Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

TSUNAMI DAN MITIGASINYA

Disusun Oleh:
Aziz Ammar
21100117120023

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
FEBRUARI 2020
DAFTAR ISI

Cover
Daftar isi...................................................................................................................i
BAB I Pendahuluan ..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan...............................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................2
BAB II Isi dam Pembahasan.................................................................................3
2.1 Pengertian Tsunami................................................................................3
2.2 Proses terjadi Tsunami...........................................................................5
2.3 Penyebab terjadinya Tsunami................................................................6
2.4 Dampak Tsunami...................................................................................6
2.5 Mitigasi Bencana Tsunami.....................................................................7
BAB III Kesimpulan............................................................................................11
Daftar Pustaka......................................................................................................12

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan manusia yang dijalani selalu berkaitan dengan aspek kebumian
karena bumi telah menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan manusia. Baik
itu minyak dan gas bumi, air, mineral logam dan non logam, sumberdaya
nirhayati, semuanya tersedia dan tersimpan. Namun demikian bumi juga
menyimpan potensi bencana yang merusakkan. Manusia terkadang melupakan
bahwa bumi juga menyimpan potensi bencana. Pada dasarnya kejadian
tersebut merupakan hal yang “wajar”, karena bagian dari proses keseimbangan
alam. Kejadian tersebut bisa dikategorikan sebagai bencana apabila merusak
ataupun mengganggu kehidupan manusia baik yang menimbulkan korban jiwa
maupun kerusakan infrastruktur atau hasil budaya manusia (rumah, bangunan,
jalan, jembatan, bendungan, dan lain-lain).
Di bumi ini masih banyak pengetahuan yang belum manusia kuasai,
termasuk pengetahuan mengenai bencana alam yang ditimbulkan oleh tsunami
dan cara memprediksinya. Hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
ruang lingkup ilmu manusia masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan
luasnya bumi ini. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha
Kuasa,Maha Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong
dengan pengetahuan kita yang masih sedikit ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pengertian Tsunami?
1.2.2 Bagaimana proses terjadinya tsunami?
1.2.3 Dampak tsunami beserta mitigasinya?

1.3 Tujuan Pembahasan


1.3.1 Mendeskripsikan mengenai Tsunami.

1
1.3.2 Mendeskripsikan proses terjadinya Tsunami.
1.3.3 Mendeskripsikan Dampak tsunami beserta mitigasinya.

1.4 Manfaat Penulisan


Agar para pembaca mengetahui dan memahami mengenai tsunami baik
karakteristik dan proses terjadinya, serta cara untuk menghadapi baik sebelum
terjadinya tsunami maupun setelah terjadinya tsunami.

2
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tsunami


Tsunami (berasal dari Bahasa Jepang: Tsu= pelabuhan, Nami =
gelombang, secara harafiah berarti “ombak besar di pelabuhan”) yang artinya
adalah perpindahan badan air atau gelombang laut yang terjadi karena adanya
gangguan impulsif. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya
perubahan bentuk dasar laut yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut
secara vertikal dengan tiba-tiba (Pond and Pickard, 1983) atau dalam arah
horizontal (Tanioka and Satake, 1995).
Misalkan pada laut lepas terjadi gelombang pasang dengan ketinggian 9
m, maka pada saat hendak memasuki daerah pelabuhan yang menyempit,
tinggi gelombang pasang akan menjadi 30 m. Tsunami biasa terjadi jika
adanya gempa bumi yang berada di dasar laut dengan pergerakan vertikal
yang besar. Tsunami juga bisa terjadi apabila terjadi letusan gunungapi di laut
atau terjadi longsoran di laut.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi
yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor
bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat
merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami
adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,
gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam.
Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut
dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa
oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai,
kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman
gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.
Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan

3
karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang
tsunami.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kebencanaan tsunami adalah:
 Tsunami biasanya diawal dengan adanya gempa.
 Hypocenter gempa merupakan lokasi dibawah permukaan bumi yang
dimana patahan mulai retak.
 Epicenter gempa merupakan lokasi tepat berada diatas hypocenter
dipermukaan bumi.
 Tsunami diakibatnya beberapa faktor yaitu adanya letusan dahsyat
gunungapi di laut, adanya longsor bawah laut yang cukup besar, dasar
laut mengalami pensesaran vertical (sesar naik atau sesar turun).
 Kedalaman <60 km (dangkal).
Dampak negatif yang diakibatkan oleh tsunami yaitu merusak apa saja
yang dilaluinya. Baik itu bangunan, kendaraan, pepohonan, tumbuh-
tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia bahkan hewan serta
menyebabkan adanya genangan, pencemaran air laut yang asin, hancurnya
lahan pertanian, tanah, dan langka nya air bersih.
Menurut ahli sejarah Yunani bernama Thucydides merupakan orang
pertama kali yang mengaitkan bencana tsunami dengan gempa bawah laut.
Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih
sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab
tsunami. Pada masa lalu ilmu baik itu Geologi, geografi, dan oseanografi
menyebut tsunami sebagai “gelombang laut seismik”.
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan
gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya
beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai
daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan
tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini
pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.

4
2.2 Proses terjadi Tsunami
Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu. Faktor penyebab
terjadinya tsunami bisa berupa gempa bumi, letusan gunung api yang dahsyat,
longsor bawah laut, adanya pensesaran vertical. Namun 90% tsunami yang
pernah terjadi di bumi merupakan akibat dari adanya gempa bumi bawah laut.
Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami bisa diakibatkan oleh gunung
meletus, misalnya ketika Gunung Krakatau meletus.
Gerakan secara vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut
naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan
air yang berada di atasnya. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya aliran
energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang
mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut dimana
gelombang terjadi, yang kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per
jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan bertambah menjadi
kurang lebih 50 km/jam dan energinya akan sangat merusak daerah yang
dilaluinya termasuk pantai. Di tengah laut tinggi gelombangnya hanya
beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai garis pantai tinggi
gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan
massa air. Saat mencapai pantai, tsunami akan merayap masuk daratan jauh
dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan
bisa beberapa kilometer.
Longsor yang terjadi di dasar laut serta adanya runtuhan gunung api dapat
juga mengakibatkan gangguan gelombang air laut yang dapat menghasilkan
tsunami. Gempa sendiri yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi
yang membuat dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan
air laut yang berada di atasnya terganggu.

5
2.3 Penyebab terjadinya Tsunami
Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya tsunami.  Faktor
penyebab terjadinya tsunami itu adalah:
1. Gempa bumi yang berpusat dibawah laut, Meskipun demikian tidak semua
gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa
bumi dibawah laut yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami adalah
gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut
 Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
 Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
 Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
 Gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun).
2. Letusan gunung berapi, letusan gunung berapi dapat menyebabkan
terjadinya gempa vulkanik. Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883
adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda.
Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10-
11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa
Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di
wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai
ancaman ini.
3. Longsor bawah laut, longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan
antara lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan
terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah
laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide.
4. Hambatan meteor laut, jatuhnya meteor yang berukuran besar di laut juga
merupakan penyebab terjadinya tsunami.

2.4 Dampak Tsunami


2.4.1 Dampak Positif dari bencana tsunami:
1. Secara Psikologis: Gotong royong untuk menolong korban bencana,
menimbulkan efek kesadaran bahwa manusia itu saling
membutuhkan satu sama lain.

6
2. Bencana alam merenggut banyak korban, sehingga membuka
lapangan pekerjaan yang luas bagi yang masih hidup.
3. Mengetahui sampai mana konstruksi bangunan kita serta
kelemahannya, dan kita bisa melakukan inovasi baru untuk
memperkuat kondisi bangunan supaya lebih baik apabila nantinya
bencana tersebut datang kembali.
2.4.2 Dampak Negatif dari bencana tsunami
1.  Menghancurkan dan merusak apa saja yang dilaluinya. Baik itu
bangunan, kendaraan, pepohonan, tumbuh-tumbuhan, dan
mengakibatkan korban jiwa manusia bahkan hewan serta
menyebabkan adanya genangan, pencemaran air laut yang asin,
hancurnya lahan pertanian, tanah, dan langka nya air bersih.
2. Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksanaan pembangunan pasca
bencana, karena faktor dana yang besar.
3.  Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban, sehingga sulit
mencari lagi tenaga ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaannya.
4.  Meningkatkan angka kemiskinan apabila ada masyarakat yang
menjadi korban bencana yang kemudian kehilangan harta benda.

2.5 Mitigasi Bencana Tsunami


Mitigasi merupakan upaya meminimalkan resiko yang terjadi akibat dari
bencana tsunami meliputi beberapa hal, yaitu memprediksi gempa bumi,
tindakan sebelum kejadian, tindakan saat kejadian dan tindakan setelah
kejadian.
2.5.1 Memprediksi gempa bumi.
Gempa bumi dapat diprediksi kisaran waktu yang memungkinkan
untuk terjadi. Metode prediksi gempa bumi ada 2 (dua) metode, yaitu:
1. Short-range prediction (prediksi waktu pendek).
Prediksi ini membutuhkan waktu yang relatif pendek dan meliputi :
♦ Memprediksi jangka waktu antara fore shock dan main shock atau
major shock atau major earthquake.

7
♦ Dari pengalaman sejarah gempa bumi di Jepang, Amerika, China
dan Russia waktu ini bervariasi, ada yang 24 jam, ada yang lebih
dari 1 bulan.
♦ Kenyataannya banyak yang tidak berhasil.
2. Long-range prediction (prediksi waktu panjang).
Prediksi ini membutuhkan waktu yang relatif lama dan meliputi :
♦ Mempelajari interval bencana gempa besar pada waktu yang lalu
(siklus).
♦ Siklus ini tidak memiliki waktu yang tepat kapan terjadinya.
Dari pengalaman sejarah gempa, untuk hiposentrum yang sama,
gempa susulan selalu lebih kecil kekuatannya dibandingkan dengan
gempa utama. Kalau ada gempa yang besar pasti hiposentrumnya berada
ditempat lain.
2.5.2 Sebelum Kejadian
Sebelum kejadian perlu dilakukan persiapan dan pengetahuan
mengenai kebencanaan. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan
pemahaman dan kesiapsiagaan dalam menghadapai bencana sehingga
diharapkan kerugian dan korban akan dapat dikurangi. Persiapan dan
pengetahuan bencana tersebut meliputi:
1. Perlunya mengumpulkan informasi bencana yang diperkirakan
terjadi di daerah tempat tinggal kita dengan menghubungi instansi
yang berwenang atau terkait.
2. Perlunya memahami tempat-tempat yang aman dan tempat yang
tidak aman apabila terjadi bencana gempa. Hal ini cukup penting
dalam rangka tindakan penyelamatan diri saat kejadian bencana
gempa.
3. Perlunya memahami daerah yang kita tinggali merupakan daerah
yang dekat dengan jalur gempa dan gunungapi sehingga perlunya
sikap waspada dan kesiapsiagaan. Namun demikian tetap tenang dan
hidup wajar seperti biasa.
4. Mengaitkan benda-benda berat yang membahayakan ke tempat yang

8
kokoh sehingga bila terjadi gempa tidak mudah roboh atau jatuh
yang dapat mencelakakan kita.
5. Membuat rencana jalur evakuasi bagi masing-masing anggota
keluarga menuju satu titik tempat aman diluar rumah. Begitupun
anggota masyarakat menuju satu titik tempat aman yang telah
disepakati bersama.
6. Melakukan latihan evakuasi bagi anggota keluarga maupun
masyarakat untuk menyelamatkan diri saat kejadian bencana. Hal ini
penting untuk membiasakan melakukan evakuasi dan untuk
mengestimasi waktu serta melakukan koordinasi saat kejadian
bencana sebenarnya.
2.5.3 Saat Kejadian
Perlu dilakukan langkah-langkah yang bertujuan untuk
menyelamatkan diri. Hal ini sangat penting dalam rangka mengurangi
korban jiwa akibat bencana. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Tetap tenang dan Tetap tenang dan tidak panik. Sikap tenang dan
tidak panik akan membawa kita melakukan langkah-langkah yang
benar dan cepat namun tidak sembrono.
2. Saat di dalam ruangan sebaiknya berlindung di bawah meja atau
kursi yang kokoh. Apabila kita tidak sempat ruangan ketika terjadi
gempa maka kita berlindung di bawah.
3. Untuk bencana gempa bumi di daerah pantai, setelah terasa gempa
serta diikuti dengan air laut surut secara tiba-tiba dan sangat cepat,
segera mungkin lari ke tempat yang lebih tinggi dan terbuka. Tempat
tinggi dan terbuka adalah tempat yang aman untuk menghindari
tsunami
2.5.4 Setelah kejadian
1. Mengecek anggota keluarga dan saudara kita. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui jumlah yang selamat dan korban jiwa akibat
bencana khusunya keluarga dan sanak saudara kita.

9
2. Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang terkena air
mungkin sudah tercemar dan harus dibuang.
3. Pastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan
sebelum kembali ke rumah.Bilakeadaan rumah tidak memungkinkan
untuk ditempati carilah tempat tinggal yang bisa ditempati atau
kembali ke tempat pengungsian.
4. Segera menghubungi dan mendatangi posko-posko bantuan untuk
mendapatkan makanan bergizi, selimut dan obat-obatan.
5. Segera menghubungi dan mendatangi posko kesehatan untuk
memeriksakan diri agar terhindar dari penyakit yang umum pasca
bencana seperti diare, infeksi saluran pernafasan.

10
BAB III
KESIMPULAN

1. Tsunami merupakan perpindahan badan air atau gelombang laut


yang terjadi karena adanya gangguan impulsif. Gangguan impulsif tersebut
terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut yang disebabkan oleh
perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
2. Tsunami dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu gempa bumi,
letusan gunungapi, longsor dasar laut, pensesaran vertikal. Namun, 90%
tsunami yang terjadi dibumi diakibatkan oleh gempa bumi bawah laut.
3. Dampak Tsunami ada 2 yaitu dampak Positif dan dampak negatif.
Dampak positif berupa manusia akan sadar bahwa mereka saling
membutuhkan satu sama lain dan menumbuhkan sifat gotong royong.
Dampak negatif, tsunami dapat menghancurkan apapun yang dilewatinya.
4. Mitigasi Bencana Tsunami adalah upaya meminimalkan resiko
yang terjadi akibat dari bencana tsunami meliputi beberapa hal, yaitu
memprediksi gempa bumi, tindakan sebelum kejadian, tindakan saat kejadian
dan tindakan setelah kejadian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Afistianto, M. F, dan Adirianto, M. F., 2005, Serial Pembelajaran Anak “Pesisir


dan Laut Kita” TSUNAMI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bidang
Pendidikan Kelautan COREMAP, Jakarta.
Anonimus, 2005, Buku Saku Siaga Bencana, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia Bidang Pendidikan Kelautan COREMAP, Jakarta.
Anonimus, 2005, Panduan Pendidikan Pasca Bencana bagi Anak-Anak Pesisir,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bidang Pendidikan Kelautan
COREMAP, Jakarta.
Nur, Arief Mustofa. 2010. Gempa bumi, tsunami dan mitigasinya. Balai
informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung-LIPI, Kebumen. Vol
7.No 1.
Pond, S dan G.L Pickard. 1983. Introductory dynamical Oceanography. Second
edition. Pergamon Press. New York.

12

Anda mungkin juga menyukai