Anda di halaman 1dari 21

DEFINISI

• Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP) adalah


suatu gangguan autoimun yang ditandai dengan
trombositopenia yang menetap (angka trombosit
darah perifer kurang dari 150.000/mL) akibat auto
antibodi yang mengikat antigen trombosit
menyebabkan destruksi prematur trombosit dalam
sistem retikuloendotel terutama di limpa (Ilmu
Penyakit Dalam, IPD 2006).
KLASIFIKASI
 ITP AKUT
jika waktu terjadi kurang dari 6 bulan, Akut ITP sering
terjadi pada anak-anak.
ITP KRONIS
jika waktu terjadi lebih dari 6 bulan. kronik ITP sering
terjadi pada dewasa
TANDA DAN GEJALA

1. Manifestasi perdarahan (ekimosis mutipel, petekie,


epistaksis)
2. Binti-bintik merah pada kulit (terutama pada kaki)
3. Memar atau daerah kebiruan pada kulit atau
membran mukosa
4. Hematoma
5. Ada darah pada urin dan feses
6. Hidung mengeluarkan darah atau perdarahan pada
gusi
PATOFISIOLOGI

Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan


autoantibody terhadap gliko protein yg terdpt pada
membran trombosit. Penghancuran terjadi terhadap
trombosit yang diselimuti antibody, hal tersebut
dilakukan oleh makrofag yg terdapat pada limpa dan
organ retikulo endotelial lainnya.
• Megakariosit pada sumsum tulang bisa normal atau
meningkat pada ITP. Sedangkan kadar tromboprotein
dalam plasma yang merupakan progenitor proliferasi
dan maturasi dari trombosit mengalami penurunan
yg berarti, terutama pada ITP Kronis.
ETIOLOGI

 Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti,


mekanisme yang terjadi melalui pembentukan antibodi
yang menyerang sel trombosit mati.
 Penyakit ini diduga melibatkan reaksi automun, dimana
tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang
trombositnya sendiri.
 Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh
yang sehat terhadap bakteri atau virus yg masuk ke
dalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya
bahkan menyerang sel2 keping darah tubuhnya sendiri.
 ITP kemungkinan juga disebabkan oleh
hipersplenisme, infeksi virus, intoksikasi makanan
atau obat atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi,
panas), kekurangan factor pematangan (misalnya
malnutrisi), koagulasi intravascular diseminata,
autoimun.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah rutin


2. Gambaran sumsum tulang
3. Pemeriksaan sumsum tulang
4. Pemeriksaan Imunologi
PENATALAKSANAAN

1. ITP AKUT
 Tanpa pengobatan, karena dapat sembuh secara
spontan
 Pada keadaan yang berat dapat diberikan
kortikosteroid (prednison) peroral dengan atau
tanpa transfusi darah
 Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan belum
terlihat tanda kenaikan jumla trombosit, dapat
dianjurkan pemberian kortikosteroid karena baisanya
perjalanan penyakit sudah menjurus ITP menahun.
 Bila keadaan sangat gawat (perdarahan otak)
hendaknya diberikan tranfusi suspensi trombosit.
2. ITP MENAHUN
 Diberikan kortikosteroid selama 6 bulan
 Splenekotomi dianjurkan bila tidak diperoleh hasil
dengan penambahan obat imunosupresif selama 2 -
3 bulan.
 Kasus ini seperti dianggap telah resisten terhadap
prednison dan obat imunosupresif, sebagai akibat
produks antibodi terhadap trombosit yang
berlebihan oleh limpa. Splenektomi seharusnya
dikerjakan dalam waktu 1 tahun sejak permulaan
timbulnya penyakit.
KOMPLIKASI

1. Perdarahan intrakranial
2. Kehilangan darah yang luar biasa dari saluran
pencernaan
3. Efek samping dari kortikosteroid infeksi
pneumococal. Infeksi ini biasanya didapat setelah
pasien mendapat terapi splenektomi. Umumnya
akan mengalami demam sekitar 38,8 C.
PENCEGAHAN

1. Idiopatik Trombositopeni Purpura (ITP) tdk dapat di


cegah, tetapi dapat dicegah komplikasinya.
2. Menghindari obat-obatan seperti aspirin atau
ibuprofen yang dapat mempengaruhi platelet dan
meningkatkan risiko pendarahan.
3. Lindungi dari luka yg dapat menyebabkan memar
atau pendarahan. Lakukan terapi yg benar untuk
infeksi yang mungkin dapat berkembang.
4. Konsultasi ke dokter jika ada beberapa gejala
infeksi, seperti demam.
TERAPI

1. Prednison
2. Imunoglobulin Intravena
3. Streoid dosis tinggi
4. Metiprednisolon
5. Anti-D iv
6. Danazol
PENGKAJIAN

1. Asal Keturunan/Kewarganegaraan
2. Umur
3. Riwayat Kesehatan Anak
4. Pertumbuhan dan Perkembangan
5. Pola Makan
6. Pola Aktifitas
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
8. Data keadaan fisik anak Thalasemia
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan perfusi jaringan B/d penurunan


komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman O2 ke sel.
2. Intoleransi aktifitas B/d ketidakseimbangan antara
suplai O2 dan kebutuhan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B/d
kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan
mencerna makanan/absorsi nutrien yang diperlukan
untuk pembentukan sel darah merah normal.
4. Resiko terjadi kerusakan integritas kulit B/d sirkulasi
dan neurologis
5. Resiko infeksi B/d Pertahanan sekunder tdk
adekuat, penurunan Hb, leukopenia atau
penurunan granulosit.

Anda mungkin juga menyukai