TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Menurut Prof.dr.i Made Bakta, 2007), Idiopatik Trombositopenia Purpura
(ITP) adalah kelainan akibat trombositopenia yang tidak di ketahui penyebabnya
(idiopatik), tetapi sekarang diketahui bahwa sebagian besar kelainan ini
disebabkan oleh proses imun karena itu disebut juga sebagai autoimmune
throbocytopenic purpura. Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP) adalah suatu
gangguan autoimun yang ditandai dengan trombositopenia yang menetap (angka
trombosit darah perifer kurang dari 150.000/mL) akibat autoantibodi yang
mengikat antigen trombosit menyebabkan destruksi prematur trombosit dalam
sistem retikuloendotel terutama di limpa.
2.2 Epidemiologi
Perkiraan insiden adalah 100 kasus per 1 juta orang per tahun, dan sekitar
setengah dari kasus-kasus ini terjadi pada anak-anak. Insiden ITP pada anak
antara 4,0-5,3 per 100.000. ITP akut umumnya terjadi pada anak-anak usia antara
2-6 tahun. 7-28 % anak-anak dengan ITP akut berkembang menjadi kronik 1520%. Purpura Trombositopenia Idiopatik ITP pada anak berkembang menjadi
bentuk ITP kronik pada beberapa kasus menyerupai ITP dewasa yang khas.
Insidensi ITP kronis pada anak diperkirakan 0,46 per 100.000 anak per tahun.
Insidensi ITP kronis dewasa adalah 58-66 kasus baru per satu juta populasi
pertahun (5,8-6,6 per 100.000) di Amerika dan serupa yang ditemukan di Inggris.
Purpura Trombositopenia Idiopatik ITP kronik pada umumnya terdapat pada
orang dewasa dengan median rata-rata usia 40-45 tahun. Rasio antara perempuan
dan laki-laki adalah 1:1 pada pasien ITP akut sedangkan pada ITP kronik adalah
2-3:1. Pasien ITP refrakter didefinisikan sebagai suatu ITP yang gagal diterapi
dengan kortikosteroid dosis standar dan splenektomi yang selanjutnya mendapat
terapi karena angka trombosit di bawah normal atau ada perdarahan. Pasien PTI
4
refrakter ditemukan kira-kira 25-30 persen dari jumlah pasien ITP. Kelompok ini
mempunyai respon jelek terhadap pemberian terapi dengan morbiditas yang cukup
bermakna dan mortalitas kira-kira 16%.
2.3 Etiologi
Penyebab ITP ini tidak diketahui. Seseorang yang menderita ITP dalam
tubuhnya membentuk antibodi yang mampu menghancurkan sel-sel darah
merahnya. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat
terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi untuk penderita
ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel darah merah tubuhnya sendiri.
Kemungkinan akibat hipersplenisme, infeksi virus, intoksikasi makanan atau obat
atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas), kekurangan faktor pematangan
(misalnya malnutrisi), koagulasi intravascular diseminata (KID), dan autoimun.
Berdasarkan etiologi, ITP dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan sekunder.
Berdasarkan awitan penyakit dibedakan tipe akut bila kejadiannya kurang atau
sama dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronik bila lebih dari
6 bulan yang umumnya terjadi pada orang dewasa. Idiopatik trombositopenia
purpura (ITP) terjadi bila trombosit mengalami destruksi secara prematur sebagai
hasil dari deposisi autoantibody atau kompleks imun dalam membran system
retikuloendotel limpa dan umumnya di hati.
2.5 Patofisiologi
ITP dapat disebabkan oleh penyakit autoimun, infeksi bakteri, virus, atau
imunisasi, obat-obatan, reaksi autoimun, dan akibat faktor prenatal. Penyakit
autoimun, infeksi oleh bakteri, virus, dan imunisasi serta obat-obatan
mengakibatkan pembentukan antibody terhadap trombosit sehingga bereaksi
langsung dengan antigen dari trombosit tersebut. Kemudian mediator lain dapat
meningkat selama terjadi respon imun sehingga terjadi penekanan produksi
trombosit. Penekanan tersebut mengakibatkan trombosit menjadi menurun dan
terjadi agregasi trombosit atau platelet. Agregasi platelet ini dapat menyumbat
kapiler-kapiler
kecil
sehingga
mengakibatkan
kapiler
rusak
dan
klien
2.8 Pengobatan
1. ITP akut
a. Pada yang ringan hanya dilakukan observasi tanpa pengobatan karena
dapat sembuh secara spontan.
b. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik,
berikan kortikosteroid.
c. Pada trombositopenia akibat KID dapat diberikan heparin intravena. Pada
pemberian heparin sebaiknya selalu disiapkan
antidotumnya yaitu
protamin sulfat.
d. Bila keadaan sangat gawat (terjadi perdarahan otak atau saluran cerna),
berikan transfusi suspensi trombosit.
8
2. ITP menahun
a. Kortikosteroid diberikan selama 6 bulan: prednison 2-5 mg/kgBB/hari
peroral.
b. Imunosupresan: 6-merkaptopurin 2,5-5 mg/kgBB/hari peroral; azatioprin
2-4 mg/ kg/BB/hari peroral; siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari peroral.
c. Splenektomi, bila resisten setelah pemberian kombinasi kortikosteroid dan
obat imunosupresif selama 2-3 bulan, remisi spontan tidak terjadi dalam
waktu 6 bulan pemberian kortikosteroid saja dengan gambaran klinis
sedang sampai berat, atau pasien menunjukkan respons terhadap
kortikosteroid
namun
memerlukan
dosis
yang
tinggi
untuk
lebih lanjut karena AT yang rendah (AT < 30.000 /uL menetap lebih dari 3 bulan)
atau terjadi perdarahan klinis. Apabila pasien dengan terapi standar kortikosteroid
tidak membaik, ada beberapa pilihan terapi (lini kedua) yang dapat dipergunakan
antara lain steroid dosis tinggi, metilprednisolon, Ig IV dosis tinggi, anti-D
intravena, alkaloid vinka, danazol, kombinasi imunosupresif dan kemoterapi,
dapsone. Penggunaannya bisa secara tunggal maupun kombinasi sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan umum pasien jika memungkinkan.
2.9 Pencegahan
a. Idiopatik Trombositopeni Purpura (ITP) tidak dapat dicegah, tetapi dapat
dicegah komplikasinya.
b. Menghindari obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat
mempengaruhi platelet dan meningkatkan risiko pendarahan.
c. Lindungi dari luka yang dapat menyebabkan memar atau pendarahan
d. Lakukan terapi yang benar untuk infeksi yang mungkin dapat berkembang.
Konsultasi ke tenaga kesehatan jika ada beberapa gejala infeksi, seperti
demam. Hal ini penting bagi pasien dewasa dan anak-anak dengan ITP
yang sudah tidak memiliki limfa.
e. Jika pengobatan Prednisone tidak juga banyak membantu, organ limpa
penderita mungkin akan dikeluarkan melalui tindakan operasi. Organ ini
yang
memproduksi
sebagian
besar
antibodi
yang
selama
ini
10