DOSEN PENGAMPU :
ZENNI PUSPITARINI,S.Kep.,Ners.,M,Kep
1
THN. 2024/2025
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3
1. Latar Belakang...............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4
1. Pengertian......................................................................................................4
2. Mekanisme Gempa Bumi..............................................................................4
3. Jenis-jenis Gempa Bumi................................................................................4
4. Sumber/Pusat Gempa Bumi...........................................................................5
5. Dampak Gempa Bumi...................................................................................5
6. Tindakan Yang Dilakukan.............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di Cincin Api Pasifik, memiliki risiko
tinggi terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir,
tanah longsor, dan tsunami. Kondisi geografis yang rentan terhadap ancaman bencana
menjadikan penanggulangan bencana sebagai salah satu aspek penting dalam pembangunan
nasional. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia telah seringkali menjadi saksi dampak
serius dari bencana alam, baik dari segi korban jiwa, kerugian materi, maupun kerusakan
lingkungan. Gempa bumi besar, seperti yang terjadi di Aceh pada tahun 2004, dan letusan
gunung berapi, seperti Gunung Merapi, memunculkan kesadaran akan perlunya sistem
penanggulangan bencana yang efektif dan terkoordinasi.
Di tengah perkembangan global dan perubahan iklim, ancaman bencana semakin kompleks
dan beragam. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan kapasitas
dan respons sistem penanggulangan bencana untuk mengurangi risiko serta mengatasi
dampak yang timbul pasca bencana. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menggali lebih
dalam tentang sistem penanggulangan bencana di Indonesia. Dengan memahami peran
BNPB, pemerintah daerah, masyarakat, serta upaya-upaya pemantauan dan peringatan,
diharapkan dapat tergambar gambaran menyeluruh mengenai langkah-langkah yang telah
diambil dan perlu ditingkatkan dalam menghadapi tantangan bencana di masa depan. Dengan
peningkatan pemahaman tentang sistem penanggulangan bencana di Indonesia, diharapkan
dapat membantu pihak terkait untuk terus mengembangkan strategi yang lebih baik,
memperkuat kesiapsiagaan masyarakat, dan meminimalkan dampak negatif yang timbul
pasca bencana.
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Gempa bumi merupakan suatu guncangan yang mengguncang bumi dengan
penyebab tubrukan antar lempeng, patahan/ sesar aktif, dan aktifvitas gunung
berapi dan runtuhan batuan (esdm.go.id, 2018).
“Seismologi” adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi
sedangkan untuk mengukur getarannya
menggunakan “Seismograf”, dan hasil dari pengukuran di dokumentasikan
dengan sebuah alat yang dinamakan
“Seismogram”
b. Mekanisme Gempa Bumi
Teori kekenyalan elastis (elastic rebound theory) dari H.F Rheid (1906) yang
menjelaskan jika permukaan bidang lempeng saling bergesekan/ bertumbukan
maka salah satu dari lempeng tersebut akan menyusup kebawah (subduksi).
Gerakan lempeng tersebut akan mengalami perlambatan akhibat gesekan dari
selubung bumi. Perlambatan gerak itu akan mengakhibatkan penumpukan
energi pada zona-zona subduksi/ patahan. Akhibatnya zona-zona tersebut
menjadi terjadi tekanan, tarikan dan pergeseran, dan apabila sudah melampaui
batas elastisitasnya maka terjadilah patahan batuan akan patah (rupture) yang
diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba, dan pada proses ini menimbulkan
getaran pertikel- partikel ke segala arah yang disebut dengan gempa bumi.
c. Jenis-jenis Gempa Bumi
1. Gempa tektonik Gempa bumi ini berhubungan dengan kegiatan gaya-gaya
tektonik yang telah berlangsung dalam proses pembentukan gunung-gunung
terjadinya patahan-patahan (faults) dan tarikan atau tekanan dari
pergerakan lempeng-lempeng batuan penyusun kerak bumi. 2)
5
2.2.1 Bencana gempa bumi dan perawatan intra pre hospital
Fase mitigasi
Mitigasi didefinisikan sebagai : “Upaya yang ditujukan untuk mengurangi
dampak dari bencana baik bencana alam, bencana ulah manusia maupun
gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau masyarakat.”
Mitigasi bencana yang merupakan bagian dari manajemen penanganan bencana, menjadi
salah satu tugas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian rasa aman
dan perlindungan dari ancaman bencana yang mungkin dapat terjadi. Ada empat hal penting
dalam mitigasi bencana, yaitu:
1)Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana
2)Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi
bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana;
3) Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara penyelamatan
diri jika bencana timbul, dan
4)Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana.
6
c. Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional. Jika anda punya lemari, ada baiknya
dipakukan ke dinding, agar tidak roboh dan ikut menindih ketika terjadi gempa. Jika ada
perabotan yang digantung, periksalah secara rutin keamananya.
d. Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan dsb. Sediakan juga Radio,
karena pada saat gempa alat komunikasi dan informasi lain seperti Telpon, HP, Televisi,
Internet akan terganggu. Radio yang hanya menggunakan baterai akan sangat berguna disaat
bencana.
e. Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas, matikan jika tidak digunakan.
f. Catatlah telepon-telepon penting seperti Pemadam kebakaran, Rumah sakit dll.
g. Kenalilah jalur evakuasi. Beberapa daerah di Indonesia, khususnya daerah rawan Tsunami,
saat ini telah membangun jalur evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Seperti di daerah saya,
Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat telah dibangun jalurn
h. Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa yang sudah mulai dilakukan oleh
beberapa daerah seperti Kota Padang, Sumatera Barat. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh
masyarakat Jepang. Sehingga mereka tidak canggung lagi ketika terjadi bencana. Dengan
mengikuti kegiatan ini, kita akan terbiasa dengan bentuk2 peringatan dini yang disediakan
pemerintah daerah, seperti sirine pertanda Tsunami, Sirine Banjir dsb.
7
A. MODEL SAFE COMMUNITY BERBASIS MASYARAKAT
8
Tujuan terbentuknya model safecommunity
berbasis masyarakat agar supaya tercapai kondisi masyarakat aman dan sehat dalam seluruh
siklus kehidupan manusia pada keadaan gadar sehari-hari maupun bencana. Penekanan model
safecommunity berbasis masyarakat pada upaya preventif dan promotifnya serta masyarakat
mampu menjadi pengawas secara sistem. Masyarakat mampu melakukan supervisi dan
monitoring. Model secara professional dan bersifat independen dan selalu dilakukan
pengontrolan dan pengawasan. Jejaring kemitraan yang diharapkan terbentuk menjadi
tanggung jawab bersama antar lintas sektor.
Indonesia, sebagai negara yang terletak di zona seismik dan memiliki banyak gunung berapi,
seringkali menghadapi risiko bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi,
banjir, tanah longsor, dan tsunami. Oleh karena itu, sistem penanggulangan bencana di
Indonesia menjadi sangat penting untuk mengurangi dampak negatif dan meningkatkan
kesiapsiagaan masyarakat. Saat ini akan membahas sistem penanggulangan bencana di
Indonesia tentang gempa bumi : pra bencana,saat bencana,pasca bencana
Mengkaji Strategi Kesiapsiagaan dan Mitigasi Sebelum Bencana Gempa Bumi di Daerah
Berisiko Tinggi.
Mengkaji strategi kesiapsiagaan dan mitigasi terhadap bencana sebelum gempa bumi di
wilayah berisiko tinggi adalah hal yang sangat penting. Gempa bumi dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja, sehingga kesiapsiagaan menjadi penting untuk menyelamatkan nyawa
manusia dan mengurangi kerusakan infrastruktur. Langkah-langkah mitigasi harus diambil
sebelum, selama, dan setelah bencana gempa bumi di daerah berisiko tinggi untuk
meminimalkan korban jiwa dan harta benda. Evaluasi struktur dan lokasi rumah perlu
dilakukan untuk menghindari bahaya akibat gempa bumi, seperti tanah longsor dan likuifaksi.
Struktur bangunan harus direnovasi untuk menghindari bahaya gempa. Personel yang
terampil, seperti dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dapat membantu
mengoordinasikan upaya mitigasi. Praktik strategi mitigasi gempa bumi secara berkala
penting untuk memastikan bahwa individu memahami apa yang harus mereka lakukan ketika
gempa bumi terjadi. Pengenalan gempa bumi merupakan langkah penting dalam menilai
kesiapsiagaan menghadapi bencana sebelum gempa bumi. Menilai risiko penyebab gempa
bumi melibatkan pemahaman struktur dan lokasi rumah Anda. Bencana sebelum gempa bumi
9
seperti likuifaksi, tanah longsor, dan gunung berapi dapat dimitigasi melalui strategi
kesiapsiagaan .Namun, mitigasi yang salah saat terjadi gempa bumi dapat berakibat fatal.
Misalnya, berlari ke tangga darurat saat gempa bumi bisa berbahaya. Area perkantoran, yang
biasanya merupakan gedung bertingkat, merupakan area yang berisiko tinggi terhadap gempa
bumi, dan penting untuk menilai strategi kesiapsiagaan dan mitigasi di area tersebut.
Selama bencana gempa bumi, sangat penting untuk mengikuti strategi respons yang efektif
untuk memastikan keselamatan pribadi. Pertama, penting untuk menjauh dari garis pantai dan
melanjutkan ke tempat yang lebih tinggi jika terjadi gempa bumi, dan mewaspadai risiko
tsunami yang dapat terjadi setelahnya. Kedua, mengikuti instruksi petugas yang berwenang
saat terjadi gempa penting untuk menjamin keselamatan pribadi. Keluar dari gedung atau
rumah sesegera mungkin merupakan strategi respons yang efektif saat terjadi bencana gempa
bumi, dan memperhatikan kemungkinan pecahan benda seperti kaca atau genteng dapat
membantu evakuasi yang aman. Menjaga sikap tenang dapat membantu individu berpikir
jernih mengenai tindakan yang perlu dilakukan saat terjadi bencana gempa bumi. Mencari
tempat yang aman di area terbuka, jauh dari pohon-pohon tinggi yang berpotensi tumbang
atau patah saat terjadi gempa, merupakan hal yang penting untuk keselamatan diri. Selain itu,
daerah-daerah yang berpotensi longsor sebaiknya dihindari pada saat terjadi gempa bumi, dan
jika bepergian dengan mobil sebaiknya segera berhenti di bahu kiri jalan dan sesegera
mungkin turun, menjauhi mobil. Terakhir, individu harus mencari tempat yang aman untuk
melindungi diri mereka sendiri saat terjadi gempa bumi. Dengan mengikuti strategi respons
yang efektif ini, individu dapat memastikan keselamatan pribadi mereka selama bencana
gempa bumi.
10
1. Penilaian Dampak:
Identifikasi kerusakan fisik dan infrastruktur.
Evaluasi dampak sosial dan ekonomi pada masyarakat.
2. Evakuasi dan Penanganan Korban:
Koordinasi tim penyelamat untuk evakuasi.
Pemberian bantuan medis dan psikososial.
3. Rehabilitasi Infrastruktur:
Perbaikan dan rekonstruksi bangunan rusak.
Restorasi sistem transportasi dan utilitas.
4. Pemberdayaan Masyarakat:
Pelibatan masyarakat dalam proses pemulihan.
Penyuluhan untuk persiapan menghadapi gempa di masa depan.
5. Pemulihan Ekonomi:
Program pemulihan ekonomi untuk membantu korban yang kehilangan pekerjaan.
Dukungan kepada pelaku usaha yang terdampak.
Implementasi Langkah-langkah :
1. Penilaian Dampak:
Tim ahli melakukan survei dan pemetaan kerusakan.
Analisis dampak sosial dan ekonomi pada masyarakat.
2. Evakuasi dan Penanganan Korban:
Koordinasi dengan tim darurat dan relawan.
Penyediaan tempat pengungsian dan fasilitas kesehatan.
3. Rehabilitasi Infrastruktur:
Prioritaskan perbaikan pada infrastruktur kritis.
Keterlibatan pihak swasta dan lembaga internasional.
4. Pemberdayaan Masyarakat:
Penyuluhan mengenai tindakan persiapan gempa.
Pelibatan aktif masyarakat dalam proses rekonstruksi.
5. Pemulihan Ekonomi:
Program pelatihan dan pendidikan untuk peningkatan keterampilan.
Bantuan keuangan kepada pelaku usaha yang terdampak.
11
1. Koordinasi dan Komunikasi:
Tantangan: Ketidakseimbangan koordinasi antar lembaga.
Solusi: Penguatan komunikasi dan koordinasi melalui teknologi informasi.
2. Keterbatasan Sumber Daya:
Tantangan: Terbatasnya anggaran untuk pemulihan.
Solusi: Peningkatan kerja sama dengan lembaga internasional dan swasta.
3. Perubahan Iklim dan Gempa Susulan:
Tantangan: Risiko gempa susulan dan dampak perubahan iklim.
Solusi: Pembangunan infrastruktur yang tahan gempa dan adaptasi perubahan iklim.
12
DAFTAR PUSTAKA
Mitigasi Gempa Bumi di Kawasan Perkantoran. (n.d.) Diperoleh January 9, 2024, dari
www.djkn.kemenkeu.go.id
Mitigasi Bencana Gempa Bumi, Simak Langkah-langkah mulai dari Pra, Saat, hingga
Pasca Bencana. (n.d.) Diperoleh January 9, 2024, dari bpbd.klaten.go.id
13