Pertemuan 1
Indikator:
3.7.1 Mengidentifikasi bencana yang terjadi di sekitar kita
3.7.2 Menjelaskan konsep bencana
3.7.3 Mengklasifikasikan jenis dan karakteristik bencana
3.7.4 Menjelaskan siklus penanggulangan bencana
a. Konsep bencana:
Jawab :
Konsep bencana terjadi karena adanya gejala alam yang menyebabkan kerusakan dengan
berbagai macam faktor sehingga menimbulkan beberapa macam bencana alam. Bencana alam
ada banyak sekali jenisnya, namun secara umum dibagi menjadi tiga :
Bencana alam geologis, bencana alam klimatologis, bencana alam ekstra-terestial namun
dalam gambar diatas termasuk kedalam jenis bencana alam geologis dan klimatologis.
1.Bencana alam geologi
Bencana alam geologis encana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam
bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis ini pada gambar diatas
adalah :
Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang
disebabkan oleh tumbukan atar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api
atau runtuhan batuan.
Letusan gunung api
Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan
istilah erupsi. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material
(pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh perubahan cuaca.
Fenomena-fenomena cuaca yang mempunyai potensi menimbulkan bencana, menghancurkan
tatanan kehidupan sosial, atau yang menimbulkan korban jiwa manusia. Fenomena yang
termasuk bencana alam klimatologis pada gambar diatas yaitu :
Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan
karena volume air yang meningkat. Banjir bandang adalah banjir yang datang secara
tiba-tiba dengan debit air yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai
pada alur sungai. Di Indonesia, banjir adalah sebuah bencana alam yang mudah
terjadi. Hal ini karena letak Indonesia pada daerah tropis yang memungkinkan curah
hujan yang tinggi setiap tahunnya.
Kebakaran hutan
Kebakaran hutan merupakan peristiwa terbakarnya hutan, baik disebabkan proses
alami maupun aktivitas manusia. Secara alami, kebakaran hutan umumya terjadi pada
musim kemarau dan dapat disebabkan oleh sembaran petir, gas metana yang keluar
dari singkapan batu bara di lahan gambut, dan lava pijar dari letusan gunung api.
Kebakaran hutan juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia terutama dalam
pembukaan lahan baru untuk ladang berpindah maupun perkebunan.
Gempa bumi
Jawab:
a. Fase Prabencana
1. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa bumi,
seperti menunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan, ataupun dengan bersembunyi
di bawah meja.
2. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan persediaan obat-obatan.
3. Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi dengan fondasi
yang kuat. Selain itu Anda bisa merenovasi bagian bangunan yang sudah rentan.
4. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar penggunaan lahan yang
dikeluarkan oleh pemerintah
Gunung meletus
Jawab :
a. Fase Prabencana
1. Mengikuti sosialisasi tentang peristiwa letusan gunung berapi pada masyarakat awam terkait
peristiwa alam seperti gempa karena gunung berapi,dan terjadinya gunung meletus.
2. Mematuhi pengumuman dari instansi berwenang, misalnya dalam penetapan status gunung
berapi.
3. Mengenali tanda-tanda terjadinya bencana gunung berapi, misalnya turunnyabinatang dari
puncak gunung atau terciumnya bau belerang.
4. Mengetahui tempat yang aman dan jalur evakuasi
Kebakaran hutan:
Jawab :
a. Fase Prabencana
1. Pembuatan Satuan PetugasPemadam Kebakaran(Satgasdamkar).Termasuk pembagian tugas
jagadan patroli di daerah rawan kebakaran.
2. Pembuatan sekat bakar kuning disekitar areal rawan kebakaran.
3. Penyuluhan kebakaran hutan di setiap desa sekitar kawasan hutan Desa Purwajaya
4. Mengukur luasan areal/lahan kritis.
5. Membuat peta areal/lahan kritis.
1. Lengkapilah tabel tentang jenis dan karakteristik bencana di bawah ini dengan
benar!
NO JENIS BENCANA KARAKTERISTIK BENCANA
1. A. Onset Kejadian berlangsung
cepat dengan atau tanpa
peringatan
B. Mengakibatkan kerusakan
struktur bangunan
C. Dapat memutus akses
4. A. Hujan lebat
B. Durasi terjadi banjir
relatif singkat
C. Viskositas aliran yang
tinggi
PERNYATAAN JAWABAN
1. Hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi a. Kebakaran
permukaan bumi kawasan tersebut(...)
2. Gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan b. Tornado
oleh macam-macam gangguan di dasar samudra (...)
Pertemuan 2
Indikator:
3.7.5 Menganalisis persebaran wilayah bencana di Indonesia
3.7.4 Menggambarkan persebaran wilayah bencana di Indonesia
3.7.5 Menentukan daerah-daerah rawan bencana di Sumatera Barat
Hujan lebat menyusul banjir melanda Sumatera Barat 21-22 Maret 2016,
menyebabkan kerusakan parah. Ribuan rumah terendam, puluhan hektar sawah
rusak, saluran irigasi dan Intake PDAM jebol dan empat orang dilaporkan
meninggal terbawa arus maupun tertimbun longsor. Ia terjadi di ketujuh
kabupaten/kota, yakni Padang, Bukittinggi, Pariaman, Padang Pariaman, Agam,
Pesisir Selatan dan Pasaman Barat.
BPBD menaksir kerugian bencana mencapai ratusan miliar rupiah, antara lain
Padang sekitar Rp45,8 miliar, Padang Pariaman (Rp25-Rp30 miliar), Pariaman
(Rp10 miliar), Pesisir Selatan (Rp5 miliar) dan Agam kerugian Rp638 juta.
“Dua daerah lain, Bukittinggi dan Pasaman Barat, masih penilaian,” kata Kepala
Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Pagar Negara.
Data BPBD Sumbar, banjir terparah lima kecamatan di Padang, yakni, Kecamatan
Koto Tangah, Kuranji, Nanggalo, Padang Barat dan Padang Utara.
Untuk mencegah banjir bandang, pascabanjir dan longsor Gubernur Sumbar, pada
24 Maret, mengeluarkan surat edaran kepada 19 kabupaten/kota untuk
membersihkan hulu dan daerah aliran sungai (DAS) minimal dua kali.
Penyebab banjir
Prof Isril Berd, Ketua Forum DAS Padang, mengatakan, topografi Padang terdiri
atas lereng bagian Bukit Barisan dengan luas 1.414,96 kilometer persegi. Dari
luas ini, hanya 30% layak huni, atau area pemukiman, selebihnya 70% perbukitan.
Kondisi topografi ini, menjadi salah satu faktor penyebab banjir. “Bentangan alam
Padang banyak landai, tempat air berkumpul atau cekungan kerendahan. Ini
tumpuan air mengalir dan sasaran banjir seperti Kuranji dan Koto Tengah,”
katanya. Total sekitar 3.600-4.000 hektar luasan rawan banjir.
Selain itu, enam DAS terletak di Padang, menjadi salah satu pemicu. Enam DAS,
masing-masing Timbalun, Bungus, Arau, Kuranji, Air Dingin dan Kandis. DAS
ini berhulu dan bermuara di Padang, tak melintasi daerah lain.
Dengan kondisi ini, banyak hal mungkin terjadi di Padang, terkait hujan dan
banjir. Kalau hujan hulu perbukitan, air cepat mengalir ke Padang.
“Jika curah hujan tinggi di lereng, banjir dan longsor sulit dielakkan, contoh
longsor di Airdingin.”
Faktor penyebab lain, hutan di perbukitan tak lagi berkualitas. Dia mengatakan,
banyak hutan gundul karena penebangan, alihfungsi menjadi pertanian atau bekas
longsor perbukitan menjadi pemicu banjir dan longsor.
Sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/04/04/menilik-banjir-longsor-sumbar-
dari-masalah-drainase-sampai-kerusakan-hutan/
a. Topografi Padang terdiri atas lereng bagian Bukit Barisan dengan luas 1.414,96 kilometer
persegi. Dari luas ini, hanya 30% layak huni, atau area pemukiman, selebihnya 70%
perbukitan. topografi Padang terdiri atas lereng bagian Bukit Barisan dengan luas 1.414,96
kilometer persegi. Dari luas ini, hanya 30% layak huni, atau area pemukiman, selebihnya
70% perbukitan. Merujuk data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),
intensitas hujan 21-22 Maret lalu 370 milimeter, tergolong ekstrem, normal 1.100-1.800
meter kubik air. Kondisi itu, katanya, memaksa per satu hektar tanah menahan 3.700 meter
kubik air. Bisa dikatakan melebihi daya tampung hutan. “Seluas lapangan bola harus
menampung 3.700 meter kubik air, ketika intensitas hujan tinggi tak tertampung drainase
hingga limpahan menjadi banjir. Selain itu, enam DAS terletak di Padang, menjadi salah
satu pemicu. Dengan kondisi ini, banyak hal mungkin terjadi di Padang, terkait hujan dan
banjir. Kalau hujan hulu perbukitan, air cepat mengalir ke Padang. Faktor penyebab lain,
hutan di perbukitan tak lagi berkualitas. Wilayah Sumatera Barat merupakan wilayah yang
rawan terkena banjir dan longsor. Hal tersebut disebabkan karena wilayah Sumatera Barat
memiliki morfologi yang berbukit - bukit dengan kemiringan lereng yang tinggi dengan
curah hujan yang tinggi pula. Bencana banjir dan longsor disebabkan terutama oleh faktor
intensitas curah hujan dan kemiringan lereng.
b. Dalam teks tersebut Untuk mencegah banjir bandang, pascabanjir dan longsor Gubernur
Sumbar, pada 24 Maret, mengeluarkan surat edaran kepada 19 kabupaten/kota untuk
membersihkan hulu dan daerah aliran sungai (DAS) minimal dua kali. Hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah bencana alam, baik yang bersifat klimatologis,
geologis maupun biologis yang terjadi di Sumatera Barat antara lain adalah dengan
melakukan tindakan mitigasi dan adaptasi terhadap bencana alam. Mitigasi bencana adalah
suatu upaya yang dilakukan utntuk mengurangi resiko bencana. Mitigasi dapat dilakukan
melalui pembangunan secara fisik maupun dengan cara meningkatkan kesadaran dan
kemampuan dalam menghadapi suatu ancaman bencana. Adaptasi adalah suatu upaya
manusia untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan.
d. Sebagai pelajar mungkin hal kecil berikut dapat saya lakukan untuk mencegah terjadinyan
bencana alam dilingkungan sekitar saya :
Tidak membuang membuang sampah sembarangan.
Hal kecil ini dapat saya lakukan untuk mencegah terjadinya bencana banjir, saya bisa
mengajak teman-teman saya setidaknya untuk membuang sampah jajanan ke tempat
sampah atau bahkan melakukan suatu usaha mengajak masyarakat untuk tidak
membuang sampah sembarangan.
Menghemat air
Kita tahu bahwa air merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah namun,
belakangan ini kekeringan sering melanda kita. Dengan begitu setidaknya saya dapat
melakukan hal kecil untuk berpartisipasi mencegah bencana kekeringan yaitu dengan
menghemat penggunan air.
Mengikuti kegiatan simulasi bencana alam
Memang seharusnya kita sebagai seorang pelajar yaitu sebagai generasi muda
haruslah peka demi kepentingan umum. Dengan mengikuti kegiatan simulasi bencana
alam setidaknya saya bisa mendapat ilmu dan alangkah lebih baiknya dapat saya
terapkan untuk berpartisipasi jika suatu saat terjadi bencana alam dilingkunagan saya.
Pertemuan 3
Indikator:
3.7.5 Menjelaskan lembaga-lembaga yang berperan dalam penanggulangan
bencana alam
3.7.6 Menjelaskan partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana alam di
Indonesia
Nama Siswa : Diva Dwi Payana
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas : XI
1. Lengkapilah tabel lembaga dan tugasnya terkait dengan kebencanaan berikut ini!
NO. LOGO NAMA TUGAS
LENGKAP
1 Badan 1. Memberikan pedoman dan
Nasional pengarahan terhadap usaha
Penanggulanga penanggulangan bencana yang
n Bencana mencakup pencegahan
(BNPB) bencana, penanganan keadaan
darurat bencana, rehabilitasi,
dan rekonstruksi secara adil
dan setara;
2. Menetapkan standardisasi dan
kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan
perundang-undangan;
3. Menyampaikan informasi
kegiatan penanggulangan
bencana kepada masyarakat;
4. Melaporkan penyelenggaraan
penanggulangan bencana
kepada Presiden setiap sebulan
sekali dalam kondisi normal
dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana;
5. Menggunakan dan
mempertanggungjawabkan
sumbangan/bantuan nasional
dan internasional;
6. Mempertanggungjawabkan
penggunaan anggaran yang
diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Negara;
7. Melaksanakan kewajiban lain
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
8. Menyusun pedoman
pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana
Daerah.
2. Badan Sesuai Peraturan Presiden Nomor 83
Nasional Tahun 2016 tentang Badan Nasional
Pencarian Dan Pencarian dan Pertolongan , Badan
Pertolongan Nasional Pencarian dan Pertolongan
(BASARNAS) memiliki tugas membantu Presiden
dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pencarian dan
pertolongan .
3. Badan BMKG mempunyai tugas :
Meteorologi, melaksanakan tugas pemerintahan di
Klimatologi, bidang Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika Kualitas Udara dan Geofisika sesuai
(BMKG) dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku