LATAR
Anak pada masa usia prasekolah disebut sebagai masa yang sangat aktif seiring
dengan masa perkembangan otot yang sedang tumbuh dan peningkatan aktivitas
rmai nya.
Para ahli menggolongkan usia balita pada usia prasekolah sebagai tahapan pe k bangan
anak yang cukup rentan terhadap berbagai serangan penyakit dan penyakit yang sering
dijumpai adalah penyakit infeksi (Wowor et al. 2017).
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh satu dari
4
virus dengue berbeda dan ditularkan melalui nyamuk terutama Aedes aegypti dan Aedes
albopictus yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis di antaranya kepulauan di
Indonesia hingga bagian utara Australia. Menurut data (WHO 2016) Penyakit demam
berdarah dengue pertama kali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di
Filipina, selanjutnya menyebar keberbagai negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara
yang mengalami wabah DHF, namun sekarang DHF menjadi penyakit endemik pada lebih
dari 100 negara
Pengertian
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan Demam
Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). DHF adalah infeksi
arbovirus( arthropoda-borne virus) akut, ditularkan oleh nyamuk spesies
Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 ) Dari beberapa pengertian di atas penulis
menyimpulkan bahwa DHF merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan melalui gigita nyamuk Aedes Aegypti, biasanya
menyerang anak di bawah usia 15 tahun dan dapat menimbulkan kematian.
Klasifikasi
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu (Nurarif &
Kusuma 2015) :
a. Derajat I yaitu demam disertai gejala klinik khas dan satu-
satunya manifestasi perdarahan dalam uji tourniquet positif,
trombositopenia, himokonsentrasi.
b. Derajat II yaitu seperti derajat I, disertai dengan perdarahan
spontan pada kulit atau perdarahan di tempat lain.
c. Derajat III yaitu ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai
oleh nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun (20 mmHg
atau kurang) atau hipotensi disertai dengan sianosis disekitar
mulut, kulit dingin dan lembab dan anak tampak gelisah.
d. Derajat IV yaitu syok berat, nadi tidak teraba dan
tekanan darah tidak teratur.
ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong arbovirus yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus ( IKAFKUI,
2005: 607). Penyakit DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan disebarkan oleh nyamuk terutama spesies nyamuk Aedes
aegypti.Nyamuk penular dengue tersebut hampir ditemukan di seluruh pelosok
Indonesia (Rahayu & Budi, 2017). Penyebab penyakit adalah virus dengue
kelompok Arbovirus B, yaitu arthropod-bornevirus atau virus yang disebabkan
oleh artropoda.Virus ini termasuk genus Flavivirus dan family Flaviviridae. Ada 4
serotipe virus yaitu :
1. Dengue 1 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
2. Dengue 2 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
3. Dengue 3 diisolasi oleh Sather.
4. Dengue 4 diisolasi oleh Sather.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Aziz Alimul (2006:123) manifestasi Klinik DHF sangat
bervariasi yaitu:
1. Demam, penyakit ini didahului oleh demam yang tinggi atau panas mendadak
berlangsung 3-8 hari kemudian turun secara cepat.
2. Ruam biasannya 5-12 jam sebelum naiknya suhu pertama kali, dan berlangsung
selama 3-4 hari.
3. Pembesaran hati yang terjadi pada permulaan demam (sudah dapat diraba
sejak permulaan sakit).
4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun
(menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik
menurun sampai 80mmHg atau kurang) disertai kulit yang terasa dingin dan
lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki.
PATOFISIOLOGI
Fenomena patologis utama yang menentukan berat penyakit DHF adalah
meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah (kapiler), yang
mengakibatkan terjadinya perembesan atau kebocoran plasma, peningkatan
permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma
yang otomatis jumlah trombosit berkurang (trombositopenia), terjadinya
hipotensi (tekanan darah rendah) yang dikarenakan kekurangan haemoglobin,
plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai dari permulaan masa
demam dan mencapai puncaknya pada masa terjadinya hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit > 20 %) bersamaan dengan menghilangnya plasma
melalui endotel dinding pembuluh darah. Meningginya nilai hematokrit
menimbulkan dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai akibat kebocoran plasma
ke daerah ekstra vaskular melalui kapiler yang rusak. (Sri rejeki H.
Hadinegoro, 2001)
PATHWAY
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah lengkap
a) Hemoglobin meningkat, apalagi telat terjadi perdarahan yang banyak dan
hebat Hb menurun. Nilai normal Hb : 10-16 gr/dL
b) Hematokrit dapat meningkatkan mencapai 20% dikarenakan darah
mengental dan terjadi kebocoran plasma. Nilai normal pada laki: 40-
54%
Nilai normal pada perempuan : 35-47%
c) Trombosit biasanya menurun secara tiba-tiba yang nantinya
mengakibatkan trombositopenia kurang dari 100.000/mm3. Nilai normal :
200.000-400.000/ml
d) Leukosit menjalani penurunan yang dibawah normal. Nilai normal :
5.000-10.000/mm3
Lanjutan...
2) Pemeriksaan analisa gas darah, diperiksa :
a) Urin dan pH darah yang dapat meningkat Nilai normal :
7.35-7.45
b) Dalam keadaan lanjut terjadi asidosis metabolik
mengakibatkan pCO2 menurun dari normal 35-40 mmHg)
dan
HCO3 rendah.
c) SGOT/SGPT : dapat bertambah meningkat.
d) Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali
(setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukkan
tanda
perbaikan)
Penatalaksanaan