Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin
sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang Gempa bumi.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah memberikan dorongan, motivasi, bimbingan, arahan dan saran yang telah
diberikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah inikami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
Mungkin kita merasa biasa saja dengan bencana alam tersebut di Indonesia,
tapi bencana tersebut sudah sangat sering terjadi berulang-ulang di negara kita.
Gempa bumi sudah menghancurkan sebagian dari wilayah Indonesia. Dan sudah
banyak sekali korban-korban yang berjatuhan akibat bencana tersebut. Berarti
gempa bumi sudah menjadi suatu ancaman bagi masyarakat di muka bumi ini. Dan
banyak dari masyarakat tidak mengerti akan apa sebenarnya yang terjadi di muka
bumi ini. Maka sangatlah perlu bagi mereka untuk tahu dan mengerti serta
memahami peristiwa-peristiwa gempa bumi yang terjadi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan-tujuan dari penulisan makalah ini:
1) Mengetahui pengertian dari gempa bumi.
2) Mengetahui tanda-tanda terjadinya gempa
3) Mengetahui penyebab dari terjadinya gempa bumi.
4) Mengerti tentang proses terjadinya gempa bumi berdasarkan jenisnya
5) Mengetahui jenis-jenis gempa bumi.
6) Mengetahui Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa bumi
7) Mengetahui jenis-jenis gempa dan pengertiannya berdasarkan klasifikasinya
8) Mengetahui aktivitas gempa bumi di Indonesia.
9) Mengetahui dampak dari gempa bumi yang terjadi
10) Mengetahui cara mencegah gempa
1.3 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari gempa bumi?
2) Apa Tanda-Tanda Akan Terjadinya Gempa Bumi ?
3) Apa penyebab terjadinya gempa bumi?
4) Bagaimana proses terjadinya gempa bumi berdasarkan jenisnya.?
5) Apa saja jenis-jenis gempa bumi?
6) Mengetahui Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa bumi ?
7) Bagaimna jenis-jenis gempa dan pengertiannya berdasarkan klasifikasinya ?
8) Bagaimana aktivitas gempa bumi di Indonesia?
9) Apa saja dampak dari gempa bumi yang terjadi ?
10) Bagaimana Cara Mencegah Gempa Bumi ?
BAB II
MENGAPA TERJADINYA GEMPA BUMI
a. Gempa Tektonik
Kulit bumi (litosfer) terdiri dari beberapa bagian bidang batuan yang berbentuk
lempengan (lempeng tektonik). Bumi memiliki 7 lempeng tektonik utama dan
beberapa lempeng kecil. Lempeng bumi selalu bergerak saling menjauh,
bertumbukan, dan berpapasan.
Proses terjadinya sebagian besar gempa disebabkan dan dimulai oleh pergerakan
lempeng bumi (gerakan tektonik).
Gempa tektonik sering kali terjadi di area tepian lempeng, karena lempeng selalu
bertumbukan. Jika gerakan tersebut terjadi tiba-tiba dan melepaskan energi besar,
akan menghasilkan getaran pada permukaan bumi. Di sinilah proses gempa
tektonik terjadi.
b. Gempa Vulkanik
Ada 3 penyebab terjadinya gempa vulkanik yaitu: bisa berasal dari aktivitas magma
yang bergesekan dengan dinding gunung berapi, tekanan gas kuat yang terdapat saat
magma keluar (erupsi), dan perpindahan magma dalam dapur magma secara tiba-
tiba.
Saat terjadi gempa vulkanik, wilayah yang terkena gempa hanyalah daerah sekitar
gunung berapi saja. Tapi dampak gempa bumi vulkanik bisa sangat merusak, karena
terjadi bersamaan dengan meletusnya gunung berapi.
c. Tabrakan Meteor
Gempa ini terjadi akibat jatuhnya benda langit (meteor) ke permukaan bumi.
Kekuatan getarannya tidak menentu.
Saat menabrak permukaan bumi, kecepatan dan suhu panas meteor akan
menyebabkan terbentuknya kawah. Besarnya kawah dan kekuatan getaran gempa
bumi tergantung dari ukuran dan kecepatan meteor tersebut ketika menabrak bumi.
d. Runtuhan
Bumi memiliki lapisan berongga yang bisa terbentuk melalui proses alamiah
maupun buatan manusia. Salah satu contohnya adalah seperti terowongan kereta api
atau gua pada pertambangan.
Ketika bagian atas terowongan runtuh, tentu saja hal ini akan menghasilkan getaran
yang hanya bisa dirasakan oleh daerah sekitar longsoran.
Gempa runtuhan juga dapat disebut dengan gempa bumi terban.
e. Buatan Manusia
Gempa bumi jenis ini terjadi oleh perbuatan manusia, misalnya pada waktu
meledakkan bom. Ledakan bom bisa membuat permukaan bumi bergetar.
Getaran tersebut biasanya memang tidak berbahaya, tetapi ledakan bom jauh lebih
merusak daripada getaran yang ditimbulkannya.
Selain kelima jenis gempa bumi di atas, ada juga beberapa jenis gempa bumi yang
dilihat dari kedalaman, gelombang, serta jaraknya dari episentrum.
Gelombang gempa sifatnya merambat dari pusat gempa ke segala arah, dan jika
dilihat dari gelombangnya, ada 2 jenis gempa, yaitu:
a. Gempa primer: kecepatan getarannya antara 7 – 14 KM / detik.
b. Gempa sekunder: kecepatan getarannya antara 4 – 7 KM / detik.
Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda yaitu sirkum pasifik dan
sikrum mediterania. Jalur pegunungan tersebut merupakan salah satu dari peroses
pembentukan batuan dan dampak dari gempa yang sering terjadi sehingga
mengakibatkan tumbukan antara lempeng terus terjadi dan membentuk suatu
pegunungan yang panjang. Sirkum pasifik dan sirkum mediterania ini bertemu
dengan wilayah asia dan Indonesia merupakan salah satu Negara yang berada di
antara jalur tersebut. Didunia ada 7 lempeng yang besar yaitu pasifik, amerika,
Australia, amerika selatan, antartika dan Eurasia, tempat Indonesia berada.
Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng
Eurasia,Indonesia,Australia,dan pasifik.
Lempeng Eurasia merupakan lempeng yang keadaanya stabil, sedangkan
lempeng Indonesia Australia adalah lempeng yang cenderung bergerak keutara dan
lempengan pasifik yang cenderung bergerak ke barat.tulh yang membuat Indonesia
berada pada daerah rawan gempa bumi. Wilayah-wilayah di Indonesia merupakan
daerah rawan yaitu Sumatra terutama daerah pesisir barat, jawa, Sulawesi, Maluku,
dan papua.
Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktifitas gempa bumi di Indonesia di
bagi menjadi 6 daerah aktivitas:
a. Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR mungkin terjadi di daerah
ini. Yaitu di Halmahera, pantai utara irian.
b. Daerah aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan magnitude 7 SR sering
terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan jawa, nusa
tenggara, banda.
c. Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 SR mungkin terjadi.
Yaitu di pantai barat Sumatra, kepulauan suna, Sulawesi tengah.
d. Daerah lipatan dengan atau tampa retakan. Magnitude kurang dari 7 SR bisa
terjadi. Yaitu di sumtra, daerah jawa bagian utara,Kalimantan bagian timur
e. Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 SR jarang terjadi. Daerah
timur Sumatra,Kalimantan tengah.
f. Daerah stabil,taka da catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan
iirian Kalimantan barat .
Indonesia memiliki sejarah gempa yang terjadi. Salah satu gempa
yang terdahsyat yaitu di tahun 2004 pada bulan September yang
mengguncang daerah dan sekitanya. Dengan gempa dengan kekuatannya 9,8
SR. gempa ini mengakibatkan timbulnya sunami karena hiposentrumya yang
berada pada dasar laut.
Indonesia termasuk daerah kegempaan aktif dimana selama tahun 1976‐2006 sudah
terjadi 3.486 gempabumi dengan magnitudo lebih dari 6,0 SR. Penelitian Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak tahun 1991‐2009 (19 tahun) telah
terjadi 27 kali gempabumi merusak dan 13 kali gempabumi menimbulkan tsunami. Kalau
dirata‐ratakan dan pembulatan, Indonesia mengalami kejadian gempabumi sebanyak 2 kali
dan tsunami 1 kali setiap tahunnya. Pada tahun 2009 telah terjadi gempabumi merusak di
daerah Papua, Tasikmalaya, Padang, dan Ujung Kulon. Gempabumi berskala besar sering
menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi yang sangat parah. Gempabumi Padang 30
September 2009 berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR) kerugiannya mencapai Rp 4,8 trilyun
dengan korban tewas 1.195 orang, total rumah rusak sebanyak 271.540 unit. Gempabumi
disertai tsunami di Aceh 2004 menelan korban hampir 300.000 jiwa di Indonesia, Thailand,
India, Srilanka, Maldive, dan Afrika.Tidak hanya itu, kekuatan gempabumi yang lebih kecil
di Yogyakarta 2006 dengan magnitudo hanya 6,3 SR pun bisa menimbulkan korban cukup
banyak. Tercatat data korban di Kota Yogyakarta sebanyak 4.772 orang meninggal dunia,
17.772 orang luka‐luka, dan kerusakan.
Gempa bumi tektonik kembali melanda Padang, Sumatera Barat. Gempabumi yang
terjadi pada hari Rabu, 30 September 2009 mempunya kekuatan 7,6 SR. Lokasi
gempabumi berjarak lebih kurang 57 Km Barat daya Pariaman dengan kedalaman 71 Km.
Kerusakan akibat gempa tersebut sangatlah parah, dilaporkan Rumah Sakit M. Jamil
pun ikut roboh sebagian, serta puluhan orang terjebak di dalam reruntuhan. Warga panik
dan berlarian menuju daerah yang lebih tinggi dikarenakan mereka takut gempa tersebut
menimbulkan tsunami. Saat kejadian, seluruh barang kelontong bergerak tapi tak sampai
jatuh. Puluhan warga berteriak panik sambil teriak histeris. Dilaporkan gempabumi telah
merobohkan bangunan rumah, hotel,kantor pemerintahan, dan pusat bisnis. Di daerah
pedalaman, bencana ini mengakibatkan tanah longsor hingga menimbun puluhan rumah
dan beberapa desa.
Para relawan, masyarakat, regu penyelamat dan serta tentara (TNI) bersatu padu
menolong warga dengan melakukan usaha pencarian korban hilang, tewas, dan tertimbun
reruntuhan menggunakan traktor dan anjing pemburu.Empat hari kemudian dampak
kerusakan akibat bencana ini mulai terkuak. Departeman Kesehatan (Depkes) menyebutkan
korban tewas mencapai 501 orang, 785 luka berat, 2.650 luka ringan.
Gempabumi Padang 10 April 2005, magnitudo 6,7 SR, dirasakan hingga ke Kuala
Lumpur, Malaysia sebesar III skala Modified Mercally Intensity atau MMI. Sedangkan di
Padang, lokasi yang terdekat dengan sumber gempabumi, tingkat kerusakan cukup
parah..Dua tahun sesudahnya tepat tanggal 6 Maret 2007 pada jam 03:49:39 WIB, Padang
kembali dilanda gempabumi 6,4 SR. Gempa ini memakan korban sebanyak 4 orang
meninggal dunia dan 55 orang membutuhkan perawatan serius. Sumber Wikipedia
melaporkan data kerusakan di Kota Padang Panjang data di Posko Penanggulangan
Gempabumi sampai tanggal 11 Maret 2007 menunjukkan fisik bangun yang rusak bernilai
total sekitar Rp 146,1 Milyar (M).
Gempabumi Aceh 26 Desember 2004 pukul 07:58:53 WIB dengan kekuatan 9,3 SR
merupakan gempabumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini. Seperti yang
dituturkan oleh Dr. P.J. Prih Harjadi, Kepala Pusat Sistem data dan Informasi Geofisika
BMG, dalam buku "Bencana Gempa dan Tsunami" Terbitan Kompas, 2005, menyebutkan
bahwa gempa di Aceh tahun 2004 menimbulkan dampak kegempaan lain hingga radius 200
km, di antaranya memicu gempa di Kepulauan Nicobar di sebelah utara pusat gempa pada
jarak 550 km serta mengguncang Pulau Andaman.Selain menimbulkan getaran yang kuat,
gempa kali ini jugamenyebabkan timbulnya deformasi vertikal di sumber gempa.
Deformasi berupa penurunan permukaan dasar laut di sekitar pusat gempabumi
mengakibatkan timbulnya gelombang tsunami yang merambat menuju pantai. Daerah yang
rawan tsunami adalah daerah yang berpantai landai dan berupa teluk. Pada daerah teluk,
energi gelombang terperangkap hingga naik ke darat. Gempa Aceh, yang berpusat tepatnya
di Meulaboh tersebut, dilaporkan bukan saja telah menimbulkan tsunami di barat NAD,
tetapi juga menyerang Pulau Sabang. Gempa di Nicobar, yang berkekuatan 7,3 SR hanya
berselang beberapa menit setelah Gempa Aceh 2004, diketahui penyebabnya dipicu oleh
gempa Meulaboh, menurut Dr. Prih adalah yang menyebabkan timbulnya tsunami di
Songla dan Phuket (Thailand). Gelombang tsunami kemudian menyebar juga ke wilayah
negara‐ Negara sekitar Kepulauan Andaman, India, bahkan ke beberapa negara di Afika
Selatan. Korban jiwa di Indonesia akibat tsunami Aceh 2004 sekitar 132.000 orang.
Puluhan gedung hancur oleh gempabumi utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di
ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami
(Sumber: Wikipedia). Dari laporan seseorang berinisial NN warga Kota Langsa di Aceh
Utara pada saat 14 jam setelah kejadian gempabumi dan tsunami di wilayah Kota Banda
Aceh dan sekitarnya. Data korban tewas umumnya adalah masyarakat yang berdiam di
pesisir yang mencapai ratusan desa, lalu di bawa arus hingga beberapa kilometer ke arah
hulu Sungai Krueng Aceh. Begitu pun masih ada ribuan jenazah korban yang
bergelimpangan di sepanjang tanggul Sungai Krueng Aceh, Beurawe, Pantai Ulee Lheue,
Ajun, Alue Naga, Krueng Raya, dan Peukan Bada.Beberapa kantor dan pusat perbelanjaan
ambruk seperti Pusat Perbelanjaan Pantee Pirak, Gedung PLN Lamprit, Gedung Keuangan,
Mesjid Agung Lamprit, Hotel Kuala Tripa, Rumah Sakit Meuraxa Ulee Lheue, dan banyak
kompleks perumahan dan pertokoan lainnya. Kondisi masyarakat sangat panik. Banyak
yang kehilangan sanak keluarga dan tempat tinggal, sementara koordinasi oleh pejabat yang
berwenang tidak ada, setidaknya hingga saat ini.Kondisi ini diperparah dengan banyaknya
masyarakat dari luar Banda Aceh yang semula datang dengan niat untuk mengantar
rombongan jamaah haji. Kehidupan di Banda Aceh lumpuh total, tanpa jaringan listrik dan
komunikasi. Korban tewas dari kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar ditampung di Rumah
Sakit Zainal Abidin dan Rumah Sakit Kesdam. Arus lalu lintas ke pantai barat terputus
sejak dari perbatasan Banda Aceh, sedangkan lintas pantai timur masih bisa dilalui,
khususnya lintasan Medan‐Banda Aceh. Seperti dituturkan Penerbit Kompas, bagi
masyarakat Aceh,gelombang tsunami sepertinya baru pertama kali mereka alami. Oleh
karena itu, sangat wajar apabila warga Serambi Mekah itu tidak akrab dengan fenomena
tsunami yang terjadi sehingga berujung klimaks pada korban jiwa yang tidak terelakkan
banyaknya. Itu terlihat ketika air laut tiba‐tiba surut jauh ke tengah laut setelah gempa
terjadi sekitar 07:58 WIB, banyak warga yang berada di tepi pantai begitu bersuka cita
melihat banyak ikan menggelepar‐gelepar di atas pasir sehingga begitu mudah untuk
ditangkap. Sekitar 15 menit setelah gempa, gelombangbesar segera menerpa Aceh. Ketika
gelombang itu datang, mustahil bagi setiap orang untuk bisa menyelamatkan diri karena
tingginya lebih dari 10 m.Berbeda dengan masyarakat Nusa Tenggara Timur dan Pulau
Simeuleu yang terbiasa dengan gelombang tsunami sangat tahu bahwa ketika keadaan alam
seperti itu, biasanya mereka bukan berlari kearah laut, tetapi justru menjauhi laut.
Termasuk juga warga Aceh yang kala itu sempat tersadar terhadap tanda‐tanda bahaya
tersebut, masih sempat menyelamatkan diri.
BMG berperan dalam hal mitigasi bencana gempabumi dan tsunami. BMG bekerja
sama dengan tim Jepang‐Korea mengirim tim survei tsunami untuk melakukan investigasi
dan pengukuran data akibat gempabumi dan tsunami serta pengukuran gempabumi susulan.
Tim survei disebar sepanjang Pameungpeuk, Pangandaran, Cilacap, dan Pangandaran.
Hasilnya didapat 225 titik pengamatan detail atau 32 pengamatan signifikan parameter
tsunami.Survey run‐up gelombang tsunami maksimum setinggi 7 m dari permukaan laut
(Mean Sea Level/MSL) di Pantai Pangandaran Jawa Barat, dan 6,94 m MSL di Pantai
Suwu Kebumen, sedangkan run‐up minimum 1,09 m MSL di Pantai Glagah Yogyakarta.
Arah dominan gelombang tsunami berkisar barat laut‐timur laut (NW‐NE) di selatan Pantai
Pangandara Bencana ini seolah datang tiba‐tiba dengan tanpa didahului tanda‐tanda
apapun. Pada umumnya masyarakat di pesisir pantai Ciamis dan Tasikmalaya Jawa Barat
kurang memahami apa itu tsunami dan tanda‐tandanya. Oleh karenanya, kejadian ini
banyak menimbulkan korban jiwa dan kerugian material. Terlebih lagi gelombang tsunami
ini datang dengan tanpa didahului oleh goncangan gempabumi sebelumnya yang biasa
dirasakan oleh banyak masyarakat. Penyusutan air muka pantai juga tidak ditemukan secara
signifikan sebagaimana kasus‐kasus tsunami lainnya.Hanya sejumlah kecil saja dari warga
pantai yang mengamati penyurutan garis pantai sejauh 200 m ke laut tanpa mencurigai akan
adanya gelombang tsunami seperti yang dituturkan warga di Pantai Timur Pangandaran dan
Pak Mimit warga Batu Hiu. Sebagian besar masyarakat di pantai timur Pangandaran tidak
merasakan gempabumi dan air laut surut setelah gelombang tsunami ketiga sejauh 200 m
dari pinggir pantai.Berdasarkan keterangan masyarakat di pantai barat Pangandaran
gelombang tsunami terjadi 3 (tiga) kali dimulai jam 16:05 WIB, gelombang pertama 4 m,
kedua 7 m, dan ketiga 3 m dengan interval gelombang 1‐2 menit.
dengan bencana teramat sangat diperlukan sebagai informasi yang benar dan patut
dipercaya sehingga situasi keamanan bisa dikendalikan dengan baik. Di sinilah peran
seluruh komponen pada masing‐masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG di daerah
untuk menenangkan masyarakat korban gempabumi.Seperti yang diutarakan oleh Tony
Agus Wijaya, S.Si, pengamat geofisika di UPT BMKG Yogyakarta yang dipetik dari
Kompas/Jawa Pos. "Kekuatan gempabumi belum menyebabkan gelombang
tsunami.Berdasarkan perhitungan menggunakan pemodelan tsunami, gempabumi sebesar
itu hanya sedikit menaikkan gelombang laut. Kalau terjadi tsunami, gelombang laut sudah
akan sampai di pantai dalam waktu 30 menit. Kalau sampai tiga jam ini belum ada, berarti
tidak ada tsunami.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari energi dalam bumi yang bisa
disebabkan oleh pergerakan batuan atau pergerakan lempeng, aktivitas magma, maupun
aktivitas yang dilakukan manusia. Proses terjadinya gempa bumi juga dipengaruhi oleh
jenis gempa yang terjadi baik tektonik maupun vulkanik. Gelombang gempa ada 3 yaitu
gelombang longitudinal, transversal dan panjang. ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi besar kecilnya gempa yaitu, skala atau magnitude, durasi dan kekuatan,
jarak sumber gempa dengan perkotaan, kedalaman sumber gempa, kualitas tanah dan
bangunan, dan lokasi perbukitan dan pantai. Gempa dibagi menjadi beberapa macam
yaitu:
4.2 Saran
Masyarakat harus lebih tahu mengenai gejala-gelaja alam yang sering terjadi di
Indonesia dan pemerintah juga harus sering mengadakan penyuluhan-penyuluhan
serta pengetahuan bagi masyarakat agar mereka mengerti dan dapat mengetahui apa
yang harus mereka lakukan apabila suatu saat mereka dihadapkan dengan bencana
gempa bumi.
Pemerintah juga harus betindak cepat dalam menangani segala bencana yang
terjadi agar tidak memakan banyak korban jiwa. Apabila dihadapkan dengan
bencana gempa bumi, disaranakan yang pertama paling penting adalah
menyelamatkan diri dibandingkan harta benda yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
http://thinkwijaya.blogspot.in/2012/05/makalah-gempa-bumi.html
Tersedia online:http://www.pu.go.id/publik/Bencana_Alam/Laporan/DataSearch.asp
Tersedia online:http://MERAPI.vsi.esdm.go,id
Tersedia online:http://www.kimprawil.go.id