Gangguan penglihatan
Resiko jatuh
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
( SDKI HAL 174, SIKI HAL 201 MANAJEMEN NYERI)
2. Defisit nutrisi (SDKI HAL 56, SIKI HAL 200 MANAJEMEN NUTRISI)
3. Hipervolemia
4. Risiko perfusi serebral tidak efektif (SDKI HAL 52, SIKI HAL 205 MANAJEMEN
PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL)
5. Resiko jatuh
6. Pola nafas tidak efektif (SDKI HAL 26, SIKI HAL 186 MANAJEMEN JALAN NAPAS)
7. Termoregulasi tidak efektif (
Diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI
1. NYERI AKUT
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
2. Defisit Nutrisi
Objektif
1. Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal
Objektif
1. Bising usus hiperaktif
2. Otot pengunyah lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
3. Hypervolemia
Subjektif
1. Ortopnea
2. Dyspnea
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
Objektif
Objektif
Factor risiko:
1. stroke
2. cedera kepala
3. aterosklerotik aortic
4. infark miokard akutdiseksi arteri
5. embolisme
6. endokardtis ifektif
7. fibrilasi atrium
8. hiperkolesterolemia
9. hipertensi
10. dilatasi kardiomiopati
5. Risiko jatuh
Definisi : berisiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh
Factor risiko :
1. Osteoporosis
2. Kejang
3. Penyakit sebrovaskuler
4. Katarak
5. Glukoma
6. Demensia
7. Hipotensi
8. Amputasi
9. Preeklamasi
Subjektif
1. Dyspnea
Objektif
Subjektif
1. Ortopnea
Objektif
1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
1. Kulit dingin/hangat
2. Menggigil
3. Suhu tubuh fluktuatif
Objektif
1. Piloereksi
2. Pengisian kapiler >3 detik
3. Tekanan darah meningkat
4. Pucat
5. Frekuensi napas meningkat
6. Takikardia
7. Kejang
8. Kulit kemerahan
9. Dasar kuku sianotik
1. Nyeri akut
siki hal 485
Intervensi utama: - manjemen nyeri
Intervensi pendukung
- Dukungan hipnosis diri
- Dukungan pengungkapan kebutuhan
- Edukasi manajemen nyeri
- Edukasi proses penyakit
- Edukasi teknik napas
- Kompres dingin
- Kompres panas
- Konsultasi
- Latihan pernafasan
- Manajemen efek samping obat
- Manajemen kenyamanan lingkungan
- Manjemen medikasi
- Pemantauan nyeri
- Pemberian obat
- Perawatan kenyamanan
- Terapi relaksasi
Manajemen nyeri hal 201
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
dan konstan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Identifikasi pengetahuan dan keyaninan
tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyerí
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik. jika perlu
2. Defisit Nutrisi
3. hypervolemia
Intervensi utama :
- manajemen hypervolemia
Intervensi pendukung :
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola kelebihan volume cairan intravaskuler dan ekstraseluler serta
mencegah terjadinya komplikasi
Tindakan
Observasi :
- Periksa tanda dan gejala hypervolemia (mis ortopnea, dyspnea, edema, JVP/CVP meningkat, reflex
hepatojugular positif, suara nafas tambahan)
- Identifikasi penyebab hypervolemia
- Monitor status hemodinamik (mis frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO, CI),
jika tersedia
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar natrium, BUN, hematocrit, berat jenis urine)
- Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis kadar protein dan albumin meningkat)
- Monitor kecepatan infus secara ketat
- Monitor efek samping diuretic (mis hipotensi ortostatik, hipovolemia, hypokalemia, hiponatremia)
Terapeutik
Kolaborasi
Intervensi utama :
Intervensi pendukung :
- Edukasi diet
- Edukasi program pengobatan
- Edukasi prosedur tindakan
- Konsultasi via telpon
- Manajemen alat pacu jantung permanen
- Manajemen alat pacu jantung sementara
- Manajemen defribilasi
- Manajemen kejang
- Manajemen medikasi
- Manajemen trombolitik
- Manajemen hemodinamik invasive
- Pemantauan neurologis
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi, gangguan metabolism, edema serebral)
- Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar,
bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran menurun)
- Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
- Monitor CVP (Central Venous Pressure)
- Monitor PAWP, jika perlu
- Monitor PAP, jika perlu
- Monitor ICP, jika tersedia
- Monitor CPP (cerebral perfusion pressure)
- Monitor gelombang ICP
- Monitor status pernapasan
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor cairan serebrospinalis
Terapeutik
Kolaborasi
5. Resiko jatuh
Intervensi utama :
pencegahan jatuh
Intervensi pendukung :
- Dukungan ambulasi
- Dukungan mobilisasi
- Edukasi keamanan bayi
- Edukasi keamanan anak
- Edukasi keselamatan lingkungan
- Edukasi pengurangan risiko
- Identifikasi risiko
- Manajemen kejang
- Manajemen sedasi
- Orientasi realita
Pencegahan jatuh
Definisi : mengidentifikasi dan menurunkan risiko terjtuh akibat perubahan kondisi fisik atau psikologis
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
6. Pola nafas tidak efektif (SDKI HAL 26, SIKI HAL 186 MANAJEMEN JALAN NAPAS)
Intervensi utama :
Intervensi pendukung :
- Dukungan emosional
- Dukungan kepatuhan program pengobatan
- Edukasi pengukuran respirasi
- Konsultasi via telpon
- Manajemen energy
- Manajemen jalan napas buatan
- Manajemen medikasi
- Manajemen ventilasi mekanik
- Pemantauan neurologis
- Pemberian analgesic
- Pemberian obat
Tindakan
Observasi
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw thrust) jika curiga trauma servical
- Posisikan semi fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Kolaborasi
Intervensi utama :
Regulasi temperature
Intervensi pendukung :
- Edukasi aktivitas/istirahat
- Edukasi berat badan efektif
- Edukasi dehidrasi
- Edukasi pengukuran suhu tubuh
- Edukasi terapi cairan
- Edukasi termoregulasi
- Kompres dingin
- Kompres panas
- Manajemen cairan
Regulasi temperature:
Tindakan
Observasi
Teraputik
Edukasi
Kolaborasi