Anda di halaman 1dari 7

Nama : Devani Anindita Yolanda

NIM : 4191240001
Kelas : PSF 19 A
Mata Kuliah : Mitigasi Bencana
Dosen Pengampu : Drs. Togi Tampubolon, M.Si., Ph.D.
UJIAN TENGAH SEMESTER
1. Apa yang dimaksud dengan mitigasi lengkap beserta Undang-Undang tentang mitigasi
bencana.
Jawab : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 Mitigasi
adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Maka dari
itu uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa : Mitigasi Bencana adalah serangkaian upaya
untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman dan dampak bencana, atau usaha-usaha yang
dilakukan untuk mengurangi korban ketika bencana terjadi baik korban jiwa maupun harta.
2. Sebutkan jenis-jenis gempa bumi serta tindakan penanggulangan bencana alam gempa
bumi
Jawab : Jenis-Jenis Gempa Bumi
Gempa bumi berdasarkan penyebabnya :
1) Gempa vulkanik yang disebabkan oleh letusan gunung berapi
2) Gempa tektonik disebabkan karena pergeseran lapisan kulit bumi
3) Gempa runtuhan atau terban yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang
runtuh, dan sejenisnya
4) Gempa tumbukan disebabkan oleh jatuhnya benda langit seperti meteor dan asteroid
ke permukaan bumi
5) Gempa buatan yang disebabkan oleh aktivitas manusia misalnya dalam kegiatan
eksplorasi bahan tambang atau untuk keperluan teknik sipil dalam rangkaian mencari
bahan dasar (bedrock) sebagai dasar fondasi bangunan
Gempa bumi berdasarkan kedalamannya :
1) Gempa bumi dalam berpusat ¿ 60 km
2) Gempa bumi menengah berpusat antara 60 sampai 300 km
3) Gempa bumi dangkal berpusat ¿ 300 km
Gempa bumi berdasarkan magnitudo gempa :
1) Gempa lemah : magnitudo ¿ 3,5 SR (Skala Richter)
2) Gempa sedang : magnitudo antara 2,5 sampai 5,5 SR (Skala Richter)
3) Gempa kuat : magnitudo 5,5 sampai 7 SR (Skala Richter)
4) Gempa sangat kuat : magnitudo ¿ 7 SR (Skala Richter)
Mitigasi Gempa Bumi
Sebelum terjadi gempa :
1) Sebelum terjadi gempa kita bisa melakukan mitigasi agar meminimaliskan
dampak gempa bumi ini
2) Membuat rumah tahan gempa dengan cara membuat konstruksi bangunan dengan
baik dan kuat
3) Hindari membangun rumah di zona rawan
4) Selalu menyiapkan kotak P3K
5) Mempelajari jalur evaluasi pada tempat tinggi anda
6) Membeli/menyediakan tenda untuk persiapan diri pada saat mengungsi nanti
Ketika terjadi gempa
Ketika dalam rumah/ruangan
1) Tetap tenang dan tidak panik
2) Cabut semua peralatan listrik untuk menghindari kerusakan peralatan elektronik
dan kemungkinan terjadi kebakaran
3) Berlindung di bawah meja atau kursi yang kokoh
4) Apabila kita ada kesempatan keluar rumah saat terjadi gempa, sesegera mungkin
lari keluar rumah menuju ketempat terbuka yang aman
Ketika diluar ruangan
1) Tetap tenang dan tidak panik. Kepanikan justru yang membuat diri kita celaka
2) Segera lari keluar dari kendaraan dan menuju ketempat terbuka
3) Untuk bencana gempa bumi di daerah pantai, maka tinggalkan pantai sesegera
mungkin menuju ketempat lebih tinggi. Sebab gempa di pantai dapat
menyebabkan tsunami
3. Jelaskan konsep fisika pada fenomena gempa bumi
Jawab : Gempa Bumi dalam Fisika
Gempa bumi merupakan sebuah getaran hebat yang menjalar ke permukaan bumi disebabkan
oleh gangguan di dalam litosfer. Getaran ini terjadi pada lapisan kulit dengan ketebalan 100
km akibat akumulasi energi yang dilepaskan oleh lapisan kulit bumi itu sendiri. Gempa bumi
adalah getaran yang terjadi di ermukaa bumi akibat pelepasan energi yang dihasilkan melalui
gelobang seismik.
Gelombang seismik:
Similar dengan gelombang tali, gelombang bunyi dan gelombang air
Gelombang seismik adalah perambatan energi pada suatu lapisan bumi yang disebabkan
adanya gangguan kerak bumi
Klasifikasi gelombang seismik: Gelombang badan dan gelombang permukaan
Secara fisika, gelombang gempabumi dianggap merambat sebagaimana layaknya gelombang
air, yang menempuh perjalanannya ke segala arah dari sumber penyebabnya, dalam runtutan
gelombang demi gelombang. Pergeseran vertikal yang disebabkan oleh gelombang disebut
amplitudo, jarak antar gelombang yang berurutan disebut panjang gelombang, waktu yang
membentang antara dua gelombang disebut sebagai perioda, dan jumlah gelombang yang
melintasi suatu titik pengamatan dalam satu detik disebut sebagai frekuensi.
Peristiwa gempa bumi melepaskan energinya dalam gelombang seismik, sebagian besar
merambat melalui seluruh tubuh planet (disebut gelombang badan) dan sebagian lainnya
merambat hanya di dekat permukaan saja (dinamakan gelombang permukaan. Gelombang
badan merambat secara cepat, baik sebagai gelombang primer maupun gelombang sekunder.
Frekuensi mereka berkisar pada 0,5 hingga 20 hertz (0,5 hingga 20 siklus per detik) sehingga
disebut pula sebagai gelombang perioda pendek.
4. Jelaskan konsep fisika pada tsunami beserta mitigasinya
Jawab : Hubungan antara tsunami dengan konsep fisika
Persitiwa Gelombang Tsunami bisa dijelaskan menggunakan Fisika yaitu penjalaran
gelombang secara tranversal atau tegak lurus dengan arah rambatnya.
Ketinggian gelombang tsunami sangat dipengaruhi oleh panjang gelombang. Sebuah tsunami
memiliki panjang gelombang ratusan km, berperilaku sebagai gelombang air-dangkal yaitu
sebuah gelombang ketika perbandingan kedalaman air dengan panjang gelombangnya, lebih
kecil dari 0,05.
Rumus kecepatan gelombnag air-dangkal adalah :

v=√ ( g . d )
Keterangan :
g = percepatan gravitasi
d = kedalaman air
v = kecepatan gelombang air-dangkal
Namun, energi yang dikandung gelombang tidaklah berkurang banyak. Ini sesuai hubungan
laju energi yang hilang (energi loss rate) gelombang”, dengan kata lain “semakin besar
panjang gelombangnya maka semakin sedikit energi yang hilang”, sehingga energi yang
dikandung tsunami bisa dianggap konstan.
Karena energi konstan, berkurangnya kecepatan akan membuat ketinggian gelombang
(amplitudo) bertambah. Ilmuwan mencatat dengan kecepatan 1.000 km/jam menuju pantai,
tinggi gelombang bisa mengalami kenaikan sampai 30 meter.
Teori lain juga menjelaskan bahwa semakin dangkal lautnya, maka gelombang akan
melambat dan meninggi. Hal ini dikarenakan bagian depan gelombang melambat dan
terdorong oleh bagian belakang gelombang sehingga meninggi.
Mitigasi Sebelum Tsunami
1) Pastikan mengikuti perkembangan dari pusat informasi bencana seperti BNPB,
BPBD, BMKG, PVMBG, dan instansi terkait lainnya.
2) Kenali tingkat risiko bencana tsunami di area rumah, sekolah, tempat kerja, atau
tempat lain. Ilustrasi Tsunami (Sumber: Pixabay)
3) Ketahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang ada di sekitar.
4) Jika sedang melakukan perjalanan ke wilayah pesisir pantai, kenali lokasi yang
berpotensi menjadi tempat pengungsian.
5) Pahami rute evakuasi yang telah dibuat ketika peringatan dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang.
6) Siapkan tas siaga bencana yang berisi persediaan pengungsian, dan tempatkan di area
yang mudah dijangkau
Mitigasi Saat Terjadi Tsunami
1) Segera lari menuju tempat yang tinggi. Lakukan hal ini jika sedang berada di sekitar
pantai dan terasa guncangan gempa bumi yang disusul air laut secara tiba-tiba
sehingga dasar laut terlihat.
2) Jika sedang berada di perahu atau kapal di tengah laut dan mendengar berita telah
terjadi tsunami dari pantai, jangan arahkan perahu atau kapal mendekat ke pesisir
pantai.
3) Jangan bergegas turun ke tempat rendah setelah gelombang pertama surut.
Gelombang tsunami bisa jadi tidak datang sekali, tetap waspada karena bisa jadi
gelombang susulan yang datang justru lebih tinggi dan berbahaya.
4) Jika tsunami terjadi saat sedang berkendara, segera keluar dan cari tempat yang
tinggi dan aman.
5) Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak berwenang yang berkaitan
dengan penyebaran informasi tentang tsunami.
6) Utamakan keselamatan diri dan anggota keluarga. Tinggalkan barang yang tidak
perlu dan dapat menghambat proses evakuasi diri
7) Ajak juga tetangga atau kerabat untuk menyelamatkan diri bersama.
Mitigasi Setelah Tsunami
1) Pastikan memperoleh informasi resmi dari BMKG atau siaran berita resmi terkait
ancaman tsunami telah berakhir.
2) Jauhi area yang tergenang untuk menghindari kontaminasi zat-zat berbahaya di air.
3) Hindari area yang terdampak kerusakan dengan banyak puing-puing.
4) Jauhi jaringan instalasi listrik dan pipa gas.
5) Tetap berhati-hati saat memasuki gedung untuk menghindari ancaman kerusakan
seperti fondasi bangunan yang ambles.
6) Segera dapatkan perawatan di pos kesehatan terdekat jika mengalami luka-luka.
7) Periksa ketersediaan makanan, pastikan masih layak konsumsi dan tidak tercemar air
genangan tsunami.
8) Beri bantuan P3K pada korban luka ringan, atau minta pertolongan evakuasi jika
terdapat korban dengan luka serius.
5. Apakah Gunung Api dapat ditemukan di dasar laut? Berikan contohnya
Jawab : Gunung api dapat ditemukan di dasar laut.
Contohnya :
1) Gunung berapi Krakatau, yang meletus pada tahun 1883 adalah kaldera yang
terendam dan terletak di antara jawa dan sumatra di Indonesia
2) Gunung api Kavachi adalah gunung berapi bawah laut yang meletus di Kepulauan
Solomon, dan telah meletus sembilan kali sejak 1950
3) Gunung api Manowai Seamount adalah gunung berapi di lepas pantai Selandia Baru
dekat Tonga, meletus setidaknya delapan kali sejak 1977 dengan tinggi 1.000 meter
dan 200 meter di bawah permukaan laut
4) Gunung berapi akuatik yang terkenal di sana adalah Kick 'Em Jenny, berada di
beberapa mil dari lepas pantai Grenada. Gunung ini berjarak 4.266 kaki (1.300 meter)
di bawah permukaan laut. Sedangkan puncaknya menjulang setinggi 656 kaki (200
meter) dari bawah permukaan laut. Kick 'Em Jenny meletus 14 kali setelah penemuan
pertamanya pada 1939. Ini adalah satu-satunya gunung berapi bawah laut aktif di
Laut Karibia Timur.
5) Gunung Berapi Pulau Mayotte. Gunung berapi bawah laut ini berukuran raksasa,
berjarak sekitar setengah mil dari dasar laut dan panjangnya 3,1 mil. Selain itu,
gunung terletak 31 mil di lepas pantai Mayotte. Ini semua terjadi hanya dalam enam
bulan. Peristiwa tersebut mengejutkan masyarakat dunia tentang gunung berapi itu,
karena berada di bawah laut dan juga di daerah yang dinyatakan bebas dari aktivitas
gunung berapi selama 4.000 tahun.
6) Dekat dengan Samoa, Fiji, dan Tonga, terdapat gunung berapi besar yang masih aktif
di dasar laut. Menjulang setinggi satu mil dari dasar laut, Gunung West Mata
(dijuluki "Underwater Fourth of July") memiliki lahar yang terpanas di planet ini
pada era geologi modern.
7) Gunung Bawah Laut Loihi. Gunung berapi ini berjarak 22 mil dari Hawaii dan
puncaknya berada 3.000 kaki (914 meter) di bawah permukaan laut. Loihi Seamount
sendiri berada di sisi Mauna Loa, gunung berapi perisai terbesar di dunia.
8) Gunung berapi yang tersembunyi di Alaska. Gunung berapi kedua tersebut jauh lebih
dalam, 3.000 kaki (914 meter) di bawah permukaan laut.
6. Apa yang menyebabkan erupsi berkepanjangan pada letusan gunung api? Berikan
contohnya dan dampak yang ditimbulkan
Jawab : Faktor penyebab gunung meletus secara umum terjadi karena adanya endapan
magma di dalam perut bumi yang kemudian didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi.
Faktor penyebab gunung meletus paling dominan adalah karena magma yang terkumpul di
dapur magma yang terletak di bawah gunung berapi sudah penuh dan akhirnya terdorong
keluar dari gunung berapi. Magma yang sudah keluar ini disebut dengan lava. Lava memiliki
suhu 700 hingga 1.200 derajat celcius.
1. Peningkatan Kegempaan Vulkanik
Faktor penyebab gunung meletus yang pertama adalah karena adanya
peningkatan kegempaan vulkanik. Gempa vulkanik sendiri merupakan gemp
bumi yang muncul akibat adanya aktivitas vulkanisme atau kegunung apian.
Gempa bumi vulkanik juga terjadi karena aktivitas magma di dalam gunung
berapi. Peningkatan kegempaan vulkanik bisa menjadi penyebab gunung
meletus jika terjadi berkali-kali yang tercatat dalam alat pengukur getaran
gempa bumi atau seismograf. Jika aktivitas kegempaan vulkanik semakin
banyak dan membesar, maka gunung berapi bisa meletus. Masyarakat di
sekitar akan diimbau untuk waspada, hingga mengungsi.
2. Pergerakan Tektonik Lapisan Bumi
Faktor penyebab gunung meletus yang selanjutnya adalah adanya pergerakan
tektonik lapisan bumi. Pergerakan tektonik yang terjadi pada struktur lapisan
bumi di bawah gunung, misalnya gerakan lempeng dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan pada dapur magma dan pada akhirnya akan membuat
magma tersebut terdorong ke atas hingga berada tepat di bawah kawah.
Pergerakan tektonik ini juga akan menyebabkan suhu kawah meningkat secara
signifikan. Naiknya suhu ini disebabkan karena naiknya magma hingga
menuju tepat di bawah kawah. Selain itu, hal ini juga akan menyebabkan air
tanah di sekitar kawah menjadi kering, hewan-hewan yang ada di gunung
akan panik bahkan mereka akan turun gunung untuk menyelamatkan diri.
3. Adanya Peristiwa Deformasi Badan Gunung
Faktor penyebab gunung meletus yang berikutnya adalah adanya peristiwa
deformasi badan gunung. Deformasi badan gunung adalah peningkatan
gelombang magnet dan listrik sehingga menyebabkan struktur lapisan batuan
gunung yang dapat mempengaruhi bagian dalam seperti dapur magma
menjadi tersumbat akibat deformasi batuan penyusun gunung. Deformasi
badan gunung dapat diketahui dengan analisa geometrik yang dilakukan
menggunakan data hasil pengamatan yang terdiri dari pergeseran dan
regangan. Pergeseran menunjukan perubahan arah dan besar deformasi
dengan menggunakan data posisi dari dua waktu pengamatan yang berbeda.
Sedangkan regangan menunjukan gerakan tubuh gunung api dan tekanan
magma yang diperoleh dari hasil regangan.
4. Lempeng Bumi yang Saling Berdesakan
Faktor penyebab gunung meletus yang keempat adalah adanya lempeng-
lempeng bumi yang saling berdesakan dan saling menghimpit satu sama
lainnya. Hal ini akan menyebabkan tekanan yang besar dan juga dorongan
kepermukaan bumi sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik
lainnya. Selain itu hal ini juga menyebabkan gempa vulkanik serta
meningkatkan aktivitas geologi dari gunung berapi. Perlu diketahui, lempeng
merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang akan terus bergerak setiap
saat. Wilayah pegunungan atau gunung merupakan zona di mana kedua
lempeng atau lempeng-lempeng tersebut saling bertemu dan desakan yang
diakibatkan pertemuan itu bisa menjadi penyebab dalam perubahan struktur
dalam gunung berapi.
5. Tekanan yang Sangat Tinggi
Faktor penyebab gunung meletus yang terakhir adalah adanya tekanan yang
sangat tinggi. Penyebab-penyebab gunung meletus sebelumnya akan
menyebabkan dorongan cairan magma untuk bergerak ke atas dan masuk ke
saluran kawah dan keluar. Apabila di sepanjang perjalanan magma dalam
menyusuri saluran kawah tersebut mengalami sumbatan, maka bisa
menimbulkan ledakan yang besar yaitu gunung meletus. Semakin besar
tekanan dan juga volume magmanya, maka semakin kuat ledakan yang
mungkin akan terjadi. Kemudian dampak yang akan dihasilkan oleh ledakan
gunung merapi ini juga akan semakin besar dan berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai