Oleh :
NAMA : NURAIRINNE
NIM : 192303101150
I. KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau
tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Resti, 2014)
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain
yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara
efidemik. (PADILA, 2012)
Dengue haemorhagic fever (DHF) merupakan penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue. DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes spp,
aedes aegypti, dan aedes albopictus merupakan vektor utama penyakit DHF. Penyakit
DHF dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.
Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Dinkes,
2015).
B. ETIOLOGI
Penyakit DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
disebarkan oleh nyamuk terutama spesies nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk penular
dengue tersebut hampir ditemukan di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang
ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (Rahayu & Budi, 2017).
Penyebab penyakit adalah virus dengue kelompok Arbovirus B, yaitu arthropod-
bornevirus atau virus yang disebabkan oleh artropoda. Virus ini termasuk genus
Flavivirus dan family Flaviviridae. Sampai saat ini dikenal ada 4 serotipe virus yaitu :
1. Dengue 1 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
2. Dengue 2 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
3. Dengue 3 diisolasi oleh Sather.
4. Dengue 4 diisolasi oleh Sather.
Keempat virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan yang
terbanyak adalah tipe 2 dan tipe 3. Penelitian di Indoneisa menunjukkan Dengue tipe 3
merupakan serotipe virus yang dominan menyebabkan kasus DHF yang berat
(Masriadi, 2017). Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibody terhadap
serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap serotipe lain
sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain (Wijaya, 2013).
gejala seperti :
b. Mual muntah
c. Manifestasi perdarahan :
cubiti.
Klasifikasi :
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan hematokrit (Ht) : ada kenaikan bisa sampai 20%, normal: pria
b. Uji torniquit: caranya diukur tekanan darah kemudian diklem antara tekanan
systole dan diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5 menit untuk anak-
anak. Positif ada butir-butir merah (petechie) kurang 20 pada diameter 2,5
inchi.
c. Tes serologi (darah filter) : ini diambil sebanyak 3 kali dengan memakai
kertas saring (filter paper) yang pertama diambil pada waktu pasien masuk
rumah sakit, kedua diambil pada waktu akan pulang dan ketiga diambil 1-3
mg setelah pengambilan yang kedua. Kertas ini disimpan pada suhu kamar
jaringan untuk penderita yang hidup melalui biopsy sedang untuk penderita
E. PENATALAKSANAAN
Penderita DHF memerlukan perawatan yang serius dan bisa berakibat fatal atau
kematian jika terlambat diatasi. Oleh karena itu seharusnya penderita dirawat di RS
terutama penderita DHF derajat II, III, IV penderita sebaiknya dipisahkan dari pasien
penyakit lain dan dirungan yang bebas nyamuk (berkelambu)
Pada dasarnya penatalaksanaan pasien dengan DHF bersifat simptomatik dan
suportif diantaranya :
1. Tirah baring yaitu klien tidak melakukan aktivitas seperti biasanya, aktivitas
terbatas
2. Diet makanan lunak
3. Berikan minum yang banyak 2 liter perhari dapat berupa susu, teh manis, syrup
4. Pemberian cairan intravena
Dengan indikasi : pasien sering muntah
Haematokrit terus meningkat
5. Pemberian antipiretik sebaiknya dari golongan antipiretik dan kompres dingin
6. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam, jika KU memburuk observasi ketat per jam
7. Pemberian Antibiotik bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder (kolaborasi
dengan dokter)
8. Pemeriksaan HB, HT dan trombosit setiap hari
F. KOMPLIKASI
a. Ensefalopati Dengue
berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang
b. Udema paru
Udem paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat pemberian
cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga sampai kelima
sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan udem paru
oleh karena perembesan plasma masih terjadi. Tetapi pada saat terjadi
disertai sembab pada kelopak mata, dan ditunjang dengan gambaran udem
a. Dehidrasi
b. Pendarahan
d. Hipotensi
e. Bradikardi
f. Kerusakan hati
G. PATOFISIOLOGI
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia.
Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus
dinding pembuluh darah yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari
intravascular ke intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia
dapat terjadi akibat dari, penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari
Pathway DHF
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. identitas
2. keluhan utama
6. Eliminasi (diare)
7. Nutrisi (anoreksia, haus, sakit saat menelan Mual,muntah Perubahan berat badan
akhir-akhir (meningkat/turun))
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Batasan karakteristik
1. Kulit memerah
3. Kejang
5. Takikardia
6. takipnue
rentang normal 36,80C - 37,50C, Tekanan darah 120/80 mmHg, Respirasi 16-
pasien.
2. Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam, rasionalnya
5. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal, rasionalnya
dinding plasma
2. batasan karakteristik
E. PLANING/RENCANAN KEPERAWATAN
Turgor kulit baik, Haluaran urin tepat secara individu, Kadar elektrolit dalam
batas normal
dari dehidrasi.
3) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa,
2. Puji, C., Wati, S. E., & Aizah, S. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
YANG MENGALAMI DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF).(STUDI
LITERATUR) (Doctoral dissertation, Universitas Nusantara PGRI Kediri).
3. DARYANI, SHINTA INTAN DESKY, Siti Arifah, and S. Kp. Upaya pencegahan
terjadinya perdarahan dan syok pada pasien dhf di rsud pandan arang boyolali.
Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016.
5. Ishak, Nuning Irnawulan, and Kasman Kasman. "The effect of climate factors for dengue
hemorrhagic fever in Banjarmasin City, South Kalimantan Province, Indonesia, 2012-
2016." Public Health of Indonesia 4.3 (2018): 121-128.