Anda di halaman 1dari 14

SIKLUS PENANGGULANGAN

BENCANA

Di kerjakan oleh :

YUMNA HUMAIRA

2203120083

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
SIKLUS PENANGGULANGAN BENCANA

A. Pengertian

Siklus penanggulangan bencana adalah tahapan-tahapan yang dapat dipelajari oleh


manusia dan dilakukan sebelum terjadinya bencana, saat terjadinya bencana, dan ketika
bencana alam telah berhasil.

Adapun siklus penanggulangan bencana meliputi 4 tahapan, yaitu tahap pencegahan dan
mitigasi, tahap kesiapsiagaan, tahap tanggap darurat serta tahap rehabilitasi dan
rekonstruksi.

Tahap Pencegahan dan Mitigasi Bencana


Pencegahan bencana merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan terjadinya bencana. Tujuan diadakan proses
pencegahan adalah untuk mengurangi dampak buruk yang diakibatkan ketika bencana
alam datang, seperti mengurangi kerugian rusaknya harta benda, mengurangi korban
meninggal, mengurangi jumlah penyakit menular, dan mengurangi dampak buruknya
bencana terhadap kesehatan lingkungan.
Mitigasi bencana adalah suatu rangkaian awal dilakukan untuk mengurangi resiko
bencana. Dalam kegiatan mitigasi ini dibagi dua konsep pembangunan yaitu
pembangunan secara fisik maupun penyadaran, serta peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.

Pada tahapan pencegahan dan mitigasi bencana dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain :

 Membuat pemetaan wilayah rawan bencana alam


 Memasang alarm bencana
 Membangun tempat tanggap bencana
 Memberikan sosialisasi pentingnya melakukan mitigasi bencana alam ke arah akademisi
dan masyarakat.

Tahap Kesiapsiagaan
Tahap kesiapsiagaan dilakukan menjelang terjadinya suatu bencana. Pada tahap
ini umumnya pemerintah atau pihak terkait seperti BMKG sudah memberikan peringatan
atau sinyal akan terjadi suatu bencana. Tahapan kesiapsiagaan secara umum dapat
dilakukan melalui beberapa hal, yaitu :

 Melakukan penyusunan pengembangan sistem peringatan dan pemeliharaan persediaan


serta pelatihan personil
 Melakukan penyusunan langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta rencana
evakuasi dari tempat bencana atau daerah rawan bencana.

Tahap Tanggap Darurat


Tahap tanggap darurat di lakukan ketika bencana sedang atau sudah terjadi. Pada
tahapan ini diharapkan semua pihak tidak diserang kepanikan dan mampu
menyelamatkan diri bersama dengan orang terdekat. Tahapan ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti :

 Penyelamatan dan evakuasi korban maupun harta benda


 Perlindungan ke tempat yang lebih aman
 Pengurusan pengungsi dan pembuatan tenda untuk sarana istirahat, makan, serta
melakukan aktivitas lain
 Penyelamatan serta pemulihan sarana dan prasarana
Tahap Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Rekonstruksi diartikan sebagai suatu rangkaian pembangunan kembali semua
prasarana dan sarana yang terindikasikan rusak akibat bencana alam yang telah terjadi.
Pembangunan tersebut mencakup semua jenis bangunan kelembagaan seperti pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat.
Sasaran utama yang dituju adalah perbaikan semua bangunan yang memiliki
fungsi sebagai tonggak utama aktivitas seperti puskesmas, perumahan warga, bangunan
milik daerah yang berisikan tentang suatu pelayanan. Hal itu akan lebih baik apabila
cepat ditangani demi tetap berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial, segala aspek
kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.
Rehabilitasi diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan untuk perbaikan dan
pemulihan semua aspek pelayanan publik.

B. GEMPA BUMI

SEBELUM TERJADI GEMPA BUMI:

1. Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi.


2. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa bumi,
seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi di
bawah meja.
3. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar dan persediaan obat-obatan.
4. Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi dengan fondasi
yang kuat. Selain itu, anda bisa merenovasi baguan bangunan yang sudah rentan.
5. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar pengguna lahan yang di
keluarkan oleh pemerintah.

SAAT TERJADI BENCANA GEMPA BUMI:

1. Jika saat terjadi gempa bumi dan anda berada di dalam bangunan, seperti rumah, sekolah
ataupun bangunan bertingkat:
- Guncangan akan terasa beberapa saat, selama jangka waktu itu, upayakan keselamatan diri anda
dengan cara berlindung di bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin jatuh
dan jendela kaca.
- Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu. Bila sudah terasa
aman, segera lari ke luar rumah.
- Jika anda sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan mematikan semua
peralatan yang menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
- Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng atau material lain. Tetap
lindungi kepala anda dan segera menuju ke lapangan terbuka.
- Jangan berdiri di dekat tiang, pohon atau sumber listrik atai gedung yang mungkin roboh.
- Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan, gunakalah tangga darurat untuk evakuasi
keluar bangunan. Apabila sudah di dalam elevator, tekan semua tombol atau gunakan interphone
untuk panggilan kepada pengelola gedung.
- Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan.
- Apabila anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan dan ikuti instruksi
evakuasi.

2. Jika anda berada di dalam mobil:


- Saat terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar, anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil.
- Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri bahu jalan dan berhentilah.
- Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memperhatikan lingkungan sekitar atau melalui
alat komunikasi lainnya seperti radio atau gawai.

Peringatan Tsunami pasca gempa bumi: Apabila mendengar peringatan dini tsunami, segera
lakukan evakuasi menuju ke tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi.

Apa yang di lakukan setelah terjadi gempa bumi:


1. Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan.
2. Ketika berada di dalam bangunan, evakuasi diri anda setelah gempa bumi berhenti. Perhatikan
reruntuhan maupun benda-benda yang membahayakan pada saat evakuasi.
3. Jika berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja yang kuat.
4. Periksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana kebakaran.
5. Berdirilah di tempat terbuka jauh dari gedung dan instalasi listrik dan air. Apabila di luar
bangunan dengan tebing di sekeliling, hindari daerah yang rawan longsor.
6. Jika di dalam mobil, berhentilah di pinggir jalan, tetapi tetap berada di dalam mobil. Hindari
berhenti di bawah atau di atas jembatan atau rambu-rambu lalu lintas.

C. TSUNAMI

Gempa-gempa yang dapat menimbulkan tsunami adalah:


1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 30km.
3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0SR.
4. Jenis pergerakan gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam ini
biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.

Lalu apa yang perlu di persiapkan dalam menghadapi bencana tsunami? Berikut beberapa
hal yang perlu di perhatikan:
1. Mengetahui pusat informasi bencana, seperti BPBD, BMKG, PVMBG dan instansi
lainnya.
2. Kenali area rumah, sekolah, tempat kerja atau tempat lain yang beresiko dan mengetahui
wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko terkena tsunami.
3. Jika anda sedang melakukan perjalanan ke wilayah pesisir pantai, kenali hotel, motel dan
pusat pengungsian yang ada. Sangat penting mengetahui rute evakuasi yang telah di buat
ketika peringatan dikeluarkan.
4. Siapkan persediaan pengungsian dalam suatu tempat yang mudah di bawa (tas siaga
bencana) dan tempatkan di area yang mudah terjangkau.

UPAYA PENYELAMATAN DIRI SAAT TERJADI TSUNAMI

Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak akan datang setiap saat, jadi jangan lah
ancaman bencana ini mengurangi kenyamanan dalam menikmati wisata pantai dan lautan.
1. Jika anda berada di sekitar pantai dan terasa guncangan gempa bumi dan di susul air laut
surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang
tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi). Anda juga bisa mengikuti rute evakuasi yang
sudah di tetapkan oleh pihak yang berwenang.
2. Jika anda sedang berada di perahu atau kapal di tengah laut, kemudian anda mendengar
berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan arahkan perahu atau kapal mendekat ke pesisir
pantai.
3. Jika gelombang pertama yang datang telah surut, jangan segera turun ke tempat yang
rendah, karena gelombang tsunami bisa jadi tidak datang sekali, bisa jadi gelombang yang
datang kemudian justru lebih tinggi dan berbahaya.
4. Jika tsunami terjadi pada saat anda sedang menyetir kendaraan, segera keluar dan cari
tempat yang tinggi dan aman.
5. Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas penyebaran
informasi tentang tsunami. Penting untuk tidak mempercayai berita dengan sumber yang
tidak jelas kebenarannya.
6. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, tinggalkan barang yang tidak perlu dan
menghambat anda dalam melakukan evakuasi diri. Selanjutnya anda bisa memastikan tidak
ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi, jika bisa ajaklah
tetangga atau kerabat anda untuk menyelamatkan diri bersama.

SETELAH TERJADI BENCANA TSUNAMI:

1. Pastikan anda telah memperoleh informasi bahwa ancaman tsunami sudah berakhir dari
BMKG, informasi dapat melalui TV Nasional, radio daerah ataupun pengumuman di sekitar
anda.
2. Jauhi area yang tergenang, karena kemungkinan terdapat kubangan atau adanya
kontaminasi dari zat-zat yang berbahaya.
3. Jauhi area terdampak yang rusak (banyak puing-puing) kemungkinan adanya benda-benda
tajam dapat melukai anda.
4. Jauhi jaringan instalasi listrik dan pipa gas.
5. Hati-hati saat memasuki gedung, karena ancaman kerusakan yang tidak terlihat, seperti
pada fondasi bangunan.
6. Jika anda terluka, dapatkan perawatan di pos kesehatan terdekat.
7. Periksalah ketersediaan makanan dengan hati-hati, makanan yang telah terkontaminasi air
genangan tsunami bisa jadi sudah tercemar dan tidak layak konsumsi.
8. Berikan bantuan P3K pada korban luka ringan dan panggil bantuan, mintalah pertolongan
evakuasi jika terdapat korban dengan luka serius.
9. Jika rumah anda dinyatakan masih layak huni, bersihkan rumah dari sampah yang terbawa
gelombang tsunami dan menjernihkan sumber air bersih.
10. Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan rumah sudah tidak
memungkinkan untuk di huni atau kembali lah ke tempat pengungsian.

D. GUNUNG MELETUS

Pra-Bencana
1. Memperhatikan arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
terkait dengan perkembangan aktivitas gunungapi.
2. Persiapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengantisipasi debu vulkanik.
3. Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang.
4. Mempersiapkan skenario evakuasi lain apabila dampak letusan meluas di luar prediksi
ahli.
5. Persiapkan dukungan logistik:
- Makanan siap saji dan minuman;
- Lampu senter dan baterai cadangan;
- Uang tunai secukupnya;
- Obat-obatan khusus sesuai pemakai.

Saat Bencana
1. Pastikan anda sudah berada di shelter atau tempat lain yang aman dari dampak letusan.
2. Gunakan masker dan kacamata pelindung
3. Selalu memperhatikan arahan dari pihak berwenang selama berada di shelter.

Pasca Bencana
1. Apabila Anda dan keluarga harus tinggal lebih lama di shelter, pastikan kebutuhan
dasar terpenuhi dan pendampingan khusus bagi anak-anak dan remaja diberikan.
Dukungan orangtua yang bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan dalam
pendampingan anak-anak dan remaja sangat penting untuk mengurangi stres atau
ketertekanan selama di shelter.
2. Tetap gunakan master dan kacamata pelindung ketika berada di wilayah yang
terdampak abu vulkanik.
3. Memperhatikan perkembangan informasi dari pihak berwenang melalui radio atau
pengumuman dari pihak berwenang.
4. Waspada terhadap kemungkinan bahaya kedua atau secondary hazard berupa banjir
lahar dingin. Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi dan menghanyutkan material
vulkanik maupun reruntuhan kayu atau apapun sepanjang sungai dari hilir ke hulu.
Perhatikan bentangan kiri dan kanan dari titik sungai mengantisipasi luapan banjir lahar
dingin.

E. BANJIR

PRABENCANA

1. Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan bahaya banjir,


seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan.
2. Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal kita, apakah di zona rawan banjir
(bisa menggunakan aplikasi inarisk)
3. Mengetahui cara-cara untuk melindungi rumah kita dari banjir
4. mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan apa dampaknya untuk
rumah kita
5. Melakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk emmahami rute evakuasi dan daerah
yang lebih tinggi
6. Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman banjir dan
merencanakan tempat pertemuan apabila anggota keluarga terpencar-pencar
7. mengetahui bantuan apa yang bisa diberikan apabila ada anggota keluarga yang
terkena banjir.
8. Mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus anggota keluarga dan tetangga apabila
banjir terjadi
9. Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama sekurangnya tiga hari, misalnya
persiapan tas siaga bencana, penyediaan makanan dan air minum
10. mengetahui bagaimana mematikan air, listrik dan gas
11. mempertimbangkan asuransi banjir
12. berkaitan dengan harta dan kepemilikan, maka anda bisa membuat catatan harta kita,
mendokumentasikan dalam foto, dan simpan dokumen tersebut di tempat yang aman
13. menyimpan berbagai dokumen penting ditempat yang aman.
14. hindari membangun di tempat rawan banjir kecuali ada upaya penguatan dan
peninggian bangunan rumah
15. perhatikan berbagai instrumen listrik yang dapat memicu bahaya saat bersentuhan
dengan air banjir
16. turut serta mendirikan tenda pengungsian dan pembuatan dapur umum
17. melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan
18. menggunakan air bersih dengan efisien

SAAT BENCANA
1. Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda, maka simaklah informasi dari berbagai
media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
2. Apabila terjadi banjir, segeralah evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
3. Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat lain yang
tergenang air.
4. Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat Anda, misalnya banjir bandang
dapat terjadi di tempat Anda dengan atau tanpa peringatan pada saat hujan biasa atau
deras.
5. Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: amankan rumah Anda. Apabila masih
tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau di tempat yang aman dari banjir.
Barang yang lebih berharga diletakan pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah.
6. Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang. Cabut
alat-alat yang masih tersambung dengan listrik. Jangan menyentuh peralatan yang
bermuatan listrik apabila Anda berdiri di atas/dalam air.
7. Jika ada perintah evakuasi dan Anda harus meninggalkan rumah: Jangan berjalan di
arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat mengakibatkan Anda jatuh.
8. Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak bergerak.
Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan tempat Anda berpijak.
9. Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik, abaikan
mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Anda
dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat.
10. Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga seandainya kehabisan air
bersih.
11. Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan akan dilalui oleh
arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba tanpa peringatan.

PASCA BENCANA

1. Hindari air banjir karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya dan ancaman
kesetrum.
2. Waspada dengan instalasi listrik.
3. Hindari air yang bergerak.
4. Hindari area yang airnya baru saja surut karena jalan bisa saja keropos dan ambles.
5. Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak yang berwenang
membutuhkan sukarelawan.
6. Kembali ke rumah sesuai dengan perintah dari pihak yang berwenang.
7. Tetap di luar gedung/rumah yang masih dikelilingi air.
8. Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang tidak terlihat seperti
pada fondasi.
9. Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan menggunakan
sabun dan air bersih jika Anda terkena air banjir.
10. Buang makanan yang terkontaminasi air banjir.
11. Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana mendapatkan
bantuan perumahan/shelter, pakaian, dan makanan.
12. Dapatkan perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat.
13. Bersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah dari sisa-sisa kotoran setelah
banjir.
14. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
15. Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
16. Terlibat dalam perbaikan jamban dan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL).

F. KEKERINGAN

Pra Bencana
1. Masyarakat di sarankan untuk memanfaatkan sumber air yang ada secara Efektif dan
Efisien.
2. Memprioritaskan pemanfaatan sumber air yang tersedia untuk keperluan air baku untuk
air bersih.
3. Menanam pohon sebanyak-banyaknya di lingkungan kita.
4. Membuat waduk (embung) disesuaikan dengan keadaan lingkungan.
5. Membuat dan memperbanyak resapan air dengan tidak menutup semua permukaan
dengan plester semen atau ubin keramik.
6. Memberikan perlindungan sumber sumber air bersih yang tersedia, dan
7. Melakukan panen dan konservasi air.
Panen Air merupakan cara pengumpulan atau penampungan air hujan atau air pada aliran
saat curah hujan tinggi. Penampungan ini bisa digunakan saat curah hujan menurun
namun masih memiliki tampungan air. Panen air harus diikuti dengan konservasi air,
yakni menggunakan air yang sudah dipanen secara hemat sesuai kebutuhan. Pembuatan
rorak merupakan contoh tindakan panen air aliran permukaan dan sekaligus juga tindakan
konservasi air.
Saat Terjadi Bencana
1. Membuat sumur pantek atau sumur bor untuk mendapatkan air.
2. Menyediakan air bersih dengan mobil tangki yang sudah di sediakan oleh dinas terkait.
3. Melakukan penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan.
4. Menyediakan pompa air.
5. Melakukan pengaturan pemberian air bagi pertanian secara darurat seperti gilir giring.

G. TANAH LONGSOR

SEBELUM BENCANA TANAH LONGSOR


a. Lakukan pemetaan daerah tempat tinggal.
b. Pelajari tanda-tanda terjadi longsor pada daerah yang berlereng (hujan lebat terus
menerus, muncul rembesan, muncul retakan, warna air sungai keruh jika ada
potensi banjir bandang.
c. Memberitahu lingkungan bila terdapat kemungkinan terjadi longsor.
d. Lakukan langkah-langkah pengurangan risiko longsor.
e. Keluarga ikut aktif bersama masyarakat yang ada di daerah rawan longsor rutin
melakukan patroli (termasuk kontrol aliran sungai di lereng bagian atas, jika
terjadi pembendungan dapat berpotensi terjadi banjir bandang).
f. Jika tanda-tanda longsor sudah terlihat maka pertimbangkan untuk mengungsi ke
tempat yang aman.

MITIGASI SAAT BENCANA TANAH LONGSOR

g. Jangan panik dan tetap tenang, karena kondisi panik akan mengakibatkan kita
tidak dapat bertindak tepat.
h. Segera tinggalkan rumah, jika tanah longsor terjadi di sekitar rumah kita.
i. Berlindunglah ke tempat yang aman dan jangan mendekati daerah longsor karena
longsor susulan masih mungkin terjadi.
j. Bila memungkinkan bantu keluarga dan orang lain yang mengalami situasi sulit
akibat longsor.
k. Hubungi petugas di lingkungan tempat tinggal.
l. Jika kondisi di sekitar tempat kita tinggal membahayakan, mengungsilah.
m. Pantau terus informasi, apabila informasi menyatakan kondisi belum aman,
jangan dulu kembali ke rumah.
n. Mitigasi Sesudah Bencana Tanah Longsor
o. Jauhi kawasan yang terkena longsor dan tetap berada ditempat yang aman.
p. Ikuti terus informasi untuk memastikan kita sudah berada ditempat yang tepat dan
aman.
q. Berikanlah pertolongan bagi yang membutuhkan tanpa membahayakan
keselamatan diri sendiri.
r. Laporkan kondisi dan kejadian dengan singkat dan jelas.
s. Kembalilah ke rumah jika situasi dan kondisi di tempat kita tinggal sudah
dinyatakan aman.
t. Ikuti perintah relokasi apabila telah diputuskan oleh pihak yang berwenang

Anda mungkin juga menyukai