Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SINUS ARREST

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Kardiovaskuler II

Dosen Pengampu : Ns. Ranti Susanti.,S.Kep

Kelompok 2 S16C
Berliana Sukmawati
Dedek May Elawati
Diah Ayu Tri Wartami
Dimas Pandu Dewangga
Dita Pramianti Firdaus
Dwi Krisma Dayanti
Eka Nur Rani
Eldha Ayu Kumalasari
Evinatalia

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karuniaNyalah sehingga penulisan makalah ini yang berjudul
“MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SINUS ARREST”
dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Apapun yang kami sajikan
semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Kami juga mengucapkan terima kasih bagi orang-orang yang telah berjasa
membatu dalam pembuatan makalah ini.karna berkat merekalah dapat terciptanya
makalah ini.maka kami terima kasih kepada :
1. Dosen pemimbing mata kuliah Ns. Ranti Susanti.,S.Kep yang telah
memimbing kami dalam mata kuliah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehingga
mempermudah dalam pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman yang turut membantu dalam penyempurnaan makalah
ini.Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. untuk itu kritik dan saran
sangat diperlukan untuk perbaikan.

Surakarta, 6 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................. ...... i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Definisi................................................................................... ......................3
B. Etiologi....................................................................................... ..................4
C. Patofisiologi........................................................... ......................................4
D. Tanda dan Gejala (Manefistasi Klinis) ........................................................5
E. Prosedur Diagnostik .....................................................................................6
F. Penatalaksanaan Medis ................................................................................6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ....................................................................................................8
1. Anamnesa ...............................................................................................8
2. Riwayat Kesehatan .................................................................................8
3. Pola Gordon (NANDA) .........................................................................9
4. Pemeriksaan Fisik ................................................................................12
5. Analisa Data .........................................................................................12
6. Pathway ................................................................................................14
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................15
C. Perencanaan Keperawatan .........................................................................15
D. Implementasi Keperawatan ........................................................................17
E. Evaluasi Keperawatan ................................................................................18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................19
B. Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan


irama jantung, disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau
otomatis. Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel
miokardium sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listrik sel. Disritmia dibagi menjadi dua golongan besar
yaitu gangguan pembentukan impuls dan gangguan penghantaran impuls.
Gangguan pembentukan impuls terdiri dari gangguan pembentukan
impuls di sinus, gangguan pembentukan impuls atria (aritmia atrial),
pembentukan impuls di penghubung AV (aritmia penghubung),
pembentukan impuls di ventricular (aritmia ventricular). Sedangkan
gangguan penghantaran impuls terdiri dari blok sinoatrial, blok atrio
ventrikular, dan blok intraventrikular.

Salah satu gangguan pembentukan implus di sinus adalah sinus


arrest, atau yang biasa pula disebut henti sinus. Sinus arrest (henti
sinus/sinus pause/sinus standstill) merupakan sebuah keadaan yang
ditandai oleh kegagalan nodus SA menghasilkan potensial aksi. Sinus
arrest tidak selalu berarti kelainan jantung. Pada orang sehat, sinus arrest
kadang timbul tanpa disertai keluhan. Sinus arrest ini bisa ditimbulkan
oleh rangsangan vagal yang sangat kuat seperti pada pemijatan atau
hipersensitifitas sinus karotis dan rangsangan pada faring. Selain itu bisa
juga disebabkan oleh obat-obatan atau penyakit tertentu yang
mengganggu pembentukan impuls di nodus SA.

1
2

Ciri-ciri sinus arrest adalah gelombang P dan komplek QRS


normal, adanya gap yang panjang tanpa adanya gelombang yang muncul.
Gap tersebut jaraknya melebihi 2 kali RR interval. Dalam makalah ini,
penulis akan membahas mengenai gangguan pembentukan impuls sinus
disritmia yaitu tentang sinus arrest.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang gangguan pada sinus arrest
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Kardiovaskuler II
b. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sinus arrest
c. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja etiologi dari sinus arrest
d. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi sinus arrest
e. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja tanda dan gejala dari sinus
arrest
f. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur diagnostik dari sinus
arrest
g. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan medis pada klien
dengan sinus arrest.
h. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien
dengan sinus arrest.
BAB II

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi
Sinus arrest (Sinus pause/sinus standstill) merupakan sebuah
keadaan yang ditandai oleh kegagalan nodus SA menghasilkan potensial
aksi. Bisa ditimbulkan oleh rangsangan vagal yang sangat kuat seperti
pada pemijatan/hipersensitivitas sinus karotis dan rangsangan pada
faring. Selain itu bisa juga disebabkan oleh obat-obatan atau penyakit
tertentu yang mengganggu pembentukan impuls di nodus SA, seperti
yang telah disebutkan diatas. Meskipun demikian sinus arrest tidak selalu
berarti kelainan jantung. Pada orang sehat, arrest kadang timbul kurang
dari 2 detik tanpa disertai keluhan. Lebih dari itu biasanya
menggambarkan kondisi patologis tertentu, seperti disfungsi simpul
SA/sindroma sinus akut.
Henti sinus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Irama: teratur, kecuali pada grafik yang hilang
2. Frekuensi: biasanya kurang dari 60 x/menit
3. Gelombang P: normal, kecuali pada grafik yang hilang tidak ada
gelombang P
4. Interval PR: normal kecuali pada grafik yang hilang
5. Gelombang QRS: normal (0,06-0,12)

3
4

B. Etiologi
Sinus Arrest bisa ditimbulkan oleh rangsangan vagal yang
sangat kuat seperti pada pemijatan/hipersensitivitas sinus karotis dan
rangsangan pada faring. Selain itu dapat diseabkan oleh obat-obatan atau
penyakit tertentu yang mengganggu pembentukan impuls di nodus SA
(Thaler, 2009).
Penyebab lain pada sinus Arrest sebagai berikut :
1. Penyakit pada sinus node seperti: fibrosis dan adiopathic
degeneration.
2. Peningkatan irama vagal, akibat Valsalva’s Manuver, carotid Sinus
Massage, dan muntah.
3. Obat seperti digoxin (Lanoxin), Qunidine, Procainamide dan
Salicylates, khususnya jika diberikan pada tingkat toksin.
4. Dosis besar beta adrenergic blocker, seperti toprolol (Lopressor) dan
propanorol (Inderal).
5. Penyakit jantung, seperti Coronary Artery Desease kronik,
Miokarditis akut, Carmiomyopathy, dan penyakit jantung
hipertensif.
6. Miokard infark akut pada dinding inferior
7. Sick sinus syndrome
8. Infeksi akut

C. Patofisiologi
Sinus arrest terjadi ketika SA node gagal menghasilkan
potensial aksi. Kegagalan dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti
peningkatan irama vagal, infeksi akut, obat-obatan atau penyakit tertentu
yang mengganggu pembentukan impuls di nodus SA. Arrest dapat
dihubungkan dengan sick sinus syndrome (sindrom sinus patologis).
Manifestasi klinis dari sinus arrest bergantung pada gejala pasien. Jika
kejadian henti jantung pendek dan tidak sering, kebanyakan pasien tidak
meperlihatkan gejala (asymptomatic) dan tidak membutuhkan treatment.
Pasien mungkin mempunyai irama sinus harian atau mingguan yang
normal diantara episode sinus arrest. Pasien tidak dapat untuk merasakan
5

aritmia disepanjang waktu. Henti denyut dalam waktu 2-3 detik normal
terjadi pada orang dewasa selama tidur dan biasanya pada pasien dengan
peningkatan irama vagal atau pada hypersensitive carotid sinus disease.

D. Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis)


Manifestasi klinis sinus arrest yang terlihat pada EKG yaitu
EKG akan tetap normal kecuali untuk komplek yang hilang atau berhenti
(pause). Gelombang P memiliki ukuran dan bentuk normal, mengawali
setiap kemunculan QRS komplek kecuali hilang pada saat henti sinus. PR
interval normal dan konstan ketika gelombang P muncul dan dapat
diukur. PR interval tidak dapat diukur ketika gelombang P absen.
Komplek QRS, gelombang T, dan interval QT normal ketika semuanya
muncul dan menghilang pada kondisi henti sinus.
Irama atrium dan ventrikel normal kecuali pada komplek yang
hilang pada saat serangan atrial standstill. Kecepatan atrium dan ventrikel
sama dan biasanya dalam batas normal. Kecepatan dapat bervariasi,
akibat adanya henti jantung.
Kekambuhan (pengulangan) henti jantung menyebabkan tanda
penurunan curah jantung (cardiac output), seperti tekanan darah rendah,
perubahan status mental, kedinginan, dan kulit pucat. Pasien juga
mengeluhkan pusing dan penglihatan kabur. Jika kejadian henti jantung
pendek dan tidak sering, kebanyakan pasien tidak meperlihatkan gejala
(asymptomatic) dan tidak membutuhkan treatmen.
Selama henti jantung yang berkepanjangan, pasien dapat jatuh
dan membahayakan dirinya. Situasi lain bahkan akan menjadi lebih
serius seperti jika gejala yang diakibatkan aritmia muncul pada saat
sedang berkendara dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal.
6

E. Prosedur Diagnostik
Henti sinus dapat diketahui melalui pemeriksaan EKG. Pada
EKG akan terlihat hilangnya gelombang PQRST yang disebabkan
karena kurangnya kelistrikan jantung bagian atrium. Selama dalam
kondisi ini, atrium tidak di stimulus dan seluruh komplek PQRST akan
hilang dari strip EKG. EKG akan tetap normal kecuali untuk komplek
yang hilang atau berhenti (pause). Sinus arrest disebut juga sinus
pause terjadi ketika satu atau dua denyut gelombang sinus tidak
terbentuk dan disebut sinus arrest (henti sinus) ketika tiga atau lebih
denyut tidak terbentuk.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Obat-obatan
Ada beberapa jenis obat yang tersedia untuk mengendalikan
aritmia. Pemilihan obat harus dilakukan dengan hati-hati karena
mereka pun memiliki efek samping. Beberapa di antaranya justru
menyebabkan aritimia bertambah parah. Evaluasi terhadap
efektivitas obat dapat dikerjkan melalui pemeriksaan EKG
(pemeriksaan listrik jantung).
2. Pacu jantung
Pacu jantung atau Pacemaker adalah alat listrik yang mampu
menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk
mengontrol frekwensi jantung. Alat ini memulai dan
memeprtahankan frekwensi jantung kerika pacemaker alamiah
jantung tak mampu lagi memenuhi fungsinya. Pacemaker biasanya
digunakan bila pasien mengalami gangguan hantaran atau loncatan
gangguan hantaran yang mengakibatkan kegagalan curah jantung.
3. Kardioversi
Kardioversi mencakup pemakaian arus listrik untuk
menghentikan disritmia yang memiliki kompleks QRS, biasanya
merupakan prosedur elektif. Pasien dalam keadaan sadar dan diminta
persetujuannya.
7

4. Cairan parenteral
Terapi cairan parental digunakan untuk mempertahankan atau
mengembalikan volume dan komposisi normal cairan tubuh. Tujuan
dari pemberian terapi tersebut adalah untuk menormalkan
lingkungan kimiawi intraseluler dan ekstraseluler yang
mengoptimalkan fungsi sel dan organ.
5. Resusitasi jantung-paru (RJP)
Resusitasi jantung-paru harus dilakukan karena RJP merupakan
tidakan darurat sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti
jantung dan/atau henti nafas.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Anamnesa
Berisi tentang nama,suku bangsa,tempat tanggal lahir,rumah atau
tempat tinggal
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat penyakit sekarang adanya sinkop (pingsan),
baik yang dahulu maupun sekarang, kepala ringan, kelelahan,
nyeri dada, berdebar-debar, tekanan darah rendah, perubahan
status mental, kedinginan, dan kulit pucat. Pasien juga
mengeluhkan pusing dan penglihatan kabur.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati,
PJK, penyakit katup jantung, hipertensi. Penggunaan obat
digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan
untuk terjadinya intoksikasi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga dilihat dengan cara
anamnesa maupun melihat data kesehatan keluarga bila ada.
Apabila salah satu anggota keluarga pernah memiliki riwayat
penyakit jantung maka dapat dicurigai adanya penyakit jantung
bawaan. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke,
hipertensi. Selain itu, lingkungan, kondisi psikososial dan gaya
hidup pasien juga perlu dikaji untuk mengetahui penyebab lain
terjadinya sinus arrest.

8
9

3. Pengkajian: pola Gordon, NANDA


a. persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
sebelum sakit:
- Bagaimana klien menjaga kesehatan?
- Bagaimana cara menjaga kesehatan?

Saat sakit:

- Apakah klien tahu tentang penyakitnya?


- Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa
sakit?
- Apa yang dilakukan jika rasa sakitna timbul?
- Apakah pasien tahu penyebab dari rasa sakitnya?
- Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa
sakit
b. Nutrisi metabolik
Sebelum sakit:
- Makanan/minuman : frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
- Apakah ada mengkonsumsi obat-obatan seperti vitamin?

Saat sakit:

- Apakah klien merasa mual/ muntah/ sulit menelan?


- Apakah klien mengalami anoreksia?
- Makan/minum: frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
c. Eliminasi
Sebelum sakit:
- Apakah buang air besar atau buang air kecil: teratur,
frekuensi, warna, konsisten, keluhan nyeri?
- Apakah mengejan saat buang air besar atau buang air kecil
sehingga berpengaru pada pernafasan?

Saat sakit:

- Apakah buang air besar atau buang air kecil: teratur,


frekuensi, waktu, warna, konsisten, keluhan nyeri?
d. Aktivitas dalam latihan
Sebelum sakit:
- Apakah bisa melakukan aktivitas sehari-hari dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari?
- Apakah mengalami kelelahan saat aktivitas?
- Apakah mengalami sesak nafas saat beraktivitas?
10

Saat sakit:

- Apakah memerlukan bantuan saat beraktivitas (pendidikan


kesehatan, sebagai, total)?
- Apakah ada keluhan saat beraktivitas (sesak, batuk)?
e. Tidur dan istirahat
Sebelum sakit :
- Apakah tidur klien terganggu?
- Berapa lama, kualitas tidur (siang dan? Atau malam)?
- Kebiasaan sebelum tidur?
f. Kognitif dan persepsi sensori
Sebelum sakit:
- Bagaimana menghindari rasa sakit?
- Apakah mengalami penurunan fungsi pancaindra, apa
saja?
- Apakah menggunakan alat bantu (kacamata)?

Saat sakit:

- Bagaimna menghindari rasa sakit?


- Apakah mengalami nyeri (PQRST)?
- Apakah mengalami penurunan fungsi pancaindara, apa
saja?
- Apakah merasa pusing?
g. persepsi dan konsep diri
Sebelum sakit:
- Bagaimana klien menggambarkan dirinya?

Saat sakit:

- Bagaimana pendangan pasien dengan dirinya terkait


dengan penyakitnya?
h. Peran dan hubungan dengan sesama
Sebelum sakit:
- Bagaimana hubungan klien dengan sesama?

Saat sakit:

- Bagaimana hubungan dengan orang lain (teman, keluarga,


perawat, dan dokter)?
- Apakah peran?pekerjaan terganggu, siapa yang
menggantikan?
- Reproduksi dan seksualitas
11

Sebelumnya sakit:

- Apakah dan gangguan hubungan seksual klien?

Saat sakit:

- Apakah dan gangguan hubungan seksual klien?


i. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Sebelum sakit:
- Bagaimana menghadapi masalah?
- Apakah klien stres dengan penyakitnya?
- Bagaimana klien mengatasinya?
- Siapa yang bisa membantu mengatasi/mencari solusi?

Saat sakit:

- Bagaimana menghadapi masalah?


- Apakah klien stres dengan penyakitnya?
- Bagaimana klien mengatasinya?
- Siapa yang bisa membantu mengatsi/mencari solusi?
j. Nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit:
- Bagaimana kebiasaan dalam menjalankan ajaran agama?

Saat sakit:

- Apakah ada tindakan medis yang bertentangan


kepercayaan?
- Apakah penyakit yang dialami mengganggu dalam
menjalankan ajaran agama yang dianut?
- Bagaimana persepsi terkait dengan penyakit yang dialami
dilihat dari sudut pandang nilai kepercayaan?

4. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas : kelelahan umum.
b. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ), nadi
mungkin tidak teratur, defisit nadi, bunyi jantung irama tak
12

teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, kulit warna dan


kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat, edema,
haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
c. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,
menolak, marah, gelisah, menangis.
d. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran
terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan,
perubahan kelembaban kulit.
e. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
bingung, letargi, perubahan pupil.
f. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat
hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah.
g. Pernafasan : nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan atau
kedalaman pernafasan.
h. Keamanan : kedinginan, kehilangan tonus otot/kekuatan sehingga
pasien dapat jatuh dan membahayakan dirinya

5. Analisa data dan Masalah

Data Fokus Masalah Etiologi


DS :
Data kasus :
-
Data dari hasil
pengkajian:
1) Pasien merasakan nyeri Penurunan curah
jantung Penurunan kontraktilitas

DO : miokard.
Data Kasus :
-
Data dari hasil
pengkajian:
Gambaran gelombang P
tidak terlihat
DS : Gangguan pertukaran Suplai oksigen tidak
Data Kasus : gas
13

- adekuat
Data dari hasil pengkajian
:
Pasien mengeluh sesak

DO :
Data kasus :
-
Data dari hasil pengkajian
:
N: 90-100 x/menit

DS :
Data kasus :
-
Data pengkajian:
Pasien mengeluh nyeri Gangguan perfusi Penurunan
dada jaringan suplai oksigen ke otak
DO :
Data kasus :
-
Data dari hasil pengkajian
:
RR 27 x/menit
14

6. Pathway

Penyakit Peningkatan Obat-obatan


Infeksi akut
tertentu irama vagal

Sinus arrest

HR meningkat

Kontraktilitas miokardial
menurun

Disfungsi Penurunan
ventrikel jantung untuk
memompa

Syok Gangguan
kardiogenik perfusi
jaringan

Penurunan Darah ke
curah jantung pulmonal

Gangguan pertukaran gas


15

B. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas miokard.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai oksigen
tidak adekuat
c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
suplai oksigen ke otak

C. Perencanaan Keperawatan

TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


Dx
KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
Dx1: 1. Monitor TTV 1. Mengetahui perubahan
Penurunan curah 2. Evaluasi adanya nyeri tanda-tanda vital pada
jantung berhubungan
dada (intensitas, lokasi, pasien
dengan penurunan
kontraktilitas miokard durasi) 2. Mengetahui tingkat
Setelah dilakukan 3. Monitor status nyeri pasien, lokasi
perawatan 3x24 jam
kardiovaskuler nyeri dan lama nyeri
penurunan kardiak
output pasien teratasi 4. Monitor respon pasien pasien
dengan kriteria hasil: terhadap efek 3. Mengetahui gambaran
1. 1. Tanda Vital dalam pengobatan antiaritmia EKG
rentang normal 5. Monitor toleransi aktivitas 4. Mengetahui efek obat
(Tekanan darah, Nadi, pasien terhadap perkembangan
respirasi) kondisi pasien
2. 2. Tidak ada penurunan 5. Mengetahui peningkatan
kesadaran toleransi aktivitas pasien
Dx : 1. Monitor TTV pasien 1. Mengetahui perubahan
Gangguan pertukaran 2. Monitor respirasi dan TTV pasien
gas
2 berhubungan
status oksigen 2. Mengetahui status
dengan suplai oksigen
tidak adekuat 3. Posisikan pasien pernapasan pasien
Setelah dilakukan semifowler 3. Untuk mengurangi rasa
perawatan 3x24 jam
15

gangguan pertukaran sesak pada pasien


gas pasien teratasi
dengan ktiteria hasil:
1. TTV dalam
rentang normal
(Tekanan darah,
Nadi, respirasi)
2. Mendemonstras
ikan
peningkatam
ventilasi dan
oksigenasi yang
adekuat
Dx:
3 1. Monitor TTV pasien 1. Mengetahui perubahan
Gangguan perfusi 2. Evaluasi adanya nyeri TTV pasien
jaringan berhubungan
dada (intensitas, lokasi, 2. Mengetahui tingkat
dengan penurunan
kemampuan jantung durasi) nyeri pasien, lokasi
untuk memompa 3. Monitor status nyeri dan lama nyeri
Setelah dilakukan
kardiovaskuler pasien
perawatan selama
3x24 jam gangguan 4. Monitor respon pasien 3. Mengetahui gambaran
perfusi jaringan pasien terhadap efek EKG
dapat teratasi dengan
pengobatan antiaritmia 4. Mengetahui efek obat
kriteria hasil:
5. Monitor toleransi terhadap perkembangan
1. TTV dalam
aktivitas pasien kondisi pasien
keadaan normal
5. Mengetahui peningkatan
(Tekanan darah,
toleransi aktivitas pasien
Nadi, respirasi)
2. Denyut jantung,
AGD, ejeksi
fraksi dalam
batas nornal
3. (-) nyeri dada
15

D. Implementasi Keperawatan

Dx. Tindakan Keperawatan Ttd

1.
Mengkaji nadi dan frekuensi
jantung, TD dan pernapasan
pasien.

Evaluasi adanya nyeri dada


(intensitas, lokasi, durasi)

Monitor status kardiovaskuler


pasien

Monitor toleransi aktivitas pasien

Posisikan pasien semifowler

Monitor respirasi dan status


oksigen

Monitor respon pasien terhadap


efek pengobatan antiaritmia
18

E. Evaluasi Keperawatan

Dx. Evaluasi

1 S: pasien mengatakan dada masih terasa nyeri


O: gambaran EKG tidak teratur
A:gangguan penurunan curah jantung belum teratasi
P: lanjutkan intervensi nomor 2, 3, 4, 5
2. S: pasien mengeluh sesak
O: RR 19 x/menit
A:gangguan pertukaran gas teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi nomor 3
3. S : pasien mengatakan dada masih terasa nyeri
O: N: 90-100 x/menit
A:gangguan perfusi jaringan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 2, 3, 4, 5
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sinus arrest (Sinus pause/sinus standstill) merupakan sebuah
keadaan yang ditandai oleh kegagalan nodus SA menghasilkan potensial
aksi. Bisa ditimbulkan oleh rangsangan vagal yang sangat kuat seperti
pada pemijatan/hipersensitivitas sinus karotis dan rangsangan pada
faring. Arrest dapat dihubungkan dengan sick sinus syndrome (sindrom
sinus patologis). Kegagalan dapat disebabkan oleh beberapa kondisi
seperti peningkatan irama vagal, infeksi akut, obat-obatan atau penyakit
tertentu yang mengganggu pembentukan impuls di nodus SA.
Manifestasi klinis dari sinus arrest bergantung pada gejala pasien. Jika
kejadian henti jantung pendek dan tidak sering, kebanyakan pasien tidak
meperlihatkan gejala (asymptomatic) dan tidak membutuhkan treatment.
Penatalaksanaan medis dapat dilakukan melalui pemberian obat-obatan,
pacu jantung, kardioversi, cairan parenteral, resusitasi jantung paru
(RJP).

B. Saran
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa keperawatan penting
memahami lebih dalam lagi mengenai penyakit sistem kardiovaskular
khususnya sinus arrest. Dengan begitu mahasiswa akan lebih tahu
mengenai tanda gejala, diagnosa banding dari penyakit sistem
kardiovakular, manifestasi klinis, serta penyebab dari sinus arrest
sehingga mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar ilmu keperawatan klien dengan gangguan


sistem kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis dan NANDA, NIC-NOC jilid 1. Jogjakarta:
Mediaction.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis dan NANDA, NIC-NOC jilid 2. Jogjakarta:
Mediaction.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis dan NANDA, NIC-NOC jilid 3. Jogjakarta:
Mediaction.

Pakpahan, Henry A.P. 2012. Elektrokardiografi ilutratif. Jakarta: Badan Penerbit


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai