Anda di halaman 1dari 21

13.

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah Keperawatan

1 Data Subjektif Virus, bakteri, protozoa, Pola nafas tidak efektif


inflamasi glomerolus, DM,
1. Dispneu
peningkatan fiskositas darah,
2. ortopnea
sistemik lupus eritematous,
Data Objektif
regulasi, kekebalan
1. penggunaan otot terganggu, priliferasi
bantu pernafasan abnormal leukosit
2. fase ekspirasi
memanjang Perubahan permeabilitas
3. pola nafas membran glomerolus
abnormal
(takipneu, Kerusakan glomerolus
bradipneu)
4. pernapasan Kegagalan dalam proses
cuping hidung filtrasi
5. tekanan ekspirasi
menurun Protein & albumin lolosalam
6. tekanan inspirasi filtrasi & masuk ke urune
menurun
Protein dalam urine
meningkat (Protein uria),
protein dalam darah menurun
(hipoalbuminemia)

SINDROM NEFROTIK

Ekstravasi cairan

16
Penumpukan cairan keruang
intestinum

Oedema

Asites

Tekanan abdomen
meningkat

Menekan diafragma

Otot pernapasan tidak


optimal

Nafas tidak adekuat

Pola nafas tidak efektif

2 Data Subjektif : SINDROM NEFROTIK Perfusi perifer tidak


efektif
1. Parastesia
Ekstravasi cairan
(kesemutan atau
seperti tertusuk
Penumpukan cairan keruang
jarum)
intestinum
2. Nyeri ekstremitas

Data Objektif : Oedema

1. Pengisian kapiler
Penekakan pada tubuh
>3 detik
terlalu dalam
2. Nadi perifer
menurun
Nutrisi & O2 menurun

17
3. Akral teraba dingin
4. Warna kulit pucat Hipoksia jaringan
5. Turgor kulit
menurun Iskemia
6. Edema
Nekrosis

Perfusi perifer tidak efektif

3 Data Subjektif SINDROM NEFROTIK Penurunan curah jantung

1. Palpitasi
Penurunan volume intra
2. Lelah
vaskuler
3. Dispneu
4. Ortopneu
Hipovolemia
5. batuk

Data Objektif Sekresi renin

1. Bradikardia
Mengubah angiotensis
2. Gambaran EKG
menjadi angeotensin I&II
aritmia
3. Edema
Efek vasokontriksi arteriolar
4. Distensi vena
perifer
jugularis
5. Central venous
Peningkatan tekanan darah
meningkat/menuru
n
Beban kerja jantung
6. Hepatomegali
meningkat
7. Tekanan darah
meningkat/menuru
Penurunan curah jantung
n
8. CRT <3 detik

18
9. Warna kulit pucat
10. Terdengar suara
S3 dan =/atau S4

4 Data Subjektif SINDROM NEFROTIK Hipervolemia

1. Ortopneu
Ekstravasi cairan
2. Dispneu

Data objektif Penumpukan cairan keruang


intestinum
1. Edema anasarka
dan/atau edema
Oedema
perifer
2. Beratbadan
Hipervolemia
meningkat dalam
waktu singkat
3. JVP meningkat
4. Distensi vena
jugularis
5. Terdengar suara
nafas tambahan
6. Hb/ht menurun
7. Oliguria
8. Intake lebih
banyak daripada
output
5 Data subjektif SINDROM NEFROTIK Deficit nutrisi

1. Cepat kenyang
Ekstravasi cairan
setelah makan
2. Kram/nyeri
Penumpukan cairan keruang
abdomen
intestinum

19
3. Nafsu makan
menurun Oedema

Data objektif
Asites
1. BB menurun 10%
dibawah rentang Tekanan abdomen
ideal meningkat
2. Bising usus
hiperaktif Mendesak rongga lambung
3. Otot pengunyah
lemah Anoreksia, nausea, vomitus
4. Otot menelan
lemah Gangguan pemenuhan nutrisi
5. Membran mukosa
pucat Deficit nutrisi
6. Sariawan
7. Serum albumin
menurun
8. Diare
6 Data subjektif Virus, bakteri, protozoa, Resiko infeksi
- inflamasi glomerolus, DM,
Data objektif peningkatan fiskositas darah,
- sistemik lupus eritematous,
regulasi, kekebalan
terganggu, priliferasi
abnormal leukosit

Perubahan permeabilitas
membran glomerolus

Kerusakan glomerolus

20
Mekanisme penghalang
protein

Kebocoran molekul besar

Pengeluaran ig G & ig A

Sel T dalam sirkulasi


menurun

Gangguan imunitas

Resiko infeksi

7 Data subjektif SINDROM NEFROTIK Intoleransi aktivitas

1. mengeluh lelah
Ekstravasi cairan
2. dispneu saat
berkaitivitas
Penumpukan cairan keruang
Data objektif intestinum

1. frekuensi jantung
Oedema
meningkat >20%
dari kondisi
Penekakan pada tubuh
istirahat
terlalu dalam
2. tekanan darah
berubah >20% dari
Nutrisi & O2 menurun
kondisi istirahat
3. gambaran EKG
Metabolism anaerob
menunjukkan
aritmia
Produksi asam laktat

21
saat/setelah meningkat
aktivitas
4. sianosis Menumpuk di otot

Kelemahan, keletihan,
mudah cape

Intoleransi aktivitas

8 Data subjektif SINDROM NEFROTIK Bersihan jalan nafas


tidak efektif
1. Dispneu
Ekstravasi cairan
2. Ortopneu

Data objektif Penumpukan cairan keruang


intestinum
1. Batuk tidak efektif
2. Sputum berlebih
Oedema
3. Wheezing, ronkhi
4. Gelisah
Paru-paru
5. Sianosis
6. Bunyi nafas
Efusi pleura
menurun
7. Pola nafas
Bersihan jalan nafas tidak
berubah
efektif
8. Efusi pleura

B. Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas (ekspansi paru tidak

maksimal) d.d DS, DO

2. Bersihan Jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d DS, DO

3. Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanan darah

22
4. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload d.d DS, DO

5. Hipervolemia b.d akumulasi cairan dalam jaringan d.d DS, DO

6. Deficit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan, ketikmampuan

mencerna makanan d.d DS, DO

7. Intolerasi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen d.d DS, D0

8. Resiko infeksi d.d penyakit kronis

23
C. Intervensi Keperawatan

No. DX Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Tupan: Pemantauan Respirasi


Setelah dilakukan asuhan Observasi
keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor frekuensi irama dan
diharapkan pola napas kembali efektif kedalaman upaya napas
2. Monitor pola napas (seperti
Tupen: bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Setelah dilakukan asuhan kusmaul)
keperawatan 1x 8 jam diharapkan 3. Monitor adanya sputum
hambatan upaya napas dapat 4. Monitor adanya sumbatan jalan
teratasi, dengan kriteria hasil : napas
 Tidak ada dispnea/ orthopnea 5. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Tidak ada penggunaan otot bantu 6. Auskultrasi bunyi napas
pernapasan 7. Monitor saturasi oksigen
 Pola napas normal 8. Monitor hasil X-Ray Thorak
 Tidak ada pernapasan cuping 9. Monitor nilai AGD
hidung

Terapeutik

10. Dokumentasikan hasil pemantauan

24
Edukasi

11. Jelaskan tujuan dan prosedur


pemantauan
12. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
2 Tupan : Manajemen Jalan Napas
Observasi
Setelah dilakukan tindakan
1. Monitor pola napas (frekuensi, usaha
keperawatan selama 3x24 jam
napas, kedalaman napas)
diharapkan bersihan jalan napas
2. Monitor bunyi napas tambahan (misal
efektif
gurgling, mengi, wheezing, ronchi)
3. Monitor sputum (jumlah, warna,

Tupen: aroma)

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 1x24 jam Terapeutik

diharapkan tidak ada sekret yang 4. Posisikan semi fowler


tertahan, dengan kriteria hasil : 5. Berikan minum air hangat
6. Lakukan fisiterafi dada, jika perlu
 Tidak terdengar suara stridor
7. Berikan oksigen, jika perlu

25
 Tidak terdengar suara ronkhi
 Klien bisa batuk efektif
Edukasi

8. Anjurkan asupan cairan 2000 ml per


hari, jika tidak kontraindikasi
Kolaborasi

9. Pemberian bronkhodilator,
ekspektoran, mukolitik jika perlu
3 Tupan: Perawatan Sirkulasi
Observasi
Setelah dilakukan tindakan
1. Periksa sirkulasi perifer (misal nadi
keperawatan selama 3x24 jam
perifer, edema, pengisian capiler,
diharapkan perfusi periper kembali
warna, suhu, anklebrachial indeks)
efektif
2. Identifikasi faktor resiko gangguan
sirkulasi (misal diabetes, perokok,

Tupen: orang tuan, hipertensi, dan kadar


kolesterol tinggi)
Setelah dilakukan tindakan
3. Monitor panas, kemerahan, nyeri,
keperawatan selama 1x24 jam
atau bengkak pada ektremitas
diharapkan tidak terjadi peningkatan
tekanan darah, dengan kriteria hasil :

26
 Tidak terjadi kesemutan Terapeutik
 CRT < 2 detik
4. Hindari pemasangan infus atau
 Akral teraba hangat
pengambilan darah diarea
 Warna kulit tidak pucat keterbatasan perfusi
5. Hindari pengukuran tekanan darah
pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
6. Hindari penekanan dan pemasangan
torniquet pada area cedera

Edukasi

7. Anjurkan mengecek air mandi untuk


menghindari terbakar
8. Anjurkan untuk menggunakan obat
penurun tekanan darah, antikoagulan,
dan penurun kolesterol jika perlu
9. Anjurkan minum obat pengontrol
tekana darah secara teratur
10. Informasikan tanda dan gejala yang
harus dilaporkan (misal rasa sakit

27
yang tidak hilang saat istirahat, luka
tidak sembuh, hilangnya rasa
4 Tupan: Perawatan Jantung
setelah dilakukan asuhan
Observasi:
keperawatan selama 3x 24 jam
diharapkan penurunan curah jantung 1. Identifikasi tanda dan gejala primer
tidak terjadi. penurunan curah jantung (kelelahan,
bradikardi, peningkatan JPV)
Tupen: 2. Identikfikasi tanda dan gejala sekunder
setelah dilakukan asuhan penurunan curah jantung (Peningkatan
keperawatan 1x 8 jam diharapkan BB, distensi vena jugularis, palpitasi,
tidak terjadi perubahan kontraktilitas batuk)
miokard. Dengan kriteria hasil : 3. Monitor tekanan darah dan frekuensi

 Tanda vital dalam batas yang dapat nadi sebelum dan sesudah aktivitas /

diterima (disritmia terkontrol atau pemberian obat

hilang) dan bebas gejala gagal 4. Monitor intake dan output cairan

jantung, 5. Monitor saturasi O2

 Melaporkan penurunan episode 6. Monitor EKG

dispnea, angina

Terapeutik :

7. Posisikan klien semi fowler atau fowler

28
berikan diet jantung
8. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
modifikasi gaya hidup sehat
9. Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress
10. Berikan dukungan emosional dan
spiritual

Edukasi :

11. Anjurkan beraktifitas fisik sesuai


toleransi
12. Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
13. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
14. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan hari

Kolaborasi :

15. Kolaborasi pemberian antiaritmia jika

29
perlu
16. Rujuk ke program rehabilitasi jantung
5 Tupan: Manajemen Hipervolemia
setelah dilakukan asuhan
Observasi:
keperawatan selama 3x 24 jam
diharapkan hipervolemia dapat 1. Periksa tanda dan gejala
teratasi hipervolemia (misal dispnea, edema,
JVP meningkat, suara naps
Tupen: tambahan)
setelah dilakukan asuhan 2. Identifikasi penyebab hipervolemia
keperawatan 1x 8 jam diharapkan 3. Monitor intake dan output cairan
tidak terjadi akumulasi cairan dalam
jaringan. Dengan kriteria hasil : Terapeutik
 Tidak terjadi edema
4. Timbang berat badan setiap hari pada
 Tidak terdapat distensi vena
waktu yang sama
jugularis
5. Batasi asupan cairan dan garam
 JVP normal
6. Tinggikan kepala tempat tidur 30-450

Edukasi

7. Anjurkan melaporkan jika BB

30
bertambah > 1 kg dalam sehari
8. Ajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan haluaran cairan
9. Ajarkan cara membatasi cairan

Kolaborasi

10. Kolaborasi pemberian diuretik


6 Tupan: Manajemen nutrisi
Setelah dilakukan asuhan
Observasi
keperawatan selama 3x 24 jam
diharapkan defisit nutrisi dapat 1. Identifikasi status nutrisi
teratasi 2. Identifikasi makan yang disukai
3. Identifikasi kebutuhan kalori
Tupen: 4. Identifikasi perlunya penggunaan
Setelah dilakukan asuhan selang nasogatrik
keperawatan 1x 8 jam diharapkan 5. Monitor asupan makanan
kemampuan menelan dan mencerna 6. Monitor berat badan
makanan. Dengan kriteria hasil : 7. Monitor hasil pemeriksaan

 BB dalam batas normal laboratorium

 Peningkatan nafsu makan

31
 Tidak ada kesulitan saat menelan Terapeutik

8. Lakukan oral hygine jika mulut kotor


9. Fasilitasi menentukan pedoman diet
10. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
11. Berikan makanan tinggi kalori dan
protein
12. Hentikan pemberian makanan melalui
selang nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi

Edukasi

13. Anjurkan posisi duduk jika mampu


14. Anjurkan diet yang diprogramkan

Kolabarasi

15. Kolaborasi pemberian medikasi


sebelum makan anti emetic
16. Ajarkan diet yang di programkan

32
7 Tupan : Observasi
Setelah dilakukan asuhan
1. Identifikasi fungsi tubuh yang
keperawatan 1x24 jam diharapkan
mengakibatkan kelelahan
terjadi peningkatan toleransi aktifitas.
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
Tupen :
3. Monitor pola dan jam tidur
Setelah dilakukan tindakan
4. Monitor ketidak nyamanan selama
keperawatan selama 1x 8 jam klien
aktifitas
dapat melakukan aktifitas dengan
mandiri dengan kriteria hasil :
 Klien mampu untuk melakukan Terapeutik

aktivitas secara perlahan 5. Sediakan lingkungan nyaman dan


 frekuensi jantung normal setelah rendah stimulus
melakuan aktivitas 6. Lakukan rentan gerak pasif dan aktif
 TTV dalam batas normal 7. Berikan aktifitas distraksi yang
menenangkan
8. Fasilitasi duduk disisi tempat tidur

Edukasi

9. Anjurkan tirah baring


10. Anjurkan aktivitas secara bertahap

33
11. Anjurkan hubungi perawat jika tandan
dan gejala kelelahan tidak berkurang
12. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

Kolaborasi

13. Kolaborasi dengan ahli gizitentang


cara meningkatkan asupan makanan
8 Tupan: Perawatan Luka
setelah dilakukan asuhan
Observasi
keperawatan selama
3 x 24 jam diharapkan tidak terjadi 1. Monitor karakteristik luka (drainase,
infeksi warna, ukuran dan bau)
2. Monitor tanda-tanda infeksi
Tupen:
setelah dilakukan asuhan Terapeutik
keperawatan 1x 8 jam diharapkan
3. Lepaskan balutan dan plester secara
efek prosedur invasif (adanya luka)
perlahan
tidak menimbulkan infeksi, dengan
4. Bersihkan dengan cairan Nacl sesuai

34
kriteria hasil : kebutuhan
 Tidak terjadi tanda-tanda infeksi 5. Bersihkan jaringan nekrotik
6. Pasang balutan sesuai jenis luka
7. Pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
8. Berikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kg/bb/hr dan protein1,25-1,5
gr/kg/bb/hr
9. Berikan suplemen vitamin dan
mineral sesuai indikasi

Edukasi

10. Jelaskan tanda dan gejala infeksi


11. Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri
12. Anjurkan mengkonsumsi tinggi kalori
dan protein

Kolaborasi

13. Kolaborasi pemberian antibiotik

35
36

Anda mungkin juga menyukai