PENDAHULUAN
onset
penyakit
dibedakan
tipe
akut
bila
terjadi
pada
anak-anak.
ITP
terjadi
bila
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
ITP adalah suatu penyakit perdarahan yang didapat sebagai akibat dari
penghancuran
trombosit
yang
berlebihan,
yang
ditandai
dengan
2.2 Epidemiologi
ITP diperkirakan merupakan salah satu penyebab kelainan perdarahan didapat
yang banyak ditemukan oleh dokter anak, dengan insidens penyakit
simtomatik berkisar 3 sampai 8 per 100.000 anak per tahun. 80 hingga 90
persen anak dengan ITP menderita episode perdarahan akut, yang akan pulih
dalam beberapa hari atau minggu dan sesuai dengan namanya (akut) akan
sembuh dalam 6 bulan. Pada ITP akut tidak ada perbedaan insidens laki-laki
maupun perempuan dan akan mencapai puncak pada usia 2-5 tahun. Hampir
selalu ada riwayat infeksi bakteri, virus, ataupun imunisasi 1-6 minggu
sebelum terjadinya penyakit ini. Perdarahan sering terjadi saat trombosit
dibawah 20.000/mm3. ITP kronis terjadi pada anak usia >7 tahun, sering
terjadi pada anak perempuan. ITP yang rekuren didefinisikan sebagai adanya
episode trombositopenia >3bulan dan terjadi 1-4% anak dengan ITP (IDAI,
2010).
biasanya menyertai infeksi virus atau imunisasi yang disebabkan oleh respons
sistem imun yang tidak tepat (IDAI, 2010).
ITP adalah penyakit yang relatif sering ditemukan pada usia dewasa.
Penelitian di Denmark mencatat insidensnya sebesar 2,68 dari 100.000
individu. ITP adalah suatu kondisi autoimun disebabkan oleh antibodi
antitrombosit, yang menyebabkan penurunan masa hidup trombosit. Antibodi
tersebut umumnya adalah IgG dan pada dasarnya dikelainan tujukan untuk
menyerang antigen trombosit yaitu kompleks GP IIb/IIIa dan GP Ib/IX.
Limpa merupakan lokasi utama penghancuran trombosit. Semua usia dapat
mengalami ITP, lebih sering pada wanita dewasa muda (Sianipar, 2014).
2.3 Patofisiologi
Trombosit, sel yang terlibat dalam proses hemostasis, dihasilkan dari
megakariosit. Jumlah trombosit darah normal dalam populasi umum adalah
150.000-450.000/L, tetapi 5% populasi normal memiliki hitung trombosit
di luar rentang nilai normal. Regulator utama produksi trombosit adalah
hormon trombopoietin (TPO), yang terutama disintesis di hepar. Trombosit
berada dalam sirkulasi dengan rerata masa hidup 7-10 hari. Sekitar satu per
tiga jumlah trombosit tinggal di dalam limpa, dan akan meningkat secara
proporsional sesuai ukuran limpa, walaupun jumlah trombosit jarang turun
sampai <40.000/L pada pembesaran limpa (Sianipar, 2014).
Megakariosit dalam sumsum tulang bisa normal atau meningkat pada ITP.
Sedangkan kadar trombopoitin dalam plasma, yang merupakan progenitor
proliferasi dan maturasi dari trombosit mengalami penurunan yang berarti.
Terutama pada ITP kronis (IDAI, 2010).
Adanya perbedaan secara klinis maupun epidemiologis antara ITP akut dan
kronis, menimbulkan dugaan adanya perbedaan mekanisme patofisiologi
terjadinya trombositopenia diantara keduanya. Pada ITP akut, telah dipercaya
2.4 Diagnosis
darah
tepi
diperlukan
untuk
menyingkirkan
kemungkinan
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan pada pasien ITP adalah mengukur
antibodi yang berhubungan dengan trombositdengan menggunakan direct
assay. Namun pemeriksaan ini dapat membedakan ITP primer dengan
sekunder, atau anak yang akan sembuh dengan sendirinya dengan yang akan
mengalami perjalanan menjadi kronis (IDAI, 2010).
Pada anak yang berumur kurang dari tiga bulan, kemungkinan suatu
trombositopenia koninetal perlu disingkirkan. Pada sindrom Bernard-Soulier
perdarahan sering lebih hebat dari jumlah trombosit yang diduga (contohnya
perdarahan yang nyata pada jumlah trombosit 30.000/mm3). Pada sindrom
Wiskott-Aldrich didapatkan trombosit yang lebih kecil dari normal,
10
sedangkan pada ITP biasanya lebih besar dari bentuk trombosit normal.
Kelainan konginetal lain yang dapat menyebabkan perdarahan pada bayi dan
terdiagnosa sebagai ITPadalah penyakit von Willebrands tipe Iib, yang
disebabkan faktor von Willebrand abnormal agregasi trombosit dan
trombositopenia (IDAI, 2010).
Anak yang lebih tua dan mereka yang mengalami perjalanan menjadi kronis,
perlu dipikirkan adanya kelainan autoimun yang lebih luas, serta perlu dicari
adanya tanda-tanda dan atau gejala dari SLE atau sindrom antifosfolipid
(IDAI, 2010).
11
12
dominan
autosomal.
D. Skistosit dan penurunan jumlah trombosit pada anemia hemolitik
mikroangiopatik
2.5 Klasifikasi
Berdasarkan onset penyakit ITP dibedakan tipe akut dan kronik
a. ITP akut.
Kejadiaannya kurang atau sama dengan 6 bulan. ITP akut sering
dijumpai pada anak, jarang pada dewasa. Onset penyakit biasanya
mendadak,
riwayat
infeksi
mengawaliterjadinya
perdarahan
13
90% penderita, 60% sembuh dalam 4-6 minggudan lebih dari 90%
sembuh dalam 3-6 bulan.
b. ITP kronik
Kejadiaannya lebih dari 6 bulan. Onset ITP kronik biasanya tidak
menentu, riwayat perdarahan sering ringan sampai sedang, infeksi
dan pembesaran lien jarang terjadidan perjalanan klinis yang
fluktuatif. Episode perdarahan dapat berlangsung beberapahari
sampai beberapa minggu, mungkin intermitten atau terus
menerus.Manifestasi perdarahanITP berupa ekimosis, petekie,
purpura.
Pada
umumnya
berat
dan
frekuensi
perdarahan
ada
luka,
AT
<
10.000/ml
terjadi
perdarahan
14
trombosit
Kongenital
- Tidak ada tulang
Hitung trombosit
Trombocytopenia
Absent
- Ada kelainan skeletal
Radius
(TAR)
lain
Syndrome
- Ada penyakit jantung
bawaan (1/3
Anemia Fanconi
kasus)
-Perawakan pendek
pansitopenia karena
- Hiperpigmentasi kulit
anemia aplastik
Trombositopenia
Amegakariositik
dan radius
Didapat
Leukemia
- Kelainan ginjal
- Mikrosefali
- Mikroftalmi
Anemia aplastik
Tidak ada kelainan
skletal seperti pada
Neuroblastoma
sindrom TAR
Trombositopenia pada
periode neonatal
-riwayat kelelahan,
Defisiensi nutrisi
15
- limfadenopati
- anemia
- spleinomegali
- hepatomegali
darah tepi
(leukoeritroblastosis)
-riwayat lelah,
perdarahan, infeksi
berulang
- pemeriksaan fisik
-pansitopenia
nonspesifik
Obat-obatan
- neutropeni berat
-
tidak
ada
- hitung retikulosit
spleinomegali
rendah
-massa diabdomen
- ada sindrom
paraneoplastik
-gejala neurologik dari
korda spinalis
trombositopenia
karena
metastasis ke sumsum
atau diet
tulang
khusus
- pucat, lemah, lelah
- defisit neurologik
karena defisiensi
B12
16
- anemia megaloblastik
- hiperpigmentasi
neutrofil
- retikulosit rendah
- riwayat penggunaan
obat atau perubahan
dosis obat
Peningkatan
destruksi trombosit
Imun
Neonatal allomimune
Obat-obatan
setelah lahir
Infeksi HIV
- kelainan sebagian
riwayat penggunaan
atau seluruh deret sel
Purpura pasca transfusi obat atau perubahan
- konfirmasi diagnostik
dosis obat
serologi HIV
Trombositopenia akut
Penyakit kolagen
vaskular/autoimun
Nonimun
Sindrom uremik
abnormal
hemolitik
riwayat transfusi
leukosit
anemia
kadang
mikrositik
17
trombosit
mikroangiopati
- gejala sistemik,
Coagulation)
mikroangiopati
- Kadar fibrinogen
pembengkakan sendi
menurun
- D-dimer
Polisitemia
-riwayat diare berdarah
kompensasi
(E. Coli O157:H7,
Penyakit jantung
Shigella Sp)
sianotik
- gagal ginjal
-Sianosis
- Gagal jantung
Gangguan
Kualitas
18
Trombosit
Sindrom
Aldrich
Sindrom
Link
100.000/mcL
-Eksema
Trombosit
sangat
Bernard-Infeksi
berulang kecil
Souller
karena defisiensi imun
Ukuran
-
Menurun
secara besar,
trombosit
kadang
lebih
Sindrom May-Hegglin
dominan autosom
besar
dibanding
-Menurun
secara -Ukuran
dominan autosom
trombosit
Perdarahan ringan
Trombosit
kelihatan
a periode neonatal
-Ada
anemia
dan
19
hitung
-Riwayat
leukosit
-Dihubungkan dengan
leukemia dan penyakit
infiltrat lainnya.
2.6 Tatalaksana
Pada usia dewasa, ITP adalah suatu penyakit kronik yang dapat
mengalami remisi dan relaps sepanjang waktu. Banyak pasien tidak
membutuhkan terapi; keputusan memulai terapi bersifat individual,
tergantung jumlah trombosit, ada/tidaknya perdarahan, dan gaya hidup
pasien yang berhubungan dengan risiko perdarahan. Pada pasien-pasien
ITP dengan jumlah trombosit >30.000/L, mortalitas sehubungan dengan
trombositopenianya tidak meningkat. Manajemen awal ITP adalah dengan
kortikosteroid, umumnya digunakan prednison 1 mg/kg/hari selama 1
sampai 2 minggu, diikuti penurunan dosis secara perlahan. Pemberian
dexamethasone pulse singkat terbukti sangat efektif. Infus imunoglobulin
intravena (IVIG) (1 gram/kg/hari selama 2 hari) atau antibodi anti-RhD
(WinRho) (50-75 g/kg/hari) dapat digunakan apabila diharapkan
peningkatan trombosit secara cepat. Antibodi anti-RhD hanya efektif pada
pasien-pasien RhD-positif yang memiliki limpa utuh. Trombositopenia
berat persisten atau rekuren dalam 4 sampai 6 minggu biasanya
dipertimbangkan sebagai indikasi splenektomi. Pilihan terapi lain meliputi
20
21
Gejala dan
Rekomendasi
( x10 /L)
>50-150
Pemeriksaan fisik
Tidak ada
>20
Tidak ada
>20 dan/atau
<10
Perdarahan mukosa
Perdarahan minor
Tidak ada
Pengobatan individual
(terapi/preventif)
Dirawat di RS dan
IVIG atau kortikosteroid
22
diobservasi saja.
2) Pemberian suspensi trombosit dilakukan bila :
Jumlah trombosit <20.000/ L dengan perdarahan mukosa
berulang (epistaksis)
Perdarahan retina
Perdarahan berat (epistaksis yang memerlukan tampon,
hematuria, perdarahan organ dalam)
23
dengan
kortikosteroid
dan
transfusi trombosit.
Pada ITP kronik : 0,4 g/kg BB/x, setiap 2 8
Antibodi anti-R(D)
minggu.
10-25 lg/kg BB/hari selama 2-5 hari, intravena
24
interferon
Siklosporin
Azatioprin
minggu
3 8 mg/kg BB/hari dibagi dalam 2 3 dosis
50-300 mg/m2 per os/hari, selama 4 bulan
Faktor risiko
Jika ITP terjadi pada usia <1tahun atau >10 tahun, kelainan ini cenderung
menjadi kronik dan dihubungkan dengan kelainan imun yang umum.
Edukasi dan konseling keluarga dan pasien dilakukan untuk pasien dengan
gejala minimal, ringan dan sedang. Pendekatan ini lebih tidak memakan biaya
dengan efek samping minimal. Pasien dan keluarga pasien dapat diberikan
edukasi mengenai:
Konsumsi serat diperbanyak dan minum air juga diperbanyak untuk
mencegah konstipasi. Konstipasi dapat memicu terjadinya perdarahan
gastrointestinal.
Berikan sikat gigi yang lembut untuk mencegah terjadinya perdarahan
di gusi. Juga himbau agar anak menyikta gigi dengan lembut dan
perlahan. Juga gunakan pelembab bibir untuk mencegah terjadinya
perdarahan.
Sebaiknya anak tidak mengikuti olahraga yang keras atau kasar.
Jangan sembarangan mengkonsumsi obat tanpa persetujuan tenaga
25
organ
limpa
tidak
penderita
juga
banyak
mungkin
akan
trombosit
belum
naik,
berikan
kortikosteroid.
Pada
antidotumnya yaitu
protamin sulfat. Bila keadaan sangat gawat (terjadi perdarahan otak atau
saluran cerna), berikan transfusi suspensi trombosit.
26
ITP kronis
ITP dikatakan kronis jika trombositopenia menetap hingga lebih dari 6
bulan. Insidens kelainan ini berkisar 1 dalam 250.000 anak tiap tahun,
termasuk 10-20% dari anak dengan ITP. Kelainan ini lebih banyak
ditemukan pada anak yang lebih tua, terutama wanita muda. Biasanya
disertai suatu penyakit yang mendasari atau didapatkan bukti adanya suatu
perubahan imunitas.
ITP menahun
Kortikosteroid diberikan selama 6 bulan: prednison 2-5 mg/kgBB/hari
perorat. Imunosupresan: 6-merkaptopurin 2,5-5 mg/kgBB/hari peroral;
azatioprin 2-4 mg/ kg/BB/hari peroral; siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari
peroral. Splenektomi, bila: resisten setelah pemberian
kombinasi
27
DAFTAR PUSTAKA
IDAI. 2010. Buku ajar hematologi onkologi anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Purwanto I. Purpura Trombositopenia imun. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
AlwiI, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam5thed. Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI; 2010.
Setyobedi B. 2004. Purpura trombositopenik idiopatika ada anak. Sari Pediatri.
6(1): 16-22.
Sianipar NB. 2014. Trombositpeia dan berbagai penyebabnya. CDK-217. 41(6):
416-421.
28