Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No.

2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Ririn Sri Handayani*, El Rahmayati*

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan kegagalan fungsi ginjal yang berlangsung perlahan dan menetap
sehingga mengakibatkan penumpukan sisa metabolit. Prevalensi CKD meningkat setiap tahunnya dan di
Indonesia dihubungkan dengan meningkatnya faktor risiko CKD yaitu Diabetes Mellitus, Hypertensi dan
perubahan gaya hidup masyarakat. Hemodialisis merupakan terapi yang menjadi pilihan utama dan merupakan
perawatan umum bagi pasien dan harus dialami pasien selama hidupnya sehingga kualitas hidup pasien yang
menjalani hemodialisis menjadi menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani terapi
Hemodialisis di Ruang Hemodialisa RSUDAM Provinsi Lampung Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan
desain cross sectional yang dilakukan selama November – Desember 2012 terhadap 156 sampel penelitian yaitu
pasien CKD yang menjalani hemodialisis di Ruang Hemodialisis RSUDAM sesuai kriteria inklusi yang
ditetapkan dan diambil dengan teknik total populasi. Analisis menggunakan Uji Bivariat Korelasi, independent t-
test, dan Anova pada masing-masing variabel dan menyimpulkan tidak ada hubungan umur, jenis kelamin,
pendidikan, penghasilan, lama HD dan dukungan perawat dengan kualitas hidup responden. Variabel yang
berhubungan dengan kualitas hidup responden adalah penyakit penyerta, dukungan keluarga dan dukungan
sosial. Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dengan mencari interaksi antar variabel dan menentukan
variabel mana yang lebih dominan.

Kata Kunci : Faktor-faktor, Kualitas Hidup, CKD, Hemodialisis


LATAR BELAKANG Diabetes Mellitus, Hypertensi dan
perubahan gaya hidup masyarakat.
Chronic Kidney Disease (CKD) atau Pilihan terapi bagi pasien dengan
penyakit ginjal kronis merupakan kegagalan penyakit ginjal kronis ada 2 macam yakni
fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung dialysis atau transplantasi ginjal. Dialisis
perlahan-lahan karena penyebab umumnya dipilih oleh pasien karena
berlangsung lama dan menetap yang biayanya relatif lebih terjangkau
mengakibatkan penumpukan sisa metabolit dibandingkan dengan transplantasi ginjal.
(toksik uremik) sehingga ginjal tidak dapat Di Indonesia dari ke-2 jenis dialysis yang
memenuhi kebutuhan biasa lagi dan paling banyak dipilih oleh pasien CKD
menimbulkan gejala sakit (Hudak & Gallo, adalah Hemodialisis. Hemodialisis adalah
1996). suatu bentuk terapi pengganti ginjal dengan
Prevalensi CKD meningkat setiap menggunakan mesin dialyzer Mesin
tahunnya. Firmansyah (2010) menyatakan dialyzer didesain sebagai membran semi
diperkirakan insiden CKD di Indonesia permeable yang dapat dilewati oleh
berkisar 100-150 per 1 juta penduduk dan molekul-molekul sampah metabolik dan air
prevalensi mencapai 200-250 kasus per juta karena adanya perbedaan konsentrasi antara
penduduk. Studi populasi di 4 kota besar di darah dan cairan dialisat.
Indonesia yaitu Jakarta, Yogyakarta, Bali Proses terapi hemodialisis harus
dan Surabaya pada 10.000 pasien dialami pasien selama hidupnya. Biasanya
pasien harus menjalani dua kali sesi dialysis
menyimpulkan prevalensi CKD di
dalam seminggu selama paling sedikit 3
Indonesia berkisar 8,6%. Saat ini di
atau 4 jam per kali terapi. Terapi
Indonesia terdapat 300.000 penderita CKD. hemodialisa akan menimbulkan stres fisik
Peningkatan prevalensi pasien CKD di seperti kelelahan, sakit kepala dan keluar
Indonesia dihubungkan dengan keringat dingin akibat tekanan darah yang
meningkatnya faktor risiko CKD yaitu

[238]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

menurun, sehubungan dengan efek dokumentasi tidak hanya keamanan dan


hemodialisis dan juga mempengaruhi efikasi suatu produk tetapi juga dampak
keadaan psikologis. Pasien akan mengalami produk terhadap kualitas hidup pengguna.
gangguan dalam proses berfikir dan Menurut Suhud (2009) banyak pasien
konsentrasi serta gangguan dalam hubungan CKD menganggap hidupnya tinggal
sosial. Kunmartini (2008, dalam Fatayi, dihitung jari dan melampiaskan
2008) menyatakan bahwa pasien penyakit keputusasaannya dengan tidak
ginjal sering dihadapkan dengan berbagai mengindahkan petunjukkan tim medis serta
komplikasi yang mengikuti penyakit yang makan dan minum sembarangan dan juga
dideritanya yang berakibat semakin percaya bahwa akibat dari penyakit yang
menurun kualitas hidup orang tersebut. diderita mereka tak mungkin lagi dapat
Kualitas hidup sendiri menjadi berolahraga. Hasil studi pendahuluan oleh
fenomena filosofis dan sosio politik selama Yuliaw (2010) terhadap responden yang
beberapa ratus tahun. Konsep kualitas hidup sedang menjalani hemodialisa di unit
berfokus pada kepuasan hidup personal. hemodialisa RSUP Dr. Kariadi Semarang
Aristotle yang mengungkapkan menyatakan bahwa terapi hemodialisa
konseptualisasi kualitas hidup dengan sangat menunjang kualitas hidup mereka
mendefinisikan sebagai kebahagiaan, good dan beberapa responden lain telah
life, atau keberhasilan dalam hidup menjalani hemodialisis lebih dari empat
(Morgan, 1992 dalam Peterson & Bredow, tahun masih mampu bekerja meskipun tidak
2004). World Health Organization maksimal, tetapi di sisi lain terdapat
(WHO,1948) memberikan pernyataan perbedaan kualitas hidup pasien
mengenai aplikasi definisi sehat hemodialisis dimana pasien yang lebih
mengindikasikan bahwa setiap individu muda memiliki kualitas hidup yang tinggi
berhak untuk mendapatkan penambahan dibandingkan pasien yang lebih tua. Lok
pelayanan psikososial dan kualitas hidup Penelitian Endarto (2012) terhadap 114
yang adekuat selain pelayanan pelayanan sampel pasien CKD yang menjalani
fisiologis (King & Hinds, 1998 dalam Hemodialisis menunjukkan proporsi
Peterson & Bredow, 2004). kualitas hidup pasien CKD yang telah
Komunitas profesional keperawatan menjalani Hemodialisis selama lebih dari 3
telah lama tertarik dengan kualitas hidup. bulan diketahui 21,1% rendah, 34,2%
Ketertarikan ini dibuktikan dengan sedang dan 44,7% tinggi. Dengan demikian
banyaknya penelitian yang berfokus pada kualitas hidup pasien CKD yang menjalani
kualitas hidup. The Oncology Nursing terapi hemodialisis masih bervariasi.
Society memprioritaskan survey dan riset Belum diketahui faktor-faktor apa saja
mengenai kualitas hidup (Mooney, Ferrel, yang mempengaruhi kualitas hidup pasien
Nail, Benedict, & Haberman, 1991 dalam CKD yang menjalani terapi Hemodialisis di
Peterson & Bredow, 2004). Sebelum 1982, RSUDAM Provinsi Lampung Tahun 2012,
tidak ada referensi kualitas hidup dalam oleh karena itu peneliti tertarik untuk
literatur riset keperawatan, tetapi sejak meneliti faktor-faktor yang berhubungan
tahun 1995 jumlah sitasi dalam Cumulative dengan kualitas hidup pasien CKD yang
Index of Nursing and Allied Health menjalani Hemodialisis.
(CINAHL) tumbuh lebih dari 400 (Grant & Rumusan masalah penelitian ini
Rivera, 1998 dalam Peterson & Bredow, adalah Faktor apa sajakah yang
2004). Saat ini pelayanan kesehatan tidak berhubungan dengan kualitas hidup pasien
hanya berfokus pada penatalaksanaan CKD yang menjalani hemodialisis di Ruang
penyakit, tetapi juga pada restorasi dan Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah
promosi kesehatan (Read, 1993 dalam Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Peterson & Bredow, 2004). Bahkan terkait Tahun 2012 ?.
dengan isu kualitas hidup, The Food and METODE
Drug Administration (FDA) menekankan
pada produk-produk baru perubahan

[239]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

Penelitian ini merupakan jenis Berdasarkan analisis univariat


penelitian analitik kuantitatif yaitu terhadap karakteristik responden (n=156)
penelitian ilmiah yang sistematis terhadap pada tabel 1 dan 2 diatas diketahui bahwa
bagian-bagian dan fenomena serta berdasarkan usia responden penelitian rata-
hubungan-hubungannya. Waktu penelitian rata 48,74 tahun dengan rentang usia
dilakukan pada Bulan November – termuda-tertua adalah 12 hingga 76 tahun.
Desember Tahun 2012 di Ruang Rata-rata responden telah menjalani HD
Hemodialisa RSUDAM Provinsi Lampung. selama 17,20 bulan dengan rentang lama
Rancangan penelitian dengan desain cross menjalani HD antara 3 hingga 96 bulan.
sectional terhadap 156 sampel penelitian Data juga menunjukkan sebagian besar
yaitu pasien CKD yang menjalani responden penelitian berjenis kelami laki-
hemodialisis di Ruang Hemodialisis laki (61%) dan sisanya 39 % adalah
RSUDAM diambil dengan teknik total perempuan. Berdasarkan pekerjaan,
populasi. Analisis menggunakan Uji sebagian besar responden saat ini tidak
Bivariat Korelasi, independent t-test, dan bekerja (59%) dan 41% masih bekerja,
Anova pada masing-masing variabel. Sebagian besar responden berpendidikan
rendah (66,7%), berpendidikan sedang
HASIL 5,8% dan berpendidikan tinggi 27,6%.
Berdasarkan penyakit penyerta CKD,
Analisis Univariat tampak sebagian besar responden
mempunyai penyakit penyerta hypertensi
Tabel 1: Distribusi Responden Berdasarkan (62,8%), Diabetes Mellitus 19,2%, penyakit
Umur dan Lama Menjalani HD lainnya (umumnya batu ginjal) 16% dan
jantung 1,9%.
Mean Min
Variabel n SD Tabel 3: Distribusi Responden Berdasarkan
Med Max
Kualitas Hidup
48,74 12
Umur 156 13,35
50 76
Mean Min
17,20 3 Variabel n SD
Lama HD 156 13,35 Med Max
12 96
Kualitas 74,9 54
Tabel 2: Distribusi Responden Berdasar- 156 13,02
Hidup 72 102
kan Jenis Kelamin, Pekerjaan,
Berdasarkan hasil analisis dalam tabel
Pendidikan, Penyakit Penyerta
3 diketahui skor rata-rata kualitas hidup
responden adalah 74,9 dengan nilai minimal
Variabel f %
– maksimal 54 – 102.
Jenis Kelamin
95 61
- Laki-laki Tabel 4: Distribusi Responden Berdasarkan
61 39
- Perempuan Dukungan Sosial, Dukungan Petugas,
Pekerjaan dan Dukungan Keluarga
64 41
- Bekerja
92 59 Variabel f %
- Tidak Bekerja
Tingkat Pendidikan Dukungan Sosial
140 89,7
- Rendah 104 66,7 - Mendukung
- Tdk Mendukung 16 10,3
- Sedang 9 5,8
- Tinggi 43 27,6 Dukungan Petugas
147 94,2
Penyakit Penyerta CKD - Mendukung
9 5,8
- DM 30 19,2 - Tdk Mendukung
- Hypertensi 98 62,8 Dukungan Keluarga
- Jantung 3 1,9 - Mendukung 151 96,8
- Lainnya 25 16,0 - Tdk Mendukung 5 3,2

[240]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa Tabel 7: Distribusi Hubungan Tingkat


sebagian besar responden mendapat Pendidikan dengan Kualitas Hidup
dukungan dari keluarga (96,8%) dan
sebagian kecil (3,2%) tidak mendapat Variabel Mean SD 95% CI ρ val
Pedidikan
dukungan keluarga, sebagian besar - Rendah 74,51 13,12 71,96 – 77,06 0,80
lingkungan sosial responden memberikan - Sedang 74,11 11,73 65,09 – 83,13
dukungan kepada responden (89,7%) dan - Tinggi 76,02 13,25 71,95 – 80,10
10,3% tidak mendukung dan sebagian besar
petugas kesehatan (94,2%) di Ruang HD Dari tabel di atas diketahui rata-rata
RSUDAM Propinsi Lampung memberikan kualitas hidup responden dengan
dukungan kepada responden. pendidikan rendah adalah 74,51 dengan SD
13,12. Responden yang memiliki
Hasil Analisis Bivariat pendidikan sedang kualitas hidupnya rata-
rata 74,11 dengan SD 11,731, sedangkan
Tabel 5: Distribusi Hubungan Umur dengan responden dengan latar belakang
Kualitas Hidup pendidikan tinggi rata-rata kualitas
hidupnya 76,02 dengan SD 71,95 – 80,10.
Variabel R p-value Hasil uji statistik menunjukkan p value
Umur 0,034 0,674 0,802 yang artinya tidak ada hubungan
yang signifikan antara perbedaan tingkat
Dari tabel 5 diatas diketahui bahwa pendidikan responden dengan kualitas
dengan uji korelasi diperoleh nilai r 0,034 hidup responden.
dan p value 0,674. Jika melihat nilai r dari
hasil uji statistik diatas maka disimpulkan Tabel 8: Distribusi Hubungan Faktor Besar
hubungan antara umur dengan kualitas Penghasilan dengan Kualitas
hidup responden lemah atau tidak Hidup
signifikan dengan pola hubungan yang
positif atau dari nilai p value dapat Variabel R p-value
dinyatakan tidak ada hubungan yang Penghasilan -0,022 0,786
signifikan antara umur dengan kualitas
Dari tabel 8 di atas diketahui bahwa
hidup responden.
nilai r= -0,022 dan p value 0,786, dengan
Tabel 6: Distribusi Hubungan Pekerjaan demikian dapat disimpulkan bahwa
dengan Kualitas Hidup hubungan antara besar penghasilan dengan
kualitas hidup tidak signifikan atau lemah
P dengan pola hubungan yang negatif.
Variabel Mean SD SE n Sedangkan bila melihat p value > 0,05
value
Pekerjaan dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang
- Bekerja 75,36 13,93 1,74 0,717 64 signifikan antara besar penghasilan dengan
- Tdk Bekerja 74,59 12,42 1,29 92 kualitas hidup responden.

Dari tabel di atas diketahui rata-rata Tabel 9: Distribusi Hubungan Penyakit


kualitas hidup responden yang masih Penyerta Dengan Kualitas Hidup
bekerja 75,36 dengan SD 13,93. Sedangkan
responden yang tidak bekerja kualitas hidup Variabel Mean SD P
rata-ratanya 74,59 denganSD 12,42. Hasil value
uji statistik menunjukkan p value 0,717 Penyakit Penyerta
yang artinya tidak ada hubungan yang - Diabetes 73,27 14,48 0,004
signifikan antara kualitas hidup responden - Hypertensi 73,73 11,89
yang bekerja dengan yang tidak bekerja. - Jantung 63,00 0,000
- Lainnya 82,88 13,302

[241]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

Berdasarkan tabel 9 diketahui Tabel 12: Distribusi Hubungan Dukungan


responden dengan penyakit penyerta Keluarga dengan Kualitas Hidup
Diabetes memiliki rata-rata kualitas hidup
73,72, responden dengan hypertensi rata- P
Variabel Mean SD SE n
value
rata kualitas hidupnya 73,73, responden Dukungan Keluarga
dengan penyakit jantung rata-rata kualitas - Mendukung 75,33 13,02 1,06 0,00 156
hidupnya 63,00 dan responden dengan - Tdk Mendukung 62,00 0,00 0,00
penyakit lainnya rata-rata kualitas hidupnya
82,88 dengan p value 0,004 dapat Dari tabel dia tas diketahui rata-rata
disimpulkan bahwa ada perbedaan atau kualitas hidup responden yang mendapat
hubungan yang signifikan antara penyakit dukungan keluarga 75,33 dengan SD 13,02.
penyerta dengan kualitas hidup responden. Sedangkan responden yang tidak mendapat
dukungan keluarga kualitas hidupnya rata-
Tabel 10: Distribusi Hubungan Lama rata 62,00 dengan SD 0.00. Hasil uji
Menjalani HD dengan Kualitas statistik menunjukkan p levene,s > 0,05
Hidup sehingga p value pada uji t-test independen
varian tidak sama adalah 0,00 < 0,05 yang
Variabel R p-value artinya ada hubungan yang signifikan
Lama Menjalani HD 0,081 0,316 antara dukungan keluarga dengan kualitas
hidup responden.
Dari tabel 10 di atas diketahui bahwa
dengan uji korelasi diperoleh nilai r 0,081 Tabel 13: Distribusi Hubungan Dukungan
dan p value 0,316. Melihat hasil analisis Sosial dengan Kualitas Hidup
tersebut dapat disimpulkan bahwa jika
melihat nilai r dapat dinyatakan hubungan Variabel Mean SD SE P val n
antara lama menjalani HD dengan kualitas Duk. Sosial
- Mendukung 75,7 13,0 1,10 0,02 140
hidup tidak signifikan atau lemah dengan - Tidak Mendukung 68,0 10,99 2,75 16
pola hubungan yang positif. Sedangkan bila
melihat p value > 0,05 dapat disimpulkan Dari tabel di atas diketahui rata-rata
tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas hidup responden yang mendapat
lama menjalani HD dengan kualitas hidup dukungan sosial 75,69 dengan SD 13,03.
responden. Sedangkan responden yang tidak mendpat
dukungan keluarga kualitas hidupnya rata-
Tabel 11: Distribusi Hubungan Jenis rata 68,00 dengan SD 10,99. Hasil uji
Kelamin dengan Kualitas Hidup statistic menunjukkan p value 0,017 yang
artinya ada hubungan yang signifikan
Variabel Mean SD SE P val n antara dukungan sosial dengan kualitas
J. Kelamin hidup responden.
- Laki-laki 74,37 13,42 1,38 0,52 95
- Perempuan 75,74 12,43 1,59 61 Tabel 14: Distribusi Hubungan Dukungan
Petugas Kesehatan dengan
Dari tabel di atas diketahui rata-rata Kualitas Hidup
kualitas hidup responden laki-laki 74,37
dengan SD 13,42. Sedangkan responden Variabel Mean SD SE P val n
wanita rata-rata kualitas hidupnya 75,74 Duk Ptgs Kes
dengan SD 12,43. Hasil uji statistik - Mendukung 74,96 12,99 1,07 0,83 9
- Tdk Mendukung 74,00 14,23 4,74 147
menunjukkan p value 0,523 yang artinya
tidak ada hubungan yang signifikan antara
Dari tabel di atas diketahui rata-rata
jenis kelamin dengan kualitas hidup
responden. kualitas hidup responden yang mendapat
dukungan petugas kesehatan 74,96 dengan
SD 12,99 sedangkan responden yang tidak

[242]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

mendapat dukungan petugas kualitas pasien harus berhenti dari pekerjaannya


hidupnya rata-rata 74,00 dengan SD 14,23. karena keterbatasan fisiknya. Kelelahan,
Hasil uji statistic menunjukkan p value 0,83 menurunnya energi membuat produktifitas
yang artinya tidak ada hubungan yang pasien menjadi menurun. Dari hasil analisis
signifikan antara dukungan perawat dengan univariat terhadap tingkat pendidikan
kualitas hidup responden. responden diketahui mayoritas responden
berpendidikan rendah (66,7%). Berdasarkan
PEMBAHASAN penyakit penyerta, mayoritas responden
menderita hipertensi (62,9 %), dan
Hasil analisis univariat terhadap umur selanjutnya 19,2% menderita Diabetes
responden diketahui rata-rata usia Mellitus. Hal ini sesuai dengan faktor
responden penelitian adalah 48,74 tahun etiologi CKD dimana beberapa sumber
dengan usia responden termuda 12 tahun rujukan menyatakan 2 faktor risiko terbesar
dan tertua 76 tahun. Hal yang menarik dari untuk kejadian CKD adalah DM dan
hasil penelitian ini adalah usia responden hypertensi meskipun hasil penelitian ini
yang masih sangat muda yaitu 12 tahun. menunjukkan hypertensi paling banyak
Pasien CKD usia muda umumnya sedangkan dibeberapa rujukan dinyatakan
disebabkan oleh kerusakan parenkhim DM adalah faktor risiko nomor satu untuk
ginjal atau hypertensi primer. Hasil beberapa negara maju seperti Amerika
wawancara dengan keluarga responden, Serikat kemudian disusul oleh hypertensi di
pasien berusia 12 tahun yang dilakukan HD urutan ke-2.
menderita CKD karena trauma ginjal yang Hasil analisis univariat terhadap
dialami sebelumnya. faktor karakteristik lingkungan yaitu
Hasil analisis univariat terhadap umur dukungan keluarga, dukungan sosial dan
responden diketahui rata-rata usia dukungan petugas didapatkan data bahwa
responden penelitian adalah 48,74 tahun 96,8 % keluarga responden memberikan
dengan usia responden termuda 12 tahun dukungan kepada pasien dalam menjalani
dan tertua 76 tahun. Hal yang menarik dari hemodialisa, 94,2% petugas kesehatan
hasil penelitian ini adalah usia responden (perawat) memberikan dukungan kepada
yang masih sangat muda yaitu 12 tahun. pasien dan 89,7% lingkungan sosial
Pasien CKD usia muda umumnya memberikan dukungan kepada responden.
disebabkan oleh gangguan kongenital, Dengan demikian secara umum tampak
herediter dan kerusakan parenkhim ginjal bahwa karakteristik lingkungan keluarga,
atau hypertensi primer. Hasil wawancara sosial dan perawat memberikan dukungan
dengan keluarga responden, pasien berusia kepada pasien hemodialisa.
12 tahun yang dilakukan HD menderita Analisis bivariat dilakukan terhadap
CKD karena trauma ginjal yang dialami setiap variabel independent dengan variabel
sebelumnya. Bila melihat hasil rata-rata dependen untuk melihat hubungan kedua
usia responden 48,74 tahun hal ini variabel melalui uji statistic. Karena hasil
menunjukkan rata-rata usia responden ukur masing-masing variabel dalam
dalam kategori usia yang masih produktif. kategori skala ukur yang berbeda-beda
Dari hasil analisis univariat terhadap maka peneliti juga menggunakan uji
jenis kelamin, didapatkan data 61% statistik yang berbeda-beda untuk setiap uji
responden penelitian adalah laki-laki. bivariat. Hasil uji statistik menggunakan uji
Peneliti belum menemukan sumber rujukan korelasi antara variabel umur dengan
yang menyatakan secara epidemiologi kualitas hidup didapatkan hasil nilai r 0,034
bahwa jenis kelamin berhubungan dengan dan p value 0,674 maka disimpulkan ada
prevalensi CKD. Hasil analisis univariat hubungan yang lemah antara umur dengan
terhadap pekerjaan responden, didapatkan kualitas hidup responden atau dari nilai p
data 59% responden tidak bekerja, dan 41% value dapat dinyatakan tidak ada hubungan
responden masih bekerja. Salah satu yang signifikan antara umur dengan
dampak penyakit CKD adalah terkadang kualitas hidup responden.

[243]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

Variabel karakteristik individu hemodialisis. Demikian pula model


berdasarkan pendidikan melalui uji bivariat HROQL yang dibangun oleh Wilson &
dengan Anova didapatkan hasil p value Cleary (1995) dalam Peterson & Bredow
0,802 yang artinya tidak ada hubungan (2004) dimana pada komponen karakteristik
yang signifikan antara kualitas hidup individual disebutkan faktor umur,
responden dengan tingkat pendidikan pekerjaan, pengalaman hidup, kesehatan
rendah, sedang dan tinggi. Uji bivariat fisik dan tingkat ekonomi. Satu-satunya
antara pekerjaan dengan kualitas hidup variabel karakteristik individual yang
didapatkan hasil p value 0,717 yang artinya mempunyai hubungan signifikan adalah
tidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit penyerta. Menurut peneliti ini
kualitas hidup responden yang bekerja dapat diidentikkan dengan kesehatan fisik
dengan yang tidak bekerja. Uji bivariat dan status biologis/fisiologis yang
menggunakan uji statistik korelasi antara dimaksudkan oleh Wilson & Cleary (1995)
lama menjalani HD dengan kualitas hidup dalam Peterson & Bredow (2004).
didapatkan hasil r 0,081 dan p value 0,316 Menurut Wilson dan Cleary (1995)
sehingga disimpulkan bahwa hubungan dalam Peterson & Bredow (2004)
antara lama menjalani HD dengan kualitas karakteristik individu dan karakteritik
hidup tidak signifikan atau lemah dengan lingkungan adalah faktor yang membangun
pola hubungan yang positif atau tidak ada kualitas hidup seseorang seperti
hubungan yang signifikan antara lama digambarkannya dalam model HRQOL.
menjalani HD dengan kualitas hidup Karakteritik individu digambarkan sebagi
responden. umur, pekerjaan, pengalaman hidup,
Uji bivariat menggunakan uji statistik kesehatan fisik dan tingkat ekonomi.
korelasi antara besar penghasilan dengan Karakteristik individu akan mempengaruhi
kualitas hidup didapatkan hasil nilai r - status symptom, status fungsional dan
0,022 dan p value 0,786 sehingga dapat persepsi terhadap kesehatan individu
disimpulkan bahwa hubungan antara besar dimana hal-hal tersebut yang membentuk
penghasilan dengan kualitas hidup tidak kualitas hidup seseorang secara
signifikan atau lemah dengan pola menyeluruh. Penelitian ini telah
hubungan yang negative atau dengan kata membuktikan dan memperkuat model
lain tidak ada hubungan yang signifikan konsep tersebut meskipun hanya satu sub
antara besar penghasilan dengan kualitas variabel dari karakteristik individu yang
hidup responden. berhubungan secara signifikan dengan
Temuan Yuwono (2010) dalam kualitas hidup.
penelitiannya menyatakan bahwa faktor- Hasil uji statistik bivariat terhadap
faktor yang mempengaruhi kualitas hidup variabel-variabel karakteritik lingkungan
pasien gagal ginjal antara lain adalah umur, yaitu dukungan keluarga, dukungan
dan jenis kelamin. Hal ini juga sesuai perawat dan dukungan lingkungan sosial
dengan hasil penelitian Yuliaw (2010) dengan menggunakan independent t-test
bahwa karakateristik individu yang terdiri didapatkan hasil ada hubungan antara
dari pendidikan, pengetahuan, umur dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup (
jenis kelamin merupakan faktor yang p value 0,000), tidak ada hubungan antara
mempengaruhi kualitas hidup pasien CKD. dukungan perawat dengan kualitas hidup (p
Namun hasil penelitian ini tidak value 0,831), dan ada hubungan dukungan
mendukung hasil penelitian kedua peneliti sosial dengan kualitas hidup (p value
diatas, dimana hasil penelitian ini 0,017). Menurut Wilson dan Cleary (1995)
menemukan variabel umur cenderung tidak dalam Peterson & Bredow (2004)
berhubungan dengan kualitas hidup pasien karakteristik lingkungan dapat berupa
hemodialisis atau mempunyai hubungan dukungan keluarga, lingkungan sosial dan
yang lemah dan tidak signifikan, demikian segala sesuatu diluar diri individu.
juga dengan pendidikan, status pekerjaan, Meskipun Wilson & Cleary tidak
besar penghasilan dan lama menjalani menyatakan dengan jelas tentang dukungan

[244]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

perawat namun perawat adalah segala Beradasarkan kesimpulan penulis


sesuatu yang ada diluar pasien dan setiap 2 menyarankan agar RSUDAM Propinsi
kali dalam seminggu pasien hemodialisis Lampung khususnya ruang hemodialisis
akan bersama perawat setidaknya selama 4 untuk tetap mempertahankan kualitas hidup
jam setiap kali sesi hemodialisis. Perawat pasien selama menjalani hemodialisis di
adalah petugas kesehatan yang secara unit hemodialisis dengan mempertahankan
langsung berinteraksi dengan pasien dukungan perawat kepada pasien CKD
hemodialisis dari menyiapkan, monitoring, yang menjalani hemodialisis yang sudah
mengakhiri dan mengevaluasi setiap sesi baik berupa kualitas pelayanan yang
dialysis yang dijalani oleh pasien. Dari hasil semakin meningkat.
penelitian didapatkan bahwa dukungan
perawat menurut pasien sangat besar dan
dinyatakan melalui jawaban kuisioner * Dosen Pada Prodi Keperawatan
dimana mayoritas responden menyatakan Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes
perawat mendukung pasien dalam Tanjungkarang
menjalani terapi hemodialisis namun secara
statistik dukungan tersebut tidak
menunjukkan sebuah hubungan yang DAFTAR PUSTAKA
signifikan. Berbeda dengan dukungan
keluarga dan dukungan sosial yang secara Endarto, Edi. (2012). Hubungan lama
statistik terbukti signifikan. menjalani Hemodialisis dengan
Hasil penelitian terhadap karakteristik Kualitas Hidup Pasien CKD di Ruang
lingkungan ini membuktikan model konsep Hemodialisa RSUDAM Provinsi
yang dibangun oleh Wilson & Cleary Lampung. Skripsi.
(1995) dalam Peterson & Bredow (2004) Hudak & Gallo. (1996). Keperawatan
dimana karakteristik individu dan Kritis. EGC : Jakarta.
karakteristik lingkungan secara bersama- Peterson, Sandra J., Bredow, Timothy S
sama akan mempengaruhi status symptom, (2004). Middle Range Theories
status fungsional dan persepsi terhadap Aplication To Nursing Research.
kesehatan individu dimana hal-hal tersebut Lippincot Williams & Wilkins,
yang membentuk kualitas hidup seseorang Philadelphia
secara menyeluruh. Yuliaw, Anny. (2010). Hubungan
Karakteristik Individu dengan
KESIMPULAN Kualitas Hidup Dimensi Fisik pasien
Gagal Ginjal Kronik di RS Dr.
Dari hasil penelitian dapat Kariadi Semarang. Diakses dari
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan digilib.unimus.ac.id, pada tanggal 16
yang signifikan antara umur, tingkat November 2011
pendidikan, besar penghasilan, pekerjaan, Yuwono. (2010). Kualitas Hidup Menurut
dan lama menjalani hemodialisis dengan Spitzer pada Penderita Gagal Ginjal
kualitas hidup pasien Chronic Kidney Terminal yang Menjalani
Disease (CKD) yang menjalani terapi Hemodialisa di Unit Hemodialisis
hemodialisis. RSUP Dr. Kariadi Semarang, skripsi,
Sebaliknya terdapat hubungan yang tidak dipublikasikan.
signifikan antara penyakit penyerta,
dukungan keluarga, dukungan lingkungan
sosial, dan dukungan perawat dengan
kualitas hidup pasien Chronic Kidney
Disease (CKD) yang menjalani terapi
hemodialisis di Ruang Hemodialisa Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2012.

[245]

Anda mungkin juga menyukai