Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)

DISUSUN OLEH :

NAMA : STEFANNY V. AMAHORSEJA

RUANG : CENDRAWASI

NPM : 1420116039

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MALUKU HUSADA

AMBON

2020
BAB I

KONSEP MEDIS

A. DEFINISI
Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis merupakan kegagalan fungsi
ginjal (unit nefron) yang berlangsung perlahan-lahan karena penyebab berlangsung lama
dan menetap yang mengakibatkan penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) sehingga
ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakt (Hudak &
Gallo,1996). (1)
Menurut The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) of the National
Kidney Foundation (NKF) pada tahn 2009, mendefenisi- kan gagal ginjl kronis sebagi suatu
kerusakan ginjal dimana nilai dari GFR nya kurang dari 60 mL/min/1.73 m2 selama tiga
bulan atau lebih. Dimna yang mendasari etiologi yaitu kerusakan massa ginjal dengan
sklerosa yng irreversibel dan hilngnya nephrons ke arah suatu kemnduran nilai dari GFR. (2)

B. ETIOLOGI
1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik (Infeksi saluran kemih), glomerulonefritis
(penyakit peradangan). Pielonefritis adalah proses infeksi peradangan yang biasanya
mulai di renal pelvis, saluran ginjal yang menghubungkan ke saluran kencing (ureter)
dan parencyma ginjal atau jaringan ginjal. Glomerulonefritis disebabkan oleh salah satu
dari banyak penyakit yang merusak baik glomerulus maupun tubulus. Pada tahap
penyakit berikutnya keseluruhan kemampuan penyaringan ginjal sangat berkurang.
2. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna,
stenosis arteria renalis. Disebabkan karena terjadinya kerusakan vaskulararisasi di ginjal
oleh adanya peningkatan tekanan darah akut dan kronik.
3. Gangguan jaringan ikat misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,
sklerosis sistemik progresif. Disebabkan oleh kompleks imun dalam sirkulasi yang ada
dalam membran basalis glomerulus dan menimbulkan kerusakan (Price, 2006). Penyakit
peradangan kronik dimana sistem imun dalam tubu menyerang jaringan sehat, sehingga
menimbulkan gejala diberbagai organ.
4. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
ginjal. Penyakit ginjal polikistik ditandai dengan kista multiple, bilateral, dan
berekspansi yang lambat laun akan mengganggu dalam menghancurkan parenkim ginjal
normal akibat penekanan, semakin lama ginjal tidak mampu mempertahankan fungsi
ginjal sehingga ginjal akan menjadi rusak.
5. Penyakit metabolik misalnya DM (Diabetes Mellitus), gout, hiperparatiroidisme,
amiloidosis. Penyebab terjadinya ini dimana kondisi genetik yang ditandai dengan
adanya kelainan dalam proses metabolisme dalam tubuhakibat defisiensi hormon dan
enzim. Proses metabolisme ialah proses memecahkan karbohidrat protein, dan lemak
dalam makanan untuk menghasilkan energi.

6. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal.


Penyebab penyakit yang dapat dicagah bersifat refersibel, sehingga penggunaan
berbagai prosedur diagnostik.
7. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali
kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
8. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis
Merupakan penyebab gagal ginjal dimana benda padat yang dibentuk oleh presipitasi
berbagai zat terlarut dalam urin pada saluran kemih. (3)

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala dini : Sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah
tersinggung, depresi.
2. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia atau mual disertai muntah, nafsu makan turun, nfas
dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, udEm yang disrtai lekukan,
pruritis mngkin tidak ada tapi mungkin juga sangat prah. (3)

D. KOMPLIKASI
1. Hiperfosfatemia
2. Hipokalcemia
3. Anemia
4. Hiperparatiroid
5. Hipertensi
6. Hiperhomosistinemia
7. Malnutrisi
8. Asidosis metabolic
9. Hiperkalemia Dislipidemia (4)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratiriu
Untuk diagnostik dan pengamatan anak dengan CKD diperlukan pemeriksaan
kimiawi serum, seperti pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin serum merupakan tes
yang paling penting, sedangkan pemeriksaan kadar natrium, kalium, kalsium, fosfat,
bikarbonat, alkalin fosfatase, hormon paratiroid (PTH), kolesterol, fraksi lipid
penting untuk terapi dan pencegahan komplikasi CKD. Anemia merupakan
temuan klinis penting pada CKD dan dapat menunjukkan perjalanan kronis gagal
ginjal sehingga pemeriksaan darah lengkap atau complete blood count harus dilakukan.
2. Pencitraan
Pemeriksaan pencitraan dapat membantu menegakkan diagnosis CKD dan
memberikan petujuk kearah penyebab CKD.
1) Foto polos
2) Ultrasonografi
3) CT Scan
4) MRI
5) Radionukleotida
6) Voiding cystourethrography
7) Retrogade atau anterogade pyelography
8) Pemeriksaan tulang

F. PENATALAKSANAAN
Pengkajian klinik menentukan jenis penyakit ginjal, adanya penyakit penyerta, derajat
penurunan fungi ginjal, komplikasi akibat penuran fungsi ginjal, faktor resiko untuk
penurunan fungsi ginjal, dan faktor resiko untuk penyakit kardio. Pengellaan dapat meliputi

1. Terapi penyakit ginjal


2. Pengobatan penyakit penyerta
3. Penghambatan penurunan fungsi ginjal
4. Pencegahan dan pengobatan penyakit kardio
5. Pencegahan dan pengobatan komplikasi mangakibatkan penurunan fungsi ginjal
6. Terapi pengganti ginjal dengan dialisis atau transplatansi jika timbul gejala dan tandah
uremia
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai