Anda di halaman 1dari 10

Keperawatan Disaster

“MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI”

DISUSUN OLEH
DINI DWI NOVITA 2720160025

DIAN PEBRIANA 2720160025

NUR KHOERIYAH 2720160030

NAILA RIZKI H 2720160039

SITI REVIYANI 2720160043

M ALWAN AFIF 2720160046

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kondisi alam di bumi ini semakin memprihatinkan. Berbagai pihak menghimbau dan
mengadakan aksi untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan lebih lanjut. Dimana telah
mengakibatkan berbagai bencana alam seperti banjir, longsor, kekeringan (krisis air), Gempa
Bumi dan Tsunami serta sebagainya.
Bencana alam ialah suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari. Dan fenomena
tersebut hampir terjadi di belahan bumi manapun. Bencana alam tersebut dapat berupa perubahan
permukaan bumi, perubahan cuaca, serta bermacam gejala alam yang dapat mengakibatkan
bencana alam lainnya. Salah satu bencana alam yang sering terjadi adalah gempa bumi. Indonesia
ialah negara yang rawan terjadi gempa bumi, karena letaknya yang berada di daerah rawan gempa
bumi.
Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya kejadian pun terus
saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan.
Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa
dimengerti, meski itu berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk
yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia
terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami
dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit
demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.
Indonesia terletak di daerah yang cukup rawan terjadinya bencana Gempa Bumi dan
Tsunami. Hal ini dikarenakan Indonesia Negara kepulauan yang memiliki banyak laut dan terletak
diantara dua lempengan yang berjalan, serta banyaknya gunung berapi yang ada di Indonesia.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gempa bumi dan tsunami ?
2. Bagaimana proses dan penyebab terjadinya ?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan ?
4. Bagaimana mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami

3. Tujuan
a. Menjelaskan tentang gempa bumi dan gelombang tsunami.
b. Menjelaskan proses terjadinya gempa dan tsunami.
c. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gempa dan tsunami.
d. Mendeskripsikan dampak yang diakibatkan oleh gempa bumi dan tsunami.
e. Mendeskripsikan mitigasi bencana dari gempa bumi dan tsunami
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
1.1. Gempa Bumi
Gempa Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau guncangan yang timbul di
permukaan bumi yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi. Gempa bumi juga
diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa dalam bumi. Karena gempa
bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau lapisan bawah bumi berarti gempa bumi adalah
getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Getaran gempa biasa
dinyatakan dalam skala richter. Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa bumi disebut
seismologist dan alat yang digunakan sisemologist untuk mengukur setiap getaran yang terjadi
disebut siesmograf.
Gempa bumi juga didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi pada
lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran pada bumi terjadi akibat dari adanya
proses pergeseran secara tiba-tiba (sudden slip) pada kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba
terjadi karena adanya sumber gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam
maupun dari bantuan manusia (artificial earthquakes). Selain disebabkan oleh sudden slip, getaran
pada bumi juga bisa disebabkan oleh gejala lain yang sifatnya lebih halus atau berupa getaran
kecil-kecil yang sulit dirasakan manusia. Getaran tersebut misalnya yang disebabkan oleh lalu-
lintas, mobil, kereta api, tiupan angin pada pohon dan lain-lain. Getaran seperti ini dikelompokan
sebagai mikroseismisitas (getaran sangat kecil). Dimana tempat biasa terjadinya gempa bumi
alamiah yang cukup besar, berdasarkan hasil penelitian, para peneliti kebumian menyimpulkan
bahwa hampir 95 persen lebih gempa bumi terjadi di daerah batas pertemuan antar lempeng yang
menyusun kerak bumi dan di daerah sesar atau fault.

1.2. Gelombang Tsunami


Tsunami sendiri berasal dari bahasa Jepang, yang artinya pelabuhan (tsu) dan gelombang
(nami). Ini adalah terminologi untuk menyebutkan fenomena gelombang laut yang tinggi dan besar
akibat dari gangguan mendadak pada dasar laut yang secara vertikal mengurangi volume kolom
air.
Jika fenomena lempengen bergerak saling menekan atau bertemu terjadi di dasar laut, ketika
salah satu lempengan naik atau turun, maka volume daerah di atasnya akan mengalami perubahan
kondisi stabilnya. Apabila lempengan itu turun, maka volume daerah itu akan bertambah.
Sebaliknya apabila lempeng itu naik, maka volume daerah itu akan berkurang.

Perubahan volume tersebut akan mempengaruhi gelombang laut. Air dari arah pantai akan
tersedot ke arah tersebut. Gelombang-gelombang (tidak hanya sekali) menuju pantai akan
terbentuk karena massa air yang berkurang pada daerah tersebut (efek dari hukum Archimedes);
karena pengaruh gaya gravitasi, air tersebut berusaha kembali mencapai kondisi stabilnya. Ketika
daerah tersebut cukup luas, maka gelombang tersebut mendapatkan tenaga yang lebih dahsyat.
Inilah yang disebut tsunami.

2. Proses dan Penyebab Terjadinya


2.1. Gempa Bumi
a) Proses Terjadinya Gempa Bumi
Dalam proses gempa bumi ada yang dikenal dengan hiposentrum dan episentrum.
Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada dibawah permukaan bumi sedangkan
episentrum adalah titik pusat gempa yang berada di atas permukaan bumi. Pusat gempa atau
hiposentrum berada pada pertamuan lempeng benua dan lempeng samudra yang saling
bertumbukan dan menimbulkan gelombang getaran. Lempeng samudra Gelombang getaran
tersebut merambat sampai pada episentrum dan terus merambat ke segala arah di permukaan bumi
dengan cepat.

b) Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng bumi. Bumi kita ini
memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak karena adanya tekanan atau energi dari
dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat (konvergen)
atau melewati (transform). Gerakan lempeng-lempeng tersebut bisa dalam waktu yang lambat
maupun dalam waktu yang cepat. Energi yang tersimpan dan sulit keluar menyebabkan energi
tersebut tersimpan sampai akhirnya energi itu tidak dapat tertahan lagi dan terlepas yang
menyebabkan pergerakan lempeng secara cepat dalam waktu yang singkat yang menyebabkan
terjadinya getaran pada kulit bumi.
Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tetapi juga disebabkan
oleh cairan magma yang ada pada lapisan bawah kulit bumi. Magma dalam bumi juga melakukan
pergerakan. Pergerakan tersebut yang menimbulkan penumpukan massa cairan. Cairan tersebut
akan terus bergerak hingga akhirnya menimbulkan energi yang kuat yang memaksa cairan tersebut
untuk keluar dari dalam kulit bumi. Energi tersebut menimbulkan kulit bumi mengalami
pergerakan divergen sebagai saluran untuk cairan tersebut keluar. Pergerakan tersebut yang
mengakibatkan terjadinya gempa bumi.
Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri. Seperti yang disebabkan oleh
peledakan bahan peledak yang dibuat oleh manusia. Selain itu juga pembangkit listrik tenaga
nuklir atau senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga dapat menimbulkan guncangan pada
permukaan bumi sehingga terjadi gempa.

2.2. Gelombang Tsunami


a) Proses Terjadinya Tsunami
Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat.
 Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam
 Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas.
 Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.

Secara skematis mekanisme terjadinya tsunami dapat digambarkan sebagaimana ilustrasi


berikut ini, dengan contoh proses surutnya pantai dan kemudian gelombang berbalik menghantam
pantai di Srilanka.

b) Penyebab Terjadinya Tsunami


Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu. Faktor penyebab terjadinya tsunami
ini adalah :

 Gempa bumi yang berpusat di bawah laut


Gempa bumi didasar laut ini merupakan penyebab utama terjadinya tsunami. Tsunami
yang menghancurkan kota Banda Aceh tahun 2004 dan tsunami yang memporak-porandakan
Pulau Mentawai pada tahun 2010 ini berasal dari adanya gempa bumi yang berpusat di bawah laut.
Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut dan samudera, Indonesia sangat
berpotensi terkena tsunami. Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut
berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya
tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut :
- Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
- Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
- Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
- Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun).
- Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat
letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi pada tahun 1883 adalah akibat meletusnya
Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara
Barat pada tanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur
dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk
berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.
 Longsor Bawah Laut
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan
lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami
karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide. Penelitian
yang dilakukan pada tahun 2008 menemukan adanya Palung Siberut yang membentang dari Pulau
Siberut hingga pesisir pantai Bengkulu.
 Hantaman Meteor di Laut
Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.

3. Dampak Yang Ditimbulkan


3.1. Akibat gempa bumi
Akibatnya antara lain tanah longsor, tanah metrekah dan tsunami. Jika tanah longsor dan
tanah merekah mudah muncul tak lama setelah gempa mengguncang, maka tsunami baru
menyerang.
Gempa bumi yang dahsyat mengakibatkan berubahnya susunan lapisan bumi. Jika dengan
gempa bumi menimbulkan rwetakan tanah yang hebat, maka akan menyebabkan susunan profil
tanah berubah . Pembalikan lapisan yang semula berada di atas (top soil) akan berada di dalam
bahkan ada di lapisan paling bawah. Pembalikan massa tanah secara besar- besarab ini jika ditinjau
dari aspek perkembangan tanah akan mudah kembali.
3.2. Akibat tsunami
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Kebanyakan kota di sekitar
Samudra Pasifik, terutama di Jepang juga di Hawaii, mempunyai sistem peringatan dan prosedur
pengungsian sekiranya tsunami diramalkan akan terjadi. Banyak yang menyebutkan bahwa
tsunami adalah bagian dari gelombang pasang surut Sebenarnya tsunami tidak mempunyai
hubungan dengan pasang surut air laut. Akan tetapi secara umum dan didasarkan data statistik,
tsunami banyak terjadi akibat gempa, sebagaimana yang terjadi gempa bumi dan tsunami tahun
2004 beberapa waktu lalu.

4. Mitigasi Bencana
4.1. Mitigasi bencana gempa bumi

Kebanyakan korban jiwa akibat gempa disebabkan tertimpa bangunan karena


tidak sempat menyelamatkan diri atau konstruksi bangunan yang tidak didesain tahan
gempa. Sebagai masyarakat yang hidup di daerah rawan bencana geologi, kita harus
memiliki ilmu mengenai cara mengenali dan memahami karakteristik bencana tersebut
untuk mengurangi jumlah korban jiwa.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam rangka mengantisipasi bencana gempa
bumi diantaranya:
a. Sebelum gempa
- Merancang bangunan/rumah tahan gempa seperti konstruksi ceker ayam.
- Bila perlu buatlah ruang khusus bawah tanah untuk perlindungan sementara.
- Mendesain pintu keluar dari setiap ruangan rumah agar mudah keluar ketika
gempa terjadi.
- Menyiapkan tenda darurat berukuran besar di setiap RT/RW atau desa untuk
jaga-jaga ketika gempa terjadi.

b. Saat gempa terjadi


- Jangan panik dan cari jalan keluar dengan hati-hati.
- Segera menuju lapangan jika sudah keluar rumah.
- Jika tidak sempat keluar, berlindunglah di bawah bangku atau meja yang kuat.
- Jika berada dekat pantai, segera jauhi pantai dan menuju daerah yang lebih
tinggi.
- Jika rumah berada di pegunungan, jauhi lereng yang rawan longsor dan banyak
batu.

c. Setelah gempa
- Periksalah badan apakah terdapat luka kemudian hubungi petugas bencana
setempat untuk menolong korban yang terjebak.
- Periksa kondisi rumah apakah ada ancaman bencana lain seperti korsleting
listrik atau kebocoran gas elpiji.
- Bantu tetangga yang memerlukan bantuan, dahulukan membantu orang tua
dan anak-anak.
- Tetap siaga berada di luar rumah sampai keadaan aman dan buatlah ronda
malam untuk menjaga-jaga dari orang jahat yang memanfaatkan situasi
kepanikan.
- Bersihkan puing-puing rumah secara gtotong royong setelah situasi dirasa
aman namun tetap waspada terhadap gempa susulan.

4.2. Mitigasi bencana tsunami

Tanda Tsunami biasanya dapat dideteksi lebih awal seperti didahului oleh gempa
di dasar lautan, surutnya air laut di pantai dan keluarnya binatang-binatang dari
sarangnya karena mereka memiliki insting yang lebih tajam dalam mengenali bencana.
Saat ini Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiska selalu memberikan informasi
melalui media televisi atau website jika ada gempa yang berpotensi tsunami di Indonesia
agar masyarakat di sekitarnya dapat menyelamatkan diri lebih awal. Tindakan –tindakan
yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi bencana tsunami diantaranya:

a. Sebelum Tsunami
- Hindari mendirikan bangunan di tepi pantai yang landai, jika terpaksa buatlah
jalan/jalur evakuasi yang baik menuju daerha yang tinggi agar memudahkan
ketika menyelamatkan diri pada saat terjadi Tsunami.
- Disarankan untuk menanam tanaman penahan gelombang laut seperti
mangrove untuk mengurangi kekuatan gelombang Tsunami.
- Buatlah bangunan bertingkat dengan struktur pondasi yang kuat.

b. Saat Tsunami
- Bila terjadi gempa di laut segera melarikan diri ke tempat lebih tinggi.
- Selamatkan diri anda dan keluarga, bukan barang berharga lain.
- Jika terlanjur terseret tsunami, carilah papan atau benda lain yang dapat
dijadikan rakit.
- Tetap bertahan di tempat aman sebelum ada pemberitahuan resmi dari pihak
berwenang.
- Jika memiliki bangunan yang tinggi, saling tolong-menolonglah dengan orang
lain.

c. Setelah Tsunami
- Jauhi reruntuhan bangunan.
- Hindari instalasi listrik atau kabel listrik rumah.
- Laporkan diri kepada lembaga pemerintah dan laporkan jika ada keluarga yang
hilang.
- Ajaklah warga untuk melakukan kegiatan positif agar dapat kembali menjalani
hidup dengan semangat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

 Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi pada
bagian dalam bumi secara tiba-tiba.
 Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya vulkanik, tektonik,
runtuhan dan nuklir.
 Akibat yang di timbulkan gempa bumi yakni menimbulkan kerusakan bangunan, sarana
dan prasarana umum seperti jalan raya dan lain – lain.
 Upaya penanggulangan yang dapat kita lakukan yakni dengan membuat bangunan yang
sesuai standar / membuat bangunan tahan gempa terutama di daerah rawan gempa.
 Mitigasi saat terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah hindari kepanikan, jika
ada di dalam ruangan berlindung di bawah kolong meja, dan jika diluar ruangan jauhi
tiang listrik dan pohon.
o Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi, tanah longsor,
meteor atau letusan gunung berapi yang terjadi di laut.
o Terjadinya Tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air meluap ke daratan, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor
maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi
bawah laut.
o Dampak Tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan parah dan banyak menelan
korban jiwa dan harta benda sehingga perlu adanya upaya untuk menghadapi tsunami
baik dalam keadaan waspada,persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.
o Ada pula berbagai macam cara untuk menanggulangi bencana tsunami.

B. Saran
Selalu waspada dan memantau dengan aktif informasi tentang bahaya gempa bumi dan tsunami
dari pihak yang berwenang terhadap adanya gempa bumi , dan berpotensi tsunami terutama
penduduk yang bermukim didekat pantai.Menentukan tempat-tempat berlindung yang tinggi dan
aman apabila terjadi tsunami. Serta hindari kepanikan dalam situasi bencana. Lalu menyediakan
persediaan makanan dan air minum untuk keperluan darurat dan pengungsian. Menyiapkan tas
ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian
seperti perlengkapan P3K atau obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai