Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Kardiovaskuler II
Kelompok 2 S16C
Berliana Sukmawati
Dedek May Elawati
Diah Ayu Tri Wartami
Dimas Pandu Dewangga
Dita Pramianti Firdaus
Dwi Krisma Dayanti
Eka Nur Rani
Eldha Ayu Kumalasari
Evinatalia
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karuniaNyalah sehingga penulisan makalah ini yang berjudul
“MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SINUS ARREST”
dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Apapun yang kami sajikan
semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Kami juga mengucapkan terima kasih bagi orang-orang yang telah berjasa
membatu dalam pembuatan makalah ini.karna berkat merekalah dapat terciptanya
makalah ini.maka kami terima kasih kepada :
1. Dosen pemimbing mata kuliah Ns. Ranti Susanti.,S.Kep yang telah
memimbing kami dalam mata kuliah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehingga
mempermudah dalam pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman yang turut membantu dalam penyempurnaan makalah
ini.Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. untuk itu kritik dan saran
sangat diperlukan untuk perbaikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................. ...... i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Definisi................................................................................... ......................3
B. Etiologi....................................................................................... ..................4
C. Patofisiologi........................................................... ......................................4
D. Tanda dan Gejala (Manefistasi Klinis) ........................................................5
E. Prosedur Diagnostik .....................................................................................6
F. Penatalaksanaan Medis ................................................................................6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ....................................................................................................8
1. Anamnesa ...............................................................................................8
2. Riwayat Kesehatan .................................................................................8
3. Pola Gordon (NANDA) .........................................................................9
4. Pemeriksaan Fisik ................................................................................12
5. Analisa Data .........................................................................................12
6. Pathway ................................................................................................14
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................15
C. Perencanaan Keperawatan .........................................................................15
D. Implementasi Keperawatan ........................................................................17
E. Evaluasi Keperawatan ................................................................................18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................19
B. Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang gangguan pada sinus arrest
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Kardiovaskuler II
b. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sinus arrest
c. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja etiologi dari sinus arrest
d. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi sinus arrest
e. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja tanda dan gejala dari sinus
arrest
f. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur diagnostik dari sinus
arrest
g. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan medis pada klien
dengan sinus arrest.
h. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien
dengan sinus arrest.
BAB II
A. Definisi
Sinus arrest (Sinus pause/sinus standstill) merupakan sebuah
keadaan yang ditandai oleh kegagalan nodus SA menghasilkan potensial
aksi. Bisa ditimbulkan oleh rangsangan vagal yang sangat kuat seperti
pada pemijatan/hipersensitivitas sinus karotis dan rangsangan pada
faring. Selain itu bisa juga disebabkan oleh obat-obatan atau penyakit
tertentu yang mengganggu pembentukan impuls di nodus SA, seperti
yang telah disebutkan diatas. Meskipun demikian sinus arrest tidak selalu
berarti kelainan jantung. Pada orang sehat, arrest kadang timbul kurang
dari 2 detik tanpa disertai keluhan. Lebih dari itu biasanya
menggambarkan kondisi patologis tertentu, seperti disfungsi simpul
SA/sindroma sinus akut.
Henti sinus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Irama: teratur, kecuali pada grafik yang hilang
2. Frekuensi: biasanya kurang dari 60 x/menit
3. Gelombang P: normal, kecuali pada grafik yang hilang tidak ada
gelombang P
4. Interval PR: normal kecuali pada grafik yang hilang
5. Gelombang QRS: normal (0,06-0,12)
3
4
B. Etiologi
Sinus Arrest bisa ditimbulkan oleh rangsangan vagal yang
sangat kuat seperti pada pemijatan/hipersensitivitas sinus karotis dan
rangsangan pada faring. Selain itu dapat diseabkan oleh obat-obatan atau
penyakit tertentu yang mengganggu pembentukan impuls di nodus SA
(Thaler, 2009).
Penyebab lain pada sinus Arrest sebagai berikut :
1. Penyakit pada sinus node seperti: fibrosis dan adiopathic
degeneration.
2. Peningkatan irama vagal, akibat Valsalva’s Manuver, carotid Sinus
Massage, dan muntah.
3. Obat seperti digoxin (Lanoxin), Qunidine, Procainamide dan
Salicylates, khususnya jika diberikan pada tingkat toksin.
4. Dosis besar beta adrenergic blocker, seperti toprolol (Lopressor) dan
propanorol (Inderal).
5. Penyakit jantung, seperti Coronary Artery Desease kronik,
Miokarditis akut, Carmiomyopathy, dan penyakit jantung
hipertensif.
6. Miokard infark akut pada dinding inferior
7. Sick sinus syndrome
8. Infeksi akut
C. Patofisiologi
Sinus arrest terjadi ketika SA node gagal menghasilkan
potensial aksi. Kegagalan dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti
peningkatan irama vagal, infeksi akut, obat-obatan atau penyakit tertentu
yang mengganggu pembentukan impuls di nodus SA. Arrest dapat
dihubungkan dengan sick sinus syndrome (sindrom sinus patologis).
Manifestasi klinis dari sinus arrest bergantung pada gejala pasien. Jika
kejadian henti jantung pendek dan tidak sering, kebanyakan pasien tidak
meperlihatkan gejala (asymptomatic) dan tidak membutuhkan treatment.
Pasien mungkin mempunyai irama sinus harian atau mingguan yang
normal diantara episode sinus arrest. Pasien tidak dapat untuk merasakan
5
aritmia disepanjang waktu. Henti denyut dalam waktu 2-3 detik normal
terjadi pada orang dewasa selama tidur dan biasanya pada pasien dengan
peningkatan irama vagal atau pada hypersensitive carotid sinus disease.
E. Prosedur Diagnostik
Henti sinus dapat diketahui melalui pemeriksaan EKG. Pada
EKG akan terlihat hilangnya gelombang PQRST yang disebabkan
karena kurangnya kelistrikan jantung bagian atrium. Selama dalam
kondisi ini, atrium tidak di stimulus dan seluruh komplek PQRST akan
hilang dari strip EKG. EKG akan tetap normal kecuali untuk komplek
yang hilang atau berhenti (pause). Sinus arrest disebut juga sinus
pause terjadi ketika satu atau dua denyut gelombang sinus tidak
terbentuk dan disebut sinus arrest (henti sinus) ketika tiga atau lebih
denyut tidak terbentuk.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Obat-obatan
Ada beberapa jenis obat yang tersedia untuk mengendalikan
aritmia. Pemilihan obat harus dilakukan dengan hati-hati karena
mereka pun memiliki efek samping. Beberapa di antaranya justru
menyebabkan aritimia bertambah parah. Evaluasi terhadap
efektivitas obat dapat dikerjkan melalui pemeriksaan EKG
(pemeriksaan listrik jantung).
2. Pacu jantung
Pacu jantung atau Pacemaker adalah alat listrik yang mampu
menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk
mengontrol frekwensi jantung. Alat ini memulai dan
memeprtahankan frekwensi jantung kerika pacemaker alamiah
jantung tak mampu lagi memenuhi fungsinya. Pacemaker biasanya
digunakan bila pasien mengalami gangguan hantaran atau loncatan
gangguan hantaran yang mengakibatkan kegagalan curah jantung.
3. Kardioversi
Kardioversi mencakup pemakaian arus listrik untuk
menghentikan disritmia yang memiliki kompleks QRS, biasanya
merupakan prosedur elektif. Pasien dalam keadaan sadar dan diminta
persetujuannya.
7
4. Cairan parenteral
Terapi cairan parental digunakan untuk mempertahankan atau
mengembalikan volume dan komposisi normal cairan tubuh. Tujuan
dari pemberian terapi tersebut adalah untuk menormalkan
lingkungan kimiawi intraseluler dan ekstraseluler yang
mengoptimalkan fungsi sel dan organ.
5. Resusitasi jantung-paru (RJP)
Resusitasi jantung-paru harus dilakukan karena RJP merupakan
tidakan darurat sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti
jantung dan/atau henti nafas.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
Berisi tentang nama,suku bangsa,tempat tanggal lahir,rumah atau
tempat tinggal
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat penyakit sekarang adanya sinkop (pingsan),
baik yang dahulu maupun sekarang, kepala ringan, kelelahan,
nyeri dada, berdebar-debar, tekanan darah rendah, perubahan
status mental, kedinginan, dan kulit pucat. Pasien juga
mengeluhkan pusing dan penglihatan kabur.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati,
PJK, penyakit katup jantung, hipertensi. Penggunaan obat
digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan
untuk terjadinya intoksikasi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga dilihat dengan cara
anamnesa maupun melihat data kesehatan keluarga bila ada.
Apabila salah satu anggota keluarga pernah memiliki riwayat
penyakit jantung maka dapat dicurigai adanya penyakit jantung
bawaan. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke,
hipertensi. Selain itu, lingkungan, kondisi psikososial dan gaya
hidup pasien juga perlu dikaji untuk mengetahui penyebab lain
terjadinya sinus arrest.
8
9
Saat sakit:
Saat sakit:
Saat sakit:
Saat sakit:
Saat sakit:
Saat sakit:
Saat sakit:
Sebelumnya sakit:
Saat sakit:
Saat sakit:
Saat sakit:
4. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas : kelelahan umum.
b. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ), nadi
mungkin tidak teratur, defisit nadi, bunyi jantung irama tak
12
DO : miokard.
Data Kasus :
-
Data dari hasil
pengkajian:
Gambaran gelombang P
tidak terlihat
DS : Gangguan pertukaran Suplai oksigen tidak
Data Kasus : gas
13
- adekuat
Data dari hasil pengkajian
:
Pasien mengeluh sesak
DO :
Data kasus :
-
Data dari hasil pengkajian
:
N: 90-100 x/menit
DS :
Data kasus :
-
Data pengkajian:
Pasien mengeluh nyeri Gangguan perfusi Penurunan
dada jaringan suplai oksigen ke otak
DO :
Data kasus :
-
Data dari hasil pengkajian
:
RR 27 x/menit
14
6. Pathway
Sinus arrest
HR meningkat
Kontraktilitas miokardial
menurun
Disfungsi Penurunan
ventrikel jantung untuk
memompa
Syok Gangguan
kardiogenik perfusi
jaringan
Penurunan Darah ke
curah jantung pulmonal
B. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas miokard.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai oksigen
tidak adekuat
c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
suplai oksigen ke otak
C. Perencanaan Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
1.
Mengkaji nadi dan frekuensi
jantung, TD dan pernapasan
pasien.
E. Evaluasi Keperawatan
Dx. Evaluasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sinus arrest (Sinus pause/sinus standstill) merupakan sebuah
keadaan yang ditandai oleh kegagalan nodus SA menghasilkan potensial
aksi. Bisa ditimbulkan oleh rangsangan vagal yang sangat kuat seperti
pada pemijatan/hipersensitivitas sinus karotis dan rangsangan pada
faring. Arrest dapat dihubungkan dengan sick sinus syndrome (sindrom
sinus patologis). Kegagalan dapat disebabkan oleh beberapa kondisi
seperti peningkatan irama vagal, infeksi akut, obat-obatan atau penyakit
tertentu yang mengganggu pembentukan impuls di nodus SA.
Manifestasi klinis dari sinus arrest bergantung pada gejala pasien. Jika
kejadian henti jantung pendek dan tidak sering, kebanyakan pasien tidak
meperlihatkan gejala (asymptomatic) dan tidak membutuhkan treatment.
Penatalaksanaan medis dapat dilakukan melalui pemberian obat-obatan,
pacu jantung, kardioversi, cairan parenteral, resusitasi jantung paru
(RJP).
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa keperawatan penting
memahami lebih dalam lagi mengenai penyakit sistem kardiovaskular
khususnya sinus arrest. Dengan begitu mahasiswa akan lebih tahu
mengenai tanda gejala, diagnosa banding dari penyakit sistem
kardiovakular, manifestasi klinis, serta penyebab dari sinus arrest
sehingga mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis dan NANDA, NIC-NOC jilid 1. Jogjakarta:
Mediaction.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis dan NANDA, NIC-NOC jilid 2. Jogjakarta:
Mediaction.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis dan NANDA, NIC-NOC jilid 3. Jogjakarta:
Mediaction.