Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH

“MATRA LAUT”

Disusun oleh

Kelompok III

Stefanny V. Amahorseja Tirsa C. Matakena


Rukia Marasabessy Nyairati Latuconsina
Purnawati Sombalatu Sri Mulyani Kota
Salabudin Rumakey Yuspari Suneth
Wa anita Ode Nadjwa Lestaluhu
Munira Assagaf Nerni Hitimala
Tiara M. Titahena Reni M Malawat
Patricia Laturumakina Safitri Wala
Yeni Novita Saimima
Muzdalifa Buchari Saadia Latukau
Suplia Jahra Ode Purnama
Nur Anggriani Wailisa

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MALUKU HUSADA

KAIRATU

T.A 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena, berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAHN MATRA LAUT” dengan
lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Pelajaran Keperawatan
Maternitas yang diberikan oleh dosen pengajar

Dalam proses penyusunan tak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
ucapkan banyak terimakasih atas segala partisipasinya dalam penyelesaian makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekuranagn dan kekeliruan didalam
penulisan makalah ini baik dari segi tanda baca, tatabahasa maupaun ini. Sehingga penulis secara
terbuka menerima segala kritik dan saran posistif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat Penulis sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk penulis sendiri khususnya.

Kairatu, 30 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN

BAB II : PEMBAHASAN

Bagaimana konsep Kegewat daruratan pasien Tenggelam ?

PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenggelam merupakan salah satu kecelakaan yang dapat berujung pada kematian jika
terlambat mendapat pertolongan. Badan Kesehatan Dunia (WHO), mencatat, tahun 2000 di seluruh
duniaada 400.000 kejadian tenggelam tidak sengaja. Artinya, angka ini menempatiurutan kedua
setelah kecelakaan lalu lintas. Ditaksir. selama tahun 2000, 10 persenkematian di seluruh dunia
adalah akibat kecelakaan, dan 8 persen akibattenggelam tidak disengaja (unintentional) yang
sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang.
Tenggelam merupakan penyebab yang signifikan dari kecacatan dan kematian. Tenggelam
telah didefinisikan sebagai kematian kedua setelah asfiksia dimana terisi dengan cairan, biasanya
air, atau dalam 24 jam of submersion mengingat pada kondisi tenggelam seseorang akan
kehilangan polanafas yang adekuat karena dalam hitungan jam korban tenggelam akan
mengalamihipoksemia, yang selanjutnya akan mengalami anoksia susunan syaraf pusat, hingga
terjadi kegagalan resusitasi dan jika tidak segera diberikan pertolonganakan menimbulkan
kematian dalam 24 jam setelah kejadian.
Dalam hal ini, maka pertolongan kegawat daruratan dengan pasientenggelam harus
dilakukan secara cepat dan tepat untuk menghindari pertolongan pertama dalam kegawatdaruratan
merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu yang diberikan pada seseorang
yang menderita luka atauterserang penyakit mendadak.
Pertolongan ini menggunakan fasilitas dan peralatan yang tersedia pada saat itu dan di
tempat yang dibutuhkan. Pada korban dengan kasus tenggelam pertolongan pertama
merupakantindakan wajib yang harus dilakukan segeraterjadinya kolaps pada alveolus, lobusatas
atau unit paru yang lebih besar. Penatalaksanaan tindakan kegawatdaruratanini tentunya harus
dilakukan secara benar dengan tujuan untuk mencegah kondisikorban lebih buruk,
mempertahankan hidup serta untuk peningkatan pemulihan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Kegewat daruratan pasien Tenggelam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep kegawatdaruratan korban tenggelam
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Tenggelam
Tenggelam ( Drawning ) adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi cairan ke dalam
pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh kedalam cairan. Definisi baru
menyatakan bahwa tenggelam merupakan proses yangdihasilkan dari kerusakan tractus
respiratorius primer dari adanya penumpukkandalam medium cair. Definisi implicit adalah bahwa
adanya cairan yang timbuldalam jalan nafas korban. Hasilnya dapat termasuk menghambat
morbiditas ataukematian.Tenggelam dapat menyebabkan kematian atau kecacatan.
MenurutKongres Tenggelam Sedunia tahun 2002, tenggelam adalah suatu kejadian
berupagangguan respirasi akibat tenggelam atau terendam oleh cairan.
Menurut Dr.Boedi Swidarmoko SpP, tenggelam (drowning) adalah kematian karena
asfiksia pada penderita yang tenggelam. Istilah lain, near drowning adalah untuk
penderitatenggelam yang selamat dari episode akut dan merupakan berisiko besarmengalami
disfungsi organ berat dengan mortalitas tinggi. Efek fisiologis
aspirasi pun berbeda antara tenggelam di air tawar dan air laut. Pada tenggelam di airtawar,
plasma darah mengalami hipoktonik, sedangkan pada air laut adalahhipertonik. Aspirasi air tawar
akan cepat diabsorbsi dari alveoli sehinggamenyebabkan hipervolemia intravaskular, hipotonis,
dilusi elektrolit serum, danhemolisis intravaskular. Aspirasi air laut menyebakan
hipovolemia,hemokonsentrasi dan hipertonis. Jadi yang dimaksud dengan tenggelam adalahsuatu
istilah dari suatu keadaan yang disebabkan karena seseorang menghirup airatau cairan ke paru-
paru sehingga menghambat/mencegah udara yangmengandung oksigen untuk sampai dan
berhubungan dengan bagian depan permukaan alveolus di paru-
paru,dimana bagian ini merupakan bagian pentingyang berfunsi untuk pertukaran gas di paru-paru
dan proses oksigenisasi darah.

B. Etiologi
1. Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan
2. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan
3. Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang
4. Kurangnya pengawasan oarng tua terhadap anak
5. Kurangnya keamanan peralatan saat renang.
C. Manifestasi Klinik
1. Koma
2. Peningkatan edema paru
3. Kolaps sirkulasi
4. Hipoksemia
5. Asidosisf. Timbulnya hiperkapnia
6. Frekuensi pernafasan berkisar dari pernapasan yang cepat dan dangkalsampai apneu.
7. Syanosisi. Lunglai
8. Postur tubuh deserebrasi atau dekortikasi
9. Koma dengan cedera otak yang irreversibel.

D. Kondisi Umum dan Faktor Resiko Pada Kejadian Korban Tenggelam


1. Pria lebih beresiko untuk mengalami kejadian tenggelam terutamadengan usia 18-24 tahun
2. Kurang pengawasan terhadap anak terutama yang berusia 5 tahun ke bawah
3. Tidak memakai pelampung ketika menjadi penumpang angkutan air
4. Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus kuat dan air yangsangat dalam
5. Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain dengan tujuan membunuh,kekerasan atau
permainan di luar batas.

E. Patofisilogi
Peristiwa fisiologik yang terjadi setelah tenggelam berlangsung secara berurutan. Setelah panik
dan perjuangan awal, korban akan menahan nafasnya dan menelan banyak air. Mula-mula terjadila
ringospasme, tetapi bagi kebanyakan anak, diikuti relaksasi otot dan akhirnya mereka mengaspirasi
banyak air. Segera timbul henti
jantung paru dan terjadilah hipoksia. Hipoksia pada tenggelam kering adalah akibat dari obstruksi
jalan nafas disebabkan oleh laring ospasme. Pada tenggelam basah, hipoksia terjadi karena
gabungan edema alveoli dan paruintersitisial, deposit protein dalam alveoli, kerusakan kapiler,
pulmoner, penurunan sufeksi surfaktan, dan aspirasi benda asing. Jenis air teraspirasi berperan
dalam menentukan patofisiologi tenggelam basah. Pada tenggelam air asin, cairan hipertonik itu
tertarik kedalam alveoli, mengencerkan surfaktan dan menimbulkan hipovolemia,
hemokonsentrasi, dan peningkatan konsentrasi elektrolit serum. Pada tenggelam air tawar, cairan
yang teraspirasi tertarik keluar alveoli dengancepat, masuk ke ruang intravaskuler. Perpindahan
cairan ini menyebabkanhipervolemia, hemodilusi dan penurunan konsentrasi elektrolit serum.
Airtawar diduga merusak sel alveoli tipe II, yang mengendalikan produksisurfaktan paru.
F. Komplikasi
1. Ensefalopati Hipoksik
2. Tenggelam sekunder
3. Pneumonia aspirasi
4. Fibrosis interstisial pulmoner
5. Disritmia ventricular
6. Gagal Ginjal
7. Nekrosis pancreash. Infeks

G. Klasifikasi Tenggelama.
1. Berdasarkan Kondisi Paru-Paru Korban
1) Typical drawning
Typical drawning yaitu keadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran pernapasan korban
saat korban tenggelam. Atau sering disebut tenggelam basah (wetdrowning), yaitu
kematian terjadi sesudah menghirup air.

2) Atypical Drawning
 Dry Drowning
Yaitu keadaan dimana hanya sedikit bahkan tidak ada cairan yangmasuk ke
dalam saluran pernapasan. Tenggelam kering (DryDrowning), yaitu kematian
sebelum menghirup air. Tenggelam keringdapat terjadi jika tenggelam air tawar
ataupun air asin. Pada keadaanini cairan tidak masuk kedalam saluran nafas, tetapi
saat air akanmasuk kedalam saluran nafas, terjadi spasme laring yangmenyebabkan
tertutupnya jalan nafas.
 Immersion Syndrom
Terjadi terutama pada anak-anak yang tiba-tiba terjun ke dalam airdingin ( suhu <
20°C) yang menyebabkan terpicunya reflex vagalyang menyebabkan apneu,
bradikardia, dan vasokonstriksi
dari pembuluh darah kapiler dan menyebabkan terhentinya aliran darahkoroner dan
sirkulasi serebaral. Sering juga disebut tenggelam dalamair dingin (cold immer
sionsyndrome/immer sionsyndrome), dimanaseseorang tenggelam dalam air
dingin, reseptor suhu pada kulitteraktivasi secara tiba-tiba dan yang menyebabkan
terhentinya nafasdan jantung tiba-tiba.
 Submersion of the Unconscious
Sering terjadi pada korban yang menderita epilepsy atau penyakit jantung
khususnya coronary atheroma, hipertensi atau peminum yangmengalami trauma
kepala saat masuk ke air.
 Delayed Dead
Yaitu keadaan dimana seorang korban masih hidup setelah lebihdari 24 jam setelah
diselamatkan dari suatu episode tenggelam.
o Tenggelam sekunder (secondary drowning),Yaitu terjadi beberapa hari setelah
korban tenggelam dan diangkatdari air. Korban meninggal karena komplikasi
yang diakibatkan tenggelam, seperti aspirasi,pneumonia,dan ketidakseimbangan
elektrolit

2. Berdasarkan Kondisi Kejadian


1) Tenggelam
Tenggelam yaitu suatu keadaan dimana penderita akan meneguk air dalam jumlahyang
banyak sehingga air masuk ke dalam saluran pernapasan dan saluran nafasatas tepatnya
bagian apiglotis akan mengalami spasme yang mengakibatkansaluran nafas menjadi
tertutup serta hanya dapat dilalui oleh udara yang sangatsedikit.
2) Hampir Tenggelam
Hampir Tenggelam yaitu suatu keadaan dimana penderita masih bernafas dan
membatukkanair keluar.

H. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik


1. Pemeriksaan foto toraks-aneka temuan (dari infiltirat parenkim tersebarsampai edema pulmner
luas)
2. Nilai analisa gas darah arteri-untuk menentukan asidosis respiratori danasidosis metabolic
3. Pemantauan TIK-untuk menentukan perfusi serebri
4. EKG
5. Hitung darah lengkap

I. Kegawatdaruratan Pada Korban Tenggelam


1. Perubahan Pada Paru-Paru
Aspirasi paru terjadi pada sekitar 90% korban tenggelam dan
80– 90% pada korban hampir tenggelam. Jumlah dan komposisi aspirat dapatmempengaruhi
perjalanan klinis penderita, isi lambung, organism pathogen, bahan kimia toksik dan bahan
asing lain dapat member cedera pada paru dan ataumenimbulkan obstruksi jalan nafas.
2. Perubahan Pada Kardiovaskuler
Pada korban hampir tenggelam kadang-kadang menunjukkan bradikardi berat.
Bradikardi dapat timbul karena refleks fisiologis saat berenang di air dinginatau karena
hipoksia. Perubahan pada fungsi kardiovaskuler yang terjadi padahampir tenggelam sebagian
besar akibat perubahan tekanan parsial oksigenarterial (PaO2) dan gangguan keseimbangan
asam-basa.

3. Perubahan Pada Ginjal


Susunan Saraf Pusat Iskemia terjadi akibat tenggelam dapat mempengaruhi semua
organ tetapi penyebab kesakitan dan kematian terutama terjadi karena iskemi otak. Iskemi
otakdapat berlanjut akibat hipotensi, hipoksia, reperfusi dan peningkatan tekanan intrakranial
akibat edema serebral.Kesadaran korban yang tenggelam dapat mengalami penurunan.
Biasanya penurunan kesadaran terjadi 2–3 menit setelah apnoe danhipoksia. Kerusakan otak
irreversibel mulai terjadi 4–10 menit setelah anoksiadan fungsi normotermik otak tidak akan
kembali setelah 8–10 menit anoksia.Penderita yang tetap koma selama selang waktu tertentu
tapi kemudian bangundalam

4. Perubahan Pada Ginjal


Fungsi ginjal penderita tenggelam yang telah mendapat resusitasi biasanyatidak
menunjukkan kelainan, tetapi dapat terjadi albuminuria, hemoglobonuria,oliguria dan anuria.
Kerusakan ginjal progresif akan mengakibatkan tubularnekrosis akut akibat terjadinya hipoksia
berat, asidosis laktat dan perubahan alirandarah ke ginjal.

5. Perubahan Cairan dan Elektrolit


Pada korban tenggelam tidak mengaspirasi sebagian besar cairan tetapiselalu menelan
banyak cairan. Air yang tertelan, aspirasi paru, cairan intravenayang diberikan selama resusitasi
dapat menimbulkan perubahan keadaan cairandan elektrolit. Aspirasi air laut dapat
menimbulkan perubahan elektrolit
dan perubahan cairan karena tingginya kadar Na dan Osmolaritasnya. Hipernatremiadan
hipovolemia dapat terjadi setelah aspirasi air laut yang banyak. Sedangkanaspirasi air tawar
yang banyak dapat mengakibatkan hipervolemia danhipernatremia. Hiperkalemia dapat terjadi
karena kerusakan jaringan akibathipoksia yang luas.

J. Penanganan Pertama Pada Korban Tenggelam


1. Prinsip pertolongan di air :
1) Raih ( dengan atau tanpa alat ).
2) Lempar ( alat apung ).
3) Dayung ( atau menggunakan perahu mendekati penderita ).
4) Renang ( upaya terakhir harus terlatih dan menggunakan alat apung ).

2. Penanganan Korban
1) Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman.
2) Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisikepala, leher dan
tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkanuntuk menggunakan papan spinal
dalam air, atau bila tidakmemungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat.
3) Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakanuntuk memberikan
nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuannafas sepanjang perjalanan.
4) Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.
5) Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu.
6) Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.
7) Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti.
8) Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.
9) Segera bawa ke fasilitas kesehatan.

3. Pernapasan Berhenti
Penyebab berhentinya pernafasan yang sering dijumpai adalah:
1) Tenggorokan tersumbat
2) Lidah atau cairan kental yang menyumbat tenggorokan pada orang yangtidak sadar.
3) Tenggelam,tercekik oleh asap, atau karena keracunan.
4) Pukulan yang keras pada kepala atau dada.
5) Serangan jantung

K. Penatalaksanaan Korban Tenggelam


Penanganan pada korban tenggelam dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. Bantuan Hidup Dasar
Penanganan ABC merupakan hal utama yang harus dilakukan, denganfokus utama
pada perbaikan jalan napas dan oksigenasi buatan, terutama padakorban yang mengalami
penurunan kesadaran. Bantuan hidup dasar pada korbantenggelam dapat dilakukan pada saat
korban masih berada di dalam air. Prinsip utama dari setiap penyelamatan adalah
mengamankan diri penyelamat lalukorban, karena itu, sebisa mungkin penyelamat tidak perlu
terjun ke dalam airuntuk menyelamatkan korban. Namun, jika tidak bisa, penyelamat harus
terjundengan alat bantu apung, seperti ban penyelamat, untuk membawa korban kedaratan
sambil melakukan penyelamatan. Cedera servikal biasanya jarang padakorban tenggelam,
namun imobilisasi servikal perlu dipertimbangkan pada korbandengan luka yang berat.
2. Penilaian pernapasan dilakukan pada tahap ini, yang terdiri dari tiga langkah,yaitu:
1) Look, yaitu melihat adanya pergerakan dada
2) Listen, yaitu mendengarkan suara napas
3) Feel, yaitu merasakan ada tidaknya hembusan napas
Penanganan pertama pada korban yang tidak sadar dan tidak bernapasdengan
normal setelah pembersihan jalan napas yaitu kompresi dada
lalu pemberian napas buatan dengan rasio 30:2. Terdapat tiga cara pemberian napas bua
tan, yaitu mouth to mouth, mouth to nose, mouth to mask, dan mouth to neck stoma.
Penanganan utama untuk korban tenggelam adalah pemberian
napas bantuan untuk mengurangi hipoksemia. Pemberian napas buatan inisial yaituseba
nyak 5 kali. Melakukan pernapasan buatan dari mulut ke hidung lebihdisarankan karena
sulit untuk menutup hidung korban pada pemberian napasmulut ke mulut. Pemberian
napas buatan dilanjutkan hingga 10–15 kali selamasekitar 1 menit. Jika korban tidak
sadar dan tenggelam selama <5
menit, pernapasan buatan dilanjutkan sambil menarik korban ke daratan. Namun, bilak
orban tenggelam lebih dari 5 menit, pemberian napas buatan dilanjutkan selama1 menit,
kemudian bawa korban langsung ke daratan tanpa diberikan napas buatan.
Kompresi dada diindikasikan pada korban yang tidak sadar dan
tidak bernapas dengan normal, karena kebanyakan
korban tenggelam mengalami henti jantung akibat dari hipoksia. Pemberian kompresi i
ni dilakukan di atas tempatyang datar dan rata dengan rasio 30:2. Namun, pemberian
kompresi intrinsikuntuk mengeluarkan cairan tidak disarankan, karena tidak terbukti
dapatmengeluarkan cairan dan dapat berisiko muntah dan aspirasi.Selama proses
pemberian napas, regurgitasi dapat terjadi, baik regurgitasi air
dari paru maupun isi lambung. Hal ini normal terjadi, namun jangan sampaimenghalan
gi tindakan ventilasi buatan. Korban dapat dimiringkan dan cairanregurgitasinya
dikeluarkan.

3. Bantuan hidup lanjut


Bantuan hidup lanjut pada korban tenggelam yaitu pemberianoksigen dengan tekanan
lebih tinggi, yang dapat dilakukan dengan BVM(Bag Valve Mask) atau tabung oksigen.1
Oksigen yang diberikan memilikinsaturasi 100%. Jika setelah pemberian oksigen ini, keadaan
korban belummembaik, dapat dilakukan intubasi trakeal.

L. Cara terhindar dari ancaman tenggelam


1. Setiap anak yang sedang berenang harus selalu diawasi
2. Hindari minum minuman keras sebelum berenang atau dekat kolamrenang
3. Pintu masuk atau akses ke kolam renang harus selalu dalam pengawasan
4. Peralatan penyelamat seperti pelampung atau ban penyelamat harusselalu dekat dengan kolam
renang atau area berenang
5. Bila punya kolam renang di rumah, letakkan telepon dekat dengan kolamrenang. Agar anda
bisa mengangkat telepon tanpa meninggalkan pengawasan anak anda saat berenang
6. Hindari meletakkan meja dan kursi dekat kolam renang agar anak andatidak dapat
memanjatnya
7. Tenggelam pun bisa terjadi pada orang dewasa, jadi pengawasan tetapdibutuhkan
8. Ikutkan salah seorang anggota keluarga anda di dalam pelatihan RJP agar bila dibutuhkan
suatu saat ia dapat menolong.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegawat daruratan pada korban tenggelam terkait erat dengan
masalah pernapasan dan kardiovaskuler yang penanganannya memerlukan penyokong kehidupan
jantung dasar dengan menunjang respirasi dan sirkulasi korban dariluar melalui resusitasi, dan
mencegah insufisiensi. Korban dikatakan hampir tenggelam apabila korban dapat bertahan
hidupdalam 24 jam pertama. Apabila tidak dilakukan penanganan segera maka
sebagian besar pasien mengalami kerusakan organ yang multipel dimana otak merupakanorgan
yang sangat peka dalam hal ini. Patofisiologi korban hampir tenggelam sangat tergantung kepada
jumlah dan sifat cairan yang terhisap serta lamanya hipoksemia terjadi. Oleh sebab itu, tindakan di
luar rumah sakit atau di tempat kejadian tenggelam menentukan hasil tindakan di rumah sakit dan
prognosa selanjutnya. Untuk pengelolaan, korban hampir tenggelam dikategorikan berdasarkan
status neurologis. Kategori A dan B biasanya membutuhkan perawatan medissupportif sedangkan
penderita yang termasuk dalam kategori C membutuhkantindakan untuk mempertahankan
kehidupan dan perawatan intensif. Juga harusdicari dan ditangani trauma yang timbul, seperti
masalah kejang.
DAFTAR ISI

Hundanatsani Nurma https://www.academia.edu/38213216/359851836-Makalah-Gadar-


Tenggelam.pdf diakses 30 januari 2020 Jam 22 : 00

Anda mungkin juga menyukai