal di tengah laut, kemudian
anda mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan arahkan
perahu atau kapal mendekat ke pesisir pantai.
3) Jika gelombang pertama yang datang telah surut, jangan segera turun ke
tempat yang rendah, karena gelombang tsunami bisa jadi tidak datang
sekali, bisa jadi gelombang yang datang kemudian justru lebih tinggi dan
berbahaya.
4) Jika tsunami terjadi pada saat anda sedang menyetir kendaraan, segera
keluar dan cari tempat yang tinggi dan aman.

6
5) Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang
berwenang atas penyebaran informasi tentang tsunami. Penting untuk
tidak mempercayai berita dengan sumber yang tidak jelas kebenarannya.
6) Utamakan keselamatan terlebih dahulu, tinggalkan barang yang tidak
perlu dan menghambat anda dalam melakukan evakuasi diri. Selanjutnya
anda bisa memastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada
saat pergi ke tempat evakuasi, jika bisa ajaklah tetangga atau kerabat
anda untuk menyelamatkan diri bersama.

d. Yang perlu di lakukan setelah terjadi bencana tsunami

1) Pastikan anda telah memperoleh informasi bahwa ancaman tsunami


sudah berakhir dari BMKG, informasi dapat melalui TV Nasional, radio
daerah ataupun pengumuman di sekitar anda.
2) Jauhi area yang tergenang, karena kemungkinan terdapat kubangan atau
adanya kontaminasi dari zat-zat yang berbahaya.
3) Jauhi area terdampak yang rusak (banyak puing-puing) kemungkinan
adanya benda-benda tajam dapat melukai anda.
4) Jauhi jaringan instalasi listrik dan pipa gas.
5) Hati-hati saat memasuki gedung, karena ancaman kerusakan yang tidak
terlihat, seperti pada fondasi bangunan.
6) Jika anda terluka, dapatkan perawatan di pos kesehatan terdekat.
7) Periksalah ketersediaan makanan dengan hati-hati, makanan yang telah
terkontaminasi air genangan tsunami bisa jadi sudah tercemar dan tidak
layak konsumsi.
8) Berikan bantuan P3K pada korban luka ringan dan panggil bantuan,
mintalah pertolongan evakuasi jika terdapat korban dengan luka serius.
9) Jika rumah anda dinyatakan masih layak huni, bersihkan rumah dari
sampah yang terbawa gelombang tsunami dan menjernihkan sumber air
bersih.

7
10) Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan rumah sudah
tidak memungkinkan untuk di huni atau kembali lah ke tempat
pengungsian.

Tentu kita tidak mengharapkan bencana tsunami kembali terjadi di wilayah


Indonesia, oleh karena itu pengetahuan mengenai bencana tsunami wajib kita ketahui,
guna penyelamatan diri di saat bencana yang tidak kita harapkan ini terjadi.

C. Mitigasi Bencana Kebakaran


Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak
kita kehendaki, merugikan pada umumnya sukar dikendalikan. Klasifikasi kebakaran
adalah penggolongan atau pembagian atas kebakaran berdasarkan pada jenis benda /
bahan yang terbakar. Dengan adanya klasifikasi kebakaran tersebut diharapkan akan
lebih mudah atau lebih cepat dan lebih tepat mengadakan pemilihan media pemadaman
yang akan digunakan untuk melaksanakan pemadaman. Klasifikasi kebakaran sesuai
dengan bahan bakar yang terbakardan bahan pemadaman untuk masing-masing kelas
yaitu :
1. Kelas A
Temasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang mudah
terbakar biasa, misalnya : kertas, kayu, maupun plastic. Cara mengatasinya
yaitu bisa dengan menggunakan air untuk menurunkan suhunya sampai di
bawah titik penyulutan, serbuk kering untuk mematikan proses pembakaran atau
menggunakan halogen untuk memutuskan reaksi berantai kebakaran.
2. Kelas B
Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan cairan combustible
dengan cairan flammable, seperti bensin, minyak tanah, dan bahan serupa
lainnya. Cara mengatasinya dengan bahan foam.
3. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan untuk
mengatasinya yaitu dengan menggunakan bahan pemadaman kebakaran non
kondusif agar terhindar dari sengatan listrik.
4. Kelas D

8
Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti titanium,
alumunium,magnesium, dan kalium. Cara mengatasinya yaitu powder khusus
kelas ini.

a. Penyebab kebakaran
1) Terbatasnya keterangan dan pengetahuan tentang kebakaran
2)  Kelalaian manusia/human eror (intalasi listrik tidak standar, lupa
mematikan kompor saat pergi, membuang puntung rokok sembarangan,
dll).
3) Kesengajaan (pembakaran hutan untuk membuka lahan, membakar
sampah sembarangan, dll).
4) Alam (kebakaran hutan akibat gesekan antar batang, sambaran petir,
gunung api meletus, dll)
b. Sumber kebakaran
1) Korsleting listrik, (70% kebakaran pemukiman)
2) Kebocoran tabung/kompor gas
3) Puntung rokok,
4) Cuaca panas
5) Dll
c. Teknik pemadaman kebakaran
Memadamkan kebakaran dapat dilakukan dengan prinsip menghilangkan
salah satu atau beberapa unsur dalam proses nyala api , beberapa cara
memadamkan api yaitu :
1) Pendinginan (cooling)
Salah satu cara yang umum untuk memadamkan kebakaran adalah
dengan cara pendinginan/menurunkan temperatur bahan bakar sampai
tidak dapat menimbulkan uap atau gas untuk pembakaran. Salah satu
bahan yang efektif terbaik menyerap panas adalah Air. Pendinginan
permukaan biasanya tidak efektif pada produk gas dan cairan yang
mudah terbakar dan memiliki flash point dibawah suhu air yang dipakai
untuk pemadaman. Oleh karena itu media air tidak dianjurkan untuk
memadamkan kebakaran dari bahan cairan mudah terbakar dengan flash
point di bawah 100 oC atau 37 oC.
2) Penyalimutan (smothering)

9
Pendinginan dengan menggunakan oksigen (smothering), dengan
membatasi/mengurangi oksigen dalam proses pembakaran api akan
dapat padam. Pemadaman kebakaran dengan cara ini dapat lebih cepat
apabila uap yang terbentuk dapat terkumpul di dalam daerah yang
terbakar, dan proses penyerapan panas oleh uap akan berakhir apabila
uap tersebut mulai mengembun, dimana dalam proses pengembunan ini
akan dilepasnya sejumlah panas.

d. Mengurangi/memisahkan benda yang belum terbakar dengan cara diurai


(starvation)
 Menjauhkan benda yang belum terbakar
 Menutup kran aliran minyak/gas yang terbakar
 Merobohkan salah satu bangunan guna melindungi bangunan yang
jumlahnya lebih banyak dan belum terbakar

e. Jenis media pemadaman kebakaran


Penanggulangan Kebakaran, adalah Dalam mengenal berbagai jenis media
pemadam kebakaran dimaksudkan agar dapat menentukan jenis media yang
tepat, sehingga dapat memadamkan kebakaran secara efektif, efisien, dan aman.
Dari bentuk fisiknya media pemadam kebakaran ada 5 jenis yaitu :
1) Air
Air digunakan sebagai media pemadam kebakaran yang cocok atau tepat
untuk memadamkan kebakaran bahan padat (klas A) karena dapat
menembus sampai bagian dalam. Bahan pada yang cocok dipadamkan
dengan menggunakan air adalah seperti : Kayu,  Arang, Kertas,  Tekstil,
Plastik dan sejenisnya.

2) Busa
Jenis media pamadam kebakaran, busa adalah salah satu media yang
dapat digunakan untuk memadamkan api. Ada 2 (dua) macam busa yang
berfungsi untuk memadamkan kebakaran yaitu busa kimia dan busa
mekanik. Busa kimia dibuat dari gelembung yang mengandung zat arang
dan carbon dioksida, sedangkan busa mekanik dibuat dari campuaran zat

10
arang dengan udara. Busa dapat memadamkan kebakaran melalui
kombinasi tiga aksi pemadaman yaitu :
 Menutupi yaitu membuat selimut busa diatas bahan yang
terbakar, sehingga kontak dengan oksigen (udara) terputus.
 Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah
terbakar.
 Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar
sehingga suhunya menurun.
3) Serbuk kimia kering
Daya pemadam dari serbuk kimia kering ini bergantung pada jumlah
serbuk yang dapat menutupi permukaan yang terbakar. Makin halus
butir – butir serbuk kimia kering makin luas permukaan yang dapat
ditutupi.

f. Langkah persiapan, yang harus dilakukan adalah :

1) Membuat rencana penyelamatan dan komunikasi bagi keluarga untuk


menghadapi resiko terjadinya kebakaran
2) Buatlah skema jalur evakuasi di rumah, sekolah, kantor, atau bangunan
lainnya apabila kebakaran terjadi tiba-tiba
3) Hindarkan peralatan dan bahan yang mudah terbakar dari jangkauan
anak-anak
4) Periksa kondisi tungku masak (kompor minyak atau kompor gas, selang,
tabung, dll). Segera ganti apabila ada komponen yang rapuh atau bocor.
5) Perhatikan instalansi listrik. Periksa secara berkala instalasi listrikdi
rumah anda. Apabila terdapat kabel, sambungan atau stop kontak yang
rusak, segera perbaiki atau ganti.
6) Simpanlah barang-barang yang mudah terbakar secara hati-hati
7) Pada saat lampu padam, jangan letakkan lilin dekat bahan yang mudah
terbakar (kasur, kain, kayu)
8) Hindari penggunaan peralatan listrik melebihi beban kapaitas meter
listrik. Pemasangan instalasi listrik dengan terlalu banyak sambungan
(memakai isolasi) akan mudah memuai dan merupakan penyebab utama
kebakaran kelas C

11
g. Hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran

1) Apabila Anda mendengarkan alarm kebakaran, segera keluar dari


bangunan melalui jalur evakuasi yang aman
2) Apabila pakaian Anda terbakar, segera berhenti dan berguling-gulinglah
hingga padam. Lindungi muka dengan tangan.
3) Dahulukan keselamatan jiwa Anda sebelum menolong orang lain yang
terjebak dalam kebakaran
4) Segera telepon pemadam kebakaran dan bantu padamkan api dengan
cara yang aman

h. Hal hal yang harus dilakukan setelah kebakaran berakhir

1) Setelah api seluruhnya padam, jangan langsung masuk ke dalam


bangunan. Waspada terhadap kerusakan bangunan akibat kebakaran, cek
kekuatan bangunan.
2) Inventaris barang-barang dan dokumen penting dalam rumah anda
sebelum memilah mana yangakan dibuang.
3) Bersihkan sisa abu dan runtuhan dengan menggunakan masker dan
sarung tangan untuk menghindari hirupan debu..

Adapun kebakaran hutan di Indonesia merupakan kedua yang tersebar di Asia


Tenggara. Kawasan hutan hujan tropis memiliki titik-titik panas yang berpotensi
memicu kebakaran hutan secara luas. selain faktor cuaca, kebakaran hutan juga
disebabkan oleh pembakaran hutan oleh peladang.

a. Penyebab terjadinya kebakaran hutan

1) Membersihkan lahan hutan dengan membakar (slash and burn)


2) Membiarkan api yang tidak terawasi, seperti misalnya puntung rokok
yang dibuang sembarangan atau api unggun yang ditinggalkan saat
masih menyala.

b. Jika terjadi kebakaran hutan

1) Menghubungi pemadam kebakaran


2) Memperingatkan kepada warga yang lain untuk menyelamatkan diri

12
3) Membantu usaha memadamkan api dengan peralatan yang ada

c. Resiko korban dan kerugian akibat kebakaran dapat diperkecil

1) Membersihkan lahan untuk ladang tanpa menggunakan api


2) Jika terpaksa menggunakan api untuk membersihkan lahan, harus
dikendalikan dan diawasi

D. Mitigasi Bencana Banjir


Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu wilayah yang biasanya
tidak tergenangi air dalam jangka waktu tertentu. Banjir biasanya terjadi karena curah
hujan turun terus menerus dan mengakibatkan meluapnya air sungai, danau, laut,
drainase karena jumlah air yang melebihi daya tampung media penopang air dari curah
hujan tadi.
Selain disebabkan faktor alami, yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi
karena ulah manusia. Contoh, berkurangnya kawasan resapan air karena alih fungsi
lahan, penggundulan hutan yang meningkatkan erosi dan mendangkalkan sungai, serta
perilaku tidak bertanggung jawab seperti membuang sampah di sungai dan mendirikan
hunian di bantaran sungai.
Kejadian bencana banjir sangat bersifat lokal. Satu daerah bisa terlanda banjir dan
daerah lainnya aman. Oleh sebab itu informasi mengenai banjir yang resmi biasanya
berasal dari institusi di daerah yang bertanggung jawab, seperti BPBD. Kendati sifatnya
bencana lokal, namun terkadang banjir juga dapat meluas dan melumpuhkan kehidupan
perkotaan. Oleh sebab itu, langkah antisipasi harus dilakukan baik sebelum, saat, dan
pascabencana banjir.
a. Prabencana
1) Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan bahaya
banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan langkah-langkah apa
yang harus dilakukan.
2) Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal kita, apakah di zona
rawan banjir (bisa menggunakan aplikasi inarisk)
3) Mengetahui cara-cara untuk melindungi rumah kita dari banjir
4) mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan apa
dampaknya untuk rumah kita

13
5) Melakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk emmahami rute
evakuasi dan daerah yang lebih tinggi
6) Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman banjir dan
merencanakan tempat pertemuan apabila anggota keluarga terpencar-
pencar
7)  mengetahui bantuan apa yang bisa diberikan apabila ada anggota
keluarga yang terkena banjir.
8)  Mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus anggota keluarga dan
tetangga apabila banjir terjadi
9) Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama sekurangnya tiga hari,
misalnya persiapan tas siaga bencana, penyediaan makanan dan air
minum
10) Mengetahui bagaimana mematikan air, listrik dan gas
11) Mempertimbangkan asuransi banjir
12) Berkaitan dengan harta dan kepemilikan, maka anda bisa membuat
catatan harta kita, mendokumentasikan dalam foto, dan simpan dokumen
tersebut di tempat yang aman
13) Menyimpan berbagai dokumen penting ditempat yang aman.
14) Hindari membangun di tempat rawan banjir kecuali ada upaya
penguatan dan peninggian bangunan rumah
15) Perhatikan berbagai instrumen listrik yang dapat memicu bahaya saat
bersentuhan dengan air banjir
16) Turut serta mendirikan tenda pengungsian dan pembuatan dapur umum
17) Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan
18) Menggunakan air bersih dengan efisien

b. Saat bencana
1) Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda, maka simaklah informasi
dari berbagai media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan
kesiapsiagaan.
2) Apabila terjadi banjir, segeralah evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
3) Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat
lain yang tergenang air.

14
4) Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat Anda, misalnya
banjir bandang dapat terjadi di tempat Anda dengan atau tanpa
peringatan pada saat hujan biasa atau deras.
5) Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: amankan rumah Anda.
Apabila masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau di
tempat yang aman dari banjir. Barang yang lebih berharga diletakan
pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah.
6) Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak
berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik.
Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda berdiri
di atas/dalam air.
7) Jika ada perintah evakuasi dan Anda harus meninggalkan rumah: Jangan
berjalan di arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat
mengakibatkan Anda jatuh.
8)  Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak
bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan
tempat Anda berpijak.
9) Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik,
abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini
tidak dilakukan, Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat.
10) Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga seandainya
kehabisan air bersih.
11) Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan
akan dilalui oleh arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba
tanpa peringatan.

c. Pasca bencana
1) Hindari air banjir karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya
dan ancaman kesetrum.
2) Waspada dengan instalasi listrik.
3) Hindari air yang bergerak.
4) Hindari area yang airnya baru saja surut karena jalan bisa saja keropos
dan ambles.

15
5) Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak yang
berwenang membutuhkan sukarelawan.
6) Kembali ke rumah sesuai dengan perintah dari pihak yang berwenang.
7) Tetap di luar gedung/rumah yang masih dikelilingi air.
8) Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang tidak
terlihat seperti pada fondasi.
9) Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih jika Anda terkena air banjir.
10) Buang makanan yang terkontaminasi air banjir.
11) Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana
mendapatkan bantuan perumahan/shelter, pakaian, dan makanan.
12) Dapatkan perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat.
13) Bersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah dari sisa-sisa kotoran
setelah banjir.
14) Lakukan pemberantasan sarang nyamuk Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN).
15) Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
16) Terlibat dalam perbaikan jamban dan Saluran Pembuangan Air Limbah
(SPAL).

E. Mitigasi Banjir Bandang


Bencana Banjir bandang merupakan salah satu bencana yang mengancam
masyarakat Indonesia. Banjir bandang bisa terjadi kapan saja sehingga perlu sangat di
waspadai. Dampak dari bencana ini sangat signifikan selain kerusakan bencana ini juga
dapat menimbulkan korban jiwa. Oleh sebab itu Upaya untuk mengurangi resiko
bencana, baik melalui Fisik daerah sungai maupun penyadaran dan peningkatakan
menghadapi ancaman bencana banjir sangat di perlukan.
Dalam upaya pengurangan resiko bencana banjir bandang dan tanggap darurat
bencana, upaya mitigasi bencana banjir bandang sangat perlu di lakukan. Yang paling
penting adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terutama di daerah rawan
bencana, masyarakat perlu di berikan simulasi bencan menghadapi banjir bandang.
Sehingga hal ini bisa mengurangi dampak resiko banjir bandang.

16
a. Menjalankan program pemeliharaan
Masyarakat perlu di ajakan dalam program pemeliharaan pertinggian
permukaan tanggul, perbaikan tanggul yang bocor, pelindung batu untuk
tanggul dekat penambangan, penggantian peralatan pintu dan sebagainya yang
tidak berfungsi disebabkan oleh kerusakan. Kegiatan pemeliharaan ini perlu di
lakukan secara berkala hal ini menjadi upaya dalam mitigasi bencana banjir
bandang. Selain itu ada juga pemeliharaan darurat. Pemeliharaan Darurat,
adalah pemeliharaan yang harus dilaksanakan segera agar kerusakan yang
terjadi atau kerusakan yang hampir terjadi tidak menjadi lebih parah, dimana
pekerjaan tersebut penting untuk melindungi keutuhan dan kekuatan bangunan
(dalam skala besar). hal ini menjadi salah satu upaya dalam mencegah dan
mengurangi dampak dari resiko bencana banjir bandang.

b. Penanggulangan bencana banjir bandang

Sebagai upaya mitigasi bencana banjir bandang, Penanggulangan bencana


perlu di lakukan. Penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya dari
pemerintah dan elemen masyarakat yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang bisa berisiko timbulnya bencana banjir, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Peringatan dini yaitu
pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang sebagai salah satu upaya mitigasi banjir bandang langsung kepada
masyarakat terdampak.

F. Mitigasi Bencana Tanah Longsor

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,


bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau
keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air
yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus
sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin
dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

17
Ada beberapa penyebab terjadinya bencana tanah longsor, salah satunya di
akibatkan oleh hujan. Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November
karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan
menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu
mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan
merekahnya tanah permukaan.

Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan
cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi
biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam
waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena
melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng,
sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah
longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan, karena akar tumbuhan
juga akan berfungsi mengikat tanah.

a. Ciri-ciri daerah rawan longsor

1) Daerah bukit, lereng dan pegunungan dengan kelerengan lebih dari 20


derajat.

2) Kondisi lapisan tanah tebal diatas lereng.

3) Sistem tata air dan tata guna lahan yang buruk.

4) Lereng terbuka atau gundul akibat penebangan pohon secara brutal.

5) Adanya retakan pada bagian atas tebing.

6) Terdapat mata air atau rembesan air pada tebing yang disertai dengan
longsoran kecil.

7) Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan


rumah atau sarana lainnya.

18
b. Tanah longsor sendiri di bedakan menjadi 6 jenis
1) Longsoran Translasi: Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa
tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata
ataumenggelombang landai.
2) Longsoran Rotasi: Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah
dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3) Pergerakan Blok: Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang
bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga
longsoran translasi blok batu.
4) Runtuhan Batu: Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan
atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas.
Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung terutama
di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan
kerusakan yang parah.
5) Rayapan Tanah: Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang
bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis
tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup
lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon,
pohon, atau rumah miring ke bawah.
6) Aliran Bahan Rombakan: Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa
tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada
kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.
Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan
meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di
daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat
menelan korban cukup banyak.

c. Pencegahan untuk mengurangi resiko bencana tanah longsor

1) Hindari Membuat Sawah Di Atas Lereng: Membangun sawah atau


kolam di atas lereng hanya akan semakin meningkatkan potensi
terjadinya tanah longsor. Hal tersebut karena permukaan lereng akan

19
penuh dengan air, sehingga tanah rentan untuk bergerser dan
menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor.
2) Tidak membangun Rumah Di Bawah Tebing: Tidak di anjurkan untuk
mendirikan bangunan di bawah tebing, hal tersebut karena mendirikan
bangunan di bawah tebing memiliki ancaman besar terkena bencana
tanah longsor. Jika tinggi tebing 100 meter maka usahakan lokasi rumah
atau bangunan berjarak minimal 250 meter dari kaki lereng. Sehingga
apabila terjadi tanah longsor tidak akan mencapai bangunan tersebut.
3) Hindari menebang Pohon di Sekitar Lereng: Pohon yang berada di
sekitar lereng menjadi pencegah terjadinya tanah longsor karena akar-
akar dari pohon-pohon tersebut menyebar dan saling bersinggungan
sehingga bisa membantu tanah tidak mudah longsor karena akan
menjadi penahan tanah. Tentu kita perlu menghindari menebang pohon
di sekitar lereng.
4) Jangan Mendirikan Bangunan Di Sekitar Sungai: Semakin tinggi jarak
antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin besar peluang
terjadinya longsor.  Terjadinya erosi tanah tidak langsung namun tanah
yang terus tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan semakin
habisnya tanah ada di sekitar sungai.
5) Membuat Terasering: Jika suatu lahan miring terpaksa digunakan untuk
membuat sawah atau ladang maka sebaiknya buatlah sistem bertingkat
sehingga akan memperlambat run off (aliran permukaan) ketika hujan.

G. Mitigasi Bencana Abrasi

Secara umum, pengertian abrasi adalah suatu proses alam berupa pengikisan
tanah pada daerah pesisir pantai yang diakibatkan oleh ombak dan arus laut yang
sifatnya merusak terkadang juga disebut dengan erosi pantai. Salah satu kerusakan garis
pantai ini dapat dipicu karena terganggunya keseimbangan alam di daerah pantai
tersebut. Akan tetapi meskipun pada umumnya abrasi diakibatkan oleh gejala alam,
namun cukup banyak perilaku manusia yang juga ikut menjadi penyebab abrasi pantai.
Sederhananya abrasi adalah pengikisan di daerah pantai akibat gelombang dan arus laut
yang sifatnya destruktif atau merusak. Karena adanya pengikisan tersebut sehingga

20
menyebabkan berkurangnya daerah pantai di mana wilayah yang paling dekat dengan
air laut menjadi sasaran pengikisan. Oleh karenanya apabila dibiarkan abrasi akan terus
mengikis bagian pantai dan air laut bisa membanjiri daerah di sekitar pantai tersebut.

a. Penyebab Abrasi

1) Faktor Alam, faktor alam yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi


antara lain seperti pasang surut air laut, angin di atas lautan, gelombang
laut serta arus laut yang sifatnya merusak.  Tentunya faktor alam yang
menyebabkan abrasi ini tidak dapat dihindari karena laut memiliki
siklusnya tersendiri. Karena pada suatu periode tertentu angin akan
bertiup sangat kencang sehingga menghasilkan gelombang dan arus laut
yang besar pula yang dapat menyebabkan pengikisan pantai.

2) Faktor Manusia, ada beberapa perilaku manusia yang ikut menjadi


penyebab terjadinya abrasi pantai. Salah satunya adanya
ketidakseimbangan ekosistem laut dimana terjadi eksploitasi besar-
besaran yang dilakukan oleh manusia terhadap kekayaan sumber daya
laut seperti ikan, terumbu karang dan biota lainnya. Sehingga apabila
terjadi arus atau gelombang besar maka akan langsung mengarah ke
pantai yang dapat menimbulkan abrasi.  Pemanasan global juga menjadi
salah satu pemicu abrasi pantai misalnya seperti aktivitas kendaraan
bermotor atau dari pabrik-pabrik industri serta pembakaran hutan. Asap
asap yang menghasilkan zat karbon dioksida tersebut akan menghalangi
keluarnya panas matahari yang dipantulkan oleh bumi.  Akibatnya panas
tersebut akan terperangkap di lapisan atmosfer yang dapat menyebabkan
suhu di bumi meningkat. Apabila ada kenaikan suhu di bumi, maka es di
Kutub akan mencair dan permukaan air laut akan mengalami
peningkatan yang dapat mempengaruhi wilayah pantai yang rendah. 
Kegiatan penambangan pasir yang dilakukan oleh manusia secara besar-
besaran juga menjadi faktor penyebab abrasi pantai. Hal itu berpengaruh
secara langsung terhadap kecepatan dan arah air laut saat menghantam
daerah pantai. Karena jika tidak membawa pasir maka kekuatan untuk
menghantam pantai semakin besar.

21
b. Dampak abrasi
1) Penyusutan garis pantai sehingga lahan daratan utama semakin
berkurang dan membahayakan masyarakat pesisir yang tinggal di
pinggir pantai.
2) Merusak hutan bakau di sepanjang pesisir pantai, sehingga memperbesar
resiko bencana
3) Berkurangnya sumber daya ikan dan plasma nutfah karena rusaknya
hutan bakau.

c. Penanggulangan abrasi
1) Menanam Pohon Bakau. Pohon bakau merupakan jenis pepohonan yang
akarnya dapat menjulur ke dalam air pantai. Biasanya pohon bakau
ditanam sejajar garis pantai untuk sekaligus membatasi daerah air
dengan daerah pantai yang berpasir.  Akar pohon bakau yang kuat akan
menahan gelombang dan arus laut yang mengarah ke pantai agar tidak
menghancurkan bebatuan dan tanah di daerah pantai.
2) Memelihara Terumbu Karang. Pencegahan abrasi juga dapat dilakukan
dengan pemeliharaan terumbu karang. Seperti kita ketahui bahwa
terumbu karang memiliki fungsi sebagai pemecah gelombang. Dengan
begitu, apabila ekosistem terumbu karang diperbaiki maka dapat
meminimalisir terjadinya abrasi.
3) Melarang Penambangan Pasir. Ini merupakan tugas dan tanggungjawab
pemerintah daerah dan pusat yang harus tegas melarang kegiatan
penambangan pasir di daerah-daerah tertentu, yaitu melalui peraturan
pemerintah. Pencegahan abrasi dapat dilakukan bila persedian pasir di
lautan masih memadai sehingga gelombang air tidak menyentuh garis
pantai.

22

Anda mungkin juga menyukai