KEPERAWATAN ANAK
DENGAN IMMUNE TROMBOCYTOPENIA PURPURA
(ITP) PADA PASIEN An. M
DI RUANG DAHLIA ATAS RSUD KAB. TANGERANG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing : Ema Hikmah, Skp., M.Kep.
Disusun Oleh :
ANICAH SOVIANTI
(P27901121056)
b. Etiologi
Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang terjadi
melalui pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit, sehingga sel
trombosit mati.(Imran, 2008). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun,
dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya sendiri.
Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap
bakteri atau virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP,
antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri. (Family
Doctor, 2006). Meskipun pembentukan trombosit sumsum tulang meningkat,
persediaan trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem imun
tubuh.
Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda
asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet
dalam tubuh sendiri. Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih
belum diketahui. (ana information center,2008). ITP kemungkinan juga
disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi virus, intoksikasi makanan atau obat
atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas), kekurangan factor pematangan
(misalnya malnutrisi), koagulasi intravascular diseminata (KID), autoimun.
Berdasarkan etiologi, ITP dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan
sekunder. Berdasarkan penyakit dibedakan tipe akut bila kejadiannya kurang
atau sama dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronik bila
lebih dari 6 bulan (umunnya terjadi pada orang dewasa). (ana information
center, 2008) Selain itu, ITP juga terjadi pada pengidap HIV. Sedangkan obat-
obatan seperti heparin, minuman keras, quinidine, sulfonamides juga boleh
menyebabkan Rombositopenia. Biasanya tanda-tanda penyakit dan faktor-faktor
yang berkatan dengan penyakit ini adalah seperti yang berikut : purpura,
pendarahan haid darah yang banyak dan tempo lama, pendarahan dalam lubang
hidung, pendarahan rahang gigi, immunisasi virus yang terkini, penyakit virus
yang terkini dan calar atau lebam.
ITP penyebab pasti belum diketahui (idiopatik) tetapi kemungkinan
akibat dari:
Hipersplenisme,
Infeksi virus,
Intoksikasi makanan/obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil
butazon, diamokkina, sedormid).
Bahan kimia,
Pengaruh fisi (radiasi, panas),
Kekurangan factor pematangan (malnutrisi),
Koagulasi intra vascular diseminata CKID,
Autoimnue.
c. Jenis ITP
a. Akut
i. Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.
ii. Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi
spontan).
iii. Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.
2.4.2 Kronik
Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis.
Awitan tersembunyi dan berbahaya.
Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.
Bentuk ini terutama pada orang dewasa.
2.4.3 Kambuhan
Mula-mula terjadi trombositopenia.
Relaps berulang.
Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.
2.5 Epidemologi
Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita. Tipe pertama
umumnya menyerang kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang
orang dewasa. Anak-anak berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita
penyakit ini. Sedangkan ITP untuk orang dewasa, sebagian besar dialami oleh
wanita muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah penyakit
keturunan. (Family Doctor, 2006).
ITP juga dapat dibagi menjadi dua, yakni akut ITP dan kronik ITP.
Batasan yang dipakai adalah waktu jika dibawah 6 bulan disebut akut ITP dan
diatas 6 bulan disebut kronik ITP. Akut ITP sering terjadi pada anak-anak
sedangkan kronik ITP sering terjadi pada dewasa. (Imran, 2008)
Tabel Perbedaan ITP akut dengan ITP kronik
(Bakta, 2006; Mehta, et. al, 2006)
ITP akut ITP kronik
Awal penyakit 2-6 tahun 20-40 tahun
Rasio L:P 1:1 1:2-3
Trombosit <20.000/mL 30.000-100.000/mL
Lama penyakit 2-6 minggu Beberapa tahun
Perdarahan Berulang Beberapa
hari/minggu
1. ITP akut :
2. ITP menahun :
Biasanya pada dewasa, terjadi beberapabulan sampai beberapa tahun, kadang
menetap.
Permulaan tidak dapat ditentukan, ada riwayat perdarahan menahun, menstruasi
yang lama.
Perdarahan relatif lebih ringan.
Jumlah trombosit 30.000-80.000/mm3.
Biasanya tanpa anemi, lekopeni dan splenomegali.
Penghancuran trombosit lebih dari normal.
Sering terjadi relaps dan remisi yang berulang-ulang
3. ITP recurrent
4. ITP siklik
Menstruasi hebat pada wanita. Secara umum, gambaran klinis ITP adalah
:
o Adanya petechiae, echymose atau perdarahan .
o Trombositopenia.
o Megakariosit dalam sumsum tulang normal / bertambah dengan morfologi
abnormal.
o Splenomegali atau tidak
2.8 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah :
1. Pada pemeriksaan darah lengkap. Pada pemeriksaan ini ditemukan bahwa:
Hb sedikit berkurang, eritrosit normositer, bila anemi berat hypochrome
mycrosyter.
Lekosit meninggi pada fase perdarahan dengan dominasi PMN.
Pada fase perdarahan, jumlah trombosit rendah dan bentuknya abnormal.
Lymphositosis dan eosinofilia terutama pada anak
2. Pemeriksaan darah tepi.
Hematokrit normal atau sedikit berkurang
3. Aspirasi sumsum tulang
Jumlah megakaryosit normal atau bertambah, kadang mudah sekali
morfologi megakaryosit abnormal (ukuran sangat besar, inti nonboluted,
sitoplasma berfakuola dan sedikit atau tanpa granula).
Hitung (perkiraan jumlah) trombosit dan evaluasi hapusan darah tepi
merupakan pemeriksaan laboratorium pertama yang terpentong. Karena dengan
cara ini dapat ditentukan dengan cepat adanya trombositopenia dan kadang-
kadang dapat ditentukan penyebabnya.
2.11 Prognosis
Pada umumnya baik. Pada anak kadang terjadi remisi lengkap tanpa
pengobatan.
± 90% penderita ITP mengalami remisi setelah mendapat pengobatan selama 3
minggu-3 bulan dan tidak timbul lagi gejala.
10% jadi ITP menahun dan < 1% meninggal.
Pada dewasa sering relaps dalam waktu 4-15 tahun.
Prognosa lebih buruk pada wanita hamil dan bila ada komplikasi, terutama
perdarahan otak yang dapat menyebabkan kematian.
ASUHAN KEPERAWATAN
3) Pelaksanaan
Pelaksanaan sesuai dengan ITP dengan intervensi yang sudah ditetapkan
(sesuai dengan literature). Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada perawat untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan dari pelaksanaan adalah
membantu klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan meliputi
peningkatan kesehatan atau pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dari
fasilitas yang dimiliki.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik
jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisiasi dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan. Selama perawatan atau pelaksanaan perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai dengan
kebutuhan klien. dan meprioritaskannya. Semua tindakan keperawatan dicatat
ke dalam format yang telah ditetapkan institusi.
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir proses keperewatan untuk
melengkapi proses keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan telah
berhasil dicapai, melalui evaluasi memungkinkan perawatan untuk memonitor
kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa perencanaan dan
pelaksanaan tindakan. Penilaian sesuai dengan criteria standart yang telah
ditetapkan dengan perencanaan.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan ,
tetapi evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Diagnosa juga perlu dievaluasi untuk menentukan apakah realistik dapat dicapai
dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA