Anda di halaman 1dari 19

LKPD Geografi Kelas XI SMA

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Pertemuan 1

Indikator:
3.7.1 Mengidentifikasi bencana yang terjadi di sekitar kita
3.7.2 Menjelaskan konsep bencana
3.7.3 Mengklasifikasikan jenis dan karakteristik bencana
3.7.4 Menjelaskan siklus penanggulangan bencana

Nama Siswa : Diva Dwi Payana


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas : XI IIS 2

Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)


a. Baca secara cermat bahan ajar sebelum siswa mengerjakan tugas
b. Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa
c. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas
d. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati antara guru dengan siswa.

1. Identifikasilah gambar–gambar dibawah ini, kemudian rumuskanlah konsep


bencana dengan bahasa sendiri dan tentukan pennaggulangan bencana yang tepat

a. Konsep bencana:
Jawab :
Konsep bencana terjadi karena adanya gejala alam yang menyebabkan kerusakan dengan
berbagai macam faktor sehingga menimbulkan beberapa macam bencana alam. Bencana alam
ada banyak sekali jenisnya, namun secara umum dibagi menjadi tiga :
Bencana alam geologis, bencana alam klimatologis, bencana alam ekstra-terestial namun
dalam gambar diatas termasuk kedalam jenis bencana alam geologis dan klimatologis.
1.Bencana alam geologi
Bencana alam geologis encana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam
bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis ini pada gambar diatas
adalah :
 Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang
disebabkan oleh tumbukan atar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api
atau runtuhan batuan.
 Letusan gunung api
Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan
istilah erupsi. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material
(pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh perubahan cuaca.
Fenomena-fenomena cuaca yang mempunyai potensi menimbulkan bencana, menghancurkan
tatanan kehidupan sosial, atau yang menimbulkan korban jiwa manusia. Fenomena yang
termasuk bencana alam klimatologis pada gambar diatas yaitu :
 Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan
karena volume air yang meningkat. Banjir bandang adalah banjir yang datang secara
tiba-tiba dengan debit air yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai
pada alur sungai. Di Indonesia, banjir adalah sebuah bencana alam yang mudah
terjadi. Hal ini karena letak Indonesia pada daerah tropis yang memungkinkan curah
hujan yang tinggi setiap tahunnya.
 Kebakaran hutan
Kebakaran hutan merupakan peristiwa terbakarnya hutan, baik disebabkan proses
alami maupun aktivitas manusia. Secara alami, kebakaran hutan umumya terjadi pada
musim kemarau dan dapat disebabkan oleh sembaran petir, gas metana yang keluar
dari singkapan batu bara di lahan gambut, dan lava pijar dari letusan gunung api.
Kebakaran hutan juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia terutama dalam
pembukaan lahan baru untuk ladang berpindah maupun perkebunan.

Mitigasi Bencana Alam I 1


LKPD Geografi Kelas XI SMA
b. Penanggulangan
bencana Banjir
_Jawab ;
a. Fase Prabencana
1. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir:
2. Buat sumur resapan bila memungkinkan.
3. Tanam lebih banyak pohon besar.
4. Membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir.
5. Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
6. Membangun sistem peringatan dini banjir.
7. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah.
8. Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan bangunan rumah hingga
batas ketinggian banjir jika memungkinkan.
9. Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan.
10. Pengendali banjir dan lokasi evakuasi.
11. Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air.

b. Fase saat terjadi bencana


1. Jangan panik.
2. Pada saat terjadi bencana banjir, warga yang berada di daerah rawan bencana banjir diminta
memantau perkembangan cuaca, bila hujan terus terjadi tidak henti-hentinya, diimbau waspada
dan berhati- hati untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan harus dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan para korban serta mencegah memburuknya derajat kesehatan
masyarakat yang terkena bencana. Pada tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar
biasanya dicurahkan untuk evakuasi korban.
4. Ketika melihat air datang, Jauhi secepat mungkin daerah banjir. segera selamatkan diri dengan
berlari secepat mungkin menuju tempat yang tinggi.
5. Apabila kamu terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa mengapung
sebisanya.
6. Dengarkan jika ada informasi darurat tentang banjir.
7. Hati-hati dengan listrik. Matikan peralatan listrik/sumber listrik.
8. Selamatkan barang-barang berharga dan dokumen penting sehingga tidak rusak atau hilang
terbawa banjir.
9. Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar untuk tindakan
selanjutnya.
10. Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum.
11. Terlibat dalam pendistribusian bantuan.
12. Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.
13. Menggunakan air bersih dengan efisien.

c. Fase pasca bencana


1. Pemberian bantuan misalnya tempat perlindungan darurat bagi mereka yang kehilangan
tempat tinggalnya.
2. Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah.
3. Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
4. Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah(SPAL).
5. Pemberian bantuan yang meliputi kesehatan lingkungan, dan pemberantasan penyakit,
pelayanan kesehatan serta distribusi logistik kesehatan dan bahan makanan.
6. Menjaga agar sistem pembuangan limbah dan air kotor agar tetap bekerjapada saat terjadi
banjir.
7. Menjauhi kabel atau instalasi listrik lainnya.
8. Menghindari memasuki wilayah yang rusak kecuali dinyatakan aman misal bangunan yang
rusak atau pohon yang miring.
9. Memeriksa dan menolong diri sendiri kemudian menolong orang di dekat kamu yang
memerlukan bantuan.
10. Mencari anggota keluarga.
11. Jika keadaan sudah aman, masuk rumah dengan hati-hati, jangan menyalakan listrik kecuali
telah dinyatakan aman.
12. Membersihkan lumpur
13. Periksa persediaan makanan dan air minum. Jangan minum air dari sumur terbuka karena
sudah terkontaminasi. Makanan yang telah terkena air banjir harus dibuang karena tidak baik
untuk kesehatan.

Gempa bumi
Jawab:
a. Fase Prabencana
1. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa bumi,
seperti menunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan, ataupun dengan bersembunyi
di bawah meja.
2. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan persediaan obat-obatan.
3. Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi dengan fondasi
yang kuat. Selain itu Anda bisa merenovasi bagian bangunan yang sudah rentan.
4. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar penggunaan lahan yang
dikeluarkan oleh pemerintah

b. Fase saat terjadi bencana


1. Guncangan akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, berlindunglah di bawah meja
untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca. Lindungi kepala
dengan bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari
keluar rumah.
2. Jika sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan mematikan semua peralatan
yang menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
3. Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan jatuhnya pecahan kaca, genteng atau material
lainnya. Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke lapangan terbuka. Jangan berdiri dekat
tiang, pohon, atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh.
4. Jangan gunakan lift apabila Anda berada di lantai atas dalam bangunan. Gunakan tangga
darurat untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah berada dalam lift, segera tekan semua
tombol, atau gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola bangunan.
5. Kenali bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti apa sudut bangunan. Apabila Anda
berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan, ikuti instruksi evakuasi.
6. Saat Anda berada dalam mobil, Anda kemungkinan akan kehilangan kontrol terhadap mobil.
Maka jauhi persimpangan, pinggirkan dan berhentikan mobil Anda di kiri bahu jalan.
Kemudian ikuti instruksi petugas berwenang dengan memerhatikan lingkungan sekitar atau
melalui alat komunikasi seperti radio dan gawai.

c. Fase pasca bencana


1. Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan.
2. Ketika berada di dalam bangunan, evakuasi diri Anda setelah gempa bumi berhenti. Perhatikan
reruntuhan maupun benda-benda yang membahayakan saat evakuasi.
3. Jika berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja yang kuat.
4. Periksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana kebakaran.
5. Berdirilah di tempat terbuka yang jauh dari gedung dan instalasi listrik dan air. Apabila di luar
bangunan adalah lokasi dengan tebing di sekelilingnya, maka hindari daerah yang rawan
longsor.
6. Jika di dalam mobil, berhentilah tetapi tetap berada di dalam mobil. Hindari berhenti di bawah
atau di atas jembatan atau rambu-rambu lalu lintas.

Gunung meletus
Jawab :
a. Fase Prabencana
1. Mengikuti sosialisasi tentang peristiwa letusan gunung berapi pada masyarakat awam terkait
peristiwa alam seperti gempa karena gunung berapi,dan terjadinya gunung meletus.
2. Mematuhi pengumuman dari instansi berwenang, misalnya dalam penetapan status gunung
berapi.
3. Mengenali tanda-tanda terjadinya bencana gunung berapi, misalnya turunnyabinatang dari
puncak gunung atau terciumnya bau belerang.
4. Mengetahui tempat yang aman dan jalur evakuasi

b. Fase saat terjadinya bencana


1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerahaliran lahar.
2. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas sertapersiapkan diri untuk
kemungkinan bencana susulan.
3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjangatau jaket, celana
panjang, topi, masker dan lainnya.
4. Jangan memakai lensa kontak.
5. Lakukan evakuasi dan pengungsian pada masyarakat sekitar gunung meletuske tempat yang
lebih aman.
6. Mematuhi pedoman dan perintah dari instansi berwenang tentang upayapenanggulangan
bencana.

c. Fase pasca bencana


1. Jauhi tempat aliran sungai, kemungkinan akan terjadi banjir lahar dingin danbatu-batu besar.
2. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
3. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak ataumeruntuhkan atap
bangunan.
4. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisamerusak mesin

Kebakaran hutan:
Jawab :
a. Fase Prabencana
1. Pembuatan Satuan PetugasPemadam Kebakaran(Satgasdamkar).Termasuk pembagian tugas
jagadan patroli di daerah rawan kebakaran.
2. Pembuatan sekat bakar kuning disekitar areal rawan kebakaran.
3. Penyuluhan kebakaran hutan di setiap desa sekitar kawasan hutan Desa Purwajaya
4. Mengukur luasan areal/lahan kritis.
5. Membuat peta areal/lahan kritis.

b. Fase saat terjadi bencana


1. Menghentikan penjalarankebakaran hutan
2. Memadamkan kebakaran hutan secara langsung

c. Fase pasca bencana


1. Pengukuran langsung areal yangterbakar.
2. Overlay hasil pengukuran padasebuah peta.
3. Perhitungan kerugian/taksasi dampak ekonomi dan ekologi kejadian kebakaran hutan.
4. Pelaporan kejadian kebakaran hutan pada Dinas Kehutanan
5. Pengecekan ulang areal yangterbakar.
6. Perumusan kegiatan rehabilitasiareal yang terbakar.
7. Koordinasi ulang mengenai sistempengawasan areal yang terbakar, guna mengurangi
persentase terjadinya kebaran hutan di areal yang sama atau di dekat areal tersebut.

1. Lengkapilah tabel tentang jenis dan karakteristik bencana di bawah ini dengan
benar!
NO JENIS BENCANA KARAKTERISTIK BENCANA
1. A. Onset Kejadian berlangsung
cepat dengan atau tanpa
peringatan
B. Mengakibatkan kerusakan
struktur bangunan
C. Dapat memutus akses

2. A. Berlangsung dalam waktu


yang sangat singkat
B. Lokasi kejadian tertentu
C. Akibatnya dapat
menimbulkan bencana
D. Berpotensi terulang kembali
E. Belum dapat di prediksi
F. Tidak dapat dicegah tetapi
akibat yang ditimbulkan
dapat dikurangi

3. A. Biasanya ada tanda


peringatan dan dapat
diprediksi
B. Dapat merusak struktur
bangunan
C. Aliran lava dapat
mengakibatkan kebakaran
D. Sebaran debu vulkanik dapat
menjangkau areal yang luas
E. Banjir lava dapat terjadi jika
disertai hujan

4. A. Hujan lebat
B. Durasi terjadi banjir
relatif singkat
C. Viskositas aliran yang
tinggi

5. A. Udara terasa lembab dari


malam hingga pagi hari.
B. Terlihat tumbuh awan
cumulonimbus yang
berbatas tapi sangat jelas.
C. Terasa hembusan udara
dingin di sekitar tempat
kita berdiri.
Mitigasi Bencana Alam I 2
LKPD Geografi Kelas XI SMA

3. Carilah dan cocokkanlah petanyaan dan jawaban di dalam di bawah ini!

PERNYATAAN JAWABAN
1. Hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi a. Kebakaran
permukaan bumi kawasan tersebut(...)
2. Gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan b. Tornado
oleh macam-macam gangguan di dasar samudra (...)

Mitigasi Bencana Alam I 3


LKPD Geografi Kelas XI SMA

3. Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan c. La nina


tidak dapat di prediksi(...)
4. Turunnya hujan selama empat jam dengan intensitas d. Puting beliung
tinggi dan terjadinya penurunan massa tanah (...)
5. Proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut e. Banjir
dan arus laut yang bersifat merusak(...)
6. Aktivitas vulakanik yang dikenal dengan istilah erupsi f. Tanah longsor
(...)
7. Putaran udara yeng bergerak cepat dan berbentuk g. Gempa bumi
corong spiral yang berkaitan erat dengan pertumbuhan
awan badai dengan kecepatan mulai 72 km / jam
sampai 400 km/jam (...)
8. Situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti h. Puting beliung
rumah/permukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-
lain yang dilkalian api yang menimbulkan korban
dan/atau kerugian (...)
9. Suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka i. Letusan gunung
laut di Kawasan Timur Ekuator di Lautan Fasifik (...) api
10. Angin kencang yang datang secara tiba-tiba, j. Tsunami
mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai
spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga
menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam
waktu singkat (3-5 menit) (...)

Mitigasi Bencana Alam I 4


LKPD Geografi Kelas XI SMA

Pertemuan 2

Indikator:
3.7.5 Menganalisis persebaran wilayah bencana di Indonesia
3.7.4 Menggambarkan persebaran wilayah bencana di Indonesia
3.7.5 Menentukan daerah-daerah rawan bencana di Sumatera Barat

Nama Siswa : Diva Dwi Payana


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas : XI

Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)


a. Baca secara cermat bahan ajar sebelum siswa mengerjakan tugas
b. Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa
c. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas
d. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati antara guru dengan siswa.

1. Perhatikanlah peta indeks rawan bencana berikut!

Kelompokkan daerah-daerah yang termasuk dalam pembagian tingkat rawan


bencana!
TINGKAT RAWAN TINGGI TINGKAT RAWAN SEDANG TINGKAT RAWAN RENDAH
Aceh, Aceh, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Banten,
dan Sulawesi Selatan.
LKPD Geografi Kelas XI SMA

2. Apa yang menyebabkan Indonesia menjadi wilayah yang rawan bencana?


Jawab :
Indonesia merupakan negara yang tergolong rawan terhadap kejadian bencana
alam, hal tersebut berhubungan dengan letak geografis Indonesia yang terletak di
antara dua samudera besar dan terletak di wilayah lempeng tektonik. Lokasi
Indonesia yang terletak di lempeng tektonik atau juga masuk dalam wilayah
cincin api (ring of fire), yang berarti Indonesia rawan terkena gempa bumi dan
dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya hubungan
dari aktifitas gunung api yang menjajar dari Indonesia sampai Jepang,
menyambung dari Alaska melalui bagian barat AS sampai Amerika Selatan. Ring
of fire juga disebut sebagai lingkaran magma yang besar dan hebatnya Indonesia
adalah puncak dari lingkaran api tersebut. Pergerakan lempeng-lempeng tektonik
tersebut menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif
serta patahan-patahan geologi yang merupakan zona rawan bencana gempa bumi
dan tsunami. Sehingga dapat disimpulkan beberapa fakta penyebab Indonesia
menjadi wilayah yang rawan bencana :
1. Indonesia berada di wilayah jalur cincin api pasifik
2. Wilayah Indonesia terletak di jalur sabuk Alpide
3. Dihimpit oleh tiga lempeng benua
4. Iklim tropis yang ada di tanah air juga jadi penyulut fenomena alam

3. Bacalah artikel berikut dengan seksama, kemudian jawablah petanyaan-


pertanyaan dibawahnya!

Menilik Banjir-Longsor Sumbar, dari Masalah Drainase sampai Kerusakan


Hutan

Hujan lebat menyusul banjir melanda Sumatera Barat 21-22 Maret 2016,
menyebabkan kerusakan parah. Ribuan rumah terendam, puluhan hektar sawah
rusak, saluran irigasi dan Intake PDAM jebol dan empat orang dilaporkan
meninggal terbawa arus maupun tertimbun longsor. Ia terjadi di ketujuh
kabupaten/kota, yakni Padang, Bukittinggi, Pariaman, Padang Pariaman, Agam,
Pesisir Selatan dan Pasaman Barat.

BPBD menaksir kerugian bencana mencapai ratusan miliar rupiah, antara lain
Padang sekitar Rp45,8 miliar, Padang Pariaman (Rp25-Rp30 miliar), Pariaman
(Rp10 miliar), Pesisir Selatan (Rp5 miliar) dan Agam kerugian Rp638 juta.

“Dua daerah lain, Bukittinggi dan Pasaman Barat, masih penilaian,” kata Kepala
Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Pagar Negara.

Data BPBD Sumbar, banjir terparah lima kecamatan di Padang, yakni, Kecamatan
Koto Tangah, Kuranji, Nanggalo, Padang Barat dan Padang Utara.

Ratusan rumah warga, beberapa sekolah dan ratusan kendaraan bermotor


terendam, jembatan putus dan bantalan rel kereta api rusak sepanjang 10 meter.

Di Kota Pariaman, satu jembatan rusak berat, puluhan rumah terendam. Di


Padang Pariaman, seorang warga Rimbokalam, Nagari Anduriang, tewas
tertimbun longsor, dua menderita luka-luka dan sejumlah akses jalan lintas
Sumatera, tertimbun.

Di Bukittinggi, Kelurahan Pulai Anak Aie, ratusan rumah terendam. Ketinggian


banjir mencapai satu meter. Banjir juga menggenangi beberapa kawasan lain.

Mitigasi Bencana Alam I 6


LKPD Geografi Kelas XI SMA

Di Kabupaten Agam, banjir melanda dua Kelurahan Gasan Kaciak, Tanjung


Mutiara dan Kampung Pisang, Ampek Nagari. Agam juga longsor menerjang tiga
nagari, Panta Kecamatan Matur, Panta Sungai Jariang, dan Nagari Malalak.

Banjir dan longsor di Pasaman, tepatnya Kelurahan Berangin, Lubuk Sikaping.


Longsor menutup badan jalan. Jalan penghubung Bukitinggi-Pasaman-Medan,
sempat lumpuh total.

Khusus Pesisir Selatan, banjir di Kanagarian Kapuh Utara, Kecamatan Koto I


Tarusan, Air Haji Barat, Kecamatan Linggo Sari Baganti dan beberapa daerah
lain.

Untuk mencegah banjir bandang, pascabanjir dan longsor Gubernur Sumbar, pada
24 Maret, mengeluarkan surat edaran kepada 19 kabupaten/kota untuk
membersihkan hulu dan daerah aliran sungai (DAS) minimal dua kali.

“Kita berupaya mengambil langkah-langkah kesiapsiagaan terutama daerah


berpotensi banjir bandang. Kami bekerjasama dengan pemda, TNI/polri dan
masyarakat,” katanya. BPBD mengimbau, masyarakat sekitar DAS, dan tebing
waspada dan memperhatikan curah hujan.

Penyebab banjir

Prof Isril Berd, Ketua Forum DAS Padang, mengatakan, topografi Padang terdiri
atas lereng bagian Bukit Barisan dengan luas 1.414,96 kilometer persegi. Dari
luas ini, hanya 30% layak huni, atau area pemukiman, selebihnya 70% perbukitan.

Kondisi topografi ini, menjadi salah satu faktor penyebab banjir. “Bentangan alam
Padang banyak landai, tempat air berkumpul atau cekungan kerendahan. Ini
tumpuan air mengalir dan sasaran banjir seperti Kuranji dan Koto Tengah,”
katanya. Total sekitar 3.600-4.000 hektar luasan rawan banjir.

Merujuk data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas


hujan 21-22 Maret lalu 370 milimeter, tergolong ekstrem, normal 1.100-1.800
meter kubik air. Kondisi itu, katanya, memaksa per satu hektar tanah menahan
3.700 meter kubik air. Bisa dikatakan melebihi daya tampung hutan. “Seluas
lapangan bola harus menampung 3.700 meter kubik air, ketika intensitas hujan
tinggi tak tertampung drainase hingga limpahan menjadi banjir. Ini diperparah
pasang laut saat itu, pasang naik, air mengalir bertemu menjadi sasaran aliran air,”
katanya.

Mitigasi Bencana Alam I 7


LKPD Geografi Kelas XI SMA

Selain itu, enam DAS terletak di Padang, menjadi salah satu pemicu. Enam DAS,
masing-masing Timbalun, Bungus, Arau, Kuranji, Air Dingin dan Kandis. DAS
ini berhulu dan bermuara di Padang, tak melintasi daerah lain.

Dengan kondisi ini, banyak hal mungkin terjadi di Padang, terkait hujan dan
banjir. Kalau hujan hulu perbukitan, air cepat mengalir ke Padang.

“Jika curah hujan tinggi di lereng, banjir dan longsor sulit dielakkan, contoh
longsor di Airdingin.”

Faktor penyebab lain, hutan di perbukitan tak lagi berkualitas. Dia mengatakan,
banyak hutan gundul karena penebangan, alihfungsi menjadi pertanian atau bekas
longsor perbukitan menjadi pemicu banjir dan longsor.

“Hutan makin berkurang karena penebangan tak terkontrol. Apalagi penebangan


di lereng, sangat berbahaya,” katanya.

Sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/04/04/menilik-banjir-longsor-sumbar-
dari-masalah-drainase-sampai-kerusakan-hutan/

a. Mengapa Sumatera Barat rawan mengalami bencanan banjir dan longsor?


b. Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah bencana alam,
baik yang bersifat klimatologis, geologis, maupun biologis yang terjadi di
Sumatera Barat?
c. Menurutmu, sudah efektifkah langkah pencegahan dan penanggulangan
bencana yang dilakukan selama ini? Mengapa demikian?
d. Sebagai pelajar dan generasi muda Indonesia, apa yang dapat kamu lakukan
untuk mencegah bencana alam terjadi di lingkunganmu?
Jawab :

a. Topografi Padang terdiri atas lereng bagian Bukit Barisan dengan luas 1.414,96 kilometer
persegi. Dari luas ini, hanya 30% layak huni, atau area pemukiman, selebihnya 70%
perbukitan. topografi Padang terdiri atas lereng bagian Bukit Barisan dengan luas 1.414,96
kilometer persegi. Dari luas ini, hanya 30% layak huni, atau area pemukiman, selebihnya
70% perbukitan. Merujuk data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),
intensitas hujan 21-22 Maret lalu 370 milimeter, tergolong ekstrem, normal 1.100-1.800
meter kubik air. Kondisi itu, katanya, memaksa per satu hektar tanah menahan 3.700 meter
kubik air. Bisa dikatakan melebihi daya tampung hutan. “Seluas lapangan bola harus
menampung 3.700 meter kubik air, ketika intensitas hujan tinggi tak tertampung drainase
hingga limpahan menjadi banjir. Selain itu, enam DAS terletak di Padang, menjadi salah
satu pemicu. Dengan kondisi ini, banyak hal mungkin terjadi di Padang, terkait hujan dan
banjir. Kalau hujan hulu perbukitan, air cepat mengalir ke Padang. Faktor penyebab lain,
hutan di perbukitan tak lagi berkualitas. Wilayah Sumatera Barat merupakan wilayah yang
rawan terkena banjir dan longsor. Hal tersebut disebabkan karena wilayah Sumatera Barat
memiliki morfologi yang berbukit - bukit dengan kemiringan lereng yang tinggi dengan
curah hujan yang tinggi pula. Bencana banjir dan longsor disebabkan terutama oleh faktor
intensitas curah hujan dan kemiringan lereng.
b. Dalam teks tersebut Untuk mencegah banjir bandang, pascabanjir dan longsor Gubernur
Sumbar, pada 24 Maret, mengeluarkan surat edaran kepada 19 kabupaten/kota untuk
membersihkan hulu dan daerah aliran sungai (DAS) minimal dua kali. Hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah bencana alam, baik yang bersifat klimatologis,
geologis maupun biologis yang terjadi di Sumatera Barat antara lain adalah dengan
melakukan tindakan mitigasi dan adaptasi terhadap bencana alam. Mitigasi bencana adalah
suatu upaya yang dilakukan utntuk mengurangi resiko bencana. Mitigasi dapat dilakukan
melalui pembangunan secara fisik maupun dengan cara meningkatkan kesadaran dan
kemampuan dalam menghadapi suatu ancaman bencana. Adaptasi adalah suatu upaya
manusia untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan.

c. Belum efektif, kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mencegah dan


menanggulangi bencana alam memang sudah bagus namun untuk diterapkan kepada
masyarakat belumlah efektif. Masih banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana
mencegah dan menanggulangi jika suatu saat terjadinya suatu bencana alam. Jadi
seharusnya langkah penanggulangan dan pencegahan dapat dibarluaskan secara
menyeluruh merata kepada seluruh masyarakat. Dapat dilakukan dengan penyeluruhan
kepada masyarakat.

d. Sebagai pelajar mungkin hal kecil berikut dapat saya lakukan untuk mencegah terjadinyan
bencana alam dilingkungan sekitar saya :
 Tidak membuang membuang sampah sembarangan.
Hal kecil ini dapat saya lakukan untuk mencegah terjadinya bencana banjir, saya bisa
mengajak teman-teman saya setidaknya untuk membuang sampah jajanan ke tempat
sampah atau bahkan melakukan suatu usaha mengajak masyarakat untuk tidak
membuang sampah sembarangan.
 Menghemat air
Kita tahu bahwa air merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah namun,
belakangan ini kekeringan sering melanda kita. Dengan begitu setidaknya saya dapat
melakukan hal kecil untuk berpartisipasi mencegah bencana kekeringan yaitu dengan
menghemat penggunan air.
 Mengikuti kegiatan simulasi bencana alam
Memang seharusnya kita sebagai seorang pelajar yaitu sebagai generasi muda
haruslah peka demi kepentingan umum. Dengan mengikuti kegiatan simulasi bencana
alam setidaknya saya bisa mendapat ilmu dan alangkah lebih baiknya dapat saya
terapkan untuk berpartisipasi jika suatu saat terjadi bencana alam dilingkunagan saya.

Mitigasi Bencana Alam I 8


LKPD Geografi Kelas XI SMA

Pertemuan 3

Indikator:
3.7.5 Menjelaskan lembaga-lembaga yang berperan dalam penanggulangan
bencana alam
3.7.6 Menjelaskan partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana alam di
Indonesia
Nama Siswa : Diva Dwi Payana
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas : XI

Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)


a. Baca secara cermat bahan ajar sebelum siswa mengerjakan tugas
b. Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa
c. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas
d. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati antara guru dengan siswa!

1. Lengkapilah tabel lembaga dan tugasnya terkait dengan kebencanaan berikut ini!
NO. LOGO NAMA TUGAS
LENGKAP
1 Badan 1. Memberikan pedoman dan
Nasional pengarahan terhadap usaha
Penanggulanga penanggulangan bencana yang
n Bencana mencakup pencegahan
(BNPB) bencana, penanganan keadaan
darurat bencana, rehabilitasi,
dan rekonstruksi secara adil
dan setara;
2. Menetapkan standardisasi dan
kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan
perundang-undangan;
3. Menyampaikan informasi
kegiatan penanggulangan
bencana kepada masyarakat;
4. Melaporkan penyelenggaraan
penanggulangan bencana
kepada Presiden setiap sebulan
sekali dalam kondisi normal
dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana;
5. Menggunakan dan
mempertanggungjawabkan
sumbangan/bantuan nasional
dan internasional;
6. Mempertanggungjawabkan
penggunaan anggaran yang
diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Negara;
7. Melaksanakan kewajiban lain
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
8. Menyusun pedoman
pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana
Daerah.
2. Badan Sesuai Peraturan Presiden Nomor 83
Nasional Tahun 2016 tentang Badan Nasional
Pencarian Dan Pencarian dan Pertolongan , Badan
Pertolongan Nasional Pencarian dan Pertolongan
(BASARNAS) memiliki tugas membantu Presiden
dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pencarian dan
pertolongan .
3. Badan BMKG mempunyai tugas :
Meteorologi, melaksanakan tugas pemerintahan di
Klimatologi, bidang Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika Kualitas Udara dan Geofisika sesuai
(BMKG) dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku

4. Taruna Siaga Membantu pemerintah dan pemeintah


Bencana daerah dalam melaksanakan
(TAGANA) penanggulangan bencana baik pada saat
prabencana, saat tanggap darurat
maupun saat pasca bencana serta tugas
– tugas penanganan permasalahan
sosial lainnya yang terkait dengan
penaggulangan bencana. Tugas Tagana
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Prabencana
2. Pendataan dan pemetaan daerah
rawan
3. Peningkatan kapasitas
masyarakat dalam pengurangan
resiko bencana
4. Pengurangan resiko bencana di
lokasi rawan bencana
5. Peningkatan kesiapsiagaan
masyarakat dalam menghadapi
kemungkinan terjadi bencana
6. Fasilitasi dalam pembentukan
dan pengembangan kampong
siaga bencana
7. Pendeteksian dini kepada
masyarakat atas kemungkinan
terjadi bencana
8. Evakuasi bersama pihak terkait
terlebih dalam bidang
perlindungan sosial atas
ancaman bahaya
9. Pengurangan resiko dan
kesiapsiagaan lainnya
10. Tanggap darurat
11. Kaji cepat dan melaporkan hasil
identifikasi serta rekomendasi
kepada posko atau dinas /
instansi sosial, serta
berkoordinasi dengan tim reaksi
cepat bidang perlindungan dan
jaminan sosial
12. Identifikasi / pendataan korban
13. Operasi tanggap darurat bidang
penyelamatan korban dari
situasi tidak aman ke tempat
yang lebih aman
14. Operasi tanggap darurat pada
bidang penampungan
sementara, dapur umum,
logistik, dan psikososial
15. Mobilisasi dan menggerakkan
masyarakat dalam upaya
pengurangan resiko
16. Upaya tanggap darurat lainnya
17. Pascabencana
18. Identifikasi / pendataan
kerugian material pada korban
bencana
19. Identifikasi / pendataan
kerusakan rumah atau tempat
tinggal korban bencana
20. Penanganan bidang psikososial
dan rujukan
21. Upaya penguatan dan
pemulihan sosial korban
bencana serta berkoordinasi
dengan pihak terkait
22. Pendampingan dalam advokasi
sosial
Mitigasi Bencana Alam I 9

Anda mungkin juga menyukai