Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh
karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup
penghuninya termasuk manusia. Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita
kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya.
Indonesia adalah pertemuan rangkaian sirkum mediterania dan rangkaian sirkum pasifik
dengan proses  peembentukan gunung yang masih berlangsung .Oleh sebab itu ,di Indonesia
banyak terjadi gempa bumi . Korban jiwa yang di timbulkan dari gempa bumi ini mengalami
peningkatan dari sekian gempa yang terjadi (gempa-gempa besar), hal ini disebabkan karena
kurangnya wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap gempa dan cara penanggulanganya,
oleh karena itu kami menyusun makalah ini unutk meningkatkan pengetahuan masyarakat
terhadap gempa, serta cara penanggulanganya dan mitigasi yang baik dan benar.

B.    Rumusan Masalah

1. Apa itu gempa bumi ? 


2. Apa saja faktor-faktor terjadinya gempa? 
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan gempa bumi terhadap kehidupan manusia ?
4. Bagaimana mitigasi untuk gempa bumi?

C.    Tujuan 

1. menjelaskan penyebab – penyebab terjadinya gempa bumi 


2. menganalisis akibat yang di timbulkan gempa bumi
3. mendeskripsikan cara -  cara menanggulangi dan mitigasi terhadap gempa bumi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gempa Bumi


Gempa bumi adalah getran yang dirasakan di permukaan bumi yang di sebabkan oleh
gelombang seismic dari sumber gempa di dalam lapisan kulit bumi.Pusat atau sumber gempa
bumi yang letaknya di dalam bumi disebut hiposentrum. Daerah permukaan bumi ataupun di
dasar laut yang merupakan tempat pusat getaran bumi merambat disebut episentrum.
      Gempa bumi adalah getaran bumi atau getaran kulit bumi secara tiba-tiba,bersumber pada
lapisan kulit bumi (litosfer) bagian dalam, dirambatkan oleh kulit bumi ke permukaan bumi.
Gempa bumi di sebabkan adanya pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran)
pada bagian dalam kulit bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi termasuk bagian dari tenaga
endogen yang merusak, menyimpang dari sifat tenaga endogen pada umumnya, yaitu
membangun tetapi merupakan gejala sampingan tenaga endogen yaitu tektonisme dan
vulkanisme.

Gambar: Kerusakan Bangunan Akibat Gempa Bumi

B. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Menurut sebab terjadinya gempa di klasifikan sebagai berikut:
1. Gempa Vulkanisme
Gempa vulkanisme terjadi karena meletusnya gunung berapi. Kalau gunung api
akan meletus timbullah tekanan gas dari dalam sumbat kawah. Tekanan itu menyebabkan
terjadinya getaran yang di sebut gempa bumi. Gempa bumi ini hanya terdapat di daerah
sekitar gunung api yang meletus. Gempa bumi ini lebih bahaya dari gempa bumi
runtuhan.

2. Gempa Runtuhan (guguran)


Gempa bumi runtuhan terjadi karena guguran atau runtuhan tanah atau runtuhnya
bagian atas litosfer karena sebelah dalam berongga. Daerah yang terjadi gempa guguran
adalah daerah tambang yang berbentuk terowongan, pegunungan kapur atau lubang di
dalam pegunungan kapur. Kadang-kadang terdapat gua yang terjadi karena pelarutan.
Jika atap gua tersebut runtuh, maka timbullah gempa bumi. Bahaya yang di akibatkan
gempa bumi runtuhan kecil, umumnya gempa runtuhan terjadi pada wilayah local.

3. Gempa Tektonik
Gempa bumi tektonik di sebabkan oleh gerak lempeng tektonik dan merupakan
akibat dari gerak orogenetik. Daerah yang sering kali mengalami gempa ini adalah daerah
pegunungan lipatan muda, yaitu daerah rangkaian mediterania dan rangkaian sirkum
pasifik. Bahaya gempa ini besar sekali sebab lapisan bumi dapat mengalami lipatan
patahan, retakan atau bergeser. Karena gempa ini selalu mengakibatkan pergeseran muka
bumi, maka gempa ini di sebut juga gempa dislokasi. Dislokasi berasal dari kata Dis
artinya terpisah, iocare artinya tempat. Jadi, timbulnya getaran itu karena retakan kulit
bumi atau terpisahnya kulit bumi dari kedudukan semula.

4. Ledakan Nuklir
Gempa ini terjadi di sebabkan oleh peledakan nuklir. Pada umumnya peristiwa ini
terjadi pada Negara-negara yang sedang perang atau yang melakukan percobaan hasil
rakitnya. Kekuatan gempa ini tergantung dari kekuatan dari hantaman nuklir tersebut.

C. Proses Perambatan Gempa Bumi


Proses perambatan gempa bumi melalui tiga cara macam yaitu :
1. Getaran Longitudinal (Merapat-merenggang)
Yaitu getaran yang berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui dalam bumi.
Kecepatan getaran ini besar sekali yakni 7-14 km/jam.. Getaran ini datang paling awal
dan merupakan getaran pendahuluan yang pertama. Itulah sebabnya di sebut juga getaran
primer. Getaran ini belum menimbulkan kerusakan.

2. Getaran Tranversal (naik turun)


Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui bagian dalam bumi.
Kecepatan getaran ini antara 4-7km/jam.Getaran ini datang setelah getaran longitudinal,
dan merupakan getaran pendahuluan kedua. Itulah disebut getaran sekunder (s). Getaran
ini belum menimbulkan kerusakan.
3. Getaran Gelombang Panjang
Getaran ini berasal dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi.
Kecepatan getaran ini antara 3,8 - 3,9 km/jam. Getaran ini dating paling ahir, tetapi
merupakan getaran pokok. Getaran inilah yang menimbulkan kerusakan.

D. Akibat Yang Ditimbulkan Gempa


1. Dampak fisik
 Bangunan roboh 
 Kebakaran
 Jatuhnya korban jiwa
 Tanah lonsor akibat goncangan
 Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
 Banjir akibat rusaknya tanggul
 Gempa dasar laut menyebabkan tsunami
2. Dampak social
 Kemiskinan 
 Kelaparan
 Menimbulkan penyakit
 Bila pada skla yang besar(menimbulkan tsunami yang besar) dapat
Melumpuhkan politik, system ekonomi dll
BAB III
MITIGASI BENCANA GEMPA

A.    Mitigasi Struktural Antara lain sebagai berikut :

1. Harus di bangun dengan konstruksi tanah getaran atau gempa khususnya di daerah rawan
gempa. 
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar atau kualitas bangunan 
3. Pembangunan fasilitas umum dengan kewalitas tinggi
4. Perkuatan bangunan vital yang telah ada
5. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan pegunungan lahan 
6. Rencan penampatan pemukiman unrtuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah
rawan gempa bumi
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara –
cara penyelamatkan diri jika terjadi gempa bumi
8. Ikut serta dalam perlatihan program, upaya penyalamatan, kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi, perlatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, dan peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
10. Rencan kontijusi / sedaruratan untuk melatih anggota pelage dalam menghadapi gempa
bumi
11. Membentuk kelompok aksi penyelamatan bencana dengan perlatihan pemadaman
kebakaran dan pertolongan pertama
12. Persiapan alat kebakaran, peralatan penggalian dan alat perlindungan masyarakat lainnya

Adapun secara rinci mitigasi bencana gempa tersebut antara lain:


1. Mitigasi sebelum gempa terjadi
Merencanakan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak hanya mencakup
perencanaan fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam rumah sebaiknya tahu apa yang
harus dilakukan dan ke mana harus pergi bila situasi darurat terjadi.
a) Prinsip rencana siaga untuk rumah tangga
 Rencana darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah diingat oleh
seluruh anggota keluarga. Bencana adalah situasi yang sangat mencekam sehingga
mudah mencetus kebingungan. Rencana darurat yang baik hanya berisi beberapa
rincian saja yang mudah dilaksanakan. 
 Tentukan jalan melarikan diri, Pastikan Anda dan keluarga tahu jalan yang paling
aman untuk keluar dari rumah saat gempa. Jika Anda berencana meninggalkan
daerah atau desa, rencanakan beberapa jalan dengan memperhitungkan
kemungkinan beberapa jalan yang putus atau tertutup akibat gempa.
 Tentukan tempat bertemu, Dalam keadaan anggota keluarga terpencar,misalnya
ibu di rumah, ayah di tempat kerja, sementara anak-anak di sekolah saat gempa
terjadi, tentukan tempat bertemu. Yang pertama semestinya lokasi yang aman dan
dekat rumah. Tempat ini biasanya menjadi tempat anggota keluarga bertemu pada
keadaan darurat. Tempat kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa,
digunakan dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa kembali ke rumah. Setiap
orang mestinya tahu tempat tersebut.

b) Prinsip rencana siaga untuk sekolah


      Sama dengan prinsip rencana siaga di rumah tangga. Gedung sekolah perlu diperiksa
ketahanannya terhadap gempa bumi. Sebaiknya sekolah dibangun berdasarkan standar
bangunan tahan gempa. Anak-anak sekolah perlu sering dilatih untuk melakukan
tindakan penyelamatan diri bila terjadi gempa, misalnya sekurang kurangnya 2 kali dalam
setahun.

c) Menyiapkan rumah tahan gempa

 Minta bantuan ahli bangunan. Tanyakan tentang perbaikan dan penguatan rumah
seperti serambi, pintu kaca geser, garasi, dan pintu garasi. Setidaknya ada bagian
rumah yang tahan gempa sebagai titik atau ruang berlindung 
 Periksa apakah fondasi rumah Anda kokoh
 Jika mempunyai saluran air panas dan gas, pastikan tertanam dengan kuat.
Gunakan sambungan pipa yang lentur.
 Letakkan barang yang besar dan berat di bagian bawah rak dan pastikan rak
tertempel mati pada tembok
 Simpan barang pecah-belah di bagian bawah rak atau lemari yang berlaci dan
dapat dikunci
 Gantungkan benda berat seperti gambar, lukisan, dan cermin jauh dari tempat
tidur, sofa atau kursi dimana orang duduk
 Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak dan sambungan gas yang bocor
 Perbaiki keretakan-keretakan pada atap dan fondasi rumah, dan pastikan hal itu
bukan karena kerusakan struktur
 Pasang pipa air dan gas yang lentur untuk menghindari kebocoran air dan gas
 Simpan racun serangga atau bahan yang berbahaya dan mudah terbakar di tempat
aman, terkunci serta jauh dari jangkauan anak-anak
 Hiasan gantung dan lampu diikat kuat agar tidak jatuh pada saat gempa.
 Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di dekat tempat-tempat tertentu
sebagai alat pengaman kejatuhan barang dari atas
 Menyediakan helm dekat dengan tempat kerja atau tempak tidur Anda dan
gunakan segera ketika terjadi gempa

2. Mitigasi saat terjadi gempa bumi


 
a. Bila Anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan. Hindari jendela dan
bagian rumah yang terbuat dari kaca. Gunakan bangku, meja atau perlengkapan rumah
tangga yang kuat sebagai perlindungan.
 
b. Tetap di sana namun bersiap untuk pindah. Tunggu sampai goncangan berhenti dan
aman untuk bergerak.
 
c. Menjauhlah dari jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan rumah tangga yang
mungkin akan jatuh. Tetap di dalam untuk menghindari terkena pecahan kaca atau
bagian-bagian bangunan.
 
d. Jika malam hari dan Anda di tempat tidur. Cari tempat yang aman yang kuat dan
tunggu gempa berhenti. Jika gempa sudah berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah
tempat yang aman. Ada baiknya kita mempunyai lampu senter dekat tempat tidur. Saat
gempa malam hari, alat murah ini sangat berguna untuk menerangi jalan mencari tempat
aman, terutama bila listrik padam akibat gempa. Lilin dan lampu gas sangat berbahaya,
dan sebaiknya tidak digunakan.
 
e. Jika Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap tenang dan mintalah
yang lain untuk tenang juga. Jika sudah aman, berpindahlah ke tempat yang terbuka, jauh
dari pepohonan besar atau bangunan. Waspada akan kemungkinan gempa susulan.

f. Jika Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi dan jaringan
listrik. Hindari rekahan akibat gempa yang bisa sangat berbahaya.
 
g. Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil. Menjauhlah dari 
jembatan, jembatan layang atau terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu lintas.
Jangan berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang listrik.
 
h. Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh waspadalah
dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa.
 
i. Jika Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak beberapa
ratus meter dari pantai. Gempa bumi dapat menyebabkan tsunami selang beberapa menit
atau jam setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat.

3. Mitigasi setelah gempa bumi berlangsung


a) Saat Anda dan keluarga terlepas dari ancaman akibat gempa awal
Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang terluka
atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian berikan
pertolongan pertama jika memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka
yang luka serius karena justru bisa memperparah luka.

b) Periksa keamanan. Periksa hal-hal berikut setelah gempa

 Api atau ancaman kebakaran. 


 Kebocoran gas – tutup saluran gas jika diduga bocor dari adanya bau dan
jangan dibuka sebelum diperbaiki oleh ahlinya.
 Kerusakan saluran listrik – matikan meteran listrik.
 Kerusakan kabel listrik – menjauhlah dari kabel listrik sekalipun meteran
telah dimatikan.
 Barang-barang yang jatuh di dalam lemari (saat Anda membukanya).
 Periksa pesawat telepon – pastikan telepon pada tempatnya

c) Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana panjang,
baju lengan panjang, sepatu yang kuat, dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini
akan melindungi Anda dari luka akibat barang-barang yang pecah.
d) Bantu tetangga yang memerlukan bantuan. Orang tua, anak-anak, ibu hamil, ibu
menyusui dan orang cacat mungkin perlu bantuan tambahan. Mereka yang jumlah
anggota keluarganya besar juga memerlukan bantuan tambahan pada keadaan
darurat.
e) Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk
pecahan gelas, kaca, dan obat-obatan yang tumpah.
f) Waspada dengan gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan lebih lemah dari
gempa utama. Namun, beberapa dapat cukup kuat untuk merobohkan bangunan
yang sudah goyah akibat gempa pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan.
Kembali ke rumah hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan keadaan
aman.

 Gunakan lampu senter. Jangan gunakan korek api, lilin, kompor gas atau
obor. 
 Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa.
 Nyalakan radio untuk informasi, laporan kerusakan atau keperluan relawan di
daerah Anda.
 Kondisikan jalan bebas rintangan untuk mobil darurat

B.    Mitigasi Non Struktural

Mitigasi nonstruktural dapat dilakukan dengan memperkenalkan atau menerapkan


asuransi bencana di daerah yang rawan sehingga masyarakat tidak harus menunggu bantuan
pemerintah atau donatur saat harus melakukan pemulihan pascabencana dan masyarakat dapat
kembali melakukan berbagai aktivitas sosial dan ekonomi lebih segera.

Melihat pentingnya upaya mitigasi bencana alam tersebut, tampaknya harus segera
dilakukan oleh semua pihak yang diprakarsai oleh departemen sosial. Mitigasi gempa tersebut
harus dilakukan secara terpadu, terus-menerus, dan dilakukan semua pihak, sehingga kerugian
cacat fisik, jiwa dan harta benda,dapat diminimalkan. Berbagai kejadian mengenaskan yang
terjadi dalam bencana gempa tersebut adalah merupakan pengalaman berharga. Seringkali
penyesalan itu terulang lagi hanya karena tidak ada inisiatif untuk memulai mitigasi bencana
yang sangat penting ini.
BAB III
 GEMPA YOGYAKARTA

A. Lokasi gempa
Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih
pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.
United States Geological Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala
Richter. Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007° LS dan 110,286° BT pada kedalaman 17,1 km.
Sedangkan menurut BMG, posisi episenter gempa terletak di koordinat 8,26° LS dan 110,31° BT
pada kedalaman 33 km.itu di release sesaat setelah terjadi gempa. Setelah data dari berbagai
Stasiun yang dipunyai jejaring BMG dan dilakukan perhitungan, update terakhir BMG
menentukan pusat gempa berada di 8.03 LS dan 110,32 BT(update ke tiga) pada kedalaman 11,3
Km dan kekuatan 5.9 SR Mb (Magnitude Body) atau setara 6.3 SR Mw (Magnitude
Moment).USGS memberikan koordinat 7,977° LS dan 110,318 BT pada kedalaman 35 km.
Hasil yang berbeda tersebut dikarenakan metode dan peralatan yang digunakan berbeda-beda.

Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 115 km
selatan Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan 440 km timur-tenggara Jakarta.
Walaupun hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami. Gempa juga
dapat dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Getaran juga sempat
dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek,
Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya.

B. Gempa susulan
70% rumah di kecamatan Jetis rata dengan tanah Gempa susulan terjadi beberapa kali
seperti pada pukul 06:10 WIB, 08:15 WIB dan 11:22 WIB. Gempa Bumi tersebut
mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran yang roboh, rusaknya instalasi listrik dan
komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak lokasi di Bantul yang belum teraliri listrik.
Gempa Bumi juga mengakibatkan Bandara Adi Sutjipto ditutup sehubungan dengan gangguan
komunikasi, kerusakan bangunan dan keretakan pada landas pacu, sehingga untuk sementara
transportasi udara dialihkan ke Bandara Achmad Yani Semarang dan Bandara Adisumarmo
Solo.

C. Gedung-gedung yang rusak parah


 Mall Saphir Square mengalami kerusakan parah di lantai empat dan lima. Tembok depan
Mall lantai tersebut roboh hingga berlubang, kanopi teras Mall ambruk dan menimpa
teras Mall yang sebagian ikut roboh.
 Mall Ambarukmo Plaza, yang saat itu belum lama dibuka, mengalami kerusakan tak
terlalu parah. Beberapa bagian tembok terlihat retak-retak dan terkelupas.
 GOR Among Rogo mengalami kerusakan parah. Atap GOR roboh dan hanya tersisa
tembok di sisi-sisinya.
 STIE Kerja Sama di Jl. Parangtritis rusak sangat parah.
 ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km.6,5 kerusakan sangat parah.

D. Situs kuno dan lokasi wisata yang rusak.


 Candi Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah dan ditutup sementara untuk
diteliti lagi tingkat kerusakannya. Kerusakan yang dialami candi prambanan kebanyakan
adalah runtuhnya bagian-bagian gunungan candi dan rusaknya beberapa batuan yang
menyusun candi
 Makam Imogiri juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Beberapa kuburan di
Imogiri amblas, lantai-lantai retak dan amblas, sebagian tembok dan bangunan makam
yang runtuh, juga hiasan-hiasan seperti keramik yang pecah.
 Salah satu bangsal di Kraton Yogyakarta, yaitu bangsal Trajumas yang menjadi simbol
keadilan ambruk.
 Candi Borobudur yang terletak tak jauh dari lokasi gempa tak mengalami kerusakan
berarti
 Obyek Wisata Kasongan mengalami kerusakan parah saperti Gapura Kasongan yang
patah di kiri dan kanan gapura dan ruko-ruko kerajinan keramik yang sebagian besar
rusak berat bahkan roboh.
E. Sebab dan peristiwa sejenis
Letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia,
lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta berada di posisi Ring of fire menjadikan Indonesia
kerap kali diterpa bencana gempa Bumi dan letusan gunung berapi. Sebelumnya gempa terjadi di
Sumatra pada 28 Maret 2005 menewaskan 361 orang serta gempa Bumi dan tsunami di Aceh
pada 26 Desember 2004 yang menewaskan 129.498 orang dan 37.606 lainnya hilang.
Meskipun pada saat bersamaan Gunung Merapi yang juga berada di sekitar daerah
tersebut sedang meletus, namun para pakar menyatakan kedua peristiwa ini tidak saling
berhubungan sebagai sebuah sebab-akibat. Peningkatan aktivitas di gunung api tersebut tidak
berhubungan dengan kejadian gempa. Hal ini ditunjukkan oleh tidak terdapatnya anomali
aktivitas yang mencolok sesaat setelah gempa.

F. Penanganan dan bantuan


Setelah peristiwa tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera memerintahkan
Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Soeyanto untuk mengerahkan pasukan di sekitar Yogyakarta
dan sekitarnya untuk melakukan langkah cepat tanggap darurat. Rombongan presiden sendiri
langsung terbang pada sorenya dan menginap malam itu juga di Yogyakarta.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan beberapa negara sudah menyatakan komitmen bantuan
antara lain Jepang, Inggris, Malaysia, Singapura, Prancis serta UNICEF.
Berbagai negara telah menawarkan bantuan, di antaranya adalah Britania Raya
menyumbang sebanyak 5,6 juta dolar AS, Australia 3 juta dolar Australia, RRC 2 juta dolar AS,
Amerika Serikat 2,5 juta dollar AS, Uni Eropa 3 juta euro, Kanada 2 juta dolar Kanada dan
Belanda 1 juta euro. Sementara Jepang dan UNICEF menawarkan berbagai bantuan langsung.
Palang Merah Internasional, Bulan Sabit Merah, OXFAM dan UNICEF telah memberikan
sejumlah tenda dan perbekalan darurat kepada para korban. Jepang, Singapura dan Malaysia
diinformasikan akan mengirimkan tim ke wilayah bencana. Sementara itu dari Vatikan, Paus
Benediktus XVI, Sabtu, 27 Mei saat sedang mengadakan lawatan ke Polandia, menyampaikan
duka cita mendalam kepada korban gempa Bumi di Yogyakarta dan meminta agar regu
penyelamat terus melakukan upaya pertolongan. Pernyataan duka cita disampaikan Paus melalui
telegram kepada Sekretarisnya Kardinal Angelo Sodano. Dari dalam negeri Palang Merah
Indonesia memberikan respon yang cepat melalui cabang-cabangnya di tingkat kota/kabupaten
terdekat. Mereka melakukan tindakan-tindakan pertolongan darurat; salah satunya dengan
mendirikan Rumah Sakit Lapangan di Lapangan Dwi Windu di Bantul. Tidak kalah pentingnya
adalah dinamika dan empati masyarakat Yogyakarta yang membantu ke wilayah bencana.
Bantuan ini terus berlangsung sampai tahap rehabilitasi dan rekontruksi dicanangkan. Sebagian
besar sivitas akademika berbagai universitas juga mendirikan posko bantuan kemanusiaan. Pusat
studi berbagai universitas terlibat dalam dinamika penanggulangan bencana ini. Antara lain Pusat
Studi Mitigasi Bencana ITB Bandung, Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran
Yogyakarta, Pusat Studi Bencana Alam UGM, CEEDED Universitas Islam Indonesia.

 
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi pada bagian
dalam bumi secara tiba-tiba. Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
vulkanik, tektonik, runtuhan dan nuklir. Akibat yang di timbulkan gempa bumi yakni
menimbulkan kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum seperti jalan raya dan lain – lain.
Upaya penanggulangan yang dapat kita lakukan yakni dengan membuat bangunan yang sesuai
standar / membuat bangunan tahan gempa terutama di daerah rawan gempa.
Mitigasi saat terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah hindari kepanikan, jika
ada di dalam ruangan berlindung di bawah kolong meja, dan jika diluar ruangan jauhi tiang
listrik dan pohon

B. Saran
Sebaiknya pengetahuan mitigasi tentang bencana gempa bumi ditanamkan sejak kecil
denga tujuan untuk menciptakan generasi yang tanggap bencana serta berguna bagi nusa dan
bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Wisesa Hendra. 2011. Buku Pintar Bumi; Tips penanganan jika terjadi gempa bumi. Harmoni.
Jogjakarta.

Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT. Intan Pariwira. Yogyakarta.

Suprobo Bambang. 2008. IPS Geografi; Penyebab Gempa Bumi dan Penanggulangannya.
Penerbit Erlangga. Jakarta.

http://nidaririn.blogspot.com/

http://sheilahalizaplh.blogspot.com/p/mitigasi-bencana-saat-terjadi-gempa-bumi.htmlhttp://
mitigasigempa.blogspot.com/2011/11/mitigasi-bencana_23.html 

Anda mungkin juga menyukai