BAB 1
PENDAHULUAN
infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk basil yang dikenal dengan nama
udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei/percik renik). Infeksi akan
yang infeksius. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak
jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru dan bisa juga
tingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus TB paru dengan 3,2 juta kasus
juta(12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang (140.000 orang adalah
190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB paru, diperkirakan 1 juta kasus TB
seperempat juta kasus baru dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap
dengan kasus baru setiap tahun mencapai 460.000 kasus. Dengan demikian,
total kasus hingga 2016 mencapai sekitar 800.000-900.000 kasus dan angka
orang lain terutama pada keluarga yang tinggal serumah, dan dapat
menyebabkan kematian.
jumlah penderita tuberkolosis paru sebanyak 429 orang atau sebesar 12,99 %
dari jumlah penderita tuberkolosis paru di Propinsi Riau dan di wilayah kerja
dalam paru-paru, maka bakteri ini akan berkembang biak dengan cepat
apalagi yang mempunyai daya tahan tubuh yang rendah. Apabila sudah
tulang, kelenjar getah bening, dan biasanya yang paling sering terserang yaitu
paru-paru.
batang dan bersifat seperti tahan asam sehingga dikenal sebagai BTA (Basil
Tahan Asam) yang merupakan faktor utama penyakit TBC. Selain dari
bakteri tersebut, faktor yang lain yang menjadi penyebab penyakit TBC
regimen pengobatan yang kompleks, dimana waktu terapi yang lama menjadi
dalam terjadinya kasus resistensi obat atau disebut MDR-TB (Munro et al.,
pengobatan, faktor terkait pasien, faktor terkait tenaga medis, dan faktor
tercipta keluarga yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu
meninggal dunia, dan 5 orang yang tersisa 4 orang diantaranya sembuh dan 1
Siak”
6
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam studi kasus ini adalah
2. Tujuan khusus:
1. Bagi Penulis
tuberkulosis paru.
2. Bagi Puskesmas
tuberkulosis paru.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
melalui udara (Niluh Gede Yasmin Asih .2004. Choerudin. 2011). Dimana
tuberculosis merupakan penyakit infeksi kronik yang sudah lama dikenal pada
Somantri. 2009).
2. Etiologi
tuberculosis. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lipid. Lipid inilah yang
membuat kuman menjadi tahan terhadap asam dan lebih tanan terhadap
gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup pada udara
kering/dingin. Atau dapat bertahan bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini
terjadi karena kuman berada dalam sifat dorman, dari sifat dorman ini
kuman dapat bangkit kembali dan menjadi tuberculosis aktif lagi. Sifat lain
kuman adalah aerob, sifat ini menunjukan bahwa kuman ini lebih
tekanan apical paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian
penyakit ini melalui inhalasi (droplet atau luka dikulit dan saluran
9
pencernaan). Faktor
3. Patofisiologi
dan dahaknya sembarangan dengan cara dibatukkan atau dibersinkan keluar. Dalam
dahak dan ludah ada basil TBC-nya, sehingga basil ini mengering lalu diterbangkan
angin kemana-mana. Kuman terbawa angin dan jatuh ke tanah maupun lantai
rumah yang kemudian terhirup oleh manusia melalui paru-paru dan bersarang serta
Ketika seorang pasien dengan tuberkulosis paru batuk, bersin atau berbicara
maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuclei dan jatuh ke tanah, lantai
atau tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang
terhirup orang sehat, maka orang itu berpotensi terkena infeksi bakteri
tuberkulosis dan focus ini disebut fokus primer atau lesi primer atau fokus
Ghon. Reaksi ini juga terjadi pada jaringan limfe regional, yang bersama
dengan fokus primer disebut sebagai kompleks primer. Dalam waktu 3-6
minggu, orang yang baru terkena infeksi akan menjadi sensitive terhadap
protein yang dibuat bakteri tuberkulosis dan bereaksi positif terhadap tes
Tuberkulosis milier.
Aliran vena pulmonalis yang melewati lesi paru dapat membawa atau
ini dapat mencapai berbagai organ melalui aliran darah yaitu tulang,
Jika pertahanan tubuh (inang) kuat, maka infeksi primer tidak dapat
biak lebih lanjut dan menjadi dorman atau tidur. Ketika suatu saat kondisi
yang dorman dapat aktif kembali. Inilah yang disebut reaktivasi infeksi
primer atau infeksi pasca primer. Infeksi ini dapat terjadi bertahun-tahun
setelah infeksi primer terjadi. Selain itu, infeksi pasca primer juga dapat
11
baru), bukan bakteri dorman yang aktif kembali. Biasanya organ paru
4. Manifestasi klinis
terjadi pada siang hari, berkeringat pada waktu malam dan ansietas umum
sering tampak, dyspnea, nyeri dada dan Hemoptisis juga temuan yang
sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderita dengan berat ringannya
infeksi kuman TBC yang masuk. Batuk terjadi karena adanya infeksi pada
pada bronkus, sifat batuk dimulai dari batuk kering, kemudian setelah timbul
lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
setengah bagian paru. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai
ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang, nyeri otot,
keringat malam.
primer, selain itu juga bisa menyebar melalui hematogen ke jaringan tubuh
5. Pemeriksaan Penunjang
tuberkulosis adalah:
c. Tes mantoux/tuberkulin
tuberkulosis.
1) Bayangan lesi terletak dilapangan paru atas atau segment apikal lobus
bawah
5) Adanya klasifikasi
7) Bayangan millie
13
6. Penatalaksanaan medis
hidup
selanjutnya
d. Menurunkan penularan TB
2. Prinsip Pengobatan TB
paling efisien untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB.
resistensi.
3. Tahapan Pengobatan TB :
kuman yang ada dalam tubuh pasien dan menimalisir pengaruh dari
minggu.
penting untuk membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam
Tabel. 1
Tabel. 2
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah
Pasien kambuh;
sebelumnya;
up )
16
Tabel. 3
Tabel. 4
Etambutol Jumla
Kablet h
Tablet
Rifampisin Tablet Tablet Tablet Streptom hari/k
Tahap Lama Isoniazid
Pirazinamid @ 250 @ isin ali
Pengobatan Pengobatan @ 300
@ 450 mgr @ 500 mgr Injeksi menel
mgr mgr 400
an
mgr obat
Tahap
awal
(dosis 2 bulan 1 1 3 3 - 0,75 gr 56
harian) 1 bulan 1 1 3 3 - - 28
Tahap
Lanjutan
5 bulan 2 1 - 1 2 - 60
(dosis 3x
seminggu)
17
7. Pathway
Udara Tercemar
Mycrobacterium dihirup induvidu rentan kurang informasi
Tuberculose
masuk paru Kurang pengetahuan
penyebaran klasifikasi
hematogen
limfogen Ketidakefektisan
bersihan jalan napas
Resti penyebaran
infeksi pada diri
Perubahan nutrisi Sendiri
kurang dari
kebutuhan tubuh
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga.(Sayekti 1994).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yang bercerai atau
kehilangan pasangannya.
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
19
h) Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay
Karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu
kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002)
1) Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada
penderita.
3) Fungsi Reproduksi
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.
4) Fungsi Ekonomi
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
pencegahan TBC
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat, disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat
(Padila, 2012)
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
head to too dan telaahan data sekunder seperti hasil laboratorium, hasil
1) Data Umum
d) .Pendidikan
(Padila,2012)
keluarga(Padila,2012)
25
g) Tipe keluarga
h) Suku bangsa
i) Agama
keluarga inti.
3) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik rumah
mempengaruhi kesehatan.
4) Struktur Keluarga
d) Struktur peran
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang
(Friedman, 1998).
b) Fungsi sosialisasi
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Hal yang perlu dikaji sejauh
28
keluarga adalah :
masalah keseahatan?
ada?
yang diperlukan?
yang dimiliki?
pemeliharaan lingkungan?
30
sanitasi?
pencegahan penyakit?
dan sanitasi?
kesehatan?
keluarga?
4) Fungsi reproduksi
adalah :
31
keluarga?
5) Fungsi Ekonomi
adalah :
keluarga?
permasalahan/stress.
permasalahan/stress.
7) Pemeriksaan fisik
8) Harapan keluarga
2. Diagnosa keperawatan
Menurut APD Salvari, (2013) Diagnosa keperawatan adalah
kesehatan.
keperawatan keluarga :
33
sebagainya.
menggunakan etiologi.
keperawatan :
Tabel, 5
Prioritas diagnosa keperawatan
Keterangan :
2). Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
keperawatan keluarga.
35
keluarga diantaranya.
keluarga diantaranya:
2) Rencana yang baik harus realitis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
keluarga.
berguna untuk perawatan juga akan berguna bagi anggota tim kesehatan
keluarga.
keluarga:
paru.
baik adalah spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan ada
kesehatan.
ada.
masalah.
dilakukan dengan:
melakukan tindakan.
psikososial.
pengetahuan yang luas dan tepat tentang sumber daya yang ada
evaluasi:
5. Pelaksanaan keperawatan
Menurut Harmoko (2012), pelaksanaan merupakan salah satu
melakukan perawatan.
seoptimal mungkin.
informasi,tetap keliru.
5) Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau social
upaya keperawatan.
6. Evaluasi keperawatan
melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu
tersebut
SOAP.
sistem penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau
laporan ringkasan.
42
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
1. Data Umum
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Pendidikan : SLTP
e. Umur : 48 Tahun
f. Komposisi keluarga :
Tabel. 3.1
Komposisi Keluarga
a. Genogram
Keterangan :
: Laki- laki
: Meninggal
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal Serumah
b. Tipe keluarga
Tn. J dan Ny.L berasal dari suku Batak. Bahasa yang digunakan sehari-
d. Agama
agama kristen.
e. Pendapatan keluarga.
bisa 150.000, dan setiap hari minggu Tn. J libur karena beribadah ke
Aktifitas yang biasa dilakukan oleh Tn. J yaitu menonton Tv bersama istri
tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini tergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang
dahak hijau dan kadang bercampur darah, batuk sering timbul terutama
pada malam hari, kadang merasa sesak dan nyeri pada daerah dada, nafsu
makan kurang dan badan sering terasa lemas, sering berkeringat ditengah
malam.
45
3. Pengajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Tn. J adalah tipe rumah semi permanen tidak terlalu
tinggi, ukuran rumah dengan luas ± 6 m x 12 m², lantai semen, terdiri dari
ruang tamu, 3 kamar tidur ,ruang dapur, kamar mandi dan WC. Rumah Tn.
interaksi sosial berjalan rukun dan baik. Jika terjadi masalah diselesaikan
dengan musyawarah.
Rumah Tn. J merupakan daerah perkampungan tidak jauh dari jalan raya
mudah dijangkau dengan sepeda motor dan mobil, Ny. L kalau membeli
sekitanya.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
c. Struktur Peran
perannya dengan baik. Ny. L berperan sebagai ibu rumah tangga yang
Keluarga Tn. J percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu
Tuhan yang maha kuasa, demikian juga dengan sehat dan sakit. Keluarga
juga percaya setiap sakit pasti ada obatnya, jika ada keluarga yang sakit
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
dideritanya, keluarga Tn. J selalu memberi dukungan satu sama lain dan
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Reproduksi
menambah anak lagi karena istri sudah berumur 48 tahun dan memakai
d. Fungsi Ekonomi
kekurangan.
tuberculosis paru.
anggota keluarga
Tn. J mengatakan merasa jenuh dengan makan obat setiap hari selama 6
bulan.
Tn. J merasakan ketakutan kalau makan obat tuberkulosis paru tidak sesuai
buruk lagi.
Keluarga berusaha agar tidak larut dalam menghadapi masalah yang ada
f. Keluarga Tn. J tidak pernah melakukan perilaku kasar atau kejam terhadap
7. Pemeriksaan Fisik
Tabel. 3.2
Pemeriksaan Fisik
Nama Anggota Keluarga
No Head To Toe
Tn. J Ny.L Nn. L Nn.H Nn.D Nn.Es An. R
1. Keadaan Compos Compos Compos Compos Compos Compos Compos
Umum mentis mentis mentis mentis mentis mentis mentis
2. Tanda-tanda TD: 110/80 TD:120/90 TD:120/80 TD: 110/70 TD: 110/80 TD: 100/60 TD: 120/80
vital N:80x/menit N:80x/menit N:82x/menit N:82x/menit N:86x/menit N:80x/menit N:80x/menit
S: 37ºC S: 36,4ºC S: 36ºC S: 36ºC S: 37ºC S: 37ºC S: 36,4ºC
P: 28 P:20x/menit P:18x/menit P: 18 x/menit P: 18x/menit P:20x/menit P: 20 x/menit
x/menit
7. Mulut Mulut bersih, Mulut bersih, Mulut bersih, Mulut bersih, Mulut bersih, Mulut Mulut bersih,
mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir bersih, mukosa bibir
lembab, lidah lembab, lidah lembab, lidah lembab, lidah lembab, lidah mukosa lembab, lidah
kotor, gigi bersih bersih bersih bersih bibir bersih
berlobang lembab,
lidah bersih
51
Berfungsi
11. Ekstermitas Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi
dengan
atas dan dengan baik, dengan dengan dengan dengan dengan
baik,tidak
bawah nampak baik,tidak ada baik,tidak baik,tidak baik,tidak baik,tidak
ada masalah
masalah ada masalah ada masalah ada masalah ada masalah
Tn. J lemah semua normal
terhadap semua normal semua normal semua semua
gerakan- normal normal
gerakan tetapi
kadang
merasa lelah
saat berjalan
8. Harapan Keluarga
Diharapakan petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan tentang kesehatan menyangkut penyakit yang diderita Tn. J
53
Analisa Data
Tabel.3.3
Analisa Data
2. Data Subjektif :
Tn. J mengatakan bahwa sering Kurangnya Resiko terjadinya
berkeringat malam hari, batuk pengetahuan penularan
berdahak dan kadang merasa sesak keluarga tentang penyakit pada
dan nyeri pada daerah dada merawat penyakit anggota keluarga
sebelum berobat ke Puskesmas, Tuberkulosis
saat ini hal tersebut sudah mulai paru.
berkurang sejak mengikuti program
pengobatan Tuberkulosis paru.
Data Objektif
Keadaan Umum Tn. J lemah dan
agak kurus,BB 45 kg , saat
dilakukan auskultasi terdengar
suara tambahan ronkhi (+), TD
110/80 mmhg, RR 24 x/menit dan
Suhu : 37 °C
54
Tuberkulosis paru.
Tabel 3.4
Perioritas Masalah
memerlukan pengobatan.
Mudah
dikarenakan kurang
keluarga.
kematian.
Total skore 5
56
dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia,
Tabel 3.5
Perioritas Masalah
kesehatan menular.
Mudah pengobatan.
untuk dicegah :
Tinggi
menonjol : memungkinkan
anggota keluarga.
Tuberkulosis paru.
Tabel 3.6
Perioritas Masalah
serumah.
Mudah
kesehatan.
Tabel 3.7
Perencanaan keperawatan
/aspirasi suction
dilakukan bila
pasien tak
mampu
mengeluarkan
sekret.
e. Membantu
mengencerkan
60
sekret sehingga
mudah
dikeluarkan.
f. Mencegah
pengeringan
membran
mukosa.
g. Menurunkan
kekentalan
sekret, lingkaran
ukuran lumen
trakeabronkial,
berguna jika
terjadi hipersimia
luas.
para-amino
salisik (PAS),
sikloserin,
streptomisin.
j. Monitor
sputum
BTA
66
Tabel. 3.8
Pelaksanaan keperawatan
dan gejala,cara
penularan
penyakit
tuberkulosis
paru.
A:
Pemeliharaaan
tidak efektif
berhubungan
dengan ketidak
tahuan keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
Tuberkulosis
paru teratasi
sebagian.
P:
Memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada keluarga
tentang penyakit
Tuberkulosis
paru
Selasa Resiko 1. Memberi konseling S:
7 Mei 2019 kesehatan tentang 1. Keluarga Tn.J
penularan pada
pencegahan dan khususnya Tn.J
anggota mengatakan
penularan TBC di
bahwa penyakit
keluarga yang rumah. Tuberkulosis
lain paru adalah
2. Memotivasi penyakit yang
berhubungan keluarga agar tetap disebabkan oleh
dengan mempertahankan infeksi kuman
pengetahuan yang Tuberkulosis
kurangnya didapat dan yang terjadi
pengetahuan berusaha agar diparu.
mengetahui lebih 2. Keluarga Tn.J
keluarga dalam tentang khususnya Tn.J
terhadap penyakit mengatakan
Tuberkulosis paru bahwa tanda dan
pencegahan dari petugas gejala penyakit
penularan kesehatan maupun Tuberkulosis
media informasi paru adalah batuk
Tuberkulosis lain. berdahak,berdara
paru. 3. Melakukan h kadang-kadang,
68
O:
1. Keluarga
tampak
mengemukaka
n pendapat
tentang
penyakit
Tuberkulosis
paru
2. Keluarga
tampak
menjawab
pertanyaan
tentang
penyakit
Tuberkulosis
paru yang
dialami Tn.J
dengan
jawaban yang
tepat.
A:
1. Pemeliharaan
69
tidak efektif
berhubungan
dengan
ketidak
tahuan
keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
tuberkulosis
paru teratasi
sebagian.
2. Ketidakefetifa
n bersihan
jalan nafas
pada Tn. J
berhubungan
dengan
ketidakmamp
uan keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
Tuberkulosis
paru teratasi.
P:
1. Memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada keluarga
tentang cara
mengambil
keputusan yang
tepat terhadap
penyakit
Tuberkulosis
paru.
2. Memberikan
pendidikan
kesehatan
keluarga tentang
cara merawat
anggota
keluarga yang
sakit
Tuberkulosis
paru
3. Memberikan
70
pendidikan
kesehatan
keluarga tentang
cara pencegahan
terhadap
penularan
penyakit
Tuberkulosis
paru dab cara
memodifikasi
lingkungan
yang sehat bagi
anggota
keluarga yang
sakit
Tuberkulosis
paru.
Rabu Ketidakmampua
8 Mei 2019
n keluarga
mengambil
keputusan
dalam merawat
anggota
keluarga yang
sakit
berhubungan
dengan
kurangnya
pengetahuan
tentang
perawatan
Tuberkulosis
paru.
71
72
BAB 4
A. HASIL
diwilayah kerja Puskesmas Kandis dengan keluarga binaan yang ditentukan oleh
Puskesmas beserta penulis. Keluarga binaan yang dianggap layak dan tentu bisa
Tuberkulosis paru.
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
adalah The nucler family (keluarga inti) terdari dari suami,istri,dan anak.
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap keluarga dengan anak
menurut Rab (2010) untuk tanda dan gejala TB paru adalah, batuk,sputum
e) Faktor pendukung
f) Faktor penghambat
berarti.
2. Diagnosa
atau masalah, etiologi atau penyebab, tanda dan gejala. Untuk menentukan
persepsi).
4. Implementasi
adalah tahap yang menentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan akan
BAB 5
5.1. KESIMPULAN
5.1.1. Pengkajian
kesehatan.
pasien dan keluarga pasien .pada kasus ini prioritas diagnosa keperawatan
Tuberkolosis paru”.
5.1.3. Intervensi
kesehatan .
5.1.4. Implementasi
5.1.5. Evaluasi
5.2. SARAN
dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi penulis selanjutnya dalam
secara maksimal.
anggota keluarga yang sedang sakit untuk minum obat secara teratur tidak
boleh putus dalam minum obat.dan dengan adanya studi kasus ini dapat