Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN TUTORIAL IN CLINIC

DI RUANG FRESIA 1 LANTAI 1 RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan sebagai salah satu tugas Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah
yang diampu oleh Herdiman.,M. Kep

disusun oleh:

Vivin Sureni 317101


Dika Kurnia Sari 317079
Muhammad al falah 317086
Brenon 317072

KELAS C
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PERSATUAN PERAWAT NASIONAL
INDONESIA JAWA BARAT
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ny. w usia 45 tahun datang ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan keluhan
adanya lemas dan pusing, selain itu klien mengeluh adanya pusing yang disebabkan
adanya menstruasi sebulan penuh dan berat badan menurun drastis panas badan hilang
timbul . Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19 Januari 2018 klien masih mengeluh
lemas dan pusing . Hasil pemeriksaan TD: 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit Respirasi rate
20x/menit, suhu 36°C.
Labolatorium: (Tanggal 19.01.18)
Trombosit LL 4 ribu/ uL (150-450), Hemoglobin 13.1 g/dl (12.3-15.3), Hematokrit
36,4% (36.0-45,0), Leukosit 13,25 10^3/uL (4,50-11,0), Eritrosit 4,23 juta/uL (4,2-5.5),
Indeks eritrosit: MCV 86,1 fl (80-96), MCH 31,0 pg (27,5- 33,2), dan MCHC 36,0 %
(33,4-33,5). Basophil L0 % (0.2-1.2) eosinophil H5 % (0.0-4.4) neutrophil batang 0%
(3.0-5.0), neutrophil segmen 71 % (45.5-73.1), limfosit monosit 19 % (18.3-44.2), total
meutofil H.9.49 10^3/uL, (2.10-8.89), total limfosit 2.52 10^3/ UL (1.26-3.35), total
monosit 0.59 10^3/UL (0.29-0.95), total eosinofil H 0,61 10^3/uL, (0.01-0.40), total
basophil L 0.00 10^3/ Ul 0.01-0.07.
Therapy obat
1. IVDF 2A 500cc
2. Dexametazan 1x40 mg IV
3. Omeprazole caps 2x20 mg
4. Ioratadine tab 10 mg 1x1 tab per oral
5. Dexamethasone amp 5mg iv
6. Asam metanamat tab 500mg 3x1 po
7. Asam trametamat 3x1 g iv
A. STEP 1 ( Istilah yang kurang dimengerti)
1. Omeprazole (Muhammad al fallah)
2. Loratadine ( vivin sureni)
3. Asam traneksamat ( Dika Kurnia Sari)
B. STEP 2 ( menjawab Istilah yang kurang dimengerti)
1. Omeprazole adalah obat yang mampu menurunkan kadar asam yang diproduksi
di dalam lambung. Obat golongan pompa proton ini digunakan untuk mengobati
beberapa kondis, yaitu nyeri ulu hati.
2. Loratadine adalah obat yang dapat mengobati gejala alergi, seperti bersin, ruam
kulit, pilek, hidung tersumbat, dan mata berair akibat paparan allergen (misalnya debu,
bulu hewan, atau gigitan serangga).
3. traneksamat adalah obat untuk mencegah dan mengurangi pendarahan akibat
pencabutan gigi. Obat ini juga digunakan untuk jangka pendek pada orang dengan jenis
gangguan perdarahan hemofillia.
C. STEP 3 (diskusi analisa kasus)
Berdasarkan kasus di atas apa saja yg di angkat diagnosa nya
1. Kekurangan volume cairan b.d perdarahan
a. Noc : - berikan nutrisi yg adekuat secara kualitas mampu kuantitas dan
mencukupi kebutuhan kalori setiap hari, - berikan makanan dalam porsi
kecil/ tapi sering, - porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan sesuai
dengan kalori
b. Nic : - pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari, -
anoreksia dan kelemahan mengakibatkan penurunan berat badan dan resi
yang serius, - sangat bermanfaat dalam perhitungan persesuaian diet
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, - libatkan keluarga pasien dalam
perencanaan makan sesuai dengan indikasi, - meningkatkan rasa
keterlibatannnya, - memberikan informasi pada keluarga untuk memahami
kebutuhan nutrisi pasien.
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
a. Noc : kaji kemampuan klien untuk aktivitas normal, catat adanya
kelemahan dan kelitihan, - awasi ttv, - berikan lingkungan yang tenang, - ubah
posisi pasien dengan perlahan dan pantau adanya pusing.
b. Nic : untuk menentukan pilihan intervensi, - peningkatan ttv menunjukkan
adanya upaya jantung dan paru untuk membawa oksigen ke jaringan, -
lingkungan yang tenang klien dapat beristirahat untuk menurunkan kebutuhan
oksigen tubuh, - hipotensi pastury menyebabkan pusing , berdenyut dan
meningkatkan resiko cedera.
ITP atau Imun (idiopatik) Trombositopeni purpura (Immune Thrombocytopenic Purpur =
Primary essential thrombocytopenia Purpura = purpura hemmorrhagica = werlhofs disease)
adalah penyakit purpura disertai dengan penurunan jumlah trombosit. ITP ditemukan
pertama kali pada orang dewasa tahun 1735 oleh welhof, dia menemukan seorang pasien
yang mengalami perdarahan mendadak yang spontan seperti petekiae, ekimosis dan
perdarahan membrane mukosa. Pasien ini mengalami remisi spontan dan lengkap, sedangkan
penyakit purpura yang terjadi pada saat itu seperti thypoid fever dan plague tidak mengalami
remisi spontan. Pada kasus ITP terjadi trombositopenia yang diakibatkan oleh meningkatnya
destruksi trombosit karena reaksi imun. Antibodi yang berperan adalah IgG. Tahun 1951
Herrington menemukan bahwa transfuse plasma maupun whole blood dari pasien ITP dapat
menginduksi trombositopeni pada orang normal. ITP dapat menyerang anak-anak dan
dewasa. ITP pada anak biasanya adalah bentuk akut yang dapat sembuh spontan dalam
beberapa bulan, bentuk kronis didapatkan pada dewasa dan memiliki onset yang lebih
lambat. Pada dewasa ITP didapatkan lebih sering pada wanita daripada pria dan sering
rekuren. Bentuk ITP yang sekunder disebabkan oleh adanya penyakit hematologic primer
seperti leukemia atau kelainan nonhematologik sistemik yang lain (Dorland W.A.N, 2002).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil
adalah bagaimana konsep ITP (Idiopatik trombositopenia purpura) dan bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien dengan ITP (Idiopatik trombositopenia purpura) ?
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melakukan TIC mahasiswa mampu memahami konsep ITP (Idiopatik
trombositopenia purpura) dan mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien ITP
(Idiopatik trombositopenia purpura).
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Mampu menjelaskan pengertian ITP
b. Mampu menjelaskan Etiologi ITP
c. Mampu menjelaskan Manifestasi ITP
d. Mampu menjelaskan Patofisiologi ITP
e. Mampu menjelaskan komplikasi ITP
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI
ITP merupakan singkatan dari Idiopatik Trombositopenia Purpura.Idiopatik
artinya penyebabnya tidak diketahui. Trombositopenia artinya berkurangnya jumlah
trombosit dalam darah atau darah tidak mempunyai platelet yang cukup. Purpura artinya
perdarahan kecil yang ada di dalam kulit,membrane mukosa atau permukaan serosa
(Dorland, 1998).
ITP adalah suatu penyakit perdarahan yang didapat sebagai akibat dari
penghancuran trombosit yang berlebihan (Suraatmaja, 2000).
ITP adalah suatu keadaan perdarahan yang disi%atkan oleh timbulnya petekia
atau ekimosis di kulit ataupun pada selaput lendir dan adakalanya terjadi pada berbagai
jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karenasebab yang tidak diketahui (FK UI,
1985).
B. ETIOLOGI
Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yangterjadi melalui
pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit,sehingga sel trombosit mati. (Imran,
2008). Penyakit ini diduga melibatkanreaksi autoimun, dimana tubuh menghasilkan
antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah
respons tubuhyang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk kedalam tubuh.
Tetapiuntuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping darahtubuhnya
sendiri. (family doctor, 2006). meskipun pembentukan trombositsumsum tulang
meningkat, persediaan trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem imun tubuh.
ITP penyebab pasti belum diketahui (idiopatik) tetapi kemungkinan akibat dari:
1. Hipersplenisme,
2. Infeksi virus
3. Intoksikasi makanan/obat (asetosal para animo salisilat (PAS). Fenil butazon,
diamokikina, sedormid).
4. Bahan kimia,
5. Pengaruh fisih (radiasi, panas),
6. Kekurangan factor pematangan (malnutrisi),
7. Koagulasi intra vascular diseminata CKID,
8. Autoimnue
Jenis ITP
a. Akut
1. Awalnya dijumpai trombositopernia pada anak.
2. Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi
spontan).
3. Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.
b. Kronik
1. Trombositopernia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis.
2. Awitan tersembunyi dan berbahaya.
3. Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit
4. Bentuk ini terutama pada orang dewasa.
c. Kambuhan
1. Mula-mula terjadi trombositopernia
2. Relaps berulang.
3. Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.
C. Manifestasi Klinis
1. ITP akut :
a. Hanya 16% yang betul-betul ediopatik
b. Perdarahan dapat didahului oleh infeksi, pemberian obat-obatan atau
menarche.
c. Pada permulaan perdarahan sangat hebat selain terjadi trombositopernia
rusaknya mengakariosit, juga terjadi perubahan pembuluh darah.
d. Sering terjadi perdarahan GIT, tuba falopi dan peritoneum.
e. Kelenjar lymphe, lien dan hepar jarang membesar
2. ITP menahun :
1. Biasanya pada dewasa, terjadi beberapa bulan sampai beberapa tahun, kadang
menetap.
2. Permulaan tidak dapat ditemukan, ada riwayat perdarahan menahun,
menstruasi yang lama.
3. Perdarahan relative lebih ringan.
4. Jumlah trombosit 30.000-80.000/mm3.
5. Biasanya tanpa anemi, lekopeni dan splenomegali.
6. Penghancuran trombosit lebih dari normal.
7. Sering terjadi relaps dan remisi yang berulang-ulang
3. ITP recurrent
1. Diantaranya episode perdarahan, trombosit normal dan tak ada
purpura/petechiane dan masa hidup trombosit normal.
2. Hasil pengobatan dengan kortikosteroid baik.
3. Kadang tanpa pengobatan, dapat sembuh sendiri.
4. Remisi berkisar beberapa minggu sampai 6 bulan.
4. ITP siklik
Menstruasi hebat pada wanita. Secara umum, gambaran klinis ITP adalah :
1. Adanya petachaine, edymose atau perdarahan.
2. Trombositopernia.
3. Megakariosit dalam sumsum tulang normal / bertambah dengan morfologi
abnormal.
4. Splenomegaly atau tidak

D. PATOFISIOLOGI
Diatas telah di singgung bahwa trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan
antibody yang diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan
senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibody yang bekerja melawan jaringan
sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup trombosit
diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan-gangguan autoimun yang
bergantung pada antibody manusia, paling sering menyerang unsur-unsur darah,
terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit ITP, yang
memiliki molekul-molekul IgG relaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospers.
Meskipun terikat pada permukaan trombosit, antibody ini tidak menyebabkan
lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun,
trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan
dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membran untuk IgG dalam
limpa dan hati. Manifestasi utama dari ITP dengan trombosit kurang dari
30.000/mm3 adalah tumbuhnya petechiane ini dapat muncul karena adanya antibodi
IgG yang ditemukan pada membran trombosit yang akan mengakibatkan gangguan
agregasi trombosit dan meningkatkan pembuangan serta penghancuran trombosit oleh
sistem makrofag. Agrerasi trombosit yang terganggu ini akan menyebabkan
penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler dirusak
sehingga timbul perdarahan dalam jaringan.
Bukti yang mendukung mekanisme trombositopernia ini disimpulkan berdasarkan
pemeriksaan pada penderita ITP dan orang-orang percobaan yang menunjukkan
kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum ITP.
Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu
dengan ITP, juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena
masuknya antibody melalui plasenta. ITP dapat juga timbul setelah infeksi,
khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi sering timbul tanpa peristiwa pendahuluan
dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau beberapa minggu.

E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain :
1. Hemorhages
2. Penurunan kesadaran
3. Splenomegali

Prognosis
a. Pada umumnya baik. Pada anak kadang terjadi remisi lengkap tanpa pengobatan.
b. 90% penderita ITP mengalami remisi setelah mendapat pengobatan selama 3
minggu-3 bulan dan tidak timbul lagi gejala.
c. 10% jadi ITP menahun dan < 1% meninggal.
d. Pada dewasa sering relaps dalam waktu 4-15 tahun.
e. Prognosa lebih buruk pada wanita hamil dan bila ada komplikasi, terutama
perdarahan otak yang dapat menyebabkan kematian.

F. PENATALAKSANAAN KLINIS
a. ITP akut
1. Ringan: observasi tanpa pengobatan sampai sembuh spontan.
2. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka
berikan kortikosteroid.
3. Bila tidak berespon terhadap koritekosteroid, maka berikan immunoglobulin
per IV.
4. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspense trombosit
b. ITP menahun
1. Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.
Misal: prednisone 2-5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap
kortikosteroid berikan immunoglobulin (iv).
2. Imunosupressan: 6-merkaptopurin 2,5-5 mg/kgBB/hari peroral.
3. Azatioprin 2-4 mg/kgBB/hari per oral.
4. Siklofosfamid 2mg/kgBB/hari per oral.
c. Splenektomi
1. Resisten terhadap pemberian kortikosteroid dan imunosupresif selama 2-3
bulan.
2. Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan pemberian kortikosteroid
saja dengan gambaran klinis sedang sampai berat.
3. Penderita yang menunjukkan respon terhadap kortikosteroid namun perlu
dosis tinggi untuk mempertahankan klinis yang baik tanpa pendarahan.
d. Kontra indikasi
1. Anak usia sebelum 2 tahun fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat diambil
alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan thymus).
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN DIAGNOSA ITP (IDOPATIK
TROMBOSITOPENIA PURPURA) DI RUANG FRESIA 1 LANTAI 1 RUMAH SAKIT
DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
A. Pengkajian
Tanggal masuk : 19 Januari 2018
Tanggal pengkajian : 19 Januari 2018
No. Medrec : 0001660679
Dx Medis : ITP (Idopatik trombositopenia purpura)

1. Indetitas klien

Nama : Ny. W
Jenis kelamin : perempuan
Usia : 45 Tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Status perkawinan : kawin
Suku bangsa : sunda / indonesia
Agama : islam
Alamat : ka. Pondok buah batu rt 01 rw 09 jayagiri, lembang kabupaten
bandung barat.
Penanggung jawab klien
Nama : Tn S
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : ka. Pondok buah batu
Hubungan dengan klien : suami
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama : Klien mengeluh lemas
b. Riwayat Kesehatan sekarang :
c. Klien mengatakan mengeluh lemas dan pusing, klien dibawa ke RS salamun dan
kemudian di rujuk ke IGD RSHS dan dipindahkan ke ruang Fresia 1 pada tanggal 19
Januari 2018. Pada saat pengkajian tanggal 19 Januari 2018 klien mengatakan lemas dan
pusing, lemas dirasakan seperti pusing, lemas dirasakan bertambah berat jika beraktivitas
dan berkurang saat beristirahat, respirasi rate 23 x/menit,
d. Riwayat Kesehatan Dahulu : Hipertensi
e. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada
3. Riwayat psikososial spiritual
a. Suport sistem
Klien mengatakan akan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan klien,
tampak keluarga pasien sering menemani secara bergantian.
b. Komunikasi
Keluarga klien mengatakan bahwa tidak ada hambatan dalam berkomunikasi pada saat
pasien di rawat di rs dan dapat berkomunikasi dengan baik.
c. Sistem nilai kepercayaan
Sebelum sakit klien selalu melaksanakan ibadah shalat 5 waktu dan bedoa tetapi pada
saat klien sakit , klien hanya bisa bedoa agar dapat sembuh dan segera pulang ke rumah
d. Konsep diri
1. Gambaran diri
Klien mengatakan bahwa klien menyukai seluruh bagian tubuhnya dari klien tidak
merasa malu dengan kondisi saat ini
2. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang ke rumah untuk berkumpul
dengan keluarganya
3. Peran diri
Klien merupakan seorang ibu rumah tangga dari suami dan anak-anaknya
4. Harga diri
Hubungan klien baik dengan keluarga maupun dengan masyarakat di sekitar
rumahnya terjalin dengan baik
5. Lingkungan
a. Kebersihan
Lingkungan di rumah dan sekitar pasien bersih dan nyaman
b. Polusi
Tidak ada polusi yang dapat mencemari kesehatan pasien
c. Bahaya
Tidak ada bahaya yang dapat membahayakan klien karena tinggal di pemukiman
warga
a. Pola kebiasaan sehari – hari dan saat sakit

1. Pola Kebiasaan sehari – hari dan saat sakit


Kebiasaan/aktivitas Sebelum masuk Saat sakit Keterangan
RS
A. Pola Nutrisi
a. Asupan Oral Oral
b. Frekuensi 3 x/ hari 3 x/hari
c. Nafsu makan baik baik
d. Diet Tidak ada tidak ada
e. Makanan roti dan buah roti dan buah
tambahan
f. Alergi makanan / Klien Klien
tidak boleh mengaktakan mengaktakan
tidak ada alergi tidak ada alergi
makanan dan makanan dan
makanan makanan
pantangan pantangan
g. Perubahan berat tetap Klien
badan dalam 3 mengatakan BB
bulan terakhir nya menurun
B. Pola cairan
a. Asupan Cairan Oral Oral/infusan
b. Jenis Air mineral Air
mineral/NACL
c. Frekuensi 4-6 gelas/hari 3x/hari
d. Volume 1000-2000cc /hari 1000cc/hari/500
cc
C. Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi 2-4 /hari Tidak terpasang
kateter
Warna Kuning kuning bening
Bau Khas urine -
Jumlah output 500 cc/hari 100 cc/hari
Keluhan Tidak ada tidak ada
b. BAB
Frekuensi 2-3 x/hari 2-3 x/hari
Warna Kuning Kuning
Bau Khas feses Khas feses
Konsistensi Padat Padat
Keluhan Tidak ada Tidak ada
penggunaan pencahar Tidak Tidak
menggunakan menggunakan
pencahar pencahar
D. Pola personal hygine
a. Mandi 1-2 x/hari 1 x/ hari
b. Oral hygine 2x /hari 1x/hari
c. Cuci rambut 2x/ minggu Belum pernah
E. Pola istirahat tidur
a. Lama tidur 7-8 jam/hari 7-8jam/hari
Siang 30 – 60 meit/hari -
Malam 7-8 jam/hari -
b. Kebiasan Menonton TV Tidak ada
sebelum tidur
c. Kesulitan tidak ada tidak ada
sebelum tidur
F. Pola aktivitas dan latihan
a. Kegiatan dan Bekerja Tidak
pekerjaan dapat bekerja
seperti biasanya
b. Waktu bekerja Dari pukul 08.00- Tidak dapat
17.00 WIB bekerja seperti
biasanya
c. Kegiatan waktu menonton TV Mengobrol
luang
d. Keluhan waktu tidak ada Tidak bisa
beraktifitas beraktivitas
seperti biasanya
e. Olahraga tidak ada Tidak bisa
berolahraga
Frekuensi - -
f. Keterbatasan dalam hal :
Mandi Tidak ada Dengan bantuan
keterbatasan
Menggunakan Tidak ada Dengan bantuan
pakaian keterbatasan
Berhias Tidak ada Dengan bantuan
keterbatasan
g. Kebiasaan/aktifitas
a. Merokok - -
Jumlah - -
Lama pemakaian - -
b. minuman keras - -
c. ketergantungan - -
obat
I. PENGKAJIAN FISIK

1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Kompos Mentis
GCS (E:4 M:6 V:5)
b. Tekanan darah : 110/70 mmHg
c. Nadi : 80 x/menit
d. Pernafasan : 20 x/menit
e. Suhu : 36 ◦c
f. TB/BB
 Sebelum masuk RS : TB : 160 cm BB: 51 kg
 Saat dirawat di RS : TB : 160 cm BB: 51 kg

2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris antara mata kanan dan kiri, tidak ada luka, kelopak mata
tidak bengkak, pengerakan bola mata baik, pupil isokor, lapang pandang baik,
konjugtiva merah, tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
b. Sistem Pendengaran
Tidak ada serumen, tidak ada tanda peradangan, tidak ada luka, fungsi
pendengaran baik, pasien tidak menggunakan alat bantu dengar
c. Sistem Wicara
Klien tidak ada kesulitan dalam berbicara
d. Sistem pernapasan

Inspeksi : bentuk dada simetris, RR 23x/menit

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, gerakan dinding dada simetris, pergerakan dada
simetris
Perkusi : bunyi paru normal, dulnes
Auskultasi : suara nafas normal
e. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer : nadi 80x/menit, dimana Irama teratur, akral hangat CRT < 2
detik.
Sirkulasi jantung : irama teratur, bunyi jantung dulnes, tidak ada bunyi tambahan,
tidak ada pembesaran jantung.
f. Sistem Neurologi
N1 olraktorius : klien dapat membedakan BAU
N2 optikus : lapang pandang baik
N3 okulamotorius : pasien dapat menggerakan bola mata ke kanan dan ke kiri,
atas dan bawah
N4 troklearis : pasien dapat memutar/ menggerakan bola mata
N5 abdusen : pasien dapat mengikuti jari perawat
N6 tregeminus : pasien dapat merasakan sentuhan
N7 facialis : pasien dapat membedakan asin, manis, pahit, dan mampu
mengangkat alis
N8 vestibulokeklearis : tendangan pasien baik
N9 Glosotarigeus : klien mampu menelan ludah dan membuka mulut
N10
N11 akserorius : klien dapat menahan bahu saat diberikan tahanan
N12 hipoglosus : klien dapat menjulurkan lidah
1) Sistem pencernaan
Keadaan mulut bersih, gigi bersih, tidak ada karies, tidak ada tremor, bising usus
10x/ menit, suara tympany, tidak terdapat nyeri tekan, tidak menggunakan kateter
2) Sistem endokrin
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit DM, tidak terdapat luka
3) Sistem immunologi
Tidak ada pembesaran getah bening
g. Sistem Perkemihan
BAK output 4x/hari : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan
h. Sistem Integumen
Keadaan rambut pasien besih, warna hitam, tidak terdapat luka, kuku pendek, akral
hangat, CRT < 3 detik, keadaan kulit bersih, terpasang, IVDF, ekstremitas atas
sebelah kiri
i. Sistem muskuloskletal
Ekstremitas atas Ny W tidak terdapat luka, ekstremitas atas kiri terpasang IVDF
NACL 20x/menit, ekstremitas bawah tidak ada luka
Kekuatan otot
5 5
5 5

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Nama : Ny W
No. Medrec : 0001660679
Tanggal pemeriksa : 19 januari 2018 10:51
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
hemoglobin 13.1 gr/dl 12.3-15.3
hematocrit 36.4 % 36.0-45.0
eriktrosit 4.23 juta/ul 4.2-5.5
leukosit 13.25 10^3/ul 4.50-11.0
trombosit LL 4 ribu/ ul 150-450
hasil
trombosit
bosofil L0 % 0.2-12
sirofil h5 % 0.0-4.4
neutrophil batang 0 % 3.0-5.0
neutrophil segmen 71 % 45.5.73.1
limfosit 19 % 18.3-44.2
monosit 5 % -
total neutrophil 9.49 ul 2.10-8.89
total limfosit 2.52 UL 1.26-3.35
total monosit 0.59 ul 0.29-0.95
total casionofil 0.61 10^3/ul 0.01-0.40
total bosofil 0.00 10^3/ul 0.01-0.07
MCv 86.1 fc 80-96
mch 31.0 pg -
mchc 36.0 % 33.4-33.5
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Nama Obat Dosis Rute Tujuan Waktu
IVDF 2A 500 cc mempertahankan
fungsi tubuh
dexametshone 1x40 mg iv mencegah
pelepasan zat zat
omeprazole 2x20 mg iv menghambat
sekresi asam
lambung
loratadine 10 mg Per Oral mengobati gejala
alergi
asam 3x1 iv mengurangi
traxenamat perdarahan

II. ANALISA DATA


No. Analisa Data Etiologi Masalah
Keperawatan

1 DO : Pneumonia Ketidakefektifan jalan


- Klien mengeluh sesak ↓ napas
napas Proses Peradangan

Infeksi
DS : ↓
- RR : 32 x/menit Peningkatan kerja sel boblet
- pernapasan dangkal ↓
- batuk produktif dengan Produksi Sputum
sputum berwarna hijau ↓
- klien terpasang oksigen Akumulasi Sputum

dengan nasal kanul 4
Ketidakefektifan jalan napas
liter
- terdapat suara whezing
dan ronchi pada daerah
bronchial.
2 DS : Pneumonia Gangguan pertukaran
Klien mengeluh sesak ↓ gas
napas, sesak napas Eksudat masuk alveoli
dirasakan seperti tertimpa ↓
beban berat. Sesak Pertukaran jaringan efektif
dirasakan bertambah ketika paru dan kerusakan membran
beraktivitas dan berkurang alveolar kapiler

ketika beristirahat. Sesak Gangguan Pertukaran Gas
dirasakan 3hari yang lalu
sebelum masuk RS.

DO :
TD 110/80 mmHg, RR
32x/menit, N 88x/menit
S:36,5oC, dipneu klien
tampak kelelahan saat
beraktivitas, pola nafas
regular, pernafasan
dangkal
3 DO : Pneumonia Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan jika ↓
terlalu banyak Eksudat masuk ke dalam
alveoli
beraktivitas klien

menjadi sesak nafas Penurunan jaringan efektif
- Klien mengatakan tidak paru dan kerusakan membrane
dapat bergerak karena alveolar-alveolar
ada bengkak pada alat ↓
kelaminya Suplai O2 menurun

Kelemahan
DS :

- Dispneu Intoleransi aktivitas
- Edema pada
ekstremitas bawah
- Edema pada skorotum
klien
- Aktivitas di bantu
keluarga
BAB IV

KESIMPULAN

Trombositopenia menggambarkan individu yang mengalami atau pada resiko

tinggi untuk mengalami insufisiensi trombosit sirkulasi. Penurunan ini dapat disebabkan

oleh produksi trombosit yang menurun, distribusi trombosit yang berubah, pengrusakan

trombosit, atau dilusivaskuler. Gejala dan tanda pada pasien yang menderita penyakit ITP

adalah hidung mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi ada darah pada urin dan

feses beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikan dapat menjadi tanda ITP.

Termasuk menstruasi yang berkepanjangan pada wanita pendarahan pada otak yang

terjadi, dan gejala pendarahan pada otak dapat menunjukkan tingkat keparahan penyakit.

Jumlah platelet yang rendah akan menyebabkan nyeri, fatigue (kelelahan), sulit

berkonsentrasi, atau gejala yang lain. Tindakan keperawatan yang utama adalah dengan

mencegah atau mengatasi perdarahan yang terjadi.

.
DAFTAR PUSTAKA

Staf pengajar FKUI. 1985 . ilmu kesehatan anak. FKUI: Jakarta

2000. Kapita selekta kedokteran Edisi 3 jili 2. FKUI: Media Aesculapius

Dorland, W.A Newma. 2006. Kamus kedokteran Dorland, Edisi 29.

Jakarta: EGC

Gayton. 2003. Buku ajar fisiologi kedokteran, Edisi 9. EGC: Jakarta

Behrman. 2006. Ilmu kesehatan anak nelson edisi 15. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai