Anda di halaman 1dari 26

DEMAM BERDARAH

DENGUE (DBD)

Ns. Vara Al Kautsarina, S.Kep


PENDAHULUAN
 Penyakit DBD merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di indonesia yang
jumlah penderita cenderung meningkat dan
penyebarannya luas
 Di Indonesia penyakit DBD masih banyak
daerah yang endemik
 Untuk membatasi penyebaran penyakit DBD
diperlukan pengasapan (fogging) secara
massal,abatisasi massal, serta penggerakan
pemberantasan sarang nyamuk (psn)
epidemiologi
 Dibanyak negara tropis, virus dengue sangat
endemik
 DiIndonesia kasus DBD pertama kali terjadi di
Surabaya pada tahun 1968
Etiologi dan Penularan
 Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue
 Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk
Aedes Aegypti (didaerah perkotaan) dan
Aedes Albopictus didaerah pedesaan
 Ciri:
 Sayap dan badannya belang-belang atau
bergaris-garis putih
 Berkembangbiak di air jernih yang tidak
beralaskan tanah spt bak mandi, wc dan
tempayan, drum dan barang-barang yang
menampung air seperti kaleng
 Jarak terbang ± 100 m
 Nyamuk betina bersifat multiple biters
(menggigit beberapa orang karena sebelum
nyamuk tersebut kenyang sudah berpindah
tempat)
 Tahan dalam suhu panas dan kelembaban
tinggi
 Nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD adalah
nyamuk yang menjadi terinfeksi saat menggigit
manusia yang sedang sakit dan viremia (terdapat
virus dalam darahnya)
 Virus berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10
hari terutama dalam kelenjar air liur nyamuk.
 Dalam tubuh manusia virus ini akan berkembang
selama 4-6 hari dan orang tsb akan mengalami sakit
demam berdarah dengue
 Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh
manusia dan berada dalam darah selama satu minggu
 Orang yang didlm tubuhnya terdapat virus
dengue tidak semuanya akan sakit demam
berdarah dengue. Ada yang mengalami
demam ringan dan sembuh dengan sndirinya,
atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala
sakit.
 Tetapi semuanya merupakan pembawa virus
selama satu minggu, sehingga dapat
menularkan kepada orang lain di berbagai
wilayah yang ada nyamuk penularnya
 Sekali terinfeksi, nyamuk menjadi infektif
seumur hidupnya
Faktor yang menjadi morbiditas
dan mortalitas
 Imunitas pejamu
 Kepadatan populasi nyamuk
 Transmisi virus dengue
 Virulensi virus
 Keadaan geografis setempat
Faktor penyebaran kasus DBD
 Pertumbuhan padat
 Urbanisasi yang tidak terkontrol
 Transportasi
Patogenesis
 Infeksi virus terjadi melalui gigitan nyamuk,
virus memasuki aliran darah manusia, utk
kemudian bereplikasi (memperbanyak diri).
Sebagai perlawanan, tubuh akan membentuk
antibodi selanjutnya akan terbentuk kompleks
virus antibodi dengan virus yang berfungsi
sebagai antigennya
 Komplek antigen antibodi akan melepaskan
zat-zat yang merusak sel-sel pembuluh darah,
yang disebut dengan proses autoimun
patogenesis
 Proses tsb menyebabkan permeabilitas kapiler
meningkat yang salah satunya ditunjukkan
dengan bocornya sel-sel darah, antara lain
trombosit dan eritrosit .
 Akibatnya tubuh akan mengalami perdrahan
mulai dari bercak sampai perdarahan hebat
pada kulit, saluran pencernaan (muntah darah,
bercak darah), saluran pernapasan (mimisan
batuk darah, dan organ vital (jantung, hati,
ginjal) yang saling mengakibatkan kematian
Gejala dan Tanda
 Demam selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas
 Manifestasi perdarahan dengan tes Rumpell Leede
(+) mulai dari petekie (+) sampai perdarahan
spontan spt mimisan, muntah darah atau berak
darah hitam
 Hasil pemeriksaan trombosit menurun (normal:
150.000-300.000 µl), hematokrit meningkat
(normal; pria dewasa: 40-54%, wanita dewasa:
38-46%, anak-anak: 30-40%)
 Akral dingin, gelisah, tidak sadar (Dengue shock
sindrome)
Kriteria diagnosis WHO, 1997
A. Kriteria klinis
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang

jelas berlangsung terus menerus selama 2-7 hari


Terdapat menifestasi perdarahan

Pembesaran hati

Syok

B. Kriteria Laboratoris
1.Trombositopenia (< 100.000/mm3)

2.Hemokonsentrasi (Ht meningkat > 20 %)


 Seorang pasien dinyatakan menderita penyakit
DBD bila terdapat minimal 2 gejala klinis
yang positif dan 1 hasil laboratorium yang
positif. Bila gejala dan tanda tsb kurang dari
ketentuan diatas maka pasien dinyatakan
menderita demam dengue.
Pencegahan
 Menjaga kebersihan lingkungan rumah secara rutin, terutama tempat
penampungan air.
 Menggunakan obat nyamuk, baik itu obat nyamuk semprot, bakar, atau
elektrik, pada pagi dan sore hari.
 Mengoleskan losion antinyamuk.
 Memasang kasa nyamuk di setiap jendela atau ventilasi udara, agar nyamuk
tidak masuk ke dalam rumah.
 Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang ketika beraktivitas di
luar rumah.
 Tidak menggantung pakaian di dalam kamar, karena bisa menjadi tempat
bagi nyamuk untuk bersembunyi.
 Mendapatkan vaksin demam berdarah.
 Memberantas sarang nyamuk dan mencegah gigitan nyamuk masih
merupakan langkah utama untuk melindungi diri dari demam berdarah. Agar
lebih efektif, berkoordinasilah dengan pihak pengelola lingkungan untuk
melakukan fogging, guna memberantas nyamuk di area pemukiman tempat
tinggal.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu
makan menurun.3.
 Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh
tubuh, sakitpada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan
menurun.
 Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.
 Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan
melalui gigitan nyamuk aides aigepty.
 Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng
bekas, ban bekas,tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak
mandi jarang dibersihkan.
PENGKAJIAN PERSISTEM
1. Sistem Pernapasan
 Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal,
epistaksis, pergerakan dada simetris,perkusi sonor, pada
auskultasi terdengar ronchi, krakles.
2. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran

serta pada grade IV dapat trjadi DSS


3. Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,

trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi,


nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidungdan
jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak
dapat diukur.
4. Sistem pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada
epigastrik, pembesarn limpa,pembesaran hati, abdomen teregang,
penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saatmenelan, dapat
hematemesis, melena.
5. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan

mengungkapkan nyeri sat kencing,kencing berwarna merah.


6. Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I

terdapat positif pada uji tourniquet,terjadi pethike, pada grade


III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
2. Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
3.Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang
berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
4.Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak
adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
5.Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan
factor-faktor pembekuan darah(trombositopeni).
6.Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi anak.
7.Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, efek
prosedur, dan perawatan anggota keluarga yang sakit berhubungan
dengan kurang terpajan/mengingat informasi.
Intervensi dx. Keperawatan 1
 Tujuan :
1. Suhu tubuh normal, Kriteria :Suhu tubuh antara 36-37
2. Nyeri otot hilang
Intervensi :
 Kaji suhu tubuh pasien. Rasional : mengetahui peningkatan

suhu tubuh, memudahkan intervensi


 Beri kompres air hangat. Rasional : mengurangi panas dengan

pemindahan panas secara konduksi. Air hangat mengontrol


pemindahan panas secara perlahan tanpa menyebabkan
hipotermi atau menggigil.
 Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000

cc/hari (sesuai toleransi). Rasional :Untuk mengganti cairan


tubuh yang hilang akibat evaporasi.
Intervensi dx. Keperawatan 1
 Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan
mudah menyerap keringat. Rasional: Memberikan rasa
nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan
tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
 Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan
darah) tiap 3 jam sekali atau sesuai indikasi. Rasional :
Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital
merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
 Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat
sesuai program. Rasional :Pemberian cairan sangat penting
bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnya
untuk menurunkan panas tubuh pasien.
Intervensi dx kep.2
 Tujuan :
Tidak terjadi defisit voume cairan
 Kriteria :

1. Input dan output seimbang


2.Vital sign dalam batas normal
3.Tidak ada tanda presyok
4.Akral hangat
5. Capilarry refill < 2 detik
Intervensi dx. Kep. 2
 Awasi vital sign tiap 3 jam/sesuai indikasi. Rasional : Vital
sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
 Observasi capillary Refill. Rasional : Indikasi keadekuatan
sirkulasi perifer
 Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi,
BJ Rasional : Penurunan haluaranurine pekat dengan
peningkatan BJ diduga dehidrasi.
 Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi ).
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh peroral
 Kolaborasi : Pemberian cairan intravena. Rasional : Dapat
meningkatkan jumlah cairan tubuh,untuk mencegah terjadinya
hipovolemic syok
Intervensi dx. Kep. 3
 Tujuan: Tidak terjadi syok hipovolemik
 Kriteria: Tanda vital dalam batas normal
 Intervensi :
 Monitor keadaan umum pasien. Rasional ; Untuk
memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama
saat terjadi perdarahan. Perawat segera mengetahui
tanda-tanda presyok /syok.
 Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih.
Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital
sign untuk memastikan tidak terjadi presyok / syok.
Intervensi dx. Kep 3
 Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan,
dan segera laporkan jika terjadi perdarahan.
Rasional : Dengan melibatkan pasien dan keluarga
maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui
dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera
diberikan.
 Kolaborasi : Pemberian cairan intravena. Rasional :
Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi
kehilangan cairan tubuh secara hebat.
 Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombosit.
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran
pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan
melakukan tindakan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai