PENDAHULUAN
C. Tujuan
3. Gempa Tektonik
Gempa bumi tektonik di sebabkan oleh gerak lempeng tektonik dan merupakan
akibat dari gerak orogenetik. Daerah yang sering kali mengalami gempa ini adalah daerah
pegunungan lipatan muda, yaitu daerah rangkaian mediterania dan rangkaian sirkum
pasifik. Bahaya gempa ini besar sekali sebab lapisan bumi dapat mengalami lipatan
patahan, retakan atau bergeser. Karena gempa ini selalu mengakibatkan pergeseran muka
bumi, maka gempa ini di sebut juga gempa dislokasi. Dislokasi berasal dari kata Dis
artinya terpisah, iocare artinya tempat. Jadi, timbulnya getaran itu karena retakan kulit
bumi atau terpisahnya kulit bumi dari kedudukan semula.
4. Ledakan Nuklir
Gempa ini terjadi di sebabkan oleh peledakan nuklir. Pada umumnya peristiwa ini
terjadi pada Negara-negara yang sedang perang atau yang melakukan percobaan hasil
rakitnya. Kekuatan gempa ini tergantung dari kekuatan dari hantaman nuklir tersebut.
1. Harus di bangun dengan konstruksi tanah getaran atau gempa khususnya di daerah rawan
gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar atau kualitas bangunan
3. Pembangunan fasilitas umum dengan kewalitas tinggi
4. Perkuatan bangunan vital yang telah ada
5. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan pegunungan lahan
6. Rencan penampatan pemukiman unrtuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah
rawan gempa bumi
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara –
cara penyelamatkan diri jika terjadi gempa bumi
8. Ikut serta dalam perlatihan program, upaya penyalamatan, kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi, perlatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, dan peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
10. Rencan kontijusi / sedaruratan untuk melatih anggota pelage dalam menghadapi gempa
bumi
11. Membentuk kelompok aksi penyelamatan bencana dengan perlatihan pemadaman
kebakaran dan pertolongan pertama
12. Persiapan alat kebakaran, peralatan penggalian dan alat perlindungan masyarakat lainnya
Minta bantuan ahli bangunan. Tanyakan tentang perbaikan dan penguatan rumah
seperti serambi, pintu kaca geser, garasi, dan pintu garasi. Setidaknya ada bagian
rumah yang tahan gempa sebagai titik atau ruang berlindung
Periksa apakah fondasi rumah Anda kokoh
Jika mempunyai saluran air panas dan gas, pastikan tertanam dengan kuat.
Gunakan sambungan pipa yang lentur.
Letakkan barang yang besar dan berat di bagian bawah rak dan pastikan rak
tertempel mati pada tembok
Simpan barang pecah-belah di bagian bawah rak atau lemari yang berlaci dan
dapat dikunci
Gantungkan benda berat seperti gambar, lukisan, dan cermin jauh dari tempat
tidur, sofa atau kursi dimana orang duduk
Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak dan sambungan gas yang bocor
Perbaiki keretakan-keretakan pada atap dan fondasi rumah, dan pastikan hal itu
bukan karena kerusakan struktur
Pasang pipa air dan gas yang lentur untuk menghindari kebocoran air dan gas
Simpan racun serangga atau bahan yang berbahaya dan mudah terbakar di tempat
aman, terkunci serta jauh dari jangkauan anak-anak
Hiasan gantung dan lampu diikat kuat agar tidak jatuh pada saat gempa.
Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di dekat tempat-tempat tertentu
sebagai alat pengaman kejatuhan barang dari atas
Menyediakan helm dekat dengan tempat kerja atau tempak tidur Anda dan
gunakan segera ketika terjadi gempa
f. Jika Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi dan jaringan
listrik. Hindari rekahan akibat gempa yang bisa sangat berbahaya.
g. Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil. Menjauhlah dari
jembatan, jembatan layang atau terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu lintas.
Jangan berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang listrik.
h. Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh waspadalah
dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa.
i. Jika Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak beberapa
ratus meter dari pantai. Gempa bumi dapat menyebabkan tsunami selang beberapa menit
atau jam setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat.
c) Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana panjang,
baju lengan panjang, sepatu yang kuat, dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini
akan melindungi Anda dari luka akibat barang-barang yang pecah.
d) Bantu tetangga yang memerlukan bantuan. Orang tua, anak-anak, ibu hamil, ibu
menyusui dan orang cacat mungkin perlu bantuan tambahan. Mereka yang jumlah
anggota keluarganya besar juga memerlukan bantuan tambahan pada keadaan
darurat.
e) Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk
pecahan gelas, kaca, dan obat-obatan yang tumpah.
f) Waspada dengan gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan lebih lemah dari
gempa utama. Namun, beberapa dapat cukup kuat untuk merobohkan bangunan
yang sudah goyah akibat gempa pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan.
Kembali ke rumah hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan keadaan
aman.
Gunakan lampu senter. Jangan gunakan korek api, lilin, kompor gas atau
obor.
Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa.
Nyalakan radio untuk informasi, laporan kerusakan atau keperluan relawan di
daerah Anda.
Kondisikan jalan bebas rintangan untuk mobil darurat
Melihat pentingnya upaya mitigasi bencana alam tersebut, tampaknya harus segera
dilakukan oleh semua pihak yang diprakarsai oleh departemen sosial. Mitigasi gempa tersebut
harus dilakukan secara terpadu, terus-menerus, dan dilakukan semua pihak, sehingga kerugian
cacat fisik, jiwa dan harta benda,dapat diminimalkan. Berbagai kejadian mengenaskan yang
terjadi dalam bencana gempa tersebut adalah merupakan pengalaman berharga. Seringkali
penyesalan itu terulang lagi hanya karena tidak ada inisiatif untuk memulai mitigasi bencana
yang sangat penting ini.
BAB III
GEMPA YOGYAKARTA
A. Lokasi gempa
Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih
pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.
United States Geological Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala
Richter. Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007° LS dan 110,286° BT pada kedalaman 17,1 km.
Sedangkan menurut BMG, posisi episenter gempa terletak di koordinat 8,26° LS dan 110,31° BT
pada kedalaman 33 km.itu di release sesaat setelah terjadi gempa. Setelah data dari berbagai
Stasiun yang dipunyai jejaring BMG dan dilakukan perhitungan, update terakhir BMG
menentukan pusat gempa berada di 8.03 LS dan 110,32 BT(update ke tiga) pada kedalaman 11,3
Km dan kekuatan 5.9 SR Mb (Magnitude Body) atau setara 6.3 SR Mw (Magnitude
Moment).USGS memberikan koordinat 7,977° LS dan 110,318 BT pada kedalaman 35 km.
Hasil yang berbeda tersebut dikarenakan metode dan peralatan yang digunakan berbeda-beda.
Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 115 km
selatan Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan 440 km timur-tenggara Jakarta.
Walaupun hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami. Gempa juga
dapat dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Getaran juga sempat
dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek,
Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya.
B. Gempa susulan
70% rumah di kecamatan Jetis rata dengan tanah Gempa susulan terjadi beberapa kali
seperti pada pukul 06:10 WIB, 08:15 WIB dan 11:22 WIB. Gempa Bumi tersebut
mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran yang roboh, rusaknya instalasi listrik dan
komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak lokasi di Bantul yang belum teraliri listrik.
Gempa Bumi juga mengakibatkan Bandara Adi Sutjipto ditutup sehubungan dengan gangguan
komunikasi, kerusakan bangunan dan keretakan pada landas pacu, sehingga untuk sementara
transportasi udara dialihkan ke Bandara Achmad Yani Semarang dan Bandara Adisumarmo
Solo.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi pada bagian
dalam bumi secara tiba-tiba. Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
vulkanik, tektonik, runtuhan dan nuklir. Akibat yang di timbulkan gempa bumi yakni
menimbulkan kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum seperti jalan raya dan lain – lain.
Upaya penanggulangan yang dapat kita lakukan yakni dengan membuat bangunan yang sesuai
standar / membuat bangunan tahan gempa terutama di daerah rawan gempa.
Mitigasi saat terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah hindari kepanikan, jika
ada di dalam ruangan berlindung di bawah kolong meja, dan jika diluar ruangan jauhi tiang
listrik dan pohon
B. Saran
Sebaiknya pengetahuan mitigasi tentang bencana gempa bumi ditanamkan sejak kecil
denga tujuan untuk menciptakan generasi yang tanggap bencana serta berguna bagi nusa dan
bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Wisesa Hendra. 2011. Buku Pintar Bumi; Tips penanganan jika terjadi gempa bumi. Harmoni.
Jogjakarta.
Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT. Intan Pariwira. Yogyakarta.
Suprobo Bambang. 2008. IPS Geografi; Penyebab Gempa Bumi dan Penanggulangannya.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
http://nidaririn.blogspot.com/
http://sheilahalizaplh.blogspot.com/p/mitigasi-bencana-saat-terjadi-gempa-bumi.htmlhttp://
mitigasigempa.blogspot.com/2011/11/mitigasi-bencana_23.html