Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah  ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin
sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang Gempa bumi.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah memberikan dorongan, motivasi, bimbingan, arahan dan saran yang telah
diberikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
          Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
          Makalah inikami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Pontianak, 26 November 2019

Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bumi yang kita tempati memiliki banyak rahasia alam yang tidak kita
ketahui. Kita tidak pernah mengetahui kejadian-kejadian yang akan terjadi di muka
bumi ini. Banyak kejadian-kejadian alam yang mendatangkan pertanyaan bagi
manusia. Salah satu kejadian alam yang sudah tidak asing di telinga masyarakat
yaitu gempa bumi.
Gempa bumi merupakan suatu peristiwa yang sangat sering terjadi di muka bumi
ini. Salah satunya di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki
tingkat rawan bencana alam yang sangat tinggi. Indonesia sendiri memiliki titik-titik
gempa yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia.

Mungkin kita merasa biasa saja dengan bencana alam tersebut di Indonesia,
tapi bencana tersebut sudah sangat sering terjadi berulang-ulang di negara kita.
Gempa bumi sudah menghancurkan sebagian dari wilayah Indonesia. Dan sudah
banyak sekali korban-korban yang berjatuhan akibat bencana tersebut. Berarti
gempa bumi sudah menjadi suatu ancaman bagi masyarakat di muka bumi ini. Dan
banyak dari masyarakat tidak mengerti akan apa sebenarnya yang terjadi di muka
bumi ini. Maka sangatlah perlu bagi mereka untuk tahu dan mengerti serta
memahami peristiwa-peristiwa gempa bumi yang terjadi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan-tujuan dari penulisan makalah ini:
1) Mengetahui pengertian dari gempa bumi.
2) Mengetahui tanda-tanda terjadinya gempa
3) Mengetahui penyebab dari terjadinya gempa bumi.
4) Mengerti tentang proses terjadinya gempa bumi berdasarkan jenisnya
5) Mengetahui jenis-jenis gempa bumi.
6) Mengetahui Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa bumi
7) Mengetahui jenis-jenis gempa dan pengertiannya berdasarkan klasifikasinya
8) Mengetahui aktivitas gempa bumi di Indonesia.
9) Mengetahui dampak dari gempa bumi yang terjadi
10) Mengetahui cara mencegah gempa
1.3 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari gempa bumi?
2) Apa Tanda-Tanda Akan Terjadinya Gempa Bumi ?
3) Apa penyebab terjadinya gempa bumi?
4) Bagaimana proses terjadinya gempa bumi berdasarkan jenisnya.?
5) Apa saja jenis-jenis gempa bumi?
6) Mengetahui Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa bumi ?
7) Bagaimna jenis-jenis gempa dan pengertiannya berdasarkan klasifikasinya ?
8) Bagaimana aktivitas gempa bumi di Indonesia?
9) Apa saja dampak dari gempa bumi yang terjadi ?
10) Bagaimana Cara Mencegah Gempa Bumi ?
BAB II
MENGAPA TERJADINYA GEMPA BUMI

2.1 Pengertian Gempa Bumi


  Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa
bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi
tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila
tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

2.2 Tanda-Tanda Akan Terjadinya Gempa Bumi


Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda yang digunakan untuk meramal bencana
alam gempa bumi, yaitu:
a. Munculnya Awan Gempa Bumi
Ciri-ciri awan gempa bumi adalah dari bentuknya yang vertikal seperti angin
tornado atau batang pohon. Biasanya muncul seminggu sebelum gempa terjadi.
b. Hewan-Hewan Gelisah dan Bertingkah Aneh
Hewan memiliki insting yang kuat, sehingga bisa merasakan getaran yang akan
terjadi.
c. Munculnya Cahaya Gempa
Cahaya ini bisa berbentuk lingkaran atau seperti kilat yang menyambar dari bawah
ke atas.
d. Gangguan Pada Perangkat Elektronik
Jika terlihat lampu neon atau fax yang berkedip meskipun sedang dimatikan, bisa
jadi itu akibat getaran yang dihasilkan di dalam kerak bumi.
Jika lampu neon masih menyala ketika sudah dimatikan, atau lampu fax. berkedip
meskipun sedang tidak beroperasi, bisa jadi itu akibat getaran yang dihasilkan di
dalam kerak bumi.
e. Air Laut Surut
Gempa dapat menyebabkan bencana alam tsunami yang jauh lebih mematikan.
Tsunami terjadi karena terdapat gangguan impulsif pada laut sehingga
menyebabkan gelombang laut dengan kekuatan tinggi.
Gangguan impulsif tersebut disebabkan oleh perubahan bentuk dasar laut dalam
arah horizontal atau vertikal yang terjadi secara tiba-tiba.
Tsunami biasanya ditandai dengan surutnya air laut secara mendadak dan burung-
burung terbang cepat ke arah daratan.

2.3 Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat
ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa
bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi
lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari
600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan
gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di
Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau
akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. Pada beberapa pembangkit listrik tenaga
panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari
peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia
senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia
seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

2.4 Proses Terjadinya Gempa berdasarkan jenisnya


Terdapat banyak sekali jenis gempa bumi, oleh karena itu setiap jenis mempunyai
penyebab dan proses yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa penyebab gempa
bumi, beserta prosesnya:

a. Gempa Tektonik

Kulit bumi (litosfer) terdiri dari beberapa bagian bidang batuan yang berbentuk
lempengan (lempeng tektonik). Bumi memiliki 7 lempeng tektonik utama dan
beberapa lempeng kecil. Lempeng bumi selalu bergerak saling menjauh,
bertumbukan, dan berpapasan.
Proses terjadinya sebagian besar gempa disebabkan dan dimulai oleh pergerakan
lempeng bumi (gerakan tektonik).
Gempa tektonik sering kali terjadi di area tepian lempeng, karena lempeng selalu
bertumbukan. Jika gerakan tersebut terjadi tiba-tiba dan melepaskan energi besar,
akan menghasilkan getaran pada permukaan bumi. Di sinilah proses gempa
tektonik terjadi.

b. Gempa Vulkanik

Ada 3 penyebab terjadinya gempa vulkanik yaitu: bisa berasal dari aktivitas magma
yang bergesekan dengan dinding gunung berapi, tekanan gas kuat yang terdapat saat
magma keluar (erupsi), dan perpindahan magma dalam dapur magma secara tiba-
tiba.
Saat terjadi gempa vulkanik, wilayah yang terkena gempa hanyalah daerah sekitar
gunung berapi saja. Tapi dampak gempa bumi vulkanik bisa sangat merusak, karena
terjadi bersamaan dengan meletusnya gunung berapi.

c. Tabrakan Meteor

Gempa ini terjadi akibat jatuhnya benda langit (meteor) ke permukaan bumi.
Kekuatan getarannya tidak menentu.
Saat menabrak permukaan bumi, kecepatan dan suhu panas meteor akan
menyebabkan terbentuknya kawah. Besarnya kawah dan kekuatan getaran gempa
bumi tergantung dari ukuran dan kecepatan meteor tersebut ketika menabrak bumi.

d. Runtuhan

Bumi memiliki lapisan berongga yang bisa terbentuk melalui proses alamiah
maupun buatan manusia. Salah satu contohnya adalah seperti terowongan kereta api
atau gua pada pertambangan.
Ketika bagian atas terowongan runtuh, tentu saja hal ini akan menghasilkan getaran
yang hanya bisa dirasakan oleh daerah sekitar longsoran.
Gempa runtuhan juga dapat disebut dengan gempa bumi terban.

e. Buatan Manusia

Gempa bumi jenis ini terjadi oleh perbuatan manusia, misalnya pada waktu
meledakkan bom. Ledakan bom bisa membuat permukaan bumi bergetar.
Getaran tersebut biasanya memang tidak berbahaya, tetapi ledakan bom jauh lebih
merusak daripada getaran yang ditimbulkannya.

2.5 jenis-jenis gelombang gempa bumi

Selain kelima jenis gempa bumi di atas, ada juga beberapa jenis gempa bumi yang
dilihat dari kedalaman, gelombang, serta jaraknya dari episentrum.

Berdasarkan kedalamannya (hiposentrum), ada 3 jenis gempa bumi, yaitu:


a. Gempa bumi dalam: kedalaman lebih dari 300 KM di bawah permukaan laut.
b. Gempa bumi menengah (intermediat): kedalaman antara 100 sampai 300 KM di
bawah permukaan laut.
c. Gempa bumi dangkal: kedalaman kurang dari 100 KM di bawah permukaan
laut. Gempa bumi ini biasanya sangat mematikan karena terjadi hampir di atas
permukaan bumi.

Gelombang gempa sifatnya merambat dari pusat gempa ke segala arah, dan jika
dilihat dari gelombangnya, ada 2 jenis gempa, yaitu:
a. Gempa primer: kecepatan getarannya antara 7 – 14 KM / detik.
b. Gempa sekunder: kecepatan getarannya antara 4 – 7 KM / detik.

Berdasarkan jaraknya, gempa bumi terdiri dari tiga macam, yaitu:


a. Gempa lokal: kurang dari 10.000 Km dari episentrum
b. Gempa jauh: sekitar 10.000 Km dari episentrum
c. Gempa sangat jauh: lebih dari 10.000 Km dari episentrum

2.6 faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa bumi


Gempa bumi yang terjadi pada suatu daerah bisa merupakan gempa yang
berskala besar maupun gempa yang skala kecil . besar kecilnya gempa itu
dikarenakan beberapa factor yaitu :
a. Skala atau magnitude gempa.yaitu kekutan gempa yang terjadi yang bukan
berdasarkan lokasi observasi pada suatu daerah. Magnitude gempa biasa
dihitung tiap gempa terjadi dan dicatat olrh seismograf yang dinyatakan dalam
suatu skala Ricther.
b. Durasi dan kekuatan gempa. Yaitu lamanya guncangan gempa yang terjadi
pada suatu daerah dan kekuatan gempa yang terjadi dengan melihat kerusakan
pada daerah tempat terjadinya gempa bumi.
c. Jarak sumber gempa terhadap perkotaan. Jarak sumber gempa yang jauh dari
perkotaan akan memungkinkan intensitas gempa semakin rendah.
d. Kedalaman sumber gempa. Yaitu kedalaman pusat terjadinya gempa diukur
dari permukaan bumi. Semakin dalam pusat gempa maka semakin rendah
kekuatan gempa yang terjadi.
e. Kualitas tanah dan bangunan. Yaitu Kualitas tanah yang buruk akibat
bangunan dapat mengakibatkan serangan gempa bumi yang kuat.
f. Lokasi perbukitan dan pantai. Pantai atau daerah perbukitan merupakan daerah
rawan gempa karena perbukitan dan pantai merupakan daerah pertemuaan
lempeng. Sehingga dapat mempengaruhi besar kecilnya kekuatan gempa
berdasarkan hiposentrumnya.

2.7 jenis-jenis gempa dan kejadiannya berdasarkan klasifikasinya


Gempa bumi dapat diklasifikasikan antara lain berdasarkan faktor
penyebabnya dan kedalaman hiposentrum. Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa
bumi dapat dibedakan antara lain sebagai berikut.
a. Gempa Bumi Runtuhan (Fall Earthquake), terjadi akibat runtuhnya batu-batu
raksasa di sisi gunung, atau akibat runtuhnya gua-gua besar. Radius getarannya
tidak begitu luas dan tidak begitu terasa di tempat jauh.
b. Gempa Bumi Vulkanik (Volcanic Earthquake), terjadi akibat adanya aktivitas
gunungapi. Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini mendahului terjadinya erupsi
gunungapi, tetapi lebih sering terjadi dalam waktu bersamaan. Getaran gempa
vulkanik lebih terasa jika dibandingkan getaran gempa runtuhan, getarannya terasa
di daerah yang lebih luas.
c. Gempa Bumi Tektonik (Tectonic Earthquake), terjadi akibat proses tektonik di
dalam litosfer yang berupa pergeseran lapisan batuan. Gempa ini memiliki
kekuatan yang sangat besar dan sebarannya meliputi daerah sangat luas. Salah satu
contohnya seperti gempa bumi yang terjadi di bumi Nanggroe Aceh Darussalam.
Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya, gempa dapat dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Gempa Dangkal, memiliki kedalaman hipo sentrum kurang dari 100 km di bawah
permukaan bumi.
b. Gempa Menengah, memiliki kedalaman hiposentrum antara 100 km–300 km di
bawah permukaan bumi.
c. Gempa Dalam, memiliki kedalaman hipo sentrum antara 300–700 km di bawah
permukaan bumi. Sampai saat ini tercatat gempa terdalam yaitu 700 km.

Untuk mengetahui intensitas kekuatan gempa maka digunakan skala intensitas


gempa. Salah satu skala yang biasa digunakan adalah Richter Magnitude Scale
(Skala Richter). Sejarah adanya skala Richter berasal dari Charles Richter (1900–
1985) seorang ahli seismologi Amerika  yang mengembangkan sistem pengukuran
kekuatan gempa.

2.8 Aktivitas Gempa Bumi Diindonesia

Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda yaitu sirkum pasifik dan
sikrum mediterania. Jalur pegunungan tersebut merupakan salah satu dari peroses
pembentukan batuan dan dampak dari gempa yang sering terjadi sehingga
mengakibatkan tumbukan antara lempeng terus terjadi dan membentuk suatu
pegunungan yang panjang. Sirkum pasifik dan sirkum mediterania ini bertemu
dengan wilayah asia dan Indonesia merupakan salah satu Negara yang berada di
antara jalur tersebut. Didunia ada 7 lempeng yang besar yaitu pasifik, amerika,
Australia, amerika selatan, antartika dan Eurasia, tempat Indonesia berada.
Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng
Eurasia,Indonesia,Australia,dan pasifik.
Lempeng Eurasia merupakan lempeng yang keadaanya stabil, sedangkan
lempeng Indonesia Australia adalah lempeng yang cenderung bergerak keutara dan
lempengan pasifik yang cenderung bergerak ke barat.tulh yang membuat Indonesia
berada pada daerah rawan gempa bumi. Wilayah-wilayah di Indonesia merupakan
daerah rawan yaitu Sumatra terutama daerah pesisir barat, jawa, Sulawesi, Maluku,
dan papua.
Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktifitas gempa bumi di Indonesia di
bagi menjadi 6 daerah aktivitas:
a. Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR mungkin terjadi di daerah
ini. Yaitu di Halmahera, pantai utara irian.
b. Daerah aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan magnitude 7 SR sering
terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan jawa, nusa
tenggara, banda.
c. Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 SR mungkin terjadi.
Yaitu di pantai barat Sumatra, kepulauan suna, Sulawesi tengah.
d. Daerah lipatan dengan atau tampa retakan. Magnitude kurang dari 7 SR bisa
terjadi. Yaitu di sumtra, daerah jawa bagian utara,Kalimantan bagian timur
e. Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 SR jarang terjadi. Daerah
timur Sumatra,Kalimantan tengah.
f. Daerah stabil,taka da catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan
iirian Kalimantan barat .
Indonesia memiliki sejarah gempa yang terjadi. Salah satu gempa
yang terdahsyat yaitu di tahun 2004 pada bulan September yang
mengguncang daerah dan sekitanya. Dengan gempa dengan kekuatannya 9,8
SR. gempa ini mengakibatkan timbulnya sunami karena hiposentrumya yang
berada pada dasar laut.

2.9 Dampak Terjadinya Gempa Bumi


Goncangan gempa bisa sangat hebat dan dampak yang ditimbulkannya juga tidak
kalah dahsyat. Gempa merupakan salah satu fenomena alam yang menimbulkan
bencana. Dilihat dari efek atau akibat yang ditimbulkan, kejadian-kejadian yang
mungkin terjadi mengiringi peristiwa gempa bumi sebagai berikut.
a. Gelombang tsunami
Salah satu akibat dari gempa bumi adalah munculnya gelombang tsunami
jika sumber gempa di bawah laut. Gelombang tsunami tersebut muncul jika di pusat
gempa terjadi patahan lempeng bumi turun sehingga air laut surut sementara. Akan
tetapi tidak lama kemudian gelombang sangat tinggi dan berkecepatan luar biasa
menerjang pantai dan masuk jauh ke daratan. Selanjutnya gelombang ini merusak
apa saja yang dilaluinya.
Sebelum tsunami muncul, biasanya muncul tanda-tanda seperti terjadi gerakan
tanah, getaran kuat, muncul cairan hitam atau putih dari arah laut, biasanya juga
terdengar bunyi keras, tercium bau garam menyengat dan air laut terasa dingin.
b. Kerusakan bangunan
Gempa merupakan suatu pergerakan permukaan bumi disebabkan oleh
pergerakan lempeng tektonik yang terdapat di bawah permukaan bumi. Dengan
bergoyangnya permukaan bumi, maka bangunan-bangunan seperti gedung sekolah,
pusat pertokoan, perkantoran, maupun rumah-rumah penduduk dapat hancur atau
paling tidak retak.
c. Mengubah topografi atau bentuk muka bumi
Dari hasil penelitian Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) Yogyakarta
diketahui bahwa terjadi perubahan topografi tanah di sekitar Yogyakarta akibat
gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 yang lalu. Gempa bumi tersebut memicu
longsoran tanah dan mengakibatkan perubahan struktur tanah di daerah-daerah
berlereng curam akibat guncangan gempa. Struktur tanah seperti ini berbutir kasar
dan dalam kondisi kering akan merapat. Akibat pengaruh gempa, tegangan pori
udara dalam lapisan tanah pasir meningkat, dan tegangan efektif tanah menurun
hingga mencapai nilai terendah. Dengan demikian tanah kehilangan kekuatan
sehingga mengakibatkan runtuhnya lapisan di atas pembentuk lereng dan memicu
terjadi tanah longsor.
d. Menyebabkan keretakan permukaan bumi
Selain tsunami dan hancurnya infrastruktur, gempa bumi juga
mengakibatkan keretakan permukaan tanah. Keretakan ini disebabkan permukaan
tanah ikut bergerak ketika lempeng tektonik di bawahnya saling berbenturan.
e. Menyebabkan perubahan tata air tanah
Pada dasarnya sebelum terjadi gempa tata air tanah bersifat terbuka, tidak
bertekanan, berlapis-lapis sesuai dengan struktur batuan dan tanah sehingga ada
mata air kecil, relatif besar, dan sudah terbentuk kantong-kantong air di bawah
tanah. Kantong-kantong air tersebut secara rutin terisi oleh saluran primer,
sekunder, dan tersier berdasarkan struktur dan kestabilan tanah yang telah terbentuk
sebelumnya. Ketika terjadi gempa bumi lapisan dalam kantong-kantong air ini patah
sehingga terjadi kebocoran, lapisan tanah terkoyak, dan bergeser. Oleh karena itu
wajar jika setelah gempa tiba-tiba ada mata air yang mati, sumur kering, atau
muncul mata air baru di tempat lain. Hilangnya mata air atau munculnya mata air
baru di tempat lain akibat patahan dan pergeseran kantong-kantong air ini
menunjukkan adanya perubahan tata air setelah guncangan gempa
f. Mengakibatkan trauma psikis atau mental
Ternyata bencana gempa, gunung meletus, dan tsunami tidak hanya
mengakibatkan kerusakan fisik atau bangunan, harta benda, dan jiwa manusia,
tetapi juga kondisi kejiwaan bagi para korban. Akibat bencana tersebut, sebagian
besar korban dapat mengalami penderitaan biopsikososial yaitu gangguan akan
kewaspadaan den kepekaan yang berlebihan terhadap sekadar perubahan suara,
perubahan keadaan, dan aneka perubahan kecil lain yang sebenarnya wajar terjadi di
tengah kehidupan sehari-hari.

2.10 Cara Mencegah Gempa Bumi


Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
a. Menjaga kelestarian lingkungan
b. Tidak merusak hutan
c. Tidak merusak alam sehingga keseimbangan alam selalu terjaga
d. Bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di
daerah rawan gempa.
e. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
f. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
g. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
h. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan
hunian di daerah rawan gempa bumi.
i. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
j. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan
cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
k. ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan
pertolongan pertama.
l. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
m. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.
n. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan
pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
o. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
p. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi
BAB III

KERUSAKAN AKIBAT GEMPA BUMI

3.1. Indonesia Rawan Gempabumi

Indonesia termasuk daerah kegempaan aktif dimana selama tahun 1976‐2006 sudah
terjadi 3.486 gempabumi dengan magnitudo lebih dari 6,0 SR. Penelitian Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak tahun 1991‐2009 (19 tahun) telah
terjadi 27 kali gempabumi merusak dan 13 kali gempabumi menimbulkan tsunami. Kalau
dirata‐ratakan dan pembulatan, Indonesia mengalami kejadian gempabumi sebanyak 2 kali
dan tsunami 1 kali setiap tahunnya. Pada tahun 2009 telah terjadi gempabumi merusak di
daerah Papua, Tasikmalaya, Padang, dan Ujung Kulon. Gempabumi berskala besar sering
menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi yang sangat parah. Gempabumi Padang 30
September 2009 berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR) kerugiannya mencapai Rp 4,8 trilyun
dengan korban tewas 1.195 orang, total rumah rusak sebanyak 271.540 unit. Gempabumi
disertai tsunami di Aceh 2004 menelan korban hampir 300.000 jiwa di Indonesia, Thailand,
India, Srilanka, Maldive, dan Afrika.Tidak hanya itu, kekuatan gempabumi yang lebih kecil
di Yogyakarta 2006 dengan magnitudo hanya 6,3 SR pun bisa menimbulkan korban cukup
banyak. Tercatat data korban di Kota Yogyakarta sebanyak 4.772 orang meninggal dunia,
17.772 orang luka‐luka, dan kerusakan.

3.2. Padang Langganan Gempa bumi

Gempa bumi tektonik kembali melanda Padang, Sumatera Barat. Gempabumi yang
terjadi pada hari Rabu, 30 September 2009 mempunya kekuatan 7,6 SR. Lokasi
gempabumi berjarak lebih kurang 57 Km Barat daya Pariaman dengan kedalaman 71 Km.

Kerusakan akibat gempa tersebut sangatlah parah, dilaporkan Rumah Sakit M. Jamil
pun ikut roboh sebagian, serta puluhan orang terjebak di dalam reruntuhan. Warga panik
dan berlarian menuju daerah yang lebih tinggi dikarenakan mereka takut gempa tersebut
menimbulkan tsunami. Saat kejadian, seluruh barang kelontong bergerak tapi tak sampai
jatuh. Puluhan warga berteriak panik sambil teriak histeris. Dilaporkan gempabumi telah
merobohkan bangunan rumah, hotel,kantor pemerintahan, dan pusat bisnis. Di daerah
pedalaman, bencana ini mengakibatkan tanah longsor hingga menimbun puluhan rumah
dan beberapa desa.

Para relawan, masyarakat, regu penyelamat dan serta tentara (TNI) bersatu padu
menolong warga dengan melakukan usaha pencarian korban hilang, tewas, dan tertimbun
reruntuhan menggunakan traktor dan anjing pemburu.Empat hari kemudian dampak
kerusakan akibat bencana ini mulai terkuak. Departeman Kesehatan (Depkes) menyebutkan
korban tewas mencapai 501 orang, 785 luka berat, 2.650 luka ringan.

Dikatakan oleh Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Depkes, Rustam S. Pakaya,


antara 3.000‐5.000 orang diperkirakan masih tertimbun reruntuhan dan belum ditemukan.
Jumlah korban tersebut khusus di Kota Padang. Sementara korban hilang di Pariaman
diperkirakan sebanyak 618 orang. Rustam menambahkan, untuk Gempabumi Jambi yang
terjadi berselang satu hari setelah kejadian di Padang Pariaman sedikitnya ada 3 orang
tewas, luka berat 14, dan 58 luka ringan.Dalam katalog sejarah gempabumi merusak
BMKG, dalam waktu 4 tahun terakhir sudah terjadi 5 kali gempabumi berskala besar dan
merusak di Sumatera Barat berturut‐turut mulai tahun 2005, 2007, dan 2009.

Gempabumi Padang 10 April 2005, magnitudo 6,7 SR, dirasakan hingga ke Kuala
Lumpur, Malaysia sebesar III skala Modified Mercally Intensity atau MMI. Sedangkan di
Padang, lokasi yang terdekat dengan sumber gempabumi, tingkat kerusakan cukup
parah..Dua tahun sesudahnya tepat tanggal 6 Maret 2007 pada jam 03:49:39 WIB, Padang
kembali dilanda gempabumi 6,4 SR. Gempa ini memakan korban sebanyak 4 orang
meninggal dunia dan 55 orang membutuhkan perawatan serius. Sumber Wikipedia
melaporkan data kerusakan di Kota Padang Panjang data di Posko Penanggulangan
Gempabumi sampai tanggal 11 Maret 2007 menunjukkan fisik bangun yang rusak bernilai
total sekitar Rp 146,1 Milyar (M).

Rinciannya sebagai berikut: kerusakan rumah penduduk Rp 94,2 M dengan rincian


707 rusak berat, 1.519 rusak sedang, dan 1.843 rusak ringan. Gedung kantor pemerintah
yang rusak senilai Rp 12 M, sarana pendidikan SD Negeri Rp 12,3 M, SMTP/SMTA/PT
negeri dan swasta Rp 16,5 M, kesehatan Rp 2,5 M, rumah ibadah Rp 1 M, dan jalan Rp
5M. Gambar 1.3. Bangunan ruko yang ambruk akibat goncangan Gempabumi Padang 2007
(Sumber : Internet/Harfianto, 2007).Pada tahun yang sama tanggal 12 September walaupun
pusat gempa termasuk ke dalam Provinsi Bengkulu, namun skala kekuatan gempabumi 7,9
SR tersebut mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami setinggi 1 meter di Kepulauan
Mentawai dan Pagai, Sumatera Barat hingga membanjiri 300 rumah penduduk dan
bangunan umum. Jumlah korban tewas tercatat sebanyak 21 orang. Sebelum Gempabumi
30 September 2009, di Padang lebih dahulu dihantam gempabumi berkekuatan 6,7 SR pada
tanggal 16 Agustus 2009 yang menyebabkan puluhan rumah rusak berat di Kepulauan
Mentawai.

3.3. Bencana Terdahsyat Abad ini

Gempabumi Aceh 26 Desember 2004 pukul 07:58:53 WIB dengan kekuatan 9,3 SR
merupakan gempabumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini. Seperti yang
dituturkan oleh Dr. P.J. Prih Harjadi, Kepala Pusat Sistem data dan Informasi Geofisika
BMG, dalam buku "Bencana Gempa dan Tsunami" Terbitan Kompas, 2005, menyebutkan
bahwa gempa di Aceh tahun 2004 menimbulkan dampak kegempaan lain hingga radius 200
km, di antaranya memicu gempa di Kepulauan Nicobar di sebelah utara pusat gempa pada
jarak 550 km serta mengguncang Pulau Andaman.Selain menimbulkan getaran yang kuat,
gempa kali ini jugamenyebabkan timbulnya deformasi vertikal di sumber gempa.
Deformasi berupa penurunan permukaan dasar laut di sekitar pusat gempabumi
mengakibatkan timbulnya gelombang tsunami yang merambat menuju pantai. Daerah yang
rawan tsunami adalah daerah yang berpantai landai dan berupa teluk. Pada daerah teluk,
energi gelombang terperangkap hingga naik ke darat. Gempa Aceh, yang berpusat tepatnya
di Meulaboh tersebut, dilaporkan bukan saja telah menimbulkan tsunami di barat NAD,
tetapi juga menyerang Pulau Sabang. Gempa di Nicobar, yang berkekuatan 7,3 SR hanya
berselang beberapa menit setelah Gempa Aceh 2004, diketahui penyebabnya dipicu oleh
gempa Meulaboh, menurut Dr. Prih adalah yang menyebabkan timbulnya tsunami di
Songla dan Phuket (Thailand). Gelombang tsunami kemudian menyebar juga ke wilayah
negara‐ Negara sekitar Kepulauan Andaman, India, bahkan ke beberapa negara di Afika
Selatan. Korban jiwa di Indonesia akibat tsunami Aceh 2004 sekitar 132.000 orang.
Puluhan gedung hancur oleh gempabumi utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di
ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami
(Sumber: Wikipedia). Dari laporan seseorang berinisial NN warga Kota Langsa di Aceh
Utara pada saat 14 jam setelah kejadian gempabumi dan tsunami di wilayah Kota Banda
Aceh dan sekitarnya. Data korban tewas umumnya adalah masyarakat yang berdiam di
pesisir yang mencapai ratusan desa, lalu di bawa arus hingga beberapa kilometer ke arah
hulu Sungai Krueng Aceh. Begitu pun masih ada ribuan jenazah korban yang
bergelimpangan di sepanjang tanggul Sungai Krueng Aceh, Beurawe, Pantai Ulee Lheue,
Ajun, Alue Naga, Krueng Raya, dan Peukan Bada.Beberapa kantor dan pusat perbelanjaan
ambruk seperti Pusat Perbelanjaan Pantee Pirak, Gedung PLN Lamprit, Gedung Keuangan,
Mesjid Agung Lamprit, Hotel Kuala Tripa, Rumah Sakit Meuraxa Ulee Lheue, dan banyak
kompleks perumahan dan pertokoan lainnya. Kondisi masyarakat sangat panik. Banyak
yang kehilangan sanak keluarga dan tempat tinggal, sementara koordinasi oleh pejabat yang
berwenang tidak ada, setidaknya hingga saat ini.Kondisi ini diperparah dengan banyaknya
masyarakat dari luar Banda Aceh yang semula datang dengan niat untuk mengantar
rombongan jamaah haji. Kehidupan di Banda Aceh lumpuh total, tanpa jaringan listrik dan
komunikasi. Korban tewas dari kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar ditampung di Rumah
Sakit Zainal Abidin dan Rumah Sakit Kesdam. Arus lalu lintas ke pantai barat terputus
sejak dari perbatasan Banda Aceh, sedangkan lintas pantai timur masih bisa dilalui,
khususnya lintasan Medan‐Banda Aceh. Seperti dituturkan Penerbit Kompas, bagi
masyarakat Aceh,gelombang tsunami sepertinya baru pertama kali mereka alami. Oleh
karena itu, sangat wajar apabila warga Serambi Mekah itu tidak akrab dengan fenomena
tsunami yang terjadi sehingga berujung klimaks pada korban jiwa yang tidak terelakkan
banyaknya. Itu terlihat ketika air laut tiba‐tiba surut jauh ke tengah laut setelah gempa
terjadi sekitar 07:58 WIB, banyak warga yang berada di tepi pantai begitu bersuka cita
melihat banyak ikan menggelepar‐gelepar di atas pasir sehingga begitu mudah untuk
ditangkap. Sekitar 15 menit setelah gempa, gelombangbesar segera menerpa Aceh. Ketika
gelombang itu datang, mustahil bagi setiap orang untuk bisa menyelamatkan diri karena
tingginya lebih dari 10 m.Berbeda dengan masyarakat Nusa Tenggara Timur dan Pulau
Simeuleu yang terbiasa dengan gelombang tsunami sangat tahu bahwa ketika keadaan alam
seperti itu, biasanya mereka bukan berlari kearah laut, tetapi justru menjauhi laut.
Termasuk juga warga Aceh yang kala itu sempat tersadar terhadap tanda‐tanda bahaya
tersebut, masih sempat menyelamatkan diri.

3.4. Gempa Tak Terasa Namun Menimbulkan Tsunami

Bencana tsunami tersebut secara keseluruhan melanda sepanjang pantai selatan


Jawa Barat, Cilacap dan Yogyakarta menelan korban jiwa lebih dari 378 orang meninggal,
272 orang luka luka, 77 orang menghilang. Kerugian pada perumahan 842 rumah hancur,
92 rumah rusak, 62 bangunan hotel dan penginapan hancur, 5 kantor hancur. Sarana
transportasi 56 mobil hancur, 97 motor hancur, 190 kapal boat rusak, dan 29 becak
tradisional hancur. Total kerugian akibat bencana tsunami ini berkisar lebih dari pada 40
milyar rupia

BMG berperan dalam hal mitigasi bencana gempabumi dan tsunami. BMG bekerja
sama dengan tim Jepang‐Korea mengirim tim survei tsunami untuk melakukan investigasi
dan pengukuran data akibat gempabumi dan tsunami serta pengukuran gempabumi susulan.
Tim survei disebar sepanjang Pameungpeuk, Pangandaran, Cilacap, dan Pangandaran.
Hasilnya didapat 225 titik pengamatan detail atau 32 pengamatan signifikan parameter
tsunami.Survey run‐up gelombang tsunami maksimum setinggi 7 m dari permukaan laut
(Mean Sea Level/MSL) di Pantai Pangandaran Jawa Barat, dan 6,94 m MSL di Pantai
Suwu Kebumen, sedangkan run‐up minimum 1,09 m MSL di Pantai Glagah Yogyakarta.
Arah dominan gelombang tsunami berkisar barat laut‐timur laut (NW‐NE) di selatan Pantai
Pangandara Bencana ini seolah datang tiba‐tiba dengan tanpa didahului tanda‐tanda
apapun. Pada umumnya masyarakat di pesisir pantai Ciamis dan Tasikmalaya Jawa Barat
kurang memahami apa itu tsunami dan tanda‐tandanya. Oleh karenanya, kejadian ini
banyak menimbulkan korban jiwa dan kerugian material. Terlebih lagi gelombang tsunami
ini datang dengan tanpa didahului oleh goncangan gempabumi sebelumnya yang biasa
dirasakan oleh banyak masyarakat. Penyusutan air muka pantai juga tidak ditemukan secara
signifikan sebagaimana kasus‐kasus tsunami lainnya.Hanya sejumlah kecil saja dari warga
pantai yang mengamati penyurutan garis pantai sejauh 200 m ke laut tanpa mencurigai akan
adanya gelombang tsunami seperti yang dituturkan warga di Pantai Timur Pangandaran dan
Pak Mimit warga Batu Hiu. Sebagian besar masyarakat di pantai timur Pangandaran tidak
merasakan gempabumi dan air laut surut setelah gelombang tsunami ketiga sejauh 200 m
dari pinggir pantai.Berdasarkan keterangan masyarakat di pantai barat Pangandaran
gelombang tsunami terjadi 3 (tiga) kali dimulai jam 16:05 WIB, gelombang pertama 4 m,
kedua 7 m, dan ketiga 3 m dengan interval gelombang 1‐2 menit.

3.5. Memberikan Rasa Aman Pada Warga

Gempabumi terkadang diikuti suasana chaos di lingkunganmasyarakat dengan


menyebarnya isu‐isu seputar bencana gempabumi. Misalnya, akan adanya gempabumi
susulan yang lebih besar dari gempabumi utama, atau diikuti gelombang tsunami yang
besar seperti pernah terjadi di Aceh, dan lain sebagainya. Masyarakat yang panik tidak bisa
berpikir jernih apalagi bertindak tepat di saat bahaya bencana. Kondisi ini kerap
dimanfaatkan oleh oknum provokator untuk mengail di air keruh. Para penjarah sering
melakukan aktivitasnya untuk menguras harta kekayaan yang masih tertinggal di dalam
rumah yang ditinggalkan penghuninya.Oleh karena itu, keterangan resmi dari aparat
pemerintah yang berwenang dan terkait

dengan bencana teramat sangat diperlukan sebagai informasi yang benar dan patut
dipercaya sehingga situasi keamanan bisa dikendalikan dengan baik. Di sinilah peran
seluruh komponen pada masing‐masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG di daerah
untuk menenangkan masyarakat korban gempabumi.Seperti yang diutarakan oleh Tony
Agus Wijaya, S.Si, pengamat geofisika di UPT BMKG Yogyakarta yang dipetik dari
Kompas/Jawa Pos. "Kekuatan gempabumi belum menyebabkan gelombang
tsunami.Berdasarkan perhitungan menggunakan pemodelan tsunami, gempabumi sebesar
itu hanya sedikit menaikkan gelombang laut. Kalau terjadi tsunami, gelombang laut sudah
akan sampai di pantai dalam waktu 30 menit. Kalau sampai tiga jam ini belum ada, berarti
tidak ada tsunami.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari energi dalam bumi yang bisa
disebabkan oleh pergerakan batuan atau pergerakan lempeng, aktivitas magma, maupun
aktivitas yang dilakukan manusia. Proses terjadinya gempa bumi juga dipengaruhi oleh
jenis gempa yang terjadi baik tektonik maupun vulkanik. Gelombang gempa ada 3 yaitu
gelombang longitudinal, transversal dan panjang. ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi besar kecilnya gempa yaitu, skala atau magnitude, durasi dan kekuatan,
jarak sumber gempa dengan perkotaan, kedalaman sumber gempa, kualitas tanah dan
bangunan, dan lokasi perbukitan dan pantai. Gempa dibagi menjadi beberapa macam
yaitu:

1) Berdasarkan penyebabnya: tektonik-vulkanik-runtuhan


2) Berdasarkan kedalaman hiposentrum: dangkal-menengah-dalam
3) Berdasarkan jarak episentrum: setempat-jauh-sangat jauh
4) Berdasarkan bentuk episentrum: sentral-linier
5) Berdasarkan letak episentrum: laut-dasar
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana gempa karena
Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng besar di dunia yaitu lempeng
Eurasia, Indo-Australia an Pasifik. Wilayah-wilayah di Indonesia yang dilalui oleh
lempeng tersebut sehingga mengakibatkan wilayah tersebut rawan bencana gempa
bumi adalah Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Kalimantan merupakan
satu pulau yang aman dari gempa bumi karena posisinya yang berada di tengah-
tengah lempeng.
Gempa dapat membawa dampak negatif bagi manusia. Baik secara fisik
maupun psikologis. Secara fisik tentu dapat merusak bangunan-bangunan tempat
terjadinya gempa sehingga banyak warga yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu
juga banyak korban jiwa yang timbul karena tertimbun oleh bangunan-bangunan
yang runtuh. Dampak negatif dari segi psikologis adalah beberapa dari korban
bencana gempa dapat mengalami trauma akibat kejadian tersebut. Gempa yang
berkekuatan besar dan yang memiliki sumber gempa di dasar laut juga memiliki
dampak terjadinya tsunami. Dampak-dampak tersebut juga dapat berpengaruh bagi
keadaan negara karena mempengaruhi perekonomian juga keamanan negara seperti
banyaknya bantuan yang harus dijalankan pemerintah untung mengatasi bencana
tersebut.

4.2 Saran

Masyarakat harus lebih tahu mengenai gejala-gelaja alam yang sering terjadi di
Indonesia dan pemerintah juga harus sering mengadakan penyuluhan-penyuluhan
serta pengetahuan bagi masyarakat agar mereka mengerti dan dapat mengetahui apa
yang harus mereka lakukan apabila suatu saat mereka dihadapkan dengan bencana
gempa bumi.

Pemerintah juga harus betindak cepat dalam menangani segala bencana yang
terjadi agar tidak memakan banyak korban jiwa. Apabila dihadapkan dengan
bencana gempa bumi, disaranakan yang pertama paling penting adalah
menyelamatkan diri dibandingkan harta benda yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA

http://thinkwijaya.blogspot.in/2012/05/makalah-gempa-bumi.html

Mulyo,Agung. 2004. Pengantar Ilmu Kebumian Untuk Pengetahuan Geologi untuk


Pemula.CV. Pustaka Setia, Bandung.

Tersedia online:http://www.pu.go.id/publik/Bencana_Alam/Laporan/DataSearch.asp

Tersedia online:http://MERAPI.vsi.esdm.go,id

Tersedia online:http://www.kimprawil.go.id

Tersedia online:http://www. pu.go.id/publik/Bencana_Alam/Laporan/DataSearch.asp

   

Anda mungkin juga menyukai