Anda di halaman 1dari 8

Soal dan Jawaban Ujian Mitigasi Bencana Alam (Take Home)

Dosen Pengampu : Drs. Togi Tampubolon,M.Si,Ph.D

Nama : Adelin Hasugian

Nim : 4173240001

Kelas : Fisika Non-Kependidikan 2017

Soal Ujian

1. Apa yang dimaksud dengan mitigasi bencana alam?

2. Jelaskan proses terjadinya Gempa Bumi secara fisika dan cara mitigasi bencana tersebut!

3. Jelaskan proses terjadinya Tsunami secara fisika dan cara mitigasi bencana tersebut!

4. Jelaskan proses terjadinya Gunung Meletus secara fisika dan cara mitigasi bencana tersebut!

5. Jelaskan proses terjadinya Kebanjiran secara fisika dan cara mitigasi bencana tersebut!

6. Jelaskan proses terjadinya Kekeringan secara fisika dan cara mitigasi bencana tersebut!

7. Jelaskan proses terjadinya Angin Taufan secara fisika dan cara mitigasi bencana tersebut!

8. Jelaskan proses terjadinya Tanah Longsor secara fisika dan cara mitigasi bencana tersebut!

9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Lukuifaksi!

Penyelesaian

1. Yang dimaksud dengan Mitigasi Bencana Alam adalah

Menurut Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,


definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan manusia. Disebabkan oleh faktor alam dan/ atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, definisi
bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan manusia. Disebabkan oleh faktor alam dan/ atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Pengertian mitigasi menurut UU 24/ 2007 adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Adapun tahapan dalam penanggulangan bencana terdiri atas:

1. Mitigasi, definisinya seperti disebut di atas. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah
dengan membuat peta wilayah rawan bencana, pembuatan bangunan tahan gempa, penanaman
hutan bakau (untuk mereduksi dampak tsunami), reboisasi hutan, serta memberikan penyuluhan
dan peningkatan kesadaran masyarakat yang berdomisili di wilayah rawan gempa. Serta
mekanisme early warning systems yang efektif.

2. Kesiapsiagaan seluruh komponen bangsa (masyarakat dan pemerintah) dalam merespons


kejadian saat bencana. Tujuannya adalah untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan
sarana-sarana pelayanan umum (publik), infrastruktur dan lain-lain, termanifestasi dalam upaya
mengurangi tingkat risiko dan pengelolaan sumber daya masyarakat.

3. Respons merupakan upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan oleh bencana. Tahap ini
berlangsung saat setelah terjadi bencana (tahapan tanggap darurat bencana). Langkah ini
dilakukan adalah dalam rangka fokus pada pertolongan korban bencana dan antisipasi kerusakan
yang terjadi akibat bencana.

4. Pemulihan (recovery), yaitu suatu upaya pemulihan kondisi masyarakat paska terjadinya
musibah bencana. Adapun upaya-upaya pemulihan berupa pembangunan tempat tinggal
sementara bagi korban, serta membangun kembali infratruktur publik yang rusak dalam rangka
memulihkan perekonomian dan interaksi sosial masyarakat.
2. Proses Terjadinya Gempa Bumi secara fisika dan cara mitigasi bencana Gempa Bumi

Secara umum, proses terjadinya gempa bumi dapat terjadi karena dua hal, yaitu karena
pergeseran lempeng tektonik dan akibat aktivitas gunung berapi.

Istilah gempa identik dengan getaran tanah akibat energi yang dilepaskan ke dalam bumi.
Gempa bumi diawali dari pergerakan yang terjadi pada titik interior bumi. Bumi akan selalu
bergerak dan melakukan pergeseran lempeng. Apabila terjadi tekanan dan pergeseran, maka ada
beberapa bagian dari lapisan di dalam bumi yang sangat rapuh akan menciptakan sebuah
pergeseran yang kita rasakan sebagai gempa. Sebagian besar terjadinya gempa bumi diakibatkan
karena tumbukkan antar lempeng atau patahan. Gempa seperti ini disebut sebagai gempa
tektonik.

Sedangkan gempa bumi vulkanis terjadi akibat aktivitas magma. Gempa bumi vulkanik
adalah gempa bumi yang sulit untuk diprediksi, karena terjadinya gempa ini akibat aktivitas
magma yang sangat peka terhadap panas.

Aktivitas magma ini bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk mendeteksi
peningkatan keaktifan gunung berapi dan status gunung berapi. Proses peningkatan panas pada
magma yang begitu dinamis ini terjadi karena adanya tekanan pada magma itu sendiri, sehingga
menimbulkan gelombang gelombang atau getaran pada kerak bumi.

Upaya Mitigasi Bencana Gempa Bumi

A. Upaya Persiapan Menghadapi Bencana Gempa Bumi

1. Ikuti prosedur dalam pendirian bangunan, seperti membangun rumah dan gedung.
Pembangunan rumah atau gedung yang asal-asalan berpotensi terjadinya tanah longsong
dan gempa bumi.

2. Pahami daerah atau lokasi yang akan dibangun rumah atau gedung, apakah daerah tersebut
rawan gempa atau tidak.

3. Tempatkan perabotan rumah pada posisi yang aman, sehingga tidak mudah jatuh pada saat
terjadi gempa.

4. Miliki alat komunikasi yang tahan gempa, misalnya radio yang menggunakan baterai.
Semua alat komunikasi akan tidak berfungsi saat terjadi gempa, kecuali alat komunikasi
dengan baterai. Sediakan juga senter yang menggunakan energi baterai.

5. Sediakan selalu kotak P3K yang dilengkapi dengan obat-obatan yang berfungsi saat
penanganan pertama pada korban gempa.

6. Pahami jalur evakuasi di daerah tempat tinggal, sehingga lebih memudahkan dalam
melakukan pengungsian dan penyelamatan diri.

7. Ikuti simulasi mitigasi bencana gempa bumi agar terbiasa dengan peringatan-peringatan
yang diberikan saat terjadi gempa.

8. Catat nomor-nomor penting yang dibutuhkan pada saat gempa, milsanya nomor rumah
sakit.

B. Upaya yang Dilakukan Saat Terjadi Gempa

1. Berusaha untuk tetap tenang dan tidak panik.


2. Berlindung di tempat-tempat yang dapat melindungi dari benda-benda yang jatuh,
misalnya di bawah kolong meja.

3. Menutupi kepala dengan bantal atau helm untuk melindungi bagian kepala dari kejatuhan
benda.

4. Berusaha mendekati pintu dan memastikan pintu dapat terbuka saat gempa mereda,
sehingga saat ada kesempatan ketika gempa berhenti segera dapat menyelamatkan diri diri
sebelum muncul gempa susulan berikutnya.

5. Matikan dulu kompor atau api yang digunakan untuk memasak agar tidak timbul
kebakaran.

6. Apabila berada di dalam gedung bertingkat, jangan menggunakan lift untuk


menyelamatkan diri, karena saat gempa lift berpotensi rusak sehingga membuat Anda
terjebak di dalamnya.

7. Gunakan tangga darurat dan turun dengan tertib agar tidak terjadi korban saat proses
evakuasi di dalam gedung.

8. Jangan mengungsi dengan berkendaraan, karena gempa bumi akan merusak infrastruktur
listrik dan lampu lintas, sehingga yang terjadi adalah kemacetan.

C. Upaya yang Dilakukan Setelah Terjadi Bencana Gempa Bumi

1. Keluarlah dari dalam gedung atau bangunan dengan tertib menggunakan tangga darurat.
Setelah keluar dari rumah, cari tanah lapang yang luas untuk tempat pengungsian..

2. Periksa kondisi fisik anda. Apabila ada yang terluka maka segera lakukan pertolongan
pertama. Periksa juga kondisi sekeliling apakah keadaan sudah benar-benar aman.

3. Tetap waspada dengan lingkungan yang baru terjadi gempa. Hindari berada di bawah
pohon atau bangunan yang berpotensi roboh, meskipun gempa sudah berakhir.

4. Memantau informasi dari pihak berwenang, melalui media elektronik tentang


perkembangan gempa yang sedang terjadi.
3. Proses terjadinya Tsunami secara fisika dan cara mitigasi bencana Tsunami

4. Proses terjadinya Gunung Meletus secara fisika dan cara mitigasi bencana Gunung
Meletus

Gunung berapi terbentuk akibat pertemuan antara lempeng-lempeng bumi.

Bagian lempeng bumi yang bertumbukkan tersebut akan tenggelam dan mencair,
karena suhu bawah lempeng bumi yang sangat tinggi. Lempeng bumi yang mencair
ini akan menambah volume magma dalam perut bumi.

Magma yang terbentuk dari perut bumi memiliki berat jenis yang lebih kecil daripada
berat jenis di sekitarnya.

Akibatnya, magma akan terdesak hingga naik ke permukaaan bumi. Magma


mengalir ke permukaan bumi melalui pipa kepunden atau pipa magma.

Magma yang mencapai permukaan bumi disebut sebagai lava. Lava dan abu yang
meledak dari waktu ke waktu akan menumpuk sehingga membentuk gunung
berapi.

Letusan atau dikenal dengan erupsi gunung berapi adalah letusan yang
mengakibatkan keluarnya material gunung berapi dari dalam perut bumi. Material
yang dikeluarkan oleh letusan gunung api berbentuk padat, cair dan gas.

Material berbentuk padat seperti pasir vulkanik, abu vulkanik dan batu apung.
Material berbentuk cair, antara lain lava yaitu magma yang sampai ke permukaan
bumi yang suhunya sangat tinggi, dan lahar yaitu lumpur panas yang terdiri dari
campuran lava, air dan materi-materi yang ada di permukaan bumi.

Material berbentuk gas yang dikeluarkan oleh letusan gunung api adalah gas
nitrogen, gas karbon dioksida serta gas karbon monoksida.

Apabila erupsi terjadi dalam waktu yang lama dan dengan jumlah lava yang sangat
besar, maka sangat dimungkinkan gunung berapi akan muncul hingga ke
permukaan air laut.
Mitigasi Bencana Alam Gunung Meletus

A. Sebelum Letusan
1. Mencari tahu tentang sistem pengamanan di daerah masing-masing.

2. Mewaspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunung, misalnya lahar,


banjir, dan gempa bumi.

3. Melakukan rencana evakuasi

4. Menyiapkan persediaan perlengkapan darurat, misalnya senter, obat-obatan,


makanan, minuman, masker, dan kacamata.

5. Menghubungi pihak-pihak yang berwenang dalam penanggulangan bencana.

B. Selama Letusan
1. Mengikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.

2. Menghindari melewati searah dengan arah angin dan sungai-sungai yang berhulu
di puncak gunung yang sedang meletus.

3. Menghindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga
yang berwenang.

4. Menghindari melewati lembah-lembah sungai dan daerah yang rendah. Mencoba


mendekati gunung api yang sedang meletus merupakan ide yang dapat membawa
maut.
5. Mencari daerah yang lebih tinggi apabila melihat permukaan aliran air sungai naik
cepat,

6. Selalu mendengarkan berita dari radio atau televisi mengenai situasi terakhir
bahaya letusan gunung api.

C. Pasca Letusan
1. Menghindari berada di daerah-daerah zona hujan abu.

2. Selalu menggunakan masker apabila berada di luar ruangan, karena debu


gunungapi dapat mengiritasi sistem pernapasan.

3. Menghindari mengendarai kendaraan di daerah hujan abu yang lebat.

4. Menghindari sedapat mungkin kontak dengan debu gunung api.

5. Tinggal di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah.

5. Proses terjadinya Kebanjiran secara fisika dan cara mitigasi bencana kebanjiran

Anda mungkin juga menyukai