Disusun Oleh :
Suci Khairunnisa
( 201913201032 )
Dosen Pengampu :
SORONG
2022
1
PEMBAHASAN
1) Jika saat terjadi gempa bumi dan anda berada di dalam bangunan, seperti
rumah, sekolah ataupun bangunan bertingkat :
2
Guncangan akan terasa beberapa saat, selama jangka waktu itu,
upayakan keselamatan diri anda dengan cara berlindung di
bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin
jatuh dan jendela kaca.
Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau berdirilah di
bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari ke luar rumah.
Jika anda sedang memasak, segera matikan kompor serta
mencabut dan mematikan semua peralatan yang menggunakan
listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca,
genteng atau material lain. Tetap lindungi kepala anda dan segera
menuju ke lapangan terbuka.
Jangan berdiri di dekat tiang, pohon atau sumber listrik atai
gedung yang mungkin roboh.
Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan, gunakalah
tangga darurat untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di
dalam elevator, tekan semua tombol atau gunakan interphone
untuk panggilan kepada pengelola gedung.
Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti
pada sudut bangunan.
Apabila anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas
keamanan dan ikuti instruksi evakuasi.
3
Apabila mendengar peringatan dini tsunami, segera lakukan evakuasi
menuju ke tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi. Apa yang di
lakukan setelah terjadi gempa bumi:
1. Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan.
2. Ketika berada di dalam bangunan, evakuasi diri anda setelah gempa
bumi berhenti. Perhatikan reruntuhan maupun benda-benda yang
membahayakan pada saat evakuasi.
3. Jika berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja yang kuat.
4. Periksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana kebakaran.
5. Berdirilah di tempat terbuka jauh dari gedung dan instalasi listrik dan
air. Apabila di luar bangunan dengan tebing di sekeliling, hindari daerah
yang rawan longsor.
6. Jika di dalam mobil, berhentilah di pinggir jalan, tetapi tetap berada di
dalam mobil. Hindari berhenti di bawah atau di atas jembatan atau
rambu-rambu lalu lintas.
B. Mitigasi Tsunami
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebakan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Berbeda dengan gelombang laut biasa,
tsunami memiliki panjang gelombang antar puncaknya lebih dari 100km di laut lepas
dan selisih waktu antar puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga
1 jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk atau muara sungai gelombang ini
menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan
bersifat merusak. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi
yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi (yang berada di lautan), longsoan,
atau hantaman meteor di laut. Dari beberapa penyebab tersebut, gempa bumi yang
terjadi di dasar laut lah yang paling sering menjadi penyebab terjadinya gelombang
tsunami. Walau pun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dasyat, seperti
letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Gempa-gempa yang dapat menimbulkan
tsunami adalah :
1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 30km.
3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0SR.
4
4. Jenis pergerakan gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya
semacam ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.
1) Diawali dengan adanya gempa bumi. Bila anda tinggal di dekat pantai,
sebaiknya berhati-hati bila terjadi gempa bumi, tsunami biasanya terjadi
karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di dekat laut.
Tidak hanya gempa yang terjadi di daerah anda, namun gempa yang
berada ribuan kilometer jauhnya dapat menyebabkan pitensi tsunami
yang mematikan.
2) Dengarkan suara-suara gemuruh. Banyak dari korban tsunami telah
mengatakan bahwa datangnya gelombang tsunami diawali dengan suara
gemuruh yang keras, mirip dengan kereta barang.
3) Perhatikan penurunan air laut. Jika ada penurunan air laut dengan cepat
dan bukan merupakan waktu air laut surut, maka segera lah mencari
tempat perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi gelombang tsunami,
air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali
dengan kekuatan yang sangat besar.
4) Selalu waspada pada gelombang pertama. Gelombang tsunami pertama
tidak selalu yang paling berbahaya, sehingga tetap menjauhkan diri dari
pantai sampai keadaan benar-benar aman. Jangan berasumsi bahwa
keadaan tsunami kecil di satu tempat maka akan kecil juga di daerah
lain, ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua
lokasi. Gelombang tsunami juga bisa menerjang melalui sungai-sungai
yang terhubung ke laut.
5) Selain tanda-tanda di atas, alam juga dapat memberi tanda sebelum
terjadi bencana. Seperti gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara
atau cuaca yang ekstrem dan perilaku hewan yang berubah. Sebagai
contoh dari perilaku hewan yang berubah yaitu: Beberapa kelelawar
yang aktif di malam hari dan biasanya tidur di siang hari, menjadi sangat
aktif di siang hari, setengah jam sebelum gelombang tsunami datang.
5
1) Mengetahui pusat informasi bencana, seperti BPBD, BMKG, PVMBG
dan instansi lainnya.
2) Kenali area rumah, sekolah, tempat kerja atau tempat lain yang beresiko
dan mengetahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko
terkena tsunami.
3) Jika anda sedang melakukan perjalanan ke wilayah pesisir pantai, kenali
hotel, motel dan pusat pengungsian yang ada. Sangat penting
mengetahui rute evakuasi yang telah di buat ketika peringatan
dikeluarkan.
4) Siapkan persediaan pengungsian dalam suatu tempat yang mudah di
bawa (tas siaga bencana) dan tempatkan di area yang mudah terjangkau.
Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak akan datang setiap
saat, jadi jangan lah ancaman bencana ini mengurangi kenyamanan dalam
menikmati wisata pantai dan lautan.
1) Jika anda berada di sekitar pantai dan terasa guncangan gempa bumi dan
di susul air laut surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat,
segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan
tinggi). Anda juga bisa mengikuti rute evakuasi yang sudah di tetapkan
oleh pihak yang berwenang.
2) Jika anda sedang berada di perahu atau kapal di tengah laut, kemudian
anda mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan arahkan
perahu atau kapal mendekat ke pesisir pantai.
3) Jika gelombang pertama yang datang telah surut, jangan segera turun ke
tempat yang rendah, karena gelombang tsunami bisa jadi tidak datang
sekali, bisa jadi gelombang yang datang kemudian justru lebih tinggi dan
berbahaya.
4) Jika tsunami terjadi pada saat anda sedang menyetir kendaraan, segera
keluar dan cari tempat yang tinggi dan aman.
6
5) Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang
berwenang atas penyebaran informasi tentang tsunami. Penting untuk
tidak mempercayai berita dengan sumber yang tidak jelas kebenarannya.
6) Utamakan keselamatan terlebih dahulu, tinggalkan barang yang tidak
perlu dan menghambat anda dalam melakukan evakuasi diri. Selanjutnya
anda bisa memastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada
saat pergi ke tempat evakuasi, jika bisa ajaklah tetangga atau kerabat
anda untuk menyelamatkan diri bersama.
7
10) Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan rumah sudah
tidak memungkinkan untuk di huni atau kembali lah ke tempat
pengungsian.
8
Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti titanium,
alumunium,magnesium, dan kalium. Cara mengatasinya yaitu powder khusus
kelas ini.
a. Penyebab kebakaran
1) Terbatasnya keterangan dan pengetahuan tentang kebakaran
2) Kelalaian manusia/human eror (intalasi listrik tidak standar, lupa
mematikan kompor saat pergi, membuang puntung rokok sembarangan,
dll).
3) Kesengajaan (pembakaran hutan untuk membuka lahan, membakar
sampah sembarangan, dll).
4) Alam (kebakaran hutan akibat gesekan antar batang, sambaran petir,
gunung api meletus, dll)
b. Sumber kebakaran
1) Korsleting listrik, (70% kebakaran pemukiman)
2) Kebocoran tabung/kompor gas
3) Puntung rokok,
4) Cuaca panas
5) Dll
c. Teknik pemadaman kebakaran
Memadamkan kebakaran dapat dilakukan dengan prinsip menghilangkan
salah satu atau beberapa unsur dalam proses nyala api , beberapa cara
memadamkan api yaitu :
1) Pendinginan (cooling)
Salah satu cara yang umum untuk memadamkan kebakaran adalah
dengan cara pendinginan/menurunkan temperatur bahan bakar sampai
tidak dapat menimbulkan uap atau gas untuk pembakaran. Salah satu
bahan yang efektif terbaik menyerap panas adalah Air. Pendinginan
permukaan biasanya tidak efektif pada produk gas dan cairan yang
mudah terbakar dan memiliki flash point dibawah suhu air yang dipakai
untuk pemadaman. Oleh karena itu media air tidak dianjurkan untuk
memadamkan kebakaran dari bahan cairan mudah terbakar dengan flash
point di bawah 100 oC atau 37 oC.
2) Penyalimutan (smothering)
9
Pendinginan dengan menggunakan oksigen (smothering), dengan
membatasi/mengurangi oksigen dalam proses pembakaran api akan
dapat padam. Pemadaman kebakaran dengan cara ini dapat lebih cepat
apabila uap yang terbentuk dapat terkumpul di dalam daerah yang
terbakar, dan proses penyerapan panas oleh uap akan berakhir apabila
uap tersebut mulai mengembun, dimana dalam proses pengembunan ini
akan dilepasnya sejumlah panas.
2) Busa
Jenis media pamadam kebakaran, busa adalah salah satu media yang
dapat digunakan untuk memadamkan api. Ada 2 (dua) macam busa yang
berfungsi untuk memadamkan kebakaran yaitu busa kimia dan busa
mekanik. Busa kimia dibuat dari gelembung yang mengandung zat arang
dan carbon dioksida, sedangkan busa mekanik dibuat dari campuaran zat
10
arang dengan udara. Busa dapat memadamkan kebakaran melalui
kombinasi tiga aksi pemadaman yaitu :
Menutupi yaitu membuat selimut busa diatas bahan yang
terbakar, sehingga kontak dengan oksigen (udara) terputus.
Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah
terbakar.
Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar
sehingga suhunya menurun.
3) Serbuk kimia kering
Daya pemadam dari serbuk kimia kering ini bergantung pada jumlah
serbuk yang dapat menutupi permukaan yang terbakar. Makin halus
butir – butir serbuk kimia kering makin luas permukaan yang dapat
ditutupi.
11
g. Hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran
12
3) Membantu usaha memadamkan api dengan peralatan yang ada
13
5) Melakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk emmahami rute
evakuasi dan daerah yang lebih tinggi
6) Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman banjir dan
merencanakan tempat pertemuan apabila anggota keluarga terpencar-
pencar
7) mengetahui bantuan apa yang bisa diberikan apabila ada anggota
keluarga yang terkena banjir.
8) Mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus anggota keluarga dan
tetangga apabila banjir terjadi
9) Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama sekurangnya tiga hari,
misalnya persiapan tas siaga bencana, penyediaan makanan dan air
minum
10) Mengetahui bagaimana mematikan air, listrik dan gas
11) Mempertimbangkan asuransi banjir
12) Berkaitan dengan harta dan kepemilikan, maka anda bisa membuat
catatan harta kita, mendokumentasikan dalam foto, dan simpan dokumen
tersebut di tempat yang aman
13) Menyimpan berbagai dokumen penting ditempat yang aman.
14) Hindari membangun di tempat rawan banjir kecuali ada upaya
penguatan dan peninggian bangunan rumah
15) Perhatikan berbagai instrumen listrik yang dapat memicu bahaya saat
bersentuhan dengan air banjir
16) Turut serta mendirikan tenda pengungsian dan pembuatan dapur umum
17) Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan
18) Menggunakan air bersih dengan efisien
b. Saat bencana
1) Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda, maka simaklah informasi
dari berbagai media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan
kesiapsiagaan.
2) Apabila terjadi banjir, segeralah evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
3) Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat
lain yang tergenang air.
14
4) Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat Anda, misalnya
banjir bandang dapat terjadi di tempat Anda dengan atau tanpa
peringatan pada saat hujan biasa atau deras.
5) Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: amankan rumah Anda.
Apabila masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau di
tempat yang aman dari banjir. Barang yang lebih berharga diletakan
pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah.
6) Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak
berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik.
Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda berdiri
di atas/dalam air.
7) Jika ada perintah evakuasi dan Anda harus meninggalkan rumah: Jangan
berjalan di arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat
mengakibatkan Anda jatuh.
8) Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak
bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan
tempat Anda berpijak.
9) Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik,
abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini
tidak dilakukan, Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat.
10) Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga seandainya
kehabisan air bersih.
11) Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan
akan dilalui oleh arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba
tanpa peringatan.
c. Pasca bencana
1) Hindari air banjir karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya
dan ancaman kesetrum.
2) Waspada dengan instalasi listrik.
3) Hindari air yang bergerak.
4) Hindari area yang airnya baru saja surut karena jalan bisa saja keropos
dan ambles.
15
5) Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak yang
berwenang membutuhkan sukarelawan.
6) Kembali ke rumah sesuai dengan perintah dari pihak yang berwenang.
7) Tetap di luar gedung/rumah yang masih dikelilingi air.
8) Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang tidak
terlihat seperti pada fondasi.
9) Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih jika Anda terkena air banjir.
10) Buang makanan yang terkontaminasi air banjir.
11) Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana
mendapatkan bantuan perumahan/shelter, pakaian, dan makanan.
12) Dapatkan perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat.
13) Bersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah dari sisa-sisa kotoran
setelah banjir.
14) Lakukan pemberantasan sarang nyamuk Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN).
15) Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
16) Terlibat dalam perbaikan jamban dan Saluran Pembuangan Air Limbah
(SPAL).
16
a. Menjalankan program pemeliharaan
Masyarakat perlu di ajakan dalam program pemeliharaan pertinggian
permukaan tanggul, perbaikan tanggul yang bocor, pelindung batu untuk
tanggul dekat penambangan, penggantian peralatan pintu dan sebagainya yang
tidak berfungsi disebabkan oleh kerusakan. Kegiatan pemeliharaan ini perlu di
lakukan secara berkala hal ini menjadi upaya dalam mitigasi bencana banjir
bandang. Selain itu ada juga pemeliharaan darurat. Pemeliharaan Darurat,
adalah pemeliharaan yang harus dilaksanakan segera agar kerusakan yang
terjadi atau kerusakan yang hampir terjadi tidak menjadi lebih parah, dimana
pekerjaan tersebut penting untuk melindungi keutuhan dan kekuatan bangunan
(dalam skala besar). hal ini menjadi salah satu upaya dalam mencegah dan
mengurangi dampak dari resiko bencana banjir bandang.
17
Ada beberapa penyebab terjadinya bencana tanah longsor, salah satunya di
akibatkan oleh hujan. Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November
karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan
menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu
mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan
merekahnya tanah permukaan.
Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan
cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi
biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam
waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena
melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng,
sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah
longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan, karena akar tumbuhan
juga akan berfungsi mengikat tanah.
6) Terdapat mata air atau rembesan air pada tebing yang disertai dengan
longsoran kecil.
18
b. Tanah longsor sendiri di bedakan menjadi 6 jenis
1) Longsoran Translasi: Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa
tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata
ataumenggelombang landai.
2) Longsoran Rotasi: Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah
dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3) Pergerakan Blok: Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang
bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga
longsoran translasi blok batu.
4) Runtuhan Batu: Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan
atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas.
Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung terutama
di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan
kerusakan yang parah.
5) Rayapan Tanah: Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang
bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis
tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup
lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon,
pohon, atau rumah miring ke bawah.
6) Aliran Bahan Rombakan: Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa
tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada
kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.
Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan
meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di
daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat
menelan korban cukup banyak.
19
penuh dengan air, sehingga tanah rentan untuk bergerser dan
menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor.
2) Tidak membangun Rumah Di Bawah Tebing: Tidak di anjurkan untuk
mendirikan bangunan di bawah tebing, hal tersebut karena mendirikan
bangunan di bawah tebing memiliki ancaman besar terkena bencana
tanah longsor. Jika tinggi tebing 100 meter maka usahakan lokasi rumah
atau bangunan berjarak minimal 250 meter dari kaki lereng. Sehingga
apabila terjadi tanah longsor tidak akan mencapai bangunan tersebut.
3) Hindari menebang Pohon di Sekitar Lereng: Pohon yang berada di
sekitar lereng menjadi pencegah terjadinya tanah longsor karena akar-
akar dari pohon-pohon tersebut menyebar dan saling bersinggungan
sehingga bisa membantu tanah tidak mudah longsor karena akan
menjadi penahan tanah. Tentu kita perlu menghindari menebang pohon
di sekitar lereng.
4) Jangan Mendirikan Bangunan Di Sekitar Sungai: Semakin tinggi jarak
antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin besar peluang
terjadinya longsor. Terjadinya erosi tanah tidak langsung namun tanah
yang terus tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan semakin
habisnya tanah ada di sekitar sungai.
5) Membuat Terasering: Jika suatu lahan miring terpaksa digunakan untuk
membuat sawah atau ladang maka sebaiknya buatlah sistem bertingkat
sehingga akan memperlambat run off (aliran permukaan) ketika hujan.
Secara umum, pengertian abrasi adalah suatu proses alam berupa pengikisan
tanah pada daerah pesisir pantai yang diakibatkan oleh ombak dan arus laut yang
sifatnya merusak terkadang juga disebut dengan erosi pantai. Salah satu kerusakan garis
pantai ini dapat dipicu karena terganggunya keseimbangan alam di daerah pantai
tersebut. Akan tetapi meskipun pada umumnya abrasi diakibatkan oleh gejala alam,
namun cukup banyak perilaku manusia yang juga ikut menjadi penyebab abrasi pantai.
Sederhananya abrasi adalah pengikisan di daerah pantai akibat gelombang dan arus laut
yang sifatnya destruktif atau merusak. Karena adanya pengikisan tersebut sehingga
20
menyebabkan berkurangnya daerah pantai di mana wilayah yang paling dekat dengan
air laut menjadi sasaran pengikisan. Oleh karenanya apabila dibiarkan abrasi akan terus
mengikis bagian pantai dan air laut bisa membanjiri daerah di sekitar pantai tersebut.
a. Penyebab Abrasi
21
b. Dampak abrasi
1) Penyusutan garis pantai sehingga lahan daratan utama semakin
berkurang dan membahayakan masyarakat pesisir yang tinggal di
pinggir pantai.
2) Merusak hutan bakau di sepanjang pesisir pantai, sehingga memperbesar
resiko bencana
3) Berkurangnya sumber daya ikan dan plasma nutfah karena rusaknya
hutan bakau.
c. Penanggulangan abrasi
1) Menanam Pohon Bakau. Pohon bakau merupakan jenis pepohonan yang
akarnya dapat menjulur ke dalam air pantai. Biasanya pohon bakau
ditanam sejajar garis pantai untuk sekaligus membatasi daerah air
dengan daerah pantai yang berpasir. Akar pohon bakau yang kuat akan
menahan gelombang dan arus laut yang mengarah ke pantai agar tidak
menghancurkan bebatuan dan tanah di daerah pantai.
2) Memelihara Terumbu Karang. Pencegahan abrasi juga dapat dilakukan
dengan pemeliharaan terumbu karang. Seperti kita ketahui bahwa
terumbu karang memiliki fungsi sebagai pemecah gelombang. Dengan
begitu, apabila ekosistem terumbu karang diperbaiki maka dapat
meminimalisir terjadinya abrasi.
3) Melarang Penambangan Pasir. Ini merupakan tugas dan tanggungjawab
pemerintah daerah dan pusat yang harus tegas melarang kegiatan
penambangan pasir di daerah-daerah tertentu, yaitu melalui peraturan
pemerintah. Pencegahan abrasi dapat dilakukan bila persedian pasir di
lautan masih memadai sehingga gelombang air tidak menyentuh garis
pantai.
22