Anda di halaman 1dari 84

RESUME MATERI MATRA DARAT DAN LALU LINTAS

Dosen Pengampu :

Diyan Mutyah., S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh :

Nama:

Nim:

PRODI D-III KEPERAWATAN REGULER

STIKES HANG TUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KONSEP KEPERAWATAN RUANG LINGKUP MATRA DARAT

(1) Jenis Kesehatan Matra meliputi:

a. Kesehatan Lapangan;

b. Kesehatan Kelautan dan Bawah Air; dan

c. Kesehatan Kedirgantaraan.

KESEHATAN LAPANGAN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri


atas:

a. Kesehatan perpindahan penduduk;

b. Kesehatan migran;

c. Kesehatan haji dan umrah;

d. Kesehatan penanggulangan bencana;

e. Kesehatan bawah tanah;

f. Kesehatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat;

g. Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di darat;

h. Kesehatan pada arus mudik;

i. Kesehatan pada kegiatan di area tertentu; dan

j. Kesehatan dalam penugasan khusus kepolisian.

Kesehatan Matra

Upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan


kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba
berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun udara.

MATRA

adalah dimensi lingkungan/wahana/ media tempat seseorang atau sekelompok orang


melangsungkan hidup serta melaksanakan kegiatan.
KONDISI MATRA

adalah keadaan dari seluruh aspek pada matra yang serba berubah dan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup dalam
lingkungan tersebut.

Kesehatan Kedirgantaraan

adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan penerbangan dan kesehatan ruang
angkasa dengan keadaan lingkungan yang bertekanan rendah (hipobarik).

Kesehatan Kedirgantaraan terdiri atas:

1. Kesehatan penerbangan dan ruang angkasa; dan

2. Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di udara

Atmosfer bumi adalah suatu lingkungan dimana manusia dan organisme lain hidup di
permukaan bumi. Di dalam atmosfir bumi terdapat udara, yaitu campuran gas-gas
yang mengelilingi lapisan atmosfer bumi. Fungsi utama atmosfer bumi dalam
menopang kehidupan di permukaan bumi adalah untuk mencegah pemanasan dan
pendinginan suhu bumi, serta menyediakan gas-gas tertentu bagi kehidupan
organisme. Gangguan atau penyakit yang dapat timbul antara lain — Gaya akselerasi
Yaitu perubahan dari kecepatan besar dan arah yang besar. Dampak dari gaya
akselerasi :

Pandangan kabur menyempit (Grayout)

Pandangan gelap (Black out)

Kongesti retina (Red out)

Penyakit dekompresi Yaitu gejala yang timbul sebagai akibat dari penguapan gas atau
pengembangan gas dalam rongga tubuh,pada waktu tekanan udara luar menurun.
Bising atau fibrasi Yaitu suara yang tidak nyaman, tidak dikehendaki dan dapat
merusak fungsi pendengaran
HIPOKSIA di penerbangan Yaitu suatu sindrom yang terjadi secara akut sebagai
akibat dari tidak adekuatnya oksigenisasi jaringan yang merupakan kelanjutan dari
menurunnya tekanan parsial oksigen dalam udara yang dihisap pada pernapasan.
Dapat menyebabkan gangguan,kerusakan bahkan kematian sel otak. Kumpulan gejala
yang biasa dijumpai antara lain :

Perasaan aneh atau pusing ,Euphoria, sikap dan psikis yang tidak menentuGangguan
penglihatan (hilangnya penglihatan tepi,suram,kabur dan berkurangnya penglihatan
malam)Penyebab Hipoksia Hipoksia dapat disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen
di lingkungan, adanya penyakit atau gangguan pada paru-paru dan saluran
pernapasan, atau karena efek samping obat. TIPE-TIPE HIPOKSIA : Berdasarkan
penyebab kurangnya oksigen di sel dan jaringan, hipoksia dapat dibagi menjadi
beberapa tipe, yaitu: HIPOKSIA HIPOSIK (hipoksemia hipoksia), disebabkan
kurangnya oksigen di dalam darahHIPOKSIA HISTOTOKSIK, disebabkan jaringan
tubuh yang tidak dapat menggunakan oksigen yang tersediaHIPOKSIA
METABOLIK, disebabkan lebih banyak oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh
daripada biasanya

GEJALA HIPOKSIA Setiap penderita hipoksia dapat mengalami gejala yang


berbeda-beda. Gejala hipoksia bisa muncul tiba-tiba dan memburuk dengan cepat
(akut) atau berkembang secara perlahan (kronis). Berikut ini adalah beberapa gejala
hipoksia yang umum terjadi:Napas menjadi cepat,Sesak napas,Detak jantung menjadi
cepat atau sebaliknya menjadi lamban,Kulit, kuku, dan bibir berwarna kebiruan
(sianosis) atau justru berwarna merah seperti ceriSaturasi oksigen adalah presentasi
hemoglobin yang berikatan dengan oksigen dalam arteri,

saturasi oksigen normal adalah antara 95 – 100 %.Hemoglobin (Hb) Jika Hb


tersaturasi penuh dengan O2 walaupun nilai Hb rendah maka akan menunjukkan nilai
normalnya. Misalnya pada klien dengan anemia memungkinkan nilai SpO2 dalam
batas normal.b. Sirkulasi Oksimetri tidak akan memberikan bacaan yang akurat jika
area yang di bawah sensor mengalami gangguan sirkulasi.

c. Aktivitas Menggigil atau pergerakan yang berlebihan pada area sensor dapat
menggangu pembacaan SpO2 yang
Ventilasi

Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru, jumlahnya
sekitar 500 ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis
serta persyarafan yang utuh. Otot pernafasan inspirasi utama adalah diafragma

a. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan
menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.b. Adekuatnya sistem
saraf pusat dan pusat pernafasan . Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-
paru

gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru
adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan
jantung

Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan
karbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah
pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah.
Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membrane kapilerSatu (1) gram
hemoglobin, bila mengalami saturasi sempurna (SaO2 100%), akan mengikat oksigen
sebesar 1,34 ml. Dalam 100 ml darah, untuk setiap 1 mm Hg tekanan oksigen (1
mmHg PaO2), akan terlarut sebanyak 0,003 ml oksigen. Berdasarkan data ini dapat
dihitung besarnya kandungan oksigen didalam darah. Untuk menghitung kandungan
oksigen darah itu diperlukan diperlukan data-data nilai hemoglobin (Hb), saturasi
oksigen darah (SO2), tekanan partial oksigen darah (PO2).Setiap gram hemoglobin
dapat membawa 1,39 ml oksigen bila sepenuhnya jenuh. setiap liter darah dengan
konsentrasi Hb 15 g/dl dapat mengangkut sekitar 200 ml oksigen ketika penuh jenuh
dengan oksigen(PO2 > 100 mm Hg), dan hanya 3 ml oksigen yang larut dalam setiap
liter plasmaJika PaO2 oksigen dalam darah arteri meningkat secara signifikan (dengan
bernapas oksigen 100%) maka sejumlah kecil oksigen ekstra akan larut dalam plasma
(dengan kecepatan 0,003 ml O2/100 ml darah/mm Hg PO2 ) tetapi biasanya akan ada
peningkatan yang signifikan dalam jumlah yang dibawa oleh hemoglobin, yang lebih
dari 95% jenuh dengan oksigen

jumlah total oksigen yang dialirkan darah ke jaringan setiap menit. Kadar oxygen
delivery tergantung dari cardiac output (CO) dan oxygen content of the arterial
blood (CaO2). Komponen dari CaO2 adalah oksigen yang berikatan dalam serum
(2-3%) yang dapat ditelusuri dengan kadar PaO2 dan oksigen yang berikatan dengan
hemoglobin (97-98%) yang dapat ditelusuri dengan SaO2 (saturasi oksigen pada
pembuluh darah arteri).

JANTUNG Kedua ventrikel berkontraksi bersama memompa utk mengalirkan darah


melalui sistem sirkulasi, Antara kedua ruang jantung ada klep khusus yg mencegah
aliran darah kembali dari ventrikel ke atrium.(Bikuspidalis & Trikuspidalis CO = SV
X HR (CO : Cardiac output, SV : Stroke Volume, HR : Hearth rate )CO = 70 X 70 =
4900 ml/meni4900 X 60 X 24 = 7056 liter setiap harinyaKesehatan Kelautan dan
Bawah Air terdiri atas: 1. Kesehatan penyelaman;2. Kesehatan pelayaran dan lepas
pantai;3. Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di laut. Kesehatan
penyelaman dan hiperbarik. Pengertian Penyelaman

Menyelam/Penyelaman adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan


air,dengan atau tanpa menggunakan peralatan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial bahaya baik fisik maupun


biologi. Secara anatomi tubuh manusia terdiri dari 3 unsur yaitu padat, cair dan
berongga. Jaringan tubuh yang padat seperti tulang, otot, jantung, hati relatif tidak
meneruskan tekanan, sedangkan yang berupa cairan dapat meneruskan tekanan, dan
yang berongga seperti telinga, sinus, lambung, usus, paru juga saluran nafas sangat
dipengaruhi perubahan tekanan. (Ricardlarn dan WhislerRex,1993) PENGERTIAN
HIPERBARIKHiperbarik adalah sebuah terapi oksigen yang dilakukan dalam sebuah
chamber atau ruangan bertekanan udara tinggi yaitu lebih dari 1 atmosfer. Pasien
berada di dalam chamber selama beberapa jam untuk menghirup oksigen murni.
Pasien diberikan 3x30 menit untuk menghirup oksigen. PERUBAHAN FISIOLOGIS
ORGAN PADA PESELAM ,Paru-paru akan terjadi hipoventilasi dan penurunan
respons terhadap peningkatan CO2Jantung akan terjadi bradikardi dan aritmia,
turunnya cardiacoutput, tekanan arteri menurun, sistemik vaskular resistance,
menurunnya kapasitas kerja jantung.Otak: terjadi penurunan intelektual, psikomotor
dan psiko sensorial secara bertahap. Perubahan elektro fisiologik dan perubahan
neurotransmission.Kesehatan Pelayaran dan Lepas Pantai

 Manifestasi pengaruh lingkungan PelayaranSemakin dalam laut; Suhu Udara


dalam laut makin rendah dan kelembaban yang tinggi sehingga tekanan udara
semakin besar; sehingga goncangan kapal makin kuat dan penumpang lebih
banyak mengalami mabuk yang disebabkan antara lain oleh peningkatan
produksi urin, pembesaran prostat, perut kembunJAM BIOLOGIS, Kecepatan
kapal berlayar dapat mengubah dan mengganggu jam biologis seseorang
sehingga perlu diperhatikan berbagai akibat yang ditimbulkannya. Terutama
yang berkaitan dengan berkurangnya efisiensi kerja dan penurunan daya tahan
tubuh karena kelelahan atau kurang tidur.

TERJADINYA PENULARAN PENYAKIT, Perjalanan yang cukup jauh, area yang


terbatas, sanitasi lingkungan yang buruk/ kotor mendukung terjadinya penularan
penyakit dari orang keorang/ hewan ke orang. Seperti penyakit Influensa, kolera, dll

Pasal 13

 (1) Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di darat merupakan
Kesehatan Matra untuk mendukung kesehatan prajurit di satuan militer dan
pemberian pertolongan medik kepada korban dalam kegiatan operasi militer
perang dan selain perang, serta tugas latihan militer di darat..

Pasal 13

 (2) Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di darat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan pada saat:

 a. sebelum pelaksanaan tugas operasi dan latihan militer;

 b. selama pelaksanaan tugas operasi dan latihan militer; dan

 c. setelah pelaksanaan tugas operasi dan latihan militer

Pasal 13

 (3) Kegiatan kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di darat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

 a. kegiatan kesehatan promotif dan preventif lapangan;

 b. kegiatan kesehatan kuratif dan rehabilitatif;

 c. kegiatan pembekalan kesehatan; dan


 d. kegiatan administrasi kesehatan.

 Pasal 13

 (5) Dalam melaksanakan kegiatan tugas latihan militer di darat sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) wajib berkoordinasi dengan instansi kesehatan
pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

(6) Dalam hal terjadi kedaruratan medik pada kegiatan kesehatan sebagaimana
dimaksud ayat (3) dan ayat (4) dilakukan pelayanan kegawatdaruratan dan rujukan.

(7) Tata cara pelaksanaan kegiatan kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer
di darat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (6) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.

KARAKTERISTIK PEGUNUNGAN & HUTAN :

 Medan tertutup dan berbukit- bukit.

 Ketinggian.

 Suhu, hujan, angin dan kelembaban

 Flora dan Fauna.

 Gua dan kawah.

 Sungai, danau dan rawa.

 Cagar hutan.

ASPEK KESEHATAN :

 Kelelahan (Fatique)

 Kehilangan Orientasi.

 Hipoksia.

 Keracunan gas, radiasi dan makanan.

 Gigitan binatang.
 Trauma (cedera, tenggelam, terperosok, tertimbun, luka bakar).

 PENANGGULANGAN

 Pertolongan korban cedera,

 keracunan, gigitan binatang, dll.

 Persiapan dan pelaksanaan

KESEHATAN UNSUR DARAT

Kesehatan Lapangan adalah Kesehatan Matra yang berhubungan dengan pekerjaan di


darat yang temporer dan serba berubah.Dukungan kesehatan adalah segala usaha
kesehatan yg ditujukan terhadap satuan dalam rangka penggunaan kekatan TNI AL yg
dilaksanakan oleh unsur TNI AL

PRINSIP PRINSIP

 TANGGUNG JAWAB PADA KOMANDAN

 RENKES BAGIAN DARI RENCANA OPERASI

 BERSIFAT FLEKSIBEL, MOBIL DAN BERLANJUT

 KORBAN SEGERA DIUNGSIKAN

REGU

 Satuan militer terkecil dalam bataliyon (infanteri) yang terdiri minimal


20 personel.

 Komandannya berpangkat Sersan Satu atau Kopral Kepala senior

 Bagian dari peleton

PELETON

 Kesatuan militer di bawah Kompi yang terdiri dari beberapa regu


(biasanya tiga regu)

 30 sampai 50 orang dan biasanya dipimpin seorang Letnan Dua.


 Komandan Peleton biasanya merupakan penugasan PERTAMA, bagi
perwira yang KOMPI

 Kesatuan militer di bawah Batalyon terdiri dari beberapa peleton


(biasanya tiga peleton).

 180 hingga 250 orang, dipimpin seorang Kapten

 Tiga macam kompi ( Kompi Senapan /Kipan, Kompi Markas/Kima,


Kompi Bantuan//Kiban)

 Persenjatan Ki Ban lebih berat dari persenjataan Kipan, persenjataan


Kipan terdiri dari Senjata Mesin Sedang (SMS), mitraliur, dan mortir

 baru lulus

RUKESKI, mendarat pd gel terencana (1, 2, 3) bersama kompi POS LONG YON
ESELON I (DEPAN), mendarat pada gel terencana ke-3 atau 4, tergantung situasi
taktis. Dokter BTP mendarat bersama Dan BTP, di daerah pantaiPOS LONG YON
ESELON II (BELAKANG) , mendarat pada gel terencana ke 5 atau 6. beserta sisa
anggota tonkes mendarat bersama unsur kemarkasan BTP. Maju melewati eselon
depan mendirikan posnya dibelakang rukeski.Eselon belakang akan BERGABUNG
dgn eselon depan.AMBULANCE, mendarat pada gel atas panggilan, yaitu saat kapal
merapat ke pantai pendaratan yang telah dikuasai.

TIM RUDIK mendarat dilanjutkan TIM OLP kemudian DENKES mendarat atas
panggilan, sisanya pada pembongkaran umum

Konsep penggunaan, DUKKES untuk SATU DEVISI pendaratanPENGUMPUL,


PENYARING, MENGOBATI DAN PENGUNGSIAN para korban di daerah
pertempuran maupun kebelakang / kekapal / faskes yang lebih tinggiPemeliharaan
perlengkapan organik di bawah wewenangnya Menyiakan administrasi, SUPPLY
ORGANIK KESEHATANINTI RUMKITLAP dari devisi pendaratanKesehatan
PEVENTIF di daerah devisi pendaratanMelengkapi KEBUTUHAN MEDIS DAN
NON MEDIS serta perlengkapannya

TON PENYARING
 Menyelenggarakan pos pertolongan & mampu merawat korban
sebanyak 40 orang

 Korban dikirim dari pos long yon atau garis depan untuk disaring,
dirawat atau dievakuasi ke pantai atau rumkit devisi

 TON PENGUMPUL

 Dibagi dalam 3 regu

 Tugas pengungsian korban dari pos long yon ke pos penyaring

Organisasi dimana Pos Long Yon tidak mampu melaksanakan perawatan korban dan
fasilitas perawatan di kapal telah meninggalkan perairan operasi atau keadaan lain

TUGAS

 Mengatur PENGUNGSIAN KORBAN dari pantai ke kapal ( via laut /


udara )

 MENERIMA KORBAN dari garis depan

 Mempersiapkan korban yg akan diungsikan

 Mendarat bersama tim olp pada gelaombang atas panggilan

 Menerima/mengoper tugas dari pos long yon

 Pos long yon akan meninggalkan pantai mengikuti pasukannya

Menyiapkan Fungsi MENGANGKUT KENDARAAN AMFIBI DAN PERALATAN


TEMPUR lainnya.

 Sebagai kapal pengandali pengungsian korban dan sebagai KAPAL


PENAMPUNG KORBAN sesudah mendaratkan muatannya.

 Mempunyai ruangan yg cukup luas (untuk RAWAT INAP & RUANGAN


BEDAH)

 Dapat MERAPAT KE PANTAI

 Dapat sebagi HELYPAD


 Dapat berfungsi sebagai LSTH

eralatannya untuk pengungsian korban

 Gel 1 – 3 rukeski bersama kompinya

 Gel 4 mendarat eselon depan pos longyon dan ½ regu tandu

 Gel 4 – 5 eselon belakang pos long yon dan ½ regu tandu bersama regu
cadangan batalyon

 Gel 6-7 regu tandu dan pleton pengumpul ki p & p yg di bp kan yon mendarat

 Kesehetan tim OLP mendarat pada gelombang yang pertama

 Mendarat pleton penyaring atas perintah

 Sisa batalyon mendarat kemudian atas perintah

 Kesehatan lainnya mendarat kalau keadaan pasukan di darat lebih maju.

 Anggota yg diberangkatkan kondisi KESEHATANNYA BAIK

 Setelah pasukan diembarkasi pembinaan di bawah kesehatan kapal

 Ditunjuk perwira kotama sbg PPPK ( Perwira Pengendali Pengungsian


Korban)/ CECO (Casualy Evacuasi Control Oficer)

 PPPK berada di kapal pengendali utama tugas : menyalurkan korban yg


diangkut sekoci ke kapal penampung korban

 Setelah pasukan mendarat bila terjadi korban di sekoci pendarat di beri


pertolongan darurat oleh tim kes disekoci (rukeski)

 Sekoci terus mendarat dan korban di bawa kembali ke kapal penampung


korban.

 Korban meninggal ditempatkan di pentai pada garis garis pasangdan diberi


tanda

 Korban di darat di tolong rukeski, korban bisa berjalan disuruh menuju pantai
tempat sekoci mendarat.
 Korban tidak dapat berjalan di beri pertolongan dan ditinggalkan ditempat
terlindung dari tembakan dan diberi tanda.

 Selanjutnya korban diangkut oleh regu tandu.

 Korban ringan dikembalikan ke kesatuannya

 Korban tidak dapat melakukan tugasnya di ungsikan ke kapal penampung


korban

 Korban meninggal oleh anggota rukeski ditempatkan terlindung dan diberi


tanda

 Jalur pengungsian

 Setalah pos long yon mendarat

Garis depan - pos long yon - pantai sekoci – lewat PPPK ke kapal penampung korban

 Tim OLP mendarat

 Rukes ki – pos long yon – kes tim olp – PPPK – kapal penampung
korban

 TAHAP PERENCANAAN

 1. Terima direktif latihan

 2. Terima Jukcan (SPL)

 3. SPL susun RGB ( tinjau medan, paparan )

 4. Susun Naskah Latihan ( Buku I, IIA, IIB, III )

 - Buku IIB : Lampiran petunjuk kesehatan

 - Buku IIA : ADO, Keadaan Khusus, Nubika, kuat lwn dll

 5. Tinjau medan, paparan

 6. Sempurnakan Naskah Lat., Distribusi Naskah Lat.

 . TAHAP PERSIAPAN
 1. Siapkan sarana prasarana lat (Ruang Ko,Kom, Peta dll).

 2. Briefing Dirlat kpd Peserta lat

 3. Briefing De Oyu kpd Pelaku lat

 4. Penataran Penilai dan Wasdal


HOSPITAL KESEHATAN LAPANGAN

peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yg disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.Korban masal
setelah terjadinya bencana memiliki

karakteristik

– jumlah,

– keparahan dan beraneka ragamnya cedera tidak dapat diatasi oleh pemerintah
setempat

ketidak mampuan fasilitas medis setempat untuk melaksanakan pelayanan medis


untuk semua korban. Bagaimana menyiapkan, kebijakan , perencanaan, tata kerja
untuk meminimalkan masalah pada korban masal.Kunci penanganan adalah 1.
Keharusan mengerti tentang ancaman/ hazards dan risiko spesifik pada setiap
wilayah. 2. Manajemen emerjensi dan penanganan bencana harus termasuk
identifikasi garis komando pengendalian, penanganan keuangan, sistem komunikasi
dan perencanaan komunikasi, 3. Penyiagaan yang baik : fasilitas kesehatan dan
ketersedianaan bahan dan alat, data dasar dari masalah spesifik , 4. Penanganan sesuai
ketentuan dan tata kerja.External disaster planbencana terjadi diluar Rumah Sakit,1.
Apakah RS akan mengirim tim kelapangan atau 2. Apakah RS tiba-tiba harus
menerima korban masal• Internal disaster planbencana terjadi di Rumah Sakit (RS
collaps)Terjadi korban masal (korban cedera, korban meninggal, pengungsi)• Korban
dikirim ke RS tanpa seleksi (triage) di lokasi kejadian bencana.• Daya tampung dan
fasilitas RS terbatas, tidak mencukupi jumlah kasus yg harus ditangani . Peraturan
Menteri Tenaga Kerja no Per/05/Men/1996 ttg sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja• SK Meneg PU no 10/KPTS/2000 ttg ketentuan persyaratan teknis
pengamanan thd bahaya kebakaran pd bangunan gedung dan lingkungan SK Meneg
PU no 11/KPTS/2000 ttg ketentuan persyaratan teknis manajemen penanggulangan
kebakaran diperkotaan• Badan Standarisasi Nasional (2000) ttg pencegahan
kebakaran pd bangunan gedung 2000-2001 menyangkut sistem hidran, sprinkler
otomatis dan APAR Kep Menkes RI no 448/Menkes/ SK/VI/1993 ttg pembentukan
tim kesehatan penanggulangan korban bencana disetiap RS• Kep Menkes RI no 28/
Menkes/SK/ 1/1995 ttg petunjuk pelaksanaan umum penanggulangan medik korban
bencana• Kep Menkes RI no 205 / Menkes/ SK/ III/1999 ttg petunjuk pelaksanaan
permintaan dan pengriman bantuan medik di RS rujukan saat bencana• Kep Menkes
RI no 876/Menkes/ SK/ XI/2006 ttg kebijakan dan srategi nasional penanggulangan
krisis dan masalah kesehatan. Tergantung jenis bencananya (banjir, gempa,
kebakaran), permasalahannya berbeda• Terjadi kepanikan pasien dan keluarganya
untuk menyelamatkan diri, tidak ada alat evakuasi, tidak rambu penunjuk arah
evakuasi• Petugas tidak mampu mengatasi situasi dan meninggalkan RS karena
ketidak tahuan tentang prosedur yg harus dilakukanBahaya fisik : Bising, suhu,
vibrasi, radiasi, tekanan,

• Bahaya kimia : pelarut organik, metanol, benzena, karbon tetrakhlorida, karbon


disulfida, toluenta• Bahaya biologi : virus, bakteri , jamur, plasmodium, cacing.
Bahaya dari faktor ergonomi : teknologi, penyerasian alat, keterbatasan manusia.
Bahaya dari faktor psikososial: stressKECELAKAAN KERJA Ledakan (karena
reaksi kimia, karena tekanan tinggi, karena panas) menyebabkan kasus trauma
tumpul/ tajam dan luka bakar.Kebocoran bahan kimia (menyebabkan keracunan,
polusi, iritasi dll) gangguannya bervariasi dapat berupa gangguan pernafasan,
gangguan kesadaran, gangguan fungsi organ dllKebocoran zat radioaktif (ledakan ,
keracunan)Memerlukan data Memerlukan perencanaan tentang :

1. Organisasi & tata laksana perorangan (job

description)

2. Sumber daya : SDM, fasilitas (peralatan/ obat)

& dana

3. Komunikasi & transportasi (intra & ekstra RS)

4. Tata kerja operasional (pengananan kejadian,

evakuasi dll)Menyamakan konsep dan persepsi pada setiap

unit kerja yang terlibat pada penyusunan


“Hospital Disaster plan”Mulai dengan melakukan pemetaan (mapping) utk potensi
bencana yg mengancam, potensi SDM, data fasilitas & sumbernyaMenyusun
perencanaan dalam bentuk dokumen tertulis dan protap2 , program sosialisasi dan
pelatihanBENCANA DI RUMAH SAKITTergantung jenis bencananya (banjir,
gempa,kebakaran), permasalahannya berbedaTerjadi kepanikan pasien dan
keluarganya untuk menyelamatkan diri, tidak ada alat evakuasi, tidak rambu penunjuk
arah evakuasi Petugas tidak mampu mengatasi situasi dan meninggalkan RS karena
ketidak tahuan prosedur PRA RUMAH SAKIT Pencarian dan Penyelamatan
Perawatan di lapangan : Trias Pertolongan PertamaPos Medis LanjutanPos
Penatalaksanaan Evakuasiyg harus dilakukanResusitasi

• Bebaskan jalan nafas

• Beri ventilasi dan oksigenasi

• Hentikan perdarahan!

• Cairan kristaloid / transfusi darah

• Cegah hypothermia

Kejadian bencana menimbulkan kerusakan infrastruktur, sarana, dan prasarana publik


yang berdampak timbulnya permasalahan kehidupan masyarakat.

• Permasalahan lain yang muncul adalah korban luka

ringan, korban luka berat, korban meninggal, dan

bahkan pengungsian. Percepatan pelayanan kesehatan, khususnya bagi korban


bencana, diupayakan dengan menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan pada situasi
darurat yang salah satunya adalah rumah sakit lapangan.TUGAS DAN FUNGSI
RUMAH SAKIT

LAPANGAN. Mempermudah dan meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas


pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
akibat

bencana secara terpadu sehingga dapatmeminimalkan angka kematian dan kecacatan


akibat bencana Menyelenggarakan sistem rujukan dan regionalisasi (untuk kasus –
kasus yang tidak bisa tertangani)KETENAGAAN RUMAH SAKIT
LAPANGANTenaga yang dimobilisasi bersifat situasional tergantung bencana yang
terjadi. Tim inti dimobilisasi selain dari RS rujukan dimana RS Lapangan berada,
dapat juga dari lokasi daerah bencan Tim inti untuk RS Lapangan merupakan tim
yang terlatih yang dipersiapkan sejak awal yang terdiri dari unsur manajerial, klinisi,
keperawatan, penunjang medis, sarana dan prasaran Biasanya merupakan tim yang
melekat pada sistem RS atau dibentuk oleh suatu institusi / badan dengan melibatkan
berbagai unsur

• Masa tugas ≤ 14 hari dan berkesinambungan dimana tim pengganti akan bertugas
setelah serah terima dengan tim sebelumnya

• Penyediaan tenaga dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan dengan lingkup


pelayanan yang ada.Pendanaan Rumah Sakit Lapangan bersumber dari :

• Pemerintah Pusat

• Pemerintah Daerah

• Bantuan Luar Negeri

• Bantuan NGO atau LSM

Peralatan medis dan peralatan non medis di rumah sakit harus memenuhi standar
pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan,kemanfaatan dan laik pakai.

• Jumlah disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit yang tergantung kepada jumlah
kasus, jumlah tempat tidur, frekuensi pemakaian, dll.Penyiapan Peralatan

1. LOKASILokasi yang telah ditetapkan haruslah mempertimbangkan beberapa hal


sebagai berikut :

• Permukaan lokasi yang rata, padat dan tidak lembab

• Akses bongkar muat barang yang mudah

• Aman dari gangguan dan mudah dipantau

• Dekat dengan fasilitas umum dan ketersediaan air bersih, listrik dan lain-lain

SDM
• Harus mengenal alat-alat Rumah Sakit Lapangan dan memiliki latarbelakang

pendidikan yang sesuai.

• Mampu merakit, menyimpan, mengoperasionalisasikan dan memelihara alat


kesehatan

• Memahami sistem pencatatan,pelaporan dan inventarisasi alat

TEMPAT PENYIMPANAN

• Peralatan yang rentan terhadap kerusakan disimpan dalam tempat khusus yang dapat
melindungi alat tersebut.

• Untuk melindungi peralatan dari cuaca digunakan pelindung berupa bahan


plastik/polyester kedap air

• Penataan dan penyimpanan alat dilakukan dengan memilah sesuai dengan


karakteristik alat

• Memberikan kode identitas, mencantumkan berat barang dan daftar barang beserta
jumlahnya pada kartu inventaris dan ditempelkan di sisi dalam dan luar boks modul.
MOBILISASI

• Menetapkan jumlah dan jenis barang yang akan digunakan

• Menghitung kubikasi dan berat barang-barang

• Penataan dan penempatan alat saat mobilisasi dilakukan sesuai dengan karakteristik
alat

• Memperhatikan faktor keamanan saat mobilisasi alat-alat

• Melakukan pencatatan seluruh peralatan yang dikeluarkan dari gudang sebelum


dimobilisasi dan melakukan pengecekan ulang setelah alat-alat selesai digunakan.

• Mempertimbangan pemilihan sarana transportasi yang akan digunakan

• Mempertimbangkan waktu tempuh pengiriman TAHAP KESIAPSIAGAAN

• Melakukan inventarisasi dan monitoring peralatan dan bahan habis pakai untuk
operasionalisasi rumah sakit lapangan
• Melakukan pemeliharaan peralatan secara berkala sesuai dengan pedoman
pemeliharaan masing-masing alat dan memperbaiki peralatan yang mengalami
kerusakan.

• Melakukan pengecekan dan penggantian bahan TAHAP TANGGAP DARURAT

• Inventarisasi peralatan dan bahan habis pakai yang akan digunakan di RS Lapangan,
serta membuat berita acara serah terima penggunaan alat dan bahan habis pakaI
Monitoring penggunaan peralatan dan bahan habis pakai di masing-masing unit
pelayanan dan membuat laporan evaluasi harian oleh petugas penanggung jawab yang
ditetapkan di masing-masing unit pelayanan.

• Melakukan pemeliharaan dan perbaikan terhadap peralatan RS Lapangan.

• Pembersihan, pelumasan dan dekontaminasi peralatan sesuai karakteristik masing-


masing peralatan sebelum disimpan dalam modulnya

• Reinventarisasi peralatan yang dibuat dalam buku laporan dan kartu inventarihabis
pakai yang sudah kadaluwarsa.
PENANGGULANGAN KORBAN BENCANA

 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktoralam dan/ataufaktor non-alam sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampakpsikologis.

a. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam.

b. Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa

c. Bencana Sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia.

 JenisBencana

a. Geologi (Gempabumi, tsunami, tanahlongsor, gerakantanak)

b. Teknologi (Kecelakaantransportasi, industri)

c. Hidro-meteorologi (Banjir, Topan, Banjirbandang, Kekeringan)

d. Lingkungan (Kebakaran, Kebakaranhutan, Penggundulan, Hutan)

e. Biologi (Epidemi, Penyakittanaman, Hewan)

f. Sosial (Konflik, Terrorisme)

 Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana diatur dalam UU NO 24/2007

 Manajemen bencana adalah segala upaya atau kegiatan yang dilaksan akan
dalam rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggapdarurat dan
pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada sebelum, pada saat
dan setelah bencana.

 Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang


meliputipenetapankebijakanpembangunan yang berisikot imbulnyabencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggapdarurat, dan rehabilitasi.

 Kesiapsiagaanya itu mampu mengenali ancaman dan memprediksi sebelum


terjadinya bencana.
 TahapKesiapsiagaan :

1. Penilaian Risiko(risk assessment)

2. Perencanaan Siaga(contingency planning)

3. Mobilisasi Sumberdaya(resource mobilization)

4. Pendidikan dan Pelatihan(training & education)

5. Koordinasi(coordination)

6. Mekanisme Respon(response mechanism)

7. Peringatan Dini(early warning)

8. Manajemen Informasi(information systems)

9. Gladi / Simulasi(drilling/simulation)

 Mitigasi adalah payaeliminasi, menurunkan/meminimalkan risiko bahaya


(hazard) bencana pada populasi yang rentan. Mitigasi dilakukan untuk
mengurangi risikobencana bagi masyarakat yang berada pada kawasanrawan
bencana.

 UnsurspesifikdalamMitigasi

1. Asuransi

2. Regulasi

3. Codes

4. Legislasi

5. UpayaStruktural

6. Rencana

7. Pendidikan

8. Pelatihan

9. Sumberdaya

 LingkupMitigasi

1. EliminasiRisiko

2. ReduksiRisiko
3. Transmisi/pegalihan tanggungjawab

 Prinsip mitigasi yang efekti f&sustainable

1. Memelihara&meningkatkan kualitas lingkungan hidup

2. Memelihara&meningkatkan kualitas hidup masyarakat, termasuk kesehatan

3. Mendorongketahanan dan tanggung jawab setempat


thdancaman&dampakbencana

4. Penting mengenali kekuatan vital ekonomilokal yang sustainable

5. Pastikan adanya kesederajatan inter dan antargenerasi

6. Kembangkan pendekatan konsensus, mulai dariting katlokal


EVAKUASI JALUR DARAT

Medical Evacuation (Medivac)

 Transport pasien dalam keadaan kritis mempunyai resiko pada pasien


sehingga merupakan tantangan yang sangat besar bagi para klinisi.

 Alasan untuk melakukan transport pada pasien adalah untuk mendapatkan


pelayanan kesehatan tambahan, diagnostik atau terapeutik yang lebih canggih
tidak tersedia.

prinsip-prinsip utama dalam melakukan transport pasien kritis meliputi 5P

1. PLANNING (perencanaan)

2. PERSONNEL (jumlah yang cukupdisertaidengankemampua n yang sudah


terstandarisir dalam evakuasi pasien kritis).

3. PROPERTIES (alat yang dipakaidalamtransportasi)

4. PROCEDURES (alat yang dipakaimengukurkestabilankeadaanpasiensebelum dan


saatdiberangkatkan)

5. PASSAGE (pilihanrute&tehnik transport).

Transport pasiendalamkeadaankritisdibagimenjadiduayaitu :

 INTRAMURAL (didalamlingkunganrumahsakit)

 EKSTRAMURAL (diluarlingkunganrumahsakit).

 Ekstramural primer (prehospital) transport pasien dari tempat


kecelakaan menuju kerumah sakit tujuan;

 Ekstramural sekunder (interhospital) transport pasien antar rumah saki


tatau international transport

Ekstramural Transport

 . EKSTRAMURAL PRIMER (prehospital)


 Seorang intensivist harus membantustaf pelayanan gawat-darurat pada
transport pasien kritis pre hospital oleh karena kecelakaan kendaraan,
bencana massal dan SAR (misalnya pada bencanatanahlongsor).

 Distribusi pasien harus merata ke rumah-sakit tujuan yang jaraknya


relatif dekat dengan tempat kejadian.

Transport antar rumah sakit

 Meliputi transport dari rumahsakit di daerah pedalaman atau kabupaten


menuju kerumahsakit pusatrujukan.

 Team khusus terapiintensif yang dapat dimobilisasi dengan cepat sangat


diperlukan.

Transport jarakjauh (internasional)

 Lebihdari 3000 km memerlukan alat transport pesawat udara bermesin jet


(maskapaipenerbangankomersial).

 Anggota team, pasien dan peralatan yang dibawa memerlukan minimal 15


tempat duduk.

 Pesawatudaramiliter (Hercules C 130) kapasitasnya besarnamu nagakbising


dan kecepatannyalebihlambatdibandingkanpesawatkomersial.

Pengadaan Transport Medik

 Perencanaan

 Komunikasi dan koordinasiantara team evakuasi dan ambulansserta


stafrumah sakit sangat penting.

 Komunikas ittg detail informasi yang terbatas menyebabkan staf


spesialis mengalami kesulitan dalam mengendalikan keadaan kritis
dari pasien secara adekuat.

 Personel

 Setiapanggota team harusdapatmelakukandiagnostik dan resusitasi.

 Direkomendasikansetiapanggota team harusbersertifikasi ATLS.

 PemilihanPasien
 Kriteriapasienmemerlukanevakuasimedis:

 Pasiendgn diagnosis ygpotensialkearahperburukan

 Pasienygmemerlukan monitoring ketat dan


intervensimedissegera.

 Pasien yang memerlukanRumah sakit rujukan dan ambulans


servis

 Waspadabilaterjadikasusperburukansaat transport diluarperkiraan team

Pengadaan Transport Medik

 Komunikasi

 Nomertelefonbebaspulsa, Faksimil dan kemampuanteleradiologi

 Pertimbangan kemampuan rumah sakit perujuk dalam menangani


pasien kritis, teamtransport medis dan rumah sakit tujuan

Alat-alat Hal Yg Harus Diperhatikan

 Alat-alatresusitasi, lengkap dan siappakaisaatprosedurevakuasi dan


transportasi

 Usungan (stretcher) pasiendlmpesawatatauambulans

 Selimutpasien yang
ditransportmelaluipesawatudarauntukmemproteksidariperubahansuhu

 Sarungtangansteril, alatproteksimata, tempatpenampunganalat-alattajam dan


peralataninjeksi non jarum

Alat-alat yg harus dipersiapkan


I. Alat bantu pernafasan

1. Intubasi

 Pipa endotrakeal dan konektornya - untukdewasa dan anak-anak

 Introducer, bougie, forsepmagill

 Laringoskop, bilahlaringoskop, lampularingoskop dan betere

2. Alat bantunafas lain


 Sederhana :nasofaring dan Guedel

 Supraglotik : laryngeal mask dan combitube

 Infraglotik :krikotirotomi set dan pipa krikotiroid

3. Masker oksigen: (masker oksigenuntuk FiO2 bertekanantinggi, tubing dan


nebulizer).

4. Alat suction

 Sistemutama: biasanyaterpasang pada kendaraan transport

 Portable suction

5. Self inflating hand ventilator, mask dan PEEP (positive end expiratory pressure)
valve.

6. Ventilator portable dengan alarm (alarm disconnect dan overpressure).

II. Alat bantusirkulasi

1. Defibrilator/monitor/pacujantungeksternabesertadengan leads, elektroda dan pads.

2. Peralatanpemberiancairanintravena:

 Berbagaicairaninfus :kristaloidisotonik, dekstrose, koloid.

 Infus set dan blood set.

 Kanulaintravenaberbagaiukuran: perifer dan sentral

 Ekstensiintravena set (three way dan needle free injection system)

3. Peralatan monitoring tekanandarah

 Kanulaarteribesertaarteri tubing dan transdusernya.

 Monitor tekanandarahinvasif dan non invasif.

4. Syringe / infusion pump (minimal 2 buah) dan tubing yang sesuai.

III PeralatanLainnya.

1. Kateter urine &drainase/bag penampung urine.

2. Gastric tube beserta bag penampungnya.


3. Peralatanbedah minor:

 Kateterinterkostal ,kateter vena sentral, krikotirotomi.

 Instrumensteril: skalpel, gunting, forsep, tempatjarum.

 Peralatanmenjarit dan jarumjarit.

AgenFarmakologi

1. Obat-obatansusunansarafpusat:

 Golongannarkotika dan non-narkotikaanalgetika.

 Ansiolitik / sedatif

 Trankuiliser mayor

2. Obat-obatanjantung:

 Antiaritmia.

 Antikolinergik.

 Inotropik/ vasokonstriktor.

3. Elektrolit dan obat-obatan Renal:

 Sodium bikarbonat.

 Kalsiumklorida

 Magnesium

4. Obat-obatanmetabolik dan endokrin:

 Glukose (konsentrat) dan glukagon

 Insulin S

 Teroid

PeralatanTambahan

1. Pacujantung& transvenous temporary pacing kit.

2. Darah (biasanyagolongandarah O rhesus negatif dan atauprodukdarah lain.

3. Infusion pump cadangan dan peralatanpemasangankanulasi vena cadangan.


4. Peralatanuntukmelahirkan.

5. Peralatankhususpediatriktambahan.

Monitoring

 Observasiketattanda vital pasien (personeldenganpelatihankhusus dan


berpengalaman)

 Alat monitor (EKG, Saturasi O2, pemantauantekanandarahinvasif dan non


invasif, kapnografi dan temperatur)

 Alatdefibrilator bisa dipakai pengganti EKG.

PENUNJANG VENTILASI DAN RESPIRASI

 Ventilator mekanikportabel.

 Back up alatventilasimekaniksecara manual tidakmemberikan volume tidal


yang konstanserta etco2 yang stabilshganggota team yang bertugasmemompa

 Ventilator mekanikdengan mode continuous positive airways pressure (CPAP)


secaraotomatisadabeberapalaporan yang menyatakanhasil yang
tidakbaiksaatdipakai

 Mode ventilasi synchronized intermittent mandatory ventilation (SIMV) atau


intermittent positive-pressure ventilation (IPPV) saatdilakukan transport-
evakuasimedis.

Syarat-syarat ventilator khusus transport-evakuasimedis

 Kecil, ringan, kuat dan murah.

 Tidaktergantungdaritenagalistrikeksternal.

 Gampungdipergunakan, dayatahanthdgoncangan.

 Iritdalampenggunaan gas.

Infus

 Obatmelaluialatinfus yang harusdilanjutkansaat transport-


evakuasimedisdilakukan
 Alat syringe pump yang kecil dan ringanbanyakdipilihuntuk transport
evakuasiakantetapiapabilakebutuhanpemberiancairan pada pasiendalam
volume yang besarmaka yang dipilihadalah volumetric pump

Pilihan Transport-Evakuasi

 JALAN DARAT

 PESAWAT UDARA (BERSAYAP) DAN

 HELIKOPTER (BALING-BALING).

1 . Jalan Darat

 Persyaratankendaraan transport-evakuasimedis

 Senantiasasiapuntukmelaksanakantugas.

 Keselamatanoperasional yang selaluterjaga.

 Dapatmengangkutsetidaknyaduausungan (stretcher) dan peralatan


intensive care mobile.

 Tempat duduk yang amanbagiseluruhpersonelmedis yang bertugas,


termasuk yang bertugasdiposisikepalapasien dan sebelahpasien.

 Persyaratankendaraan transport-evakuasimedis

 Diperlengkapi oleh sumberlistrikmedis yang cukup.

 Kecepatankendaraanshgkenyamanansaattiba-
tibaterjadiakselerasidarisegalasudut.

 Disertai oleh peredamsuara dan getaran yang memadai.

2. Pesawatudarabersayap

 Yang paling tepat untuk transport-evakuasi pasienjarak jauh

 Kelebihannyadibandingkandenganhelikopteradalahterdapatnyakabindenganpe
ngaturantekanan, kabin yang tenangdibandingkandenganhelikopter
3. Pesawatdengan baling-baling.

 Helikopter yang paling seringdipilih,


dimanadenganhelikoptermemerlukanbeberapajenispelatihanbagianggota team
transport-
evakuasiuntukbisaberadaptasidalammenanganipasiensaatberadadidalamheliko
pter

 Helikopterberukurankecilsangattidakcocokuntukdipilihsebagai air ambulance

 Helikopterdenganukuransedangmerupakanpesawat yang serbagunadalam


range ataujaraktempuhmerekayaitu 30 - 50 km

Keselamatan Dan Pelatihan

 Team harusterbiasadalammenggunakanalat-alatperlengkapanmedis yang ada


pada tiapmetode transport-evakuasimisalnya: oksigen, suction,
alatlistrikmedis, sistemkomunikasiperlengkapanpenunjang lain dan
kotakpersediaanobatgawatdaruratnya.

 Anggota senior dari team harusmelatih dan mendampingianggota team yang


barubergabunguntukbeberapa kali misitugasevakuasimedis

Fisiologi Transport Udara Dan Ketinggian

 Peningkatan ketinggian di udara akan menimbulkan turunnya tekananparsial


oksigen sesuai dengan hukum Dalton dan hukum Boyle

Oksigenasi dan hipoksia

 Pasienkritis yang sudahtergantungdengan FiO2


ygtinggiakanterancamkeselamatannyadenganpenurunantekananatmosfer

 Suplementasioksigensangatdiperlukantetapmenjaga agar PaO2 arteritetapstabil

 Penerbangandgnhelikopterataudekompresitiba-tibakabinpesawat,
akanmengakibatkantimbulnyahipoksia pada anggota team.

Ekspansi Gas
 Ekspansi gas ygterperangkapdptbermanifestasi pd ronggaudarafisiologis,
ronggaudarapatologis dan alat-alatmedis yang mengandungudara

 Katagorironggaudarafisiologisyaitu

 Ronggatelingatengah,

 Sinus nasalis dan

 Saluranpencernaan

 Anggota team yang


mengalamiinfeksisalurannafasbagianatasataugangguanpencernaantidakdiperke
nankanuntukikut terbang

 Katag

 orironggaudarapatologisyaitu

 Pneumothoraks,

 Kisteparuemfisematus

 Bulla pada paru-paru,

 Pasientsbdenganpesawat terbang rendahdengan monitor lengkap dan


pengawasanekstraketatterutama pada
fasepesawatmendakiketinggianterbangnya.

 Efekakibatterperangkapnya gas pd organ


beronggadptdikurangidgndenitrogenisasi (carabernafasdgn O2 100%
sebelum&saat terbang dlmpesawat).

 Peralatanmedisygmengandungudaradidalamnya :

 Pipa endotrakeal dan cuff pipa trakeostomi,

 Balonkateterarteripulmoner,

 Air splint,

Persiapan Pasien Sebelum Transport-Evakuasi Medis

 Pasien Harus Stabil,


tindakanpembedahanbiladiperlukanharusdikerjakanterlebihdahulu
 Jalan Nafaspasienharussudahamanbilaperludilakukanintubasi-ventilasi dan
aksesintravena

 PerdarahanEksternaharussudahterkontrol

 PEMERIKSAAN PENUNJANG sesuaiindikasi (misalnyaxRay dan analisa


gas darah)

 Cairan Infus harus sudah diperhitungkan dengan tepat dan obat


sedasidiberikan saat perjalan.

 Dokumentansiyang
lengkapharusdilakukantermasuksuratrujukan

PengawasanPasienSaat Transport-EvakuasiMedis

 Kewaspadaan yang penuhharusdilakukansaatawalpemberangkatan, karena


pada saatawaltersebutlahakanterlihatdekompensasifisiologistubuh

 Terapi, monitoring dan dokumentasiharusdilakukansaattransportasi.

( Evakuasi Jalur Darat )

EVAKUASI

Definisi

Suatutindakanpemindahanpenderitadarisuatutempatketempat lain
gunamendapatkantindakanpertolongankesehatan yang
lebihsempurnadalammedanoperasiataulatihandgnatautanpaalat Bantu.

SAR

Usaha untukmelakukanpencariangunamenemukanlokasi korban,


dilanjutkancarauntukmencapailokasisetelahditemukangunadapatmemberipertolongans
esuaipenderitaan yang dialami, menstabilkan,
mengevakuasidaritempatbahayaketempataman dan membawakerumahsakit.

Filosofi SAR

• L Locate
• A Access

• S Stabilize

• T Transport

Locate

 Menentukanlokasi korban

- Mengumpulkaninformasi yang terkaitdenganmusibah

- Menentukandaerahpencariansesuaidengan data subyek dan


kondisilingkunganyangmempengaruhisubyek

ACCESS

• Usaha untukmencapai korban

- Dropping dariudara

- Rappeling

- Ascending

- Jalan

- Kapal

- PerahuKaret, dll

Stabilize
(Usaha penanganan korban)

• Sekali Rescuer menjangkau korban korbanadalah VIP

• Langkah yang dilakukan :

- Scene size-up

- Menanganiciderasesuaidengancidere yang dialami korban


Transportasi

• Tujuanmendapatkanperawatanlebihlanjut

• Memindahkandarilokasibahayaketempat yang aman

• Model untukmemindahkanakandisesuaikandengankondisikorban :

- Jalan kaki

- Pesawat (medivac)

Kumpulkaninformasisebanyakmungkin

5W +1H

(What, Where, When, Why, Who) + (How)

 Apa (situasibencana)

 Dimana (Lokasi, beritanda di Peta)

 Kapan (Tanggal, hari, Waktu)

 PenyebabBencana ?

 Siapa (Siapa yang terkenadampaktersebut)

 Bagaimanacarauntukmencapailokasibencana

 Keamanan

 Kondisiterakhir di lokasikejadian (peningkatanpermasalahan)

Skill seorang SAR

Survival, Komunikasi, pengetahuanapi, rope rescue technique, pertolongan di


sungaiberarus, pengoperasianalat – alatextrikasi, Heli rescue dll

Lakukanbantuandaruratdalamsebataskemampuan&kewenangan yang kitamiliki

 Safety & Security priority

 Terapkanmanajemendarurat
 Identifikasikebutuhanpenyelamatan (peralatan, komunikasi, logistik,
transportasi, pengamanan) untukpenyediaan

PrinsipEvakuasi

 Dilakukanjikamutlakperlu

 Menggunakanteknik yang baik dan benar

 Penolongharusmemilikikondisifisik yang prima dan


terlatihsertamemilikpenangananmedisdasar (sepertiparamedik, para
pelakuPertolonganPertamaPalang Merah Indonesia dan lain-lain).

Alasanmelakukanevakuasi

Evakuasi dapat dilakukan sebelum, selama atau setelah bencana alam seperti:

 Letusangunungberapi,

 Siklon

 Banjir,

 Badai,

 Gempabumiatau

 Tsunami.

Syarat korban untukdapatdievakuasi

a Penilaianawalsudahdilakukanlengkap, dan keaadanumum korban dipantauterus.

b Denyutnadi dan napas korban stabil dan dalambatas normal.

c Perdarahan yang adasudahdiatasi dan dikendalikan.

d Patahtulang yang adasudahditangani

Hal-Hal Yg Harus Diperhatikan&EratHubungannya DGA Proses


Ekstriksi&Transportasi

a. Setelah menemukan korban dan melakukanpertolonganpertama,


langkahselanjutnyaadalahmembawa korban kefasilitaskesehatan.
b. Nyeri pinggang (low back pain) merupakanhal yang paling
seringdikeluhkanolehtenagamedisdilapangan: perhatikancaramengangkat

PrinsipMengangkat

a. Janganmenambahciderakepada korban.

b. Hindaripemindahan korban jikatidakstabil.

c. Janganmembahayakandiripenolong.

d. Jelaskanapa yang akanandalakukankepada korban.

e. Janganpernahlakukansendiri.

f. Satu komando/aba-aba.

Dasar-dasarpengangkatan

a Rencanakansetiapgerakan.

b Pertahankansikaptegaksaatberdiri, berlututmaupun duduk, janganbungkuk.

c Konsentrasikanbeban pada ototpaha, bukanpungung.

d Gunakanototfleksor (ototuntukmenekuk, bukanototuntukmeluruskan).

e Saatmengangkatdengantangan, telapaktanganmenghadapkearahdepan.

f Jaga titikbebansedekatmungkinketubuhanda.

Operasional

1. TransportasiPasienGawatDarurat (GD) PRA RumahSakit :

a. - Memprioritaskanpasien GD yang
memerlukanpelayananrumahsakitdngsegera.

b. Awak (kru) ambulansterampildalampertolongan GD mampumelakukan life


support, mengawasistabilisasi korban)

c. Dilengkapifasilitas life support (A,B,C Problem)

2. TransportasiPasienTdkGawatDarurat :
a. - Pasientdkdlmkeadaan GD (tdkperlupertolongansegera),
dptdievakuasitanpamenggunakanambulans.

- Penggunaankendaraantergantungfasilitas transport ygtersedia.

b. - Korban meninggaldievakuasikerumahsakitdenganfasilitasforensik.

-
Sebaiknyamenggunakankendaraanjenasahataubilatidakmemungkinkandapatdigunakan
kendaraan yang tersedia

- Penggunaankantongjenasahdisarankan.

Evakuasidapat di lakukandengan :

1. Tenaga manusia :

 satu orang

 dua orang

 tiga orang, dst

2. tandu :

 khusus

 papan

 bambu/dahan

 matras

3. kendaraan:

 darat

 laut

udara

Evakuasi Satu Orang

 Fireman’s Carry = Fireman’s Lift

 Cara Kopel Rim


 Cara Dipapah

 Cara Menggotong

 Pack Strap Carry (Digendong)

EvakuasiDua Orang

 Cara Memapah

 bilapenderitamasihbisaberjalan

 bilapenderitatdkbisaatautdkkuatberjalan.

 Cara Menggotong

MembuatTanduDarurat

 Dari selimut, perlakatauterpallapangan

 Dari baju lapangan

 Dari karunggoni

Teknik EvakuasiKhusus

 Evakuasi di darat

 Pada tebing yang curam

Pertolongan 1 orang
Supporting Carry
(dipapahsatu orang)

Pasienbisajalan :

Kaki pasienmenginjak kaki penolong


Cara :

 penolongdptberdiri di kiriataukanantergantungcedera korban

 pergelangantgn ki/ka korban di genggamdengantangan ki/ka


penolongsertalingkaranlengan ki/ka korban di belakangleherpenolong.

 lengan ki/ka penolong di rangkulkan pada pinggang korban sebagaipenopang.

 korban dapatberjalandenganpenolongberlakusebagaipenunjang.
KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LUAR BIASA

Adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Satu kasus tunggal
dari penyakit menular yang lama tidak ditemukan, atau adanya penyakit baru yang
belum diketahui sebelumnya di suatu daerah memerlukan laporan yang secepatnya
disertai dengan penyelidikan epidemiologis.Apabila ditemukan penderita kedua dari
jenis penyakit yang sama dan diperkirakan penyakit ini dapat menimbulkan
malapetaka à dapat diindikasikan sebagai wabah Kejadian luar biasa (KLB) penyakit
menular, keracunan makanan, dan keracunan bahan berbahaya lainnya masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat; Diare, campak, dan demam berdarah dengue (DBD) à
penyebab utama KLB di Indonesia; Daerah risiko tinggi KLB penyakit tertentu dapat
diidentifikasi, ditetapkan prioritasnya dan disusun rancangan penanggulangan KLB
berkelanjutan dalam suatu program penanggulangan KLB.

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal.

2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu


berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)

3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan


dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).

4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat
atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.

Tujuan khusus :

 Menurunnya frekuensi KLB

 Menurunnya jumlah kasus pada setiap KLB

 Menurunnya jumlah kematian pada setiap KLB


 Memendeknya periode KLB

 Menyempitnya penyebarluasan wilayah KLB

 merupakan sistem surveilans epidemiologi terhadap penyakit berpotensi KLB


beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya yang dimanfaatkan untuk
meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan dan
tindakan penanggulang-an kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.

 U. No. 4, 1984, Bab I, Pasal 1 : Wabah Penyakit Menular adalah kejadian


berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka

 PP 40, 1991, Bab I, pasal 1 (7) : KLB adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah

 Kadinkes Kab./kota, Kadinkes Prov., atau Menkes dpt menetapkan daerah dlm
keadaan KLB, apabila suatu daerah memenuhi salah satu kriteria diatas.

 Kadinkes Kab./Kota atau Kadinkes Prov menetapkan suatu daerah dlm


keadaan KLB di wilayah kerjanya masing-masing dgn menerbitkan laporan
KLB
 Suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang
dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif
singkat. Adapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum,
biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka,
menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus,
selanjutnya hanya dalam hitungan jam,tidak ada angka serangan ke dua.

Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan
masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi karena
adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vector, relatif
lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta
penyebaran anggota masya yang rentan serta morbilitas dari pddk setempat, masa
epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu
sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan
penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus. Tahap survey
pendahuluan ;a. Memastikan adanya KLBb. Menegakan diagnosa c. Buat hypotesa
sementara ( penyebab, cara penularan, faktor yg mempengaruhi)

2. Tahap Pengumpulan Data ;a. Identifikasi kasus kedalam variabel epid (orang,
tempat, waktu)b. Uji hipotesis c. Menentukan kelompok yg rentan

3. Tahap pengolahan data. Lakukan pengolahan menurut variabel epid, menurut


ukuran epid, menurut nilai statistik.

b. Laakukan analisa data menurut variabel epid, menurut ukuran epid, menurut nilai
statistik. Bandingkan dg nilai2 yg sudah ada c. Buat intepretasi hasil analisa

MENEGAKAN DIAGNOSA kemampuan pengetahuan Petugas: tentang


epidemiologi penyakit yg dicurigai perlengkapan penyelidikan kuesionernya bahan
pengambilan spesimebn lab Perbekalan dan Administrasi d. Buat laporan hasil
penanggulangan Ketahui angka insidens kasus tersebut pada saat biasa (angka
standar)Hitung angka insidens kasus tersebut saat ini Bandingkan angka insidens
kasus dengan angka standar Berbeda secara bermakna?Berbeda tidak bermakna?
Dibawah angka standar?lihat grafik trend (kecenderungan)Kadinkes kab./kota,
Kadinkes Prov, atau Menteri harus mencabut penetapan daerah dlm keadaan KLB
berdasarkan pertimbangan keadaan daerah tsb tidak sesuai lagi dgn kriteria
KLB.Tenaga kesehatan atau masy. wajib memberikan laporan kpd kepala desa/lurah
& puskesmas terdekat atau jejaringnya selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam
sejak mengetahui adanya penderita atau tersangka penderita penyakit tertentu yg dpt
menimbulkan KLB/wabah. Pimpinan puskesmas yg menerima laporan harus segera
melaporkan kepada Kadinkes Dalam kondisi pemerintah daerah tidak mampu
menanggulangi KLB/Wabah maka dimungkinkan untuk mengajukan permintaan
bantuan kepada Pemerintah atau pemerintah daerah lainnya. Pengajuan permintaan
bantuan sebagaimana dimaksud menggunakan contoh formulir terlampir.Kab/Ko
selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sejak menerima informasi.

Dalam rangka upaya penanggulangan KLB/Wabah, dibentuk Tim Gerak Cepat di


tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Tim Gerak Cepat sebagaimana dimaksud terdiri atas tenaga medis, epidemiolog
kesehatan, sanitarian, entomolog kesehatan, tenaga laboratorium, dengan melibatkan
tenaga pada program/sektor terkait maupun masyarakat.

Dalam keadaan KLB/wabah seluruh fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah


maupun swasta wajib memberikan pelayanan thd penderita atau tersangka penderita.
Dalam keadaan KLB/Wabah, Pemerintah & Pemda wajib menyediakan perbekalan
kesehatan meliputi bahan, alat, obat & vaksin serta bahan/alat pendukung lainnya.

Metode Penyelidikan KLB

- disain à jelaskan secara sistematis

- populasi dan sampel

-cara mengumpulkan dan mengolah data

- cara melaksanakan analisis

PENYAKIT YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN


PENANGGULANGANNYA
• Epidemie Ordonantie ( Straats blad. 1911 No 299 ) Undang-undang ini dicabut
karena tidak sesuai dengan keadaan Negara dan masyarakat pada waktu itu
dan kemudian diganti

• Undang-undang No 6 tahun 1962 tanggal 5 Maret 1962 tentang Wabah

• Tujuannya adalah untuk mencegah, mengawasi, mengatasi, meluasnya,


memberantas wabah.

• Penyakit Karantina antara lain :

• Typus abdominalis

• Para Thypus A,B,C

• Desentri baciler

• Hepatitis infectiose

• Para kolera EltorDifteri

• Kejang tengkuk / meningitis cerebrospiralis

• Polio Anterior Acuta

• Undang-undang No.7 tahun 1968 tentang perubahan pasal 3 UU No.6 tahun


1962.

• UU RI No 4 tahun 1984 tanggal 22 Juni 1984 tentang Wabah Penyakit


Menular.

• Bab III : Jenis Penyakit yang dapat menimbulkan Wabah : Menteri yang
menetapkan jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah.

• Dengan adanya UU ini maka UU No.6 tahun 1962 dan UU No.7 tahun 1968
dicabut.

• Batasan/pengertian KLB

• Kriteria kerja KLB

• Klasifikasi KLB
• Tata cara pemeriksaan klinik

• Tata cara pemeriksaan laboratorium

• Pengamatan KLB : pencatatan, pemantauan, pelaporan

• Pengertian wabah (Epidemi)

1.1 Menurut arti kata

Epi = pada, Demos = penduduk (rakyat)

Hal2 yg terjadi pd pendd (peny)

1.2 Menurut epidemiologi

Peningkatan kejadian kesakitan atau

kematian suatu penyakit di suatu tempat tertentu, yang melebihi


keadaan biasanya

1.3 Menurut UU No.4 tahun 1984

ialah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam


masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka

UU No.4 Tahun 1984

a. Penyakit menular

ialah penyakit yang disebabkan oleh suatu mikroorganisme atau produk toksinnya,
yang ditularkan dari penderita atau reservoirnya kepada manusia lain yang rentan.

a. Keadaan yang lazim

berkisar pada angka sekitar nilai rata-rata (mean)

c. Peningkatan jumlah penderita

Melebihi angka rata-ratanya


Pedoman yang dipakai > 2 sd (standar deviasi) dari

harga rata-ratanya (mean)

d. Dapat menimbulkan malapetaka

penyakit memiliki potensi besar menular secara cepat

• Apabila penyakit tersebut mempunya potensi besar untuk menular secara


cepat.

• Keadaan malapetaka ini tdk selalu berarti apabila jumlah penderita telah
meningkat saja.

• Terjadinya suatu kasus penyakit menular dng penderita tunggal, ttp peny tsb
sudah lama tdk ditemukan/sama sekali belum diketahui, maka keadaan yg
seperti ini telah dianggap mempunyai potensi untuk menimbulkan malapetaka.

• KOLERA

• Berak mendadak

• Muntah

• Tinja seperti air

• Cepat dehidrasi

• Pemeriksaan laboratorium feces dan muntahan diketemukan kuman


Vibrio kolera

• PES

• Panas tinggi mendadak

• Lelenjar lympha liquinal dan axilla terjadi pembengkakan ( bubo )

• Batuk + darah mendadak ( tanpa didahului batuk sebelumnya )

Pemeriksaan darah, cairan bubo,sputum,swab tenggorok diketemukan kuman


Yersenia pestis
• DEMAM KUNING

– Demam mendadak

– Kulit kuning

– Sakit kepala

– Lemah

– Lesu

– Mual/muntah

– Nadi lambat/lemah

– Epistaxis

– Perdarahan mulut

– Muntah dan batuk darah

– Pemeriksaan laboratorium darah ditemukan adanya virus

• DEMAM BOLAK BALIK

– Demam 2-9 hari kemudian tanpa demam 3-4 hari, kejadian ini
berulang 2 – 10 kali

– Kadang-kadang bercak merah di kulit selama demam

– Pemeriksaan laboratorium darah ditemukan Borellia recurentis

• TIFES BERCAK WABAH

– Demam 2 minggu

– Sakit kepala

– Menggigil

– Badan lemah

– Kadang-kadang bercak merah timbul di kulit ( erupsi macular )


– Pemeriksaan darah ditemukan Ricketsia prowazki

• DEMAM BERDARAH DENGUE

– Demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas

– Lemah,lesu,gelisah

– Nyeri ulu hati

– Bintik merah ( petechiae )

– Ruam ( purpura )

– Lebam ( echymosis )

– Kadang-kadang berak darah

– Kadang-kadang muntah darah

– Pemeriksaan Laboratorium
Hemoconcentrasi,Thrombocytopeni,antibody

• CAMPAK

– Panas tinggi

– Sakit kepala

– Batuk

– Pilek

– Conyunctivitis, terjadi fotofobi 3-7 hari

– Timbul rash ( bercak merah ) di kulit, setelah 3 hari timbul koplik spot
= bercak putih pada selaput lender pipi, mula-mula belakang telinga
kemudian muka,dada,dan anggota badan . Keadaan ini berlangsung 4-6
hari

– Bila koplik spot negative, panas akan menurun setelah bercak

• DIFTERI
– Panas kurang lebih 38 derajad Celcius

– Terdapat pseudo membrane putih abu-abu pada pharynx,larynx dan


tonsil

– Tidak mudah lepas

– Mudah berdarah

– Sakit menelan

– Leher bengkak / bull neck oleh karena kelenjar leher bengkak

– Sesak napas dan stridor

– Pemeriksaan jaringan luka ditemukan C.difteri

• RABIES

– Demam tinggi

– Sakit kepala hebat

– Terjadi lumpuh tungkai, menjalar ke atas sehingga sulit menelan

– Takut air ( hydrofobi )

– Sulit napas

– Kesadaran menurun

– Terjadi beberapa minggu sampai dengan 1 tahun setelah digigit anjing,


kucing, kera

– Pemeriksaan laboratorium pada otak hewan, kelenjar liur hewan, air


liur hewan, air mata, jaringan otak manusia ditemukan virus Rabies.

• MALARIA

– Demam,berkeringat,dingin,menggigil. Keadaan ini berlangsung setiap


1 sampai dengan 3 hari

– Sakit kepala berat


– Lemah

– Muka pucat

– Mual,muntah

– Limpha membesar

– Kejang

– Kesadaran menurun

– Pemeriksaan laboratorium darah ditemukan parasit malaria

• INFLUENZA

– Demam

– Rasa dingin

– Pilek 1 -6 hari

– Batuk

– Sering sakit kepala dan sakit otot

– Pemeriksaan laboratorium pada darah ditemukan virus influenza dan


antibody

• 2. Pengertian Penanggulangan

• ialah suatu proses yang meliputi upaya:

• - menetapkan munculnya keadaan wabah

• - penanganan keadaan wabah

• - menetapkan berakhirnya keadaan wabah

1. Menetapkan terjangkitnya keadaan wabah

Pengumpulan dan analisis data serta penarikan kesimpulan (Pedoman


pengambilan kesimpulan:
Nilai Batas Keadaan Wabah)

1. Melaksanakan penanganan keadaan wabah

Kegiatan yang ditujukan terhadap:

- penderita

- masyarakat

- lingkungan

1. Menetapkan berakhirnya keadaan wabah

Sama dengan butir 1.

1. Pelaporan wabah

Laporan : - terjangkitnya keadaan wabah

- penanganan wabah

- berakhirnya keadaan wabah

Ruang lingkup penanggulaDitinjau dari kemungkinan timbulnya wabah:

1. Penyakit karantina atau penyakit wabah

Termasuk UU No.1 dan No.2 tahun 1962.

Yang terpenting: kolera, pes, polio dan difteri

1. Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi

Penyakit yang menular dengan cepat serta mortalitas tinggi

Contoh: DHF, diare, campak, pertusis dan rabies

1. Penyakit menular dengan potensi wabah rendah

Sama dengan kelompok ke-2, hanya karena kemajuan iptekdok/kesmas maka


angka penularan dan mortalitasnya telah dapat ditekan.
Contoh: Malaria, meningitis, framboesia, keracunan, influenza, tetanus
neonatorum dan tifus perut.

1. Penyakit menular yang tidak berpotensial wabah

Walaupun morbiditasnya masih tinggi, perlu diprogramkan


pemberantasannya. Contoh: Tb, cacing, lepra, sifilis,Go, Filariasisngan wabah di
Indonesia:

penyakit menular.

Keberadaan penyakit menular merupakan petunjuk tingkat kemajuan pembangunan


kesehatan masyarakat suatu negara.

negara maju vs negara berkembang

• Perbedaan pengertian wabah

- Epidemiologi

- UU

• Faktor yang mempengaruhi timbulnya wabah

- Penjamu Herd immunity rendah


Imunisasi

Penurunan kekebalan masy dipengaruhi oleh:

Bila sebagian besar angg masy sdh tdk kebal lagi

Bila angg masy yg tdk memiliki kekebalan berkelp pd suatu daerah ttt, sdgkan yg
punya kekebalan jg berkelp di daerah ttt.

Tingginya kesempatan org yg tdk kebal utk berkontak

– Lingkungan Lingkungan yang buruk

(contoh: bencana alam)

– Bibit Penyakit Patogenisitas

• Macam wabah
» - POINT (COMMON) SOURCE EPIDEMIC

» - CONTAGIOUS DISEASE EPIDEMIC


(PROPAGATED

EPIDEMIC)

- MIX SOURCE EPIDEMIC

NBKW tidaklah sama tergantung pada:

- jenis penyakit

- ciri-ciri penduduk yang terserang penyakit

- situasi dan kondisi daerah yang terjangkit

Hitung NBKW untuk daerah itu sendiri, tidak tepat dipakai nilai nasional

Menghitung NBKW untuk satu periode waktu tertentu perlu 2 angka:

1. Jumlah rata-rata penderita penyakit (Mean)

2. Standar deviasi

Periode waktu: disesuaikan dengan situasi dan kondisi PUSKESMAS adalah 1


minggu.

Apabila data tersedia gunakan data tahun yang lalu.

Bila tidak tersedia gunakan data untuk 12 minggu

c. Pengambilan sediaan untuk pemeriksaan Lab

Sediaan (specimen) lengkapi dengan pemasangan label:

berisi keterangan tentang: tempat pengambilan, waktu pengambilan, nama


penderita, pemeriksaan yang diminta::

1) darah

2) tinja
3) contoh makanan (100-500 gram) dibungkus rapat dan kuat

d. Diagnosis

Tegakkan diagnosis klinis

dilengkapi hasil laboratorium (bila tidak mungkin atau hasilnya terlalu lama dapat
diabaikan)

e. Terapi

Pengobatan sesuai dengan penyakit yang diderita.

terapi bisa bersifat:

-etiologis

-simptomatis

f. Isolasi

ialah memisahkan penderita dari orang lain untuk beberapa waktu, pada tempat
dan kondisi khusus untuk mencegah baik langsung atau tidak langsung adanya
pemindahan penyakit dari penderita. Lama isolasi tergantung pada masa inkubasi
penyakit.

Bila perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehtan yang lebih tinggi (rujukan
medis)

a. Promosi kesehatan:

a. DHF : PSN dengan 3M

b. Specific protection

- memberikan imunisasi

- obat untuk pencegahan (chloroquin untuk malaria)

- mematikan vektor penyebab penyakit

-DHF : abatisasi, fogging


c. Pencarian kasus baru :

1) Cara telusur ke belakang (Backward tracing)

- menentukan masa inkubasi penyakit

- menetukan tanggal mulainya masa inkubasi

- menentukan sumber penularan penyakit (orang, makanan,

minuman, binatang dan lain-lain.

- menentukan orang-orang yang kontak dengan penderita

pada saat mulainya masa inkubasi

- menentukan tempat atau lokasi terjadinya kontak tersebut.

KESEHATAN PENDUDUK
1. Kesehatan perpindahan penduduk merupakan Kesehatan Matra yang
dilakukan terhadap masyarakat yang melakukan perpindahan ke tempat baru
yang bersifat menetap, yang diselenggarakan pada saat:Sebelumperpindahan ,
selama proses perpindahan , setelahmenepatitempatbaru.
2. Kesehatan migrasi dan relokasipenduduk
3. Kegiataansebelumperpindahandilakukan paling sedikitatas :
- PENDATAAN DEMOGRAFI;
- SURVEILANS KESEHATAN;
- PENYULUHAN KESEHATAN;
- pemberian informasi lokasi tujuan;
- pemeriksaan kesehatan; dan
- PELAYANAN KESEHATAN PRIMER.
4. Kegiataanselama proses perpindahan
- penyuluhan kesehatan terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;
- pelayanan kesehatan primer;
- Surveilans Kesehatan; dan
- penyediaan dukungan logistik
5. kegiataansetelahmenepatitempatbaru
- peningkatan kualitas media lingkungan;
- penyuluhan kesehatan terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;
- pelayanan kesehatan primer;
- Surveilans Kesehatan;
- PENGENDALIAN PENY & PENYEHATAN LINGKUNGAN;
- PELAYANAN KESEHATAN JIWA; dan
- penyediaan dukungan logistik
6. Bilaterjadikedaruratanmedisataupunjiwadapatdilakukan
- pelayanan kegawatdaruratan dan rujukan; dan
- TINDAKAN KARANTINA DAN/ATAU ISOLASI;
- pelayanan kesehatan jiwa

Pendataandemografi
- Demografiterapan( catatanpenduduk ) memilikisifatilmumultidisiplin dan
interdisiplin.
- Sensusmemilikikarakteristik :
o Cakupansemua orang/penduduk (yang hidup) dalam wilayah yang
dicacah
o Waktu dilakukan pada saattertentu, periodik dan serentak
o Ruang lingkupruanglingkupmeliputibatas wilayah tertentu
o Topiktetapdemografi, sosial&ekonomi
o Pendudukbersifatpasif
- Survei /memilikikarakteristik :
o Cakupansebagianpenduduk/sampel
o Waktu fleksible
o Topikdapatberganti-gantisesuaikebutuhan
o Pendudukbersifatpasif
- Registrasikumpulanketeranganmengenaiterjadinyaperistiwalahir,
matisertasegalakejadianpenting yang merubah status
sipilseseorangsejakdialahirhinggamati.

Surveilans Kesehatan

pengumpulan data peny. tentang penderitanya, penyebabnya, lingkungan serta semua


faktor yang berperan dalam disease causation.

Tujuansurveilans (WHO)

1. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemi (outbreak).

2. Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pencegahan dan


pengendalian penyakit

3. Menyediakan informasi untuk penetuan prioritas,, pengambilan kebijakan,


perencanaan, implementasi dan alokasi sumber daya kesehatan

4. Monitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasi dampak


penyakit di masa mendatang

5. Mengidentifikasi kelompok risiko tinggi

Langkah kegiatansurveilans :
1. Pengumpulan data

2. Pengolahan dan penyajian data

3. Analisis dan interpretasi data

4. Pembuatanlaporan / tindakanlebihlanjut

5. Tindakan pencegahan dan penanggulangan

Penyuluhan Kesehatan

Tujuan Umum :Perubahan perilaku pada sasaran penyuluhan baik perorangan maupun
masyarakat agar sesuai dgn norma.

Tujuan Khusus :Penyuluhan Kesehatan yaitu : Memberikan penjelasan yg lebih rinci


tentang hal-hal yg dikemukan dalam tujuan umum.

Metodepenyuluhandapatdilakukandengancara :

1. Ceramah

2. Diskusikelompok

3. Simulasi

4. Sandiwara

5. Peragaan /demostras

6. Praktik

7. Kunjunganlapangan

Karantinaatauisolasiadalah pemisahan orang sakit atau orang yang terkontaminasi


kuman penyakit. Atau pemisahan bagasi, peti kemas, alat angkut, barang, atau paket
pos yang terpapar kuman penyakit dari orang/ barang lainnya sedemikian rupa untuk
mencegah penyebaran penyakit atau kontaminasi.

Penyakitmenular yang berpotensiwabahadalahPenyakit infeksi yang angka


kejadiannya meningkat secara bermakna dalam 20 tahun terakhir dan atau
mengancam kesehatan masyarakat di masa depan dikenal dengan istilah EMERGING
INFECTIOUS DISEASE / EID.

JeniskarantinaKesehatan :
Di pintu masuk daerah/negara

- Pengkarantinaan penumpang ( dulu disebut karantina penumpang )


- Pengkarantinaan alat angkut ( dulu disebut karantina alat angkut )
- Pengkarantinaan barang, peti kemas , bagasi ( dulu disebut karantina barang,
peti kemas , bagasi )

Di luar pintu masuk daerah/ negara

- Pengkarantinaan rumah (dulu disebut karantina rumah)


- Pengkarantinaan wilayah (dulu disebut karantina wilayah)
- Pengkarantinaan Rumah Sakit ( dulu disebut karantina Rumah Sakit )

Pengendalianpenyakit dan penyehatanlingkungan

WHO menyatakan

“Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta
bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.

UU No. 9 Th 1960 ttg Pokok-Pokok Kesehatan. bahwa

“Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik), rohani (jiwa) dan sosial dan
bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”.

LINGKUNGAN

- Lingkungan adakah segala sesuatu yang ada di sekitar kita.


- Meliputi tanah, air, udara.
- Lingkungan merupakan tempat hidup manusia

Peran Kesehatan lingkunganadalahWater borne diseaseAir borne disease, Field borne


disease, Vector born disease.

Bahasandalam Kesehatan lingkunganmeliputi :

- Penyediaan air bersih


- Pengolahanlimbah
- Pengelolaansampah
- Pengendalianvektor dan binatangpengganggu
- Sanitasitempat-tempatumum

Sarana peningkatanatauperbaikanlingkungan

- Upayapengadaan air bersih, a.l.dengan :


- Penjernihan air, secarafisik (denganberbagaimacamsaringan, sistemaerasi,
sedimentasi), kimiawi (klorinasi) dan pemanasan (sterilisasidengan Ultra High
Temperature / UHT, Ozon, radio-aktif).
- Desalinasi – membuat air lautmenjaditawar.
- Program pembuatanHidranUmum (HU) dan SambunganRumah (SR) oleh
PAM.
- Penampungan Air Hujan (PAH).
- Pembuatansumuruntukmasyarakat
- Penanganandrainaseterutama di daerahgenangan yang kritis.
- Penyediaansaranapersampahan&pemilahansampah.
- Pembangunan perumahansederhana (RS) dan rumahsangatsederhana (RSS)
oleh PERUMNAS.
- Program PerbaikanLingkunganPemukiman.
- Pembangunan sumur, MCK.
- Listrikisasi.
- Penguranganpemakaianunsur Pb (dalam BBM) dan CFC.

Pelayanan Kesehatan jiwaKondisi SEJAHTERA (WELL BEING) yang


memungkinkan hidup PRODUKTIF sebagai bagian yang utuh dari KUALITAS
HIDUP (QUALITY OF LIFE) seseorang dengan memperhatikan semua segi
kehidupan manusia (FISIK, MENTAL, SOSIAL dan SPIRITUAL).

Dampakpsikososialdari Kesehatan jiwa

Perubahanpolahubungan yang harmonis (DIS-EQUILIBRIUM) antarakondisi


PSIKOLOGIS dengankondisi SOSIAL; Misal: karenakehilangan, perpisahan,
perubahansistemkeluargamaupunkomunitas, kerusakan pada nilai-nilaisosial dan
layanansosial.

Dampakpsikososial juga menyangkutdimensisosio-ekonomikarenanilai-nilaimateri,


status sosial, dan perandalammasyarakat.
Peran perawatjiwa :

- Sebagai care giver


- Sebagai Counsellor bagi klien dan klg klien
- Sebagai Manajer kasus
- Sebagai Pendidik
- Sebagai Advokat
- Sebagai Peneliti
DASAR DAN KESELAMATAN KERJA

Peraturan perundang-2an yang berkaitan keselamatan kerja adalah

• UU no.1 tahun 70 tentang keselamatan kerja

• PerMenNakerTrans RI no.03/men/1982: tentang pelayanan kesehatan kerja

• PerMenNakerTrans RI no.01/ Men/81: tentang kewajiban melaporkan


Penyakit Akibat Kerja

• Permenakertrans No. 02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan kerja


dalam Penyelenggaraan Keselamatan kerja

UU tenaga Kerja 2003 :

• Setiap tenaga kerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

1. Keselamatan dan kesehatan kerja

2. Moral dan kesusilaan

3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

manusia serta nilai-nilai agama

Permenaker 05/MEN/1996

• Perusahaan wajib untuk menerapkan dan melaksanakan sistem manajemen K3


untuk diintegrasikan dalam sistem manajemen umum perusahaan

• Audit dan sertifikasi perusahaan oleh institusi yang berwenang

(mis: Sucofindo)

• Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terlindungi


dari cedera yang disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang berhubungan
dengan pekerjaan.
• Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terbebas dari
berbagai penyakit fisik dan emosional yang disebabkan oleh pekerjaan.

• Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait


dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek.

Tujuan K3 adalahà untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja

• Pencegahan dan pemberantasan penyakit2 dan kecelakaan kerja

• Pemeliharaan dan penigkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja

• Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja

• Pemberantasan kelelahan kerja dan kenikmatan kerja

• Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan

• Perlindungan masyarakat luas dari bhaya2 yg ditimbulkan oleh produk2


perusahaan

• Setiap pekerjaan bisa dilakukan dengan selamat

• Kecelakaan pasti ada sebabnya

• Penyebab kecelakaan harus dicegah/ditiadakan

Bekerja dengan aman dan selamat:

• Mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan

• Mengetahui langkah/tahapan pekerjaan tersebut

• Mengetahui bahaya-bahaya nya

• Mengetahui cara mengendalikan bahaya-bahaya tersebut

• Menyelamatkan karyawan, dari :

sakit, kesedihan, kehilangan masa depan, kehilangan gaji/nafkah


• Menyelamatkan keluarga, dari :

kesedihan, masa depan yg tak menentu, kehilangan pendapatan

• Menyelamatkan perusahaan, dari :

kehilangan tenaga kerja, pengelauaran biaya akibat kecelakaan, kehilangan


waktu karena terhenti kegiatan, melatih atau mengganti karyawan yang celaka,
bahkan bisa sampai terhentinya produksi

Adalah untuk melindungi karyawan dari segala hal

Yg dpt merugikan kesehatan akibat kerja.

Yang Perlu dilakukan, antara lain :

1. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan

a. Pekerja baru (kondisi awal kesehatan)

b. Pekerja lama (memantau kesehatan)

- 1 th sekali tambang di permukaan

- 6 bulan sekali tambang underground

2. Lingkungan Tempat Kerja

a. Debu : mengganggu saluran pernafasan

b. Bising : mengganggu fungsi pendengaran

c. Pencahayaan : mengganggu daya penglihatan

d. Getaran : mengganggu fungsi persendian

e. Gas-gas beracun/berbahaya

bisa langsung mematikan manusia

3. Ergonomi :

- tempat duduk
- alat kerja

- dimensi tempat kerja

Adalah suatu kejadian yang, antara lain :

• Tidak direncanakan

• Tidak diinginkan

• Tidak diduga

• Terjadi kapan saja

• Dimana saja

• Menimpa siapa saja

• Hal-hal yang menyebabkan atau menimbulkan TTA

• dan KTA (sering disebut juga dengan istilah Penyebab Dasar)

• Hazard yang (sudah) ada pada tubuh pekerja

• Lazim disebut “Faktor risiko”

• Hipertensi

• Diabetes Mellitus

• Obesitas

• Dyslipidemia

• Asthma

• Pengendalian

• Pola hidup sehat (diet seimbang, olah raga, tidak merokok, cek up
teratur, dll)

• Suhu/Temperatur

• Suhu tinggi: heat stroke & heat cramps


• Pengendalian: air minum, asupan garam, istirahat, tidur, pakaian,
aklimatisasi

• Pencahayaan

• Mengakibatkan kelelahan pada mata;

• Iritasi, mata berair, mata merah, sakit kepala, viskositas


menurun, contrast sensitivity, akomodasi menurun

• Pengendalian, harus diperhatikan hal2 sbb:

• Sumber pencahayaan: intensitas, sumber cahaya, efisiensi &


efektivitasnya

• Keadaan lingkungan tempat kerja: luas, jendela, langit2/dinding

• Tenaga kerja: kemampuan penglihatannya, kondisi kesehatan

Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident. Resiko adalah ukuran
kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang
terjadi.

Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan antara konsekuensi/ dampak


yang mungkin timbul dan probabilitas, yang biasanya disebut sebagai tingkat
resiko (level of risk).

¦ PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu pengetahuan, tehnik


& teknologi

• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa

• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3

¦ STANDARISASI

• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan pelak K3


¦ INSPEKSI / PEMERIKSAAN

• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih


memenuhi ketentuan & persyaratan K3

¦ RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS & STATISTIK

• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan bid K3 sesuai perkemb


ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi

¦ PENDIDIKAN & LATIHAN

• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & ketrampilan K3 bagi


TK

¦ PERSUASI

• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan melalui penerapan &
pemaksaan melalui sanksi-sanksi

Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan :

A. Penyuluhan, dapat berupa :

- ceramah-ceramah K3

- pemasangan poster-poster K3

- pemutaran film/slide K3

B. Safety Talk (Toolbox Meeting)

Dilakukan setiap awal gilir kerja/shif

C. Safety Training

- Pelatihan penggunaan peralatan kesl. Kerja

- Pelatihan pemadam kebakaran

- Pelatihan pengendalian keadaan darurat


- Pelatihan P3K

Penyedian Alat-Alat Perlengkapan K3

- Alat Pelindung Diri

- Alat Perlengkapan K3

J. Organisasi K3

K. Program K3 Tahunan

Berguna sbg evaluasi pelaksanaan K3 yang

telah diterapkan (dpt sbg monitoring)

Unsur-unsur program K3 :

- Kebijakan/Policy K3

- Tanggung Jawab K3

- Rasa Keterlibatan

- Motivasi
PERTOLONGAN PERTAMA GAWATDARURAT

Dalammelakukanasuhankeperawatan pada
kasuskegawatdaruratanselaludiawalidenganmelakukanpengkajian.
Pengkajiankegawatdaruratan pada umumnyamenggunakanpendekatan A-B-C
(Airway= JALAN NAFAS, Breathing=PERNAFASAN dan Circulation =
SIRKULASI). Perludiingatsebelummelakukanpengkajian Anda
harusmemperhatikanproteksidiri (keamanan dan keselamatandiri) dan
keadaanlingkungansekitar.

ProteksidirisangatlahpentingbagiAndadengantujuanuntukmelindungi dan
mencegahterjadinyapenularandariberbagaipenyakit yang dibawa oleh korban. Begitu
juga keadaanlingkungansekitarharuslahaman,nyaman dan
mendukungkeselamatanbaik korban maupunpenolong. Cobabayangkanbila Anda
menolong korban apabilaadaapi di dekat Anda, tentu Anda tidakakanaman dan
nyamanketikaandamenolong korban. Oleh sebabsangatlahpentingproteksidiri dan
lingkungan yang aman dan nyamantersebut.

PENGKAJIAN AIRWAY (JALAN NAFAS)

Pengkajianjalannafasbertujuanmenilaiapakahjalannafas paten (longgar)


ataumengalamiobstruksi total ataupartialsambilmempertahankantulangservikal.
Sebaiknyaadateman Anda (perawat) membantuuntukmempertahankantulangservikal.
Pada kasus non trauma dan korban tidaksadar, buatlahposisikepalaheadtilt dan chin
lift (hiperekstensi)sedangkan pada kasus trauma kepalasampai dada
harusterkontrolataumempertahankantulangservikalposisikepala.

Pengkajian pada jalannafasdengancaramembukamulut korban dan lihat:


Apakahadavokalisasi, munculsuarangorok; Apakahada secret, darah, muntahan;
Apakahadabendaasingsepertigigi yang patah; Apakahadabunyi stridor
(obstruksidarilidah).

Apabiladitemukanjalannafastidakefektifmakalakukantindakanuntukmembebas
kanjalannafas.
PENGKAJIAN BREATHING (PERNAFASAN)

Pengkajian breathing (pernafasan) dilakukansetelahpenilaianjalannafas.


Pengkajianpernafasandilakukandengancarainspeksi, palpasi. Biladiperlukanauskultasi
dan perkusi. Inspeksidada korban: Jumlah, ritme dan tipepernafasan;
Kesimetrisanpengembangan dada;

Jejas/kerusakankulit; Retraksiintercostalis. Palpasi dada korban:


Adakahnyeritekan; Adakahpenurunanekspansiparu. Auskultasi:
Bagaimanakahbunyinafas (normal atauvesikulermenurun);
Adakahsuaranafastambahansepertironchi, wheezing, pleural friksionrub. Perkusi,
dilakukan di daerahthorakdenganhatihati, beberapahasil yang
akandiperolehadalahsebagaiberikut: Sonor (normal); Hipersonoratau timpani
bilaadaudara di thorak; Pekakataudullnesbilaadakonsolidasiataucairan.

PENGKAJIAN CIRCULATION (SIRKULASI)

Pengkajiansirkulasibertujuanuntukmengetahui dan menilaikemampuanjantung


dan pembuluhdarahdalammemompadarahkeseluruhtubuh.
Pengkajiansirkulasimeliputi: Tekanandarah; Jumlahnadi; Keadaanakral:
dinginatauhangat; Sianosis; Bendungan vena jugularis.

Jika Anda saatdinasataupraktek di ruanggawatdaruratkemudianada 1 orang


korban datanguntukmendapatkanpertolongan, sulitkah Anda untukmenolong?
Tentujawabannyatidak. Tetapibilaada 5 atau 10 orang korban
kecelakaandatangsecaratiba-tiba dan bersamaansementara Anda
hanyasendirianatauberduabertugas, pertanyaannyaadalahsulitkahandadalammenolong
korban? jawabannyapastiya. Anda akanbingung korban yang mana yang
akanditolongterlebihdahulu.Ingatbahwamenolong korban di area
kegawatdaruratanitumempunyai 2 tujuanyaitumenyelamatkan korban (savelife) dan
mencegahkecacatanlebihlanjut.

TRIAGE

Triage adalahsuatucarauntukmenseleksiataumemilah korban


berdasarkantingkatkegawatan. Menseleksi dan memilah korban
tersebutbertujuanuntukmempercepatdalammemberikanpertolonganterutama pada para
korban yang dalamkondisikritisatauemergensisehingganyawa korban
dapatdiselamatkan. Untukbisamelakukan triage denganbenarmakaperlu Anda
memahamitentangprinsip-prinsip triage.

PRINSIP TRIAGE

Triage seharusnyasegera dan tepatwaktu, penanganan yang segera dan


tepatwaktuakansegeramengatasimasalahpasien dan
mengurangiterjadikecacatanakibatkerusakanorgan. Pengkajianseharusnyaadekuat dan
akurat, data yang didapatkandenganadekuat dan akuratmenghasilkandiagnosamasalah
yang tepat. Keputusan didasarkandaripengkajian, penegakan diagnose dan
keputusantindakan yang diberikansesuaikondisipasien.

Intervensidilakukansesuaikondisi korban, penangananatautindakan yang


diberikansesuaidenganmasalah/keluhanpasien. Kepuasan korban harusdicapai,
kepuasan korban menunjukkanteratasinyamasalah. Dokumentasidenganbenar,
dokumentasi yang benarmerupakansaranakomunikasiantartimgawatdarurat dan
merupakanaspek legal.

Anda telahmemahamitentangprinsip triage, sekarang Anda


akanbelajartentangklasifikasi triage. Klasifikasiinipentinguntukmenseleksi korban
yang datangsehinggakeselamatan korban segeraditolong

HENTI JANTUNG

Hentijantungadalahpenghentiantiba-tibaaktivitaspompajantungefektif yang
mengakibatkanpenghentiansirkulasi.
Denganberhentinyasirkulasiakanmenyebabkankematiandalamwaktu yang singkat.
Kematianbiologisdimanakerusakanotaktidakdapatdiperbaikilagihanyaterjadikurangleb
ih 4 menitsetelahtanda-tandakematianklinis.
Kematianklinisditandaidenganhilangnyanadikarotis dan femoralis,
terhentinyadenyutjantung dan
ataupernafasansertaterjadinyapenurunan/hilangnyakesadaran.
PENYEBAB HENTI JANTUNG

Keadaanhentijantung dan parudapatterjadisecarasendiri-


sendiriataubersamasama. Penyebabhentijantungsebagaiberikut :

- Penyakitkardiovaskuler: penyakitjantungiskemik,
infarkmiokardakutaritmialain, emboli paruKekuranganoskigen:
sumbatanbendaasing, hentinafas
- Kelebihandosisobat: digitalis, quinidin, anti depresantrisiklik
- Gangguanasambasa/elektrolit: asidosis, hiperkalemi, hiperkalsemi,
hipomagnesium
- Kecelakaan: tenggelam, tersengatlistrik
- Refleks vagal
- Syok
MANAJEMEN PERTOLONGAN DARAT/ LAPANGAN

PRINSIP KGD

• Pengertian KGD – Rangkaiankegiatanpraktikkeperawatankegawatdaruratan yang


diberikan oleh perawat yang kompetenuntukmemberikanasuhankeperawatan di
ruanggawatdarurat.

• UU RI NO 44 tentang RS GawatDaruratadalahkeadaanklinispasien yang


membutuhkantindakanmedissegeragunapenyelamatannyawa dan
pencegahankecacatanlebihlanjut

Tujuan :pertolongan yang cepat dan tepatuntukmencegahkematianmaupunkecatatan

• Prinsip – Penanganancepat dan tepat – Pertolongansegeradiberikan oleh siapasaja


yang menemukanpasientersebut( awam, perawat, dokter) – Meliputitindakan :

• A. Non medis : Cara memintapertolongan, transportasi, menyiapkanalat-alat.

• B. Medis :Kemampuanmedisberupapengetahuanmaupunketrampilan : BLS, ALS

Ruang LingkupKeperawatanGawatDarurat

– Melakukan Primary Survey ,kemudiandilanjutkandengan Secondary Survey

– Menggunakantahapan ABCDE dalam primary survey

– Resusitasi pada kasuskegawatan

InstalansiGawatDarurat

suatutempat / unit di
rsygmemilikitimkerjadengankemampuankhusus&peralatankhusus,
ygmemberikanpelayananpasiengawatdarurat,

PASIEN GAWAT DARURAT PASIEN GAWAT DARURAT

pasien yang beresikoterancamjiwanya dan menjadicacatsecaratiba-tiba

Sifat PasienGawatDarurat
◦ perlupertolongansegera, cepat, tepat dan aman

◦ mempunyaimasalahpatologis, psikososial, lingkungan, keluarga

PerawatGawatDarurat

◦ Orang terdekatdenganpasien

◦ Paling mengetahuiperkembanganpasiensaatdirawattanda – tandakegawatan

Peran dan fungsiperawatgawatdarurat

• Pelayanan

• Administrasimanajemen

• Pendidikan

Kualifikasiperawat IGD BerdasarkanKepmenkes RI no 856/Menkes/SK/IX/2009


tentangstandar IGD RS:

• PerawatKepala : S1 Kep, atau D3 Kep + pelatihan emergency Nursing Basic

• Perawatpelaksana : D3 Kep + pelatihan emergency Nursing Basic

Tingkat KompetensiPerawatGawatDarurat

• Tingkat kompetensidasar/basic

• Tingkat kompetensimenengah/intermediate

• Tingkat kompetensilanjut/advance

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN HAK PASIEN ADALAH KEWAJIBAN


PETUGAS KESEHATAN HAK PASIEN (uu no 44 th 2009 pasal 32):

 Pasienberhakmemperolehinformasimengenai tata tertib dan peraturan yang


berlaku di RS
 Pasienberhakataspelayanan yang manusiawiadil dan jujur
 KeunikanPelayananGawatDarurat
 Pelayanangawatdaruratsangatsensitifdenganwaktu
 Keberhasilanpenanganandibatasi oleh kemampuan critical thingking dan
pengambilankeputusan
 Pelayanandilakukandenganpendekatantim

Issue etikdalampelayanankegawatan

Pemberian informed consent : informed consent


tidakselalubisadilakukandalamkondisikegawatan

Pengambilankeputusan DNR DNR( DO NOT RESUSCITATION) ;


pengambilankeputusanuntukmenghentikantindakanresusitasi yang didasarkan pada
kondisiklinispasien, prognosatindakan dan kemampuan survival pasien.

Penolakantindakan

• Pasienharusdiberitahutentangkonsekuensidarimenolakperawatan.

• Dokumentasikansemuatemuandalampenilaian.

KomunikasiDalamPelayananKegawatan

Prinsipkomunikasidalamsituasikrisis

• Ketakutan dan rasa bersalah yang diekspresikan oleh staf IGD, pasien dan
keluargaadalahhalwajar

• Pertahankankejujuran dan kejelasanpesan

Kuncikesuksesandalamkomunikasisituasikrisisdenganpasien dan kolega

• Asertif

• Bertanggungjawab

• Caring

• Hangat

• Menghargai

• Tulus

• Empati
Discharge planning

• Proses intervensi/ persiapanmelepas/memindahkanpasiendaridepartemen emergency

• Ke unit lain, pulangkerumahataudirujukkers lain

Tujuan discharge planning

• Meningkatkanpelayanankepadapasiensecarakeseluruhan

• Meminimalkan error

• Mencegahpengulangantindakan

SPGDT (SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU)

Pengertian :suatusistempelayananpenderitagawatdarurat yang menekankan pada life


saving. TIME SAVING IS LIFE SAVING SPGDT sehari-hari

SPGDT bencanaTerdiridari :

1. PRA RUMAH SAKIT

2. INTRA RUMAH SAKIT

3. ANTAR RUMAH SAKIT

First responder

• CPR

• Defibrilator/ automated external defibrilator (AED)

• Pelepasansecaraaman( safe extrication)

• Imobilisasi

• transportasi

Peralatan minimal dalampelayanan prehospital

1. APD
2. Peralatanresusitasi :defibrilator, airway ventilation adjuncts,
peralatanaksesvaskuler
3. Imobilisasi spinal
4. Imobilisasiekstremitas
5. Oksigen dan sungkup
6. Obat-obat live saving : adrenalin, sulfastropin, amiodaron, glukosa,
nitrogliserin,, sodium bicarbonaldll

AskepGadarPengkajian

Ringkas,sistematis, mudahdimengertisesuaiprinsip primary dan secondary survey

DiangnosaKeperawatanPermasalahan yang mengancamjiwa,


kondisikegawatdaruratan

RencanaKeperawatanMengarah pada life saving dan pencegahankecacatan

ImplentansiKeperawatanCepat, tepat, cekatan,trampilsesuaiprioritaskegawatan


FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB LALU LINTAS

Lalu lintasmerupakan salah satusaranakomunikasimasyarakat yang


memegangperanan vital dalammemperlancarpembangunanbangsa. Salah satuhal yang
dihadapidalamlalulintasadalahkecelakaan.

Ada 5 (lima) faktorpenyebabkecelakaanlalulintaskhususnya di wilayah


hukumpoldajatimadalah: adanyafaktorkesalahanmanusia, faktorpengemudi,
faktorjalan, faktorkendaraanbermotor, dan faktoralam.
Upayaperbaikandalampencegahankecelakaanlalulintasdenganduacarayaknicarapreemt
if dan carapreventif. Kecelakaanbisaterjadikarenakelalaianpengemudisendiri.
Secaraefisienkinerjapolisiperludipahami.dalampenegakanhukum yang dilakukan oleh
polisilalulintas, eksistensipolisitengahmasyarakatbergantung pada
tingkahlakuanggotanya.

Kecelakaantidakterjadikebetulan, melainkanadasebabnya.
Sebabkecelakaanharusdianalisis dan ditemukan, agar
tindakankorektifkepadapenyebabitudapatdilakukansertadenganupayapreventiflebihlan
jutkecelakaandapatdicegah.

Berdasarkandaripenjelasan di atasdapatkitalihatbahwafaktor-
faktorpenyebabkecelakaanlalulintasadalahfaktorkesalahanmanusia; factor pengemudi;
faktorjalan; faktorkendaraan; dan faktoralam.

Pertama,
faktorkesalahanmanusiayaknidalamhaliniadalahfaktorpenyebabdariadanyakecelakaanl
alulintasdapatdisebabkankarenapelanggaranlalulintas. Kajian perbaikan yang
harusdilakukanadalahdengancaramemberikanpenyuluhanatausosialisasikepadaseluruh
masyarakat agar selalumentaatiperaturanlalulintas.
Dengansosialisasimakadiharapkanmasyarakatlebihpatuh dan
dapatmeminimalisirkecelakaan yang terjadikarenafaktorkesalahanmanusia.

Kedua, faktorpengemudikecelakaan yang disebabkan oleh


pengemudikarenapengemuditidakkonsentrasi, mengantuk,
mengemudisambilmenggunakan hp, mengutakatik audio/video, mengobrol,
melihatiklan/reklame. Hal inisangatkurangdiperhatikan oleh para
pengendara,terutama paling banyakdilakukan oleh para remaja. Korban
,sehinggaberkendarasambilberbicara di telepongenggamsangattidakdianjurkan.
Namun, bilasangatmendesak dan harussegeramenjawabpanggilantelepon,
usahakanuntukberhentisejenak dan janganmendengarkanmusiksambilmenggunakan
handsfree karenaandajaditidakbisamendengarkeadaan di sekelilinganda.

Ketiga, faktorjalanfaktorjalan yang dimaksudantara lain


adalahkecepatanrencanajalan, geometrikjalan, pagarpengaman di
daerahpegununganadatidaknya median jalan, jarakpandang, dan
kondisipermukaanjalan. Jalan yang
rusakatauberlubangdapatmenimbulkanadanyakecelakaan dan
dapatmembahayakanpemakaijalanterutamabagipenggunajalan. Desain
jalanharussesuaidenganspesifikasistandar dan dikerjakandengancara yang
benarsertamemperolehpemeliharaan yang cukup,
bertujuanuntukmemberikankeselamatanbagipemakainya. Disisi lain sifat-sifatjalan
juga berpengaruh dan dapatmenjadipenyebabterjadinyakecelakaanlalu-lintas.

Keempat, faktorkendaraanfaktorkendaraan yang paling seringterjadiadalah ban


pecah, rem tidakberfungsisebagaimanaseharusnya, kelelahanlogam yang
mengakibatkanbagiankendaraanpatah, peralatan yang sudahaustidakdiganti, dan
berbagaipenyebablainnya.keseluruhanfaktorkendaraansangatterkaitdenganteknologi
yang digunakan, perawatan yang dilakukanterhadapkendaraan.
Untukmengurangifaktorkendaraanperawatan dan perbaikankendaraandiperlukan,
disampingituadanyakewajibanuntukmelakukanpengujiankendaraanbermotorsecarareg
uler.kelayakanjalankendaraanbermotor, kondisikendaraanbermotor,
transmisikendaraanbermotor ,ban darikendaraanbermotor dan standar-standar safety
lainnya.
Kelima, faktoralamselainempatfaktorlainnya di atas, ada juga faktor lain yang
ikutmenyebabkankecelakaanlalulintas. Sepertihalnyafaktoralam, misalnyacuacayang
juga bisaberkontribusiterhadapterjadinyakecelakaan, faktorcuaca yang
dimaksudmenjadipenyebabterjadinyakecelakaanlalulintasadalahfaktorcuacahujan
yang dapatmempengaruhijarakpandangpengendara dan kinerjakendaraan.
Asapdankabut pun dapatmengganggujarakpandang, khususnya di daerahpegunungan.
KECELAKAAN LALU LINTAS MEMPENGARUHI KESEHATAN BAIK
FISIK MAUPUN PSIKOLOGIS

Tujuanevakuasimedis:

- Menyelamatkan korban dan penolongdaribahaya yang


mungkinmasihmengancam
- Untukmendapatkanperawatan yang lebihbaik dan sesuaidengankeadaan
korban
- Agar petugaskesehatandapatmencapai korban yang lain
(dalamkeadaanbencana)

Syarat korban dapatdievakuasi:

- Jalan nafasbebassecara paten


- Gangguankardiovaskulersudahteratasi
- Luka telahditutup dan peredaransudahdihentikan
- Patahtulangtelahdifiksasi

Alat evakuasi:

- Manusia
- Binatang
- Alat kendaraandarat, laut, udara

Transportasidenganalat:

- Kursi
- Tandu (kayu, bambu, selimut dan sarung)
- Usunganroda

KendaraanTransportasitanpaalat:
- Human cratch (bersandar)
- Drag method (metodeseret)
- Craddle method (metodegendongayun)
- Diggy back ( gendongpunggung)
- Two handed seat (gendong 2 tangan)
- Fore and aft carry (gendonglengan dan tungkai)

Alat modern jarakdekat

- Rescue strecther
- Scoop / orthopedic stretcher
- Trolley cot / tanduambulan
- Long spine board
- Canvas poles stretcher

Alat modern jarakjauh:

- Ambulansdarat
- Ambulanslaut
- Ambulansudara

Hal yang harusdiperhatikanselamaevakuasi:

- Kesadaran
- Pernafasan
- Sistemkardiovaskuler
- Perdarahan
PRAKTEK EVAKUASI KORBAN DI JALAN

Pembuluhnadi

Membawadarah segar darijantungkeseluruhtubuh,


sebagianbesartersimpandalam di bawahjaringantubuh,
sebagiankecildekatkepermukaankulit.
Fungsipembuluhnadiarteri

- Mengalirkandarahdarijantungkeseluruhtubuh
- Menghantarkanoksigen dan nutrisikesemuasel
- Mengangkutzatbuanganmisalnyakarbondioksida
- Menjagakeseimbanganmobilitasi protein, kimia, unsur-
unsurdarisistemkekebalantubuh dan sel

Perdarahanpembuluhnadi

Tanda-tandaperdarahanpembuluhnadi:
- Darah menyembursesuaidengandenyutjantung
- Darah berwarnamerah segar

Tindakan pertolongan

- Tekanan pada titik-titiktertentu


- Tekanan di tempatperdarahan
- Torniquet

Pembalutan dan pembidaian

Pencegahaninfeksi

- Pakaisarungtangan
- Pakaiscortplastikkedap air
- Cucitangan
- Jangansentuhluka
- Jangansentuhpenutupluka yang akandigunakan
- Usahakantidakbanyakbicara, bersin, batukdidepanluka
- Rendamdalamkaporit 8 gram/ 10 liter air semuaalat yang
bekasterkenadarahataucairan korban, termasuklantaidipeldenganlarutanini

Prinsip – prinsippembalutan

- Balutanharusrapatrapi, janganterlalueratkarenadapatmengganggusirkulasi
- Janganterlalukendorsehinggamudahbergeserataulepas
- Ujung-ujungjaridibiarkanterbukauntukmengetahuiadanyagangguansirkulasi
- Bilaadakeluhanbalutanterlaluerathendaknyasedikitdilonggarkantapitetaprapat,
kemudianevaluasikeadaansirkulasi

Syarat – syaratpembalutan

- Mengetahuitujuan yang akandikerjakan,


mengetahuiseberapabatasfungsibagiantubuhtersebutdikehendakidenganbalutan
- Tersediabahan-
bahanmemadaisesuaidengantujuanpembalutanbentukbesarnyabagiantubuh
yang akandibalut

Anda mungkin juga menyukai