Disusun Oleh :
S16139
S16C
1. POSISI SUPINT
a. Pengertian
Posisi dengan klien berbaring lurus, tulang punggung dan kedua kaki
lurus, posisi lengan dengan telapak tangan menghadap kebawah,
untuk menjaga kaki tetap pada sisi yang tepat.
b. Tujuan
Agar menjadi lebih rileks
Mencegah kontroktur otot abdomen
Memudahkan pemeriksaan denyut nadi.
c. Indikasi
Dilakukan pada ibu hamil muda
Dilakukan pada waktu pre dan post operasi
d. Kontra Indikasi
Pada klien dengan sesak nafas
Pada klien dengan fraktur lumbal
2. POSISI FOWLER
a. Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
b. Tujuan
Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
Meningkatkan rasa nyaman
Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi
dada dan ventilasi paru
Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
c. Indikasi
Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
Pada pasien yang mengalami imobilisasi
d. Kontra Indikasi
Fraktur tulang pelvis, post operasi abdoment
Faktur tulang belakang (vetebra lumbalis)
5. POSISI SIM’S
a. Pengertian
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus
(supositoria). Berat badan terletak pada tulang illium, humerus dan
klavikula.
b. Tujuan
Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot
pinggang
Memasukkan obat supositoria
Mencegah dekubitus
c. Indikasi
Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
Pasien yang tidak sadarkan diri
Pasien paralisis
Pasien yang akan dienema
Untuk tidur pada wanita hamil
d. Kontra Indikasi
Klien dengan kelainan sendi pada lutut dan panggul
(Gambar Posisi Sim’s)
6. POSISI TRENDELENBERG
a. Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah ke otak.
b. Tujuan
Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
Pasien shock
Pasien hipotensi
c. Indikasi
Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
Pasien shock
Pasien hipotensi
d. Kontra Indikasi
Pada klien yang mempunyai potensi peningkatan tekanan cranial
(Gambar Posisi Trendelenburg)
7. POSISI LITHOTOMI
a. Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki
dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat
kontrasepsi.
b. Tujuan
Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misal vagina,taucher,
pemeriksaan rektum, dan sistoscopy.
Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien,
pemasangan alat intra uterine devices (IUD), dan lain-lain.
c. Indikasi
Pada pemeriksaan genekologis
Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap
penyakit pada uretra, rektum, vagina dan kandung kemih.
d. Kontra Indikasi
Pada klien dengan antritis berat
9. POSISI PRONE
a. Pengertian
Posisi telungkup dengan kepala menoleh kesatu sisi dan lengan disamping
bahu untuk mencegah hiperekstensi dan fleksi.
b. Tujuan
Untuk kenyamanan pada waktu istirahat atau tidur
Untuk menukar posisi guna mengurangi tekanan kulit
Untuk menjaga adanya kontra fleksi telapak kaki
Pada klien tidak sadar dapat memudahkan pengeringan lendir dari mulut
Bila digunakan secara periodic, untuk membantu mencegah penekukan
kontruktur dari pinggang dan lutut
Mencegah hipereaksi tulang belakang.
c. Indikasi
Untuk klien yang baru sembuh dari pembedahan pada mulut atau
kerongkongan
Hanya dapat dilakukan pada klien yang punggungnya dapat diluruskan
secara tepat, dan dilakukan dalam waktu cepat.
d. Kontra Indikasi
Tidak disarankan untuk orang yang bermasalah pada daerah servikal atau
lumbal tulang belakang
Untuk klien dengan masalah jantung dan pernafasan, karena akan
menyebabkan mati lemas, dan pembatasan perluasan dada