OLEH
KELOMPOK VII
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan RahmatNya, kami
dapat menyelesaikan makalah initepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan masalah ini.
Makalah ini merupakan sebuah pedoman bagi mahasiswa untuk lebih meningkatkan
keterampilan serta pengetahuan sehingga dapat bekerja secara profesional. Makalah yang
berjudul “ Idiopatik trombositopenik Purpura “ ini, dibuat untuk membantu mahasiswa untuk
mengetahui kekurangan trombosit, yang merupakan bagian dari pembekuan darah.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, masih
terdapat banyak kekurangan yang perlu dilengkapi, untuk itu kami sangat mengharapkan,
kerja sama antara pembaca dengan kami sebagai penyusun makalah ini, baik berupa kritik
lengkap ataupun saran yang dapat melengkapi kekurangan yang ada.
Penulis,,,,,,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi anti body yang di induksikan oleh
obat seperti yang ditemukan pada quidinin dan emas. Atau oleh autoantibody ( anti body
yang bekerja melawan jaringannya sendiri ).
B. Tujuan penulisan
a. Tujuan penulisan
Setelah mengikuti proses pembelajaran Imun dan Hematologi diharapkan
mahasiswa mampu menjelaskan penyebab timbulnya penyakit ITP serta usaha dan
pencegahannya
b. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian dengan klien ITP
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan klien dengan ITP
3. Mampu membuat perencanaan klien dengan ITP
4. Mampu mengimplementasikan tindakan perencanaan klien dengan ITP
5. Mampu mengevaluasi dan mengdokumentasi secara tepat dan benar pada
klien dengan ITP
C. Rumusan masalah
D. Manfaat Penulisan
a. Bagi perawat
Agar dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mampu memberikan asuhan
keperawatan kepada klien secara baik dan benar
b. Bagi pembaca
Agar pembaca dapat mengetahui cara perawat memberikan asuhan keperawatan
kepada klien dengan diagnose ITP
c. Bagi orang yang menderita penyakit ITP agar mereka lebih menjaga kesehatannya
BAB II
A. Pengertian
3. ITP adalah sindrom yang didalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang
bersirkulasi dalam keadaan sum – sum normal. ( Cecily. I . Betz, 1992, 240 )
4. ITP akut, Purpura trombositopeni yang paling sering pada masa anak,
dihubungkan dengan petekie, perdarahan mukokutan dan kadang – kadang
perdarahan kedalam jaringan.
B. Etiologi
1. Hipersplenisme
2. Infeksi virus ( demam berdarah, morbili, varisela, rubella, dsb )
3. Intoksikasi makanan dan obat ( asetosal, PAS, fenilbutazon, diamox, kina,
sedormid )
4. Bahan kimia
5. Pengaruh fisis ( radiasi, panas )
6. Kekurangan factor pematangan ( mis : malnutrisi )
7. DIC ( mis: leukemia, respiratory distress syndrome pada neonates )
8. Mekanisme imun yang menghancurkan trombosit
9. Kelemahan pada endotel pembuluh darah.
C. Patofisiologi
ITP adalah salah satu gangguan perdarahan didapat yang paling umum terjadi.
ITP adalah sindrom yang didalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang
bersirkulasi dalam keadaan sum- sum normal. Penyebab sebenarnya tidak diketahui,
meskipun diduga disebabkan oleh agen virus yang merusak trombosit. Pada umumnya
gangguan ini didahului oleh penyakit dengan demam ringan 1-6 minggu sebelum
timbul gejala. Gangguan ini digolongkan dalam 3 jenis yaitu akut, kronik dan
kambuhan. Pada anak – anak mula – mula terdapat gejala diantaranya demam,
perdarahan, petekie, purpura dengan trombositopenia dan anemia.
D. Manifestasi klinik
3. Kekambuhan
a. Mula –mula terjadi trombositopenia
b. Relaps berulang
c. Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh
F. Pemeriksaan penunjang
G. Komplikasi
1. Reaksi transfuse
2. Relaps
3. Perdarahan susunan saraf pusat ( kurang dari 1 % kasus yang terkena )
H. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Tujuan pengobatan dalam gangguan ini adalah mengurangi produksi antibody dan
desktruksi atrombosit, serta meningkatkan dan mempertahankan jumlah
trombosit.
Gamma globulin
Terapi kortikosteroid
Transfuse darah
Steroid
Spelektomi
I. Pencegahan
ITP tidak dapat dicegah, tetapi komplikasinya dapat dicegah. Menghindari
obat – obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat mempengaruhi platelet dan
meningkatkan resiko pendarahan. Lindungi dari luka yang dapat menyebabkan memar
atau pendarahan. Lakukan terapi yang benar untuk infeksi yang mungkin dapat
berkembang. Konsultasi ke dokter juga ada beberapa gejala infeksi, seperti demam.
Hal ini penting bagi pasien dewasa dan anak – anak dengan ITP yang tidak memiliki
limfa.
Pathway penyimpangan yang b/d KDM
Etiologi
Pembentukan heoantigen
Trombositopenik
Perdarahan
splenomegali
ITP
Purpura
Kurang G3 pemenuhan
informasi Nyeri
keb. Nutrisi
Respon psikologi
Intoleransi
Gangguan
aktivitas
perfusi jaringan
Ansietas
G3 pemenuhan
keb. O2
BAB III
A. Pengkajian
1. Biodata klien :
a. Nama
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Pendidikan
e. Agama, dll.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat penyakit keluarga
3. Data dasar
a. Aktivitas/istirahat
Gejala: - keletihan, kelemahan, makuse umum
- Toleransi terhadap latihan rendah
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
Gejala : keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan
penolakan transfuse darah
Tanda : Depresi
d. Eliminasi
Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare,
konstipasi
Tanda : turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas
e. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, mual dan muntah
Tanda : turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas
f. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, pusing, kelemahan , penurunan penglihatan
Tanda :epistaksis, mental, tak mampu berespon ( lambat dan dangkal )
g. Nyeri keamanan
Gejala : nyeri abdomen, sakit kepala
Tanda : dispnea, takipnea
h. Pernafasan
Gejala : nafas pendek pada saat beristirahat dan aktifitas
Tanda : dispnea, takipnea
i. Keamanan
Gejala : penyebab luka buruk sering infeksi, transfuse darah
sebelumnya
Tanda : petekia, ekimosis
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi keperawatan
DX 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
Intervensi DX 2
1. Berikan nutrisi yang adekuat secra kualitas maupun kuantitas
R : mencukupi kebutuhan kalori setiap hari
2. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
R : porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan yang sesuai dengan kalori
3. Pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari
R : anoreksia dan kelemahan dapat mengangibatkan penurunan berat badan
dan malnutrisi yang serius
4. Lakukan konsultasi dengan ahli diet
R : sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
5. Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makan sesuai dengan indikasi
R : meningkat rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada keluarga
untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien
6. Observasi dan catat masukan makanan pasien
R : mengindentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi
7. Timbang berat badan setiap hari
R : mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas intervensi nutrisi
8. Berikan suplemen nutrisi Mis : Ensure, Isocal
R : meningkatkan masukan protein dan kalori
9. Anti jamur atau pencuci mulut anestetik jika di indikasi
R : mungkin diperlukan pada adanya stomatitis/glositis untuk meningktkan
penyembuhan jaringan mulut dan memudahkan masukan
Intervensi DX 3
1. Awasi TTV, kaji pengisian kapiler
R : memberikan informasi tentang derajat/ keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu menetukan kebutuhan intervensi
2. Tinggikan kepala temapt tidur sesuai toleransi
R : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk
kebutuhan seluler
3. Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang
R : dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia
4. Awasi upaya pernapasan, auskulutasi bunyi napas
R : dispnea karena regangan jantung lama / peningkatan kompensasi curah
jantung
Kolaborasi
Intervensi DX 5
1. Berikan informasi tentang ITP. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada
tipe dan beratnya ITP
R : memberikan dasar pengetahuan sehingga keluarga/ pasien dapat membat
pilihan yang tepat
2. Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic
R : ketdaktahuan meningkatkan stress
3. Jelaskan bahwa darah yang diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan
memperburuk ITP
R : meruapak kekwatiran yang tidak diungkapkan yang dapat memperkuat
ansitas pasien dan keluarga
4. Instruksikan pasien/ orang terdekat pemerian besi parenteral : pemberian obat dengan
Z- Track
R : mencegah ekstravasi ( kebocoran ) dengan nyeri yang menyertai
5. Gunakan jarum terpisah untuk mengambil obat dan injeksi
R : obat dapat mewarnai kulit
6. Telaah kebersihan mulut. Pentingnya perawatan gigi teratur
R : Efek anemia ( lesi oral dan atau suplemen besi meningktkan resiko/ bakteri
7. Instruksikan untuk menghindari produk aspirin
R : meningkatkan kecendrungan perdarahan
D. Implementasi keperawatan
E. Evaluasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trombositopenia menggambarkan individu yang mengalami insufiensi
trombosit sirkulasi. Penurunan ini dapat disebabkan oleh produksi trmbosit yang
menurun, distrisbusi trombosit yang berubah, pengrusakan trombosit, atau dilusi
vaskuler. Gejala dan tanda pada pasien yang menderita penyakit ITP adalah hidung
mengeluarkan darah atau pendarahan yang sukar dihentikan dapat menjadi tanda ITP.
Termasuk menstrusi yang berkepanjangan pada wanita. Ada darah pada urin dan
feses.
Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikan dapat menjadi ITP.
Pendarah pada otak jantung terjadi, dan penadarahan pada otak menunjukan tingkat
keparahan penyakit. Jumlah platelet yang rendah akan menyebabkan nyeri, fatique (
kelelahan ), sulit berkonsentrasi, atau gejala yang lain. Tindakan keperawatan yang
utama adalah mencegah atau mengatasi perdarahan yang terjadi.
B. Saran
1. Perawat harus memantau setiap perkembangan yang terjadi pada pasien yang
menderita ITP
2. Perawat harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, seperti tenaga
kesehatan yang bekerja dilaboratorium yaitu untuk memeriksa jumlah trombosit
pasien
3. Perawat harus menerapkan komunikasi asertif terapeutik guna menurunkan
tingkat kecemasan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Near HMS, waspadji, Rahman AM. 1996. Buku Ajar Penyakit Dalam, Jilid 1. Edisi ketiga.
Jakarta : Balai Penerbit. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sudoyo AW. Markum HMS. Setiati. S. Akoi I. Gani RA. Sumaryono.1998. Bagian Ilmu
penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rs Cipto Mangunkusumo