Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGUE HEMORHAGIK
FEVER

Edy Santoso
1
Pendahuluan
Dengue Haemorragic Faver (DHF) atau Demam Berdarah
Dengue (DBD).

Adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
virus dengue yang termasuk golongan Arthtropod Boon
Virus Grup B yang ditularkan oleh nyamuk aedes
aegypti.

“THE SECONDARY INFECTION”
DHF terjadi jika seseorang telah mendapat infeksi virus
dengue pertama  mendapat infeksi berulang dengan
tipe virus berlainan dalam jangka waktu tertentu.

2
3
4
5
6
Seorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan
sumber penularan DBD, virus ini berada dalam darah selama 4 – 7 hari. Bila
penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut
terisap masuk kedalam lambung nyamuk, selanjutnya virus akan
memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di
dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita
nyamuk tersebut siap menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap
berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya dan menjadi penular (Infektif).

7
Penularan
DBD pada umumnya menyerang anak-anak ≤ 15 Tahun, tetapi dalam
dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan proporsi pada
dewasa. Biasanya nyamuk Aedes Aegypti betina mencari mangsa pada
siang hari. Aktifitas menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari
dengan 2 puncak aktifitas antara pukul 09.00 – 10.00 dan pukul 16.00 –
17.00.

8
9
10
Patofisiologi

11
Manifestasi Klinis
1. Demam mendadak disertai gejala klinik yang tidak spesifik
: anoreksia, nyeri punggung, nyeri perut (karena
pembesaran hati), nyeri sendi, nyeri kepala. Demam
terjadi 2 - 7 hari.
2. Manifestasi perdarahan muncul pada hari ke 2 atau ke 3.
- Uji torniqet (+).
- Petechie.
- Epitaksis, perdarahan gusi.
- Hematemesis, melena.
3. Hepatomegali.
4. Trombocytopeni  nilai trombosit < 100.000/mm
5. Kenaikan nilai hematrokit 20%.
12
Manifestasi Klinis

6. Manifestasi lain : nyeri epigastrium dan muntah.


7. Renjatan  berat (DSS).
- nadi lemah dan cepat.
- TD menurun.
- Kulit teraba dingin dan lembab ujung hidung,
jari tangan dan kaki
- Gelisah  kesadaran menurun.
- Sianosis disekitar mulut.
- Oliguri sampai anuri.
13
Derajat DHF
Ada 4 bagian yaitu :
1. Derajat Ringan : Demam mendadak 2 - 7 hari dengan
gejala klinis lain dan manifestasi perdarahan jaringan,
Test Torniquet (+).
2. Derajat Sedang : Lebih berat dari golongan 1, gejala
perdarahan kulit, manifestasi perdarahan lain
(perdarahan gusi, epitaksis, hematemisis, melena).
3. Derajat Berat: Pasien mengalami renjatan dengan
kegagalan sirkulasi, nadi cepat dan lemah, tekanan
darah menurun, gelisah, kulit dingin.
4. Derajat sangat berat: Gejala tersebut diatas ditambah
renjatan yang dalam dengan tekanan darah tidak
teratur,nadi tidak teraba.
14
Komplikasi yang sering terjadi

 Ensepalopati.
 Demam tinggi.
 Gangguan kesadaran disertai atau
tanpa kejang.
 Disorientasi  Prognosanya buruk.
 Renjatan / Syok Hipovolemik

15
Asuhan keperawatan
1. Riwayat penyakit,
2. Pemeriksaan fisik.
- Tingkat kesadaran.
- TTV : suhu, nadi, RR, Td.
- Tes rumple leede.
- Palpasi nyeri tekan dan pembesaran hepar.
- Perdarahan : kulit, gusi, hematemisis, melena.
3. Pemeriksaan Penunjang :
- Laboratorium : Hb, Ht, Leukosit, trombosit.
- Foto Thorax.
4. Faktor psikososial dan perkembangan.
5. Tingkat pengetahuan klien dan keluarga. 16
Lingkup Masalah Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri.
3. Keterbatasan aktifitas.
4. Kecemasan anak dan orang tua.
5. Self care deficit.
6. Potensial terjadi syok

Jika terjadi syok :


1. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
17
Rencana Keperawatan
Dx: Hipovolemia b.d peningkatan permeabilitas dinding
pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya plasma
dari pembuluh darah.

Tujuan: Gangguan keseimbangan cairan dapat diatasi

Kriteria evaluasi:
 Turgor baik, rasa haus hilang, Tronbosit Normal(200.000 –
300.000/mm)
 TD 100/70 – 140/90 mmHg, Nadi 60 – 100x/Mt, Respirasi
16-24 x/mt, Produksi urine 30-50 cc/jam
18
Intervensi Keperawatan.
 Pada pasien tampak perdarahan/tanpa syok.
 Penggantian cairan  beri pasien minum sebanyak 1 ½ - 2 liter/24
jam.
 Indikasi pemasangan infus :
 Jika pasien muntah terus menerus.
 Hematokrit terus meningkat.
 Observasi tanda-tanda perdarahan dan tanda-tanda syok.
 Observasi tanda-tanda vital setiap jam.
 Kompres dingin sesuai suhu tubuh.
 Catat intake dan out-put.
 Periksa Hb, Ht, Lekosit, Tromb setiap 4 - 6 jam.

Pada Pasien dengan syok.


 Infus Rl/kg BB/jam.
 Pemberian O2 2liter/menit.
 Observasi tanda-tanda vital tiap 15 menit.
19
Jika syok belum teratas  Rawat diruang ICU
20
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Upaya pemberantasan demam berdarah.


Pemberantasan nyamuk aedesaegypti dilaksanakan terhadap nyamuk
dewasa atau jentiknya.

Cara Pemberantasan.
Nyamuk  dengan insektisida (fogging)

Jentik  Dengan PSN (pemberantasan sarang nyamuk)
 Kimia  abatisasi larvasida.
 Biologi : Memelihara ikan pemakan jentik.
 Fisik 3M : Menguras, Menutup dan Mengubur

21
22
1. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya
yang sejenis seminggu sekali.
2. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak.
3. Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah.
4. Menaburkan bubuk Larvasida.
5. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung air.
6. Memasang kawat kasa.
7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
8. Menggunakan kelambu.
9. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

23
Rample Leed Test (tourniquet test

Rumple leed test adalah salah satu cara yang paling mudah
dan cepat untuk menentukan apakah terkena demam
berdarah atau tidak. Rumple leed adalah pemeriksaan
bidang hematologi dengan melakukan pembendungan pada
bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostik
kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit

24
1. Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan pump sampai
tekanan 100 mmHg (jika tekanan sistolik pesakit < 100 mmHg, pump
sampai tekanan ditengah-tengah nilai sistolik dan diastolik).

2. Biarkan tekanan itu selama 10 menit

3. Lepas ikatan dan tunggu sampai tanda-tanda statis darah hilang


kembali. Statis darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan
yang telah diberi tekanan tadi kembali lagi seperti warna kulit
sebelum diikat atau menyerupai warna kulit pada lengan yang satu
lagi (yang tidak diikat).

4. Cari dan hitung jumlah petechiae yang timbul dalam lingkaran


bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti

25
Catatan:
 Jika ada > 10 petechiae dalam lingkaran bergaris
tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti test
Rumple Leede dikatakan positif. Seandainya dalam
lingkaran tersebut tidak ada petechiae, tetapi
terdapat petechiae pada distal yang lebih jauh
daripada itu, test Rumple Leede juga dikatakan positif.
 warna merah didekat bekas ikatan tensi mungkin bekas
jepitan, tidak ikut diikut sebagai petechiae
 pasien yg “tek” darahnya tdk diketahui, tensimeter
dapat dipakai pada “tek” 80 mmHg
 pasien tidak boleh diulang pada lengan yang sama
dalam waktu 1 minggu
26
Derajat Laporan
(-) = tidak didapatkan petechiae
(+1) = timbul beberapa petechiae dipermukaan pangkal lengan
(+2) = timbul banyak petechiae dipermukaan pangkal lengan
(+3) = timbul banyak petechiae diseluruh permukaan pangkal
lengan & telapak tangan muka & belakang
(+4) = banyak sekali petechiae diseluruh permukaan lengan,
telapak tangan & jari, muka & belakang

– Ukuran normal: negative atau jumlah petechiae tidak


lebih dari 10

27
Terima kasih

28

Anda mungkin juga menyukai